A TUJUAN
Menentukan macam atau jenis "apa" yang terkandung dalam zat atau komponen-
komponen bahan.
Dalam buku ini pembahasan hanya meliputi analisa konvensional dari zat-zat
anorganik.
B METODE
Walaupun banyak cara yang telah dikenal, misalnya cara Na 2S dari Vortmann yang
kemudian diperbaiki oleh Hafonsky dan Artman, cara fosfat dari Remy yang
kemudian dimodifikasi oleh Petersen, tetapi yang akan dibicarakan disini adalah:
C PEMBAGIAN
Sesuai dengan jumlah zat yang akan diperiksa Analisa Kualitatif dapat dibagi
menjadi:
1. Analisa makro : bila zat yang diperiksa berjumlah ± 0,5-1 gram, yang dilarutkan
sampai volume ± 20 mL.
2. Analisa semi mikro : bila zat yang diperiksa berjumlah ± 0,05-0,1 gram, yang
dilarutkan sampai ± 1 mL
3. Analisa Mikro : bila zat yang diperiksa berjumlah ± 0,01 gram atau kurang.
D SISTEMATIKA ANALISIS
2. Bentuk Hablur.
Bentuk hablur dilihat di bawah mikroskop.
Misalnya:
Gambar A : Diamin perak klorida (Ag(NH3)2 Cl): isotrop, oktaeder yang berindeks
bias tinggi, bila terkena cahaya warnanya menjadi gelap.
Gambar E : Kalsium Sulfat (CaSO4); jarum dan prisma monoklin dengan ujung
miring.
Bagi zat cair, bentuk Kristal didapat setelah zat tersebut diuapkan. Apabila
setelah penguapan tidak diperoleh sisa, maka zat tersebut kemungkinan hanya
mengandung H2O atau zat-zat yang mudah menguap, misalnya NH40H, H2O2,
HCl dan asam-asam lain.
3. Warna
4. Bau
Bau juga dapat memberikan petunjuk, misalnya : NH3, Cl2, H2S.
1. Zat yang bentuknya sama sekali berubah dengan tanpa disertai penguraian.
Misalnya:
Panas = kuning
Panas = coklat
Misalnya:
Panas = hitam
Panas = hitam
Panas = putih
a) Perubahan warna
b) Melumer
c) Menyublim
d) Keluar uap air
e) Keluar uap/gas
Kawat platina yang bermata kecil (ose) dan dibersihkan dengan meneelupkan ke
dalam HCl pekat dan dibakar pada nyala oksidasi dari pembakaran Bunsen.
Pekerjaan ini diulangi berkali-kali sampai warna nyala Bunsen tetap tak berwarna.
Bahan yang akan diperiksa dibasahi dengan HCl pekat dan kawat platina yang telah
bersih tadi dicelupkan ke dalam bahan yang akan diperiksa tersebut dan dipanaskan
pada nyala oksidasi, uap yang teljadi akan rnenyebabkan nyala api berwarna yang
menunjukkan karakteristik warna dari bahan yang diperiksa. Berikut adalah beberapa
contoh hasil dari reaksi nyala api.
Persenyawaan Na Kuning
Persenyawaan Li Merah
Persenvawaan Pb Biru-abu-abu
Persenvawaan Sn Biru-abu-abu
URUT-URUTAN MELARUTKAN SAMPEL / ZAT
8. Bila tidak larut dalam semua pelarut, gunakan endapan dari ekstrak soda
CATATAN:
Bila harus menggunakan HNO3 pekat atau aqua regia, panaskan sampai hampir
kering kemudian encerkan dengan aquadest
Golongan I 1. AgNO3
2. Hg2(NO3)2
3. Pb(CH3COO)2
2. Pb(CH3COO)2
3. Bi(NO3)3
4. CuSO4
5. Cd(CH3COO)2
2. SnCl2
3. SbCl3
2. Al2(SO4)3
3. CrCl3
4. MnCl2
Golongan IIIB 1. Co(NO3) 2
2. NiSO4
3. ZnSO4
Golongan IV 1. CaCl2
2. BaCl2
3. SrCl2
Golongan V 1. KCl
2. NH4Cl
3. NaCl
4. MgSO4
PROSEDUR PENDAHULUAN
1 Ag+
a. Lebih kurang 20 tetes larutan AgN03, tambahkan 3 tetes HCl encer endapan
putih (endapan lama-lama berubah menjadi abu-abu/hitam.)
3 Pb++
el dilarutkan (lihat urut-urutan melarutkan) tambahkan HCl encer sampai mengendap sempurna (endapan mungkin terdiri dari AgCl, Hg2Cl2
sentrifuge
sentrifuge
Tapisan (PbCl2)
Endapan (Hg2Cl2, AgCl) + CH3COONH4 + 2 tetes K2CrO4 Endapan kuning
+ NH4OH berlebih (Pb2+ positif)
sentrifuge
Endapan (Hg2Cl2)
Tapisan
2-3 tetes NH4OH pekat (Ag(NH3)2Cl)
endapan hitam + HCl encer / HNO3 encer endapan putih
(Hg2+ positif) (Ag+ positif)
IDENTIFIKASI GOLONGAN IIA (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+)
1 Hg2+
1 As3+
2 Sn2+
3 Sb3+
uat suasana asam dengan HCl 0,3 N. Tambahkan larutan Na2S hingga mengendap sempurna (endapan mungkin terdiri dari H
sentrifuge
Endapan Gol IIA (HgS, PbS, Bi2S3, CuS, CdS) Tapisan/larutan Gol IIB-V, dibuang
+ 3 tetes HNO3 encer, panaskan pada penangas air selama 3 menit
sentrifuge
abu
sentrifuge
Tapisan [Cu(NH3)4](NO3)2
Endapan (Bi(OH)3, Pb(OH)2) Bila tdk berwarna: Cu negative
+ 1 ml NaOH, dipanaskan pada penangas
Bilaair
berwarna biru: Cu positif
Larutan dibagi dua:
sentrifuge Di+As-asetat + K4Fe(CN)6 end merah coklat
Cu2+ positif
Endapan (Bi(OH)3
Di+ KCN sampai warna biru hilang +H2S endapan kuning
+ Stannit end hitam
Cd2+ positif
+ KI + 3 tts HCl hingga asam end hitam
Tapisan (Na2PbO2)
+ HNO3 hingga larut + asam asetat encer hingga asam
+ KI end hitam + K2CrO4 end kuning
Bi3+ positif Pb2+ positif
utkan, keinudian + tetes-tetes HCl pekat sampai asam (periksa dengan lakmus) +Na2S sampai mengendap sempurna (As2S
sentrifuge
Tapisan/larutan dibuang
Endapan,
+ 1-2 ml HCl pekat, dipanaskan pada penangas air selama 3 menit sambil diaduk
sentrifuge
sentrifuge
Tapisan (HSbCl4, H2SnCl6).
Larutan dibagi dua:
Di+Akuades (min. 1:1)
+ NH4OH pekat ad basa
Tapisan
+ 0,3 g As oksalat padat
+ Na2S Sb2S3 endapan jingga endapan kuning
Endapan HgS hitam+ asam nitrat (HNO3) hingga asam As2S3
As3+ positifSb3+ positif
Di + 20 mg serbuk Fe, dipanaskan pada penangas air 3-5 menit, sentrifuge, ambil cairan
+ tetes-tetes HgCl2 endapan abu-abu dari Hg dan Hg2Cl2.
Sn2+ positif
IDENTIFIKASI GOLONGAN III A (Fe3+, Mn2+, Al3+, Cr3+)
1 Fe3+
4 Cr3+
1 Co2+
2 Ni2+
DMG= Dimethylglyoxime
•.
3 Mn2+
Lebih kurang 1 mI ZnCl2 atau ZnSO4 + asam asetat ad asam + Na2S tetes-
tetes endapan putih
ZnCl2 + Na2S ZnS (putih) + 2NaCl
ANALISIS KATION GOLONGAN IIIA
anaskan hingga volume larutan + 1 ml, ditambah 50-120 mg NH4Cl padat, dipanaskan di penangas air, ditambahkan NH4OH p
sentrifuge
sentrifuge
at/sampel + (0,5-1) ml NH4OH encer ad basa, + larutan Na2S sampai mengendap sempurna (CoS, NiS, ZnS; MnS), + HCl enc
sentrifuge
Tapisan (Na2ZnO2),
Endapan, dibuang Dibagi 2 bagian:
+ asam asetat ad asam,
+ Na2S ZnS endapan putih
+ H2SO4 encer ad asam,
+ 2 ts Co(NO3)2 encer
+ 0,5 mL pereaksi Zn endapan biru
(amati di mikroskop)
Jadi Zn positif
IDENTIFIKASI GOLONGAN IV
1 Ba2+
• 1 ml larutan BaCl2 + 2-3 tetes larutan K2CrO4 endapan kuning
2. Ca2+
• 1 ml lar. CaCl2 + 1 ml Iarutan (NH4)2C2O4 dipanaskan di WB endapan putih .
3. Sr2+
1 ml lar. SrCl2 + 1 ml larutan (NH4)2SO4 jenuh endapan putih.
Pindahkan endapan putih (suspensi' putih) dengarr pipet, teteskan pada kertas saring
kuantitatif (whatman) ± 1 cm2 dalam cawan porselen. Panaskan cawan pada api
langsung sampai kertas saring menjadi arang, tambahkan 4 tetes HCI pekat, kemudian
lakukan reaksi nyala warna nyaIa Sr2+: merah tua
Reaksi nvala
Panaskan/pijarkan kawat Cu sarnpai nyala hijau habis
Celupkan ujung kawat ke dalam larutan zat yang akan diuji
Pijarkan ke api langsung Iihat warna nyala yang terjadi
ANALISIS KATION GOLONGAN IV
at atau 1 mL NH4Cl 10% + NH4OH pekat ad alkalis + 1 mL (NH4)2CO3 jenuh atau Na2CO3, panaskan di WB suhu 60oC
sentrifuge
sitif, ke dalam sisa larutan A + K2CrO4 berlebih sampai mengendap sempurna, kemudian sentrifuge
sentrifuge
sentrifuge
Tapisan (Ca2+)
+ 1 mL larutan (NH4)2C2O4, panaskan di WB terbentuk endapan putih
Jadi Ca2+ positif
Atau
(Whatman) sebesar 1 cm2 dalam cawan porselin,Uapkan
pijarkan/panaskan sampai
tapisan sampai kertas
kering, menjadi
+ 2-4 tetes arang, + 2-4lakukan
HCl pekat tetes HCl pekat
reaksi nya
Warna nyala: merah bata.
Jadi Ca2+ pos
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN V
1. Mg2+
a) ± 1 mL larutan MgS04 + NaOH ad alkalis + 2-3 tetes larutan kuning titan
endapan merah rosa
b) 3 tetes larutan MgS04 + 3 tetes NH4OH + 3 tetes NH4Cl + NazHP04
endapan putih, (dilihat dg mikroskop)
2. K+
a) + 1 mL larutan KCl + asam tartrat + asam asetat endapan
putih kiristalin ( pembentukan endapan dipercepa dengan
pengadukan atau penggoresan dinding tabung reaksidengan
batang pengaduk)
b) Periksa kristal K+
± 3 tetes larutan KCl + 3 tetes larutan Triple Nitrit + sedikit NaNOz padat
kristal- kotak-kotak hitam
3. Na+
• 3-5 tis larutan NaCI + 4-5 tts larutan uranyl asetat, panaskan kristal
kuning
4. NH4+ .
a) + 1 mL larutan + beberapa tetes reagen Nessler endapan coklat
b) ± 1 mL larutan NH4Cl + 1 mL NaOH, panaskan, amati uap yang teIjadi:
- dengan lakmus merah menjadi biru
- batang pengaduk + HCI pekat, kemudian letakkan di mulut
tabung kabut putih
- bau amoniak
c) Reaksi kristal = reaksi kristal K
Beda dengan kristal K; bila dipanaskan maka kristal hilang
Reagen Nessler:
23 g HgCl2 + 16 g KI + aquadest ad 100 mL + NaOH 6M 100 mI. Diamkan 24
jam, dekantasi bila perlu (simpan dalam.botol coklat)
ANALISIS KATION GOLONGAN V
m cawan porselen sampai terbentuk pasta, + 10 tetes HN03 pekat, panaskan hati-hati di lemari asam sampai tidak terjadi u
sentrifuge
Tapisan Na+, K+ )
Endapan (Mg2+) Tapisan Na+, K+ Dibagi menjadi dua:
+ 1-2 HCI encer ad larut Bagi tapisan menjadi 2: . + uranyl asetat (di objek glass)
+ NaOH ad alkalis L + uranyl asetat (di obje¥ glass) (panaskan bila perlu)
+ 2-3 tts kuning titan amati kristal Na+ di
endapan merah rose mikroskop
Jadi Mg2+ positifJadi Mg + positif . + sedikit serbuk asam tartrat
b). Periksa kristal Mg2+ + asam asetat encer endapan putih
(Reaksi pendahuluan Mg2+) Jadi K+ positif
atau
Perika kristal K di mikroskop
(Reaksi pendahuluan K+)
IDENTIFIKASI ANION
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan HCl encer 1M : terjadi penguraian dengan berbuih, CO2 dibebaskan.
Gas ini dapat ditandai dengan mengeruhkan air kapur.
Na2CO3 + HCl NaCl + H2) + CO2
CO2 + Ca(OH)2 CaCO3↓ + H2O
2 Tambahkan larutan BaCl2 0,5 M : terbentuk endapan putih yang larut dalam asam
mineral dan asam karbonat.
Na2CO3 + BaCl2 BaCO3↓ + 2NaCl
BaCO3↓ + HCl BaCl2 + H2O + CO2
3 Tambahkan larutan AgNO3 1 M : terbentuk endapan putih yang larut dalam asam nitrat
dan ammonium. Endapan menjadi kuning or coklat dengan penambahan reagen
berlebihan.
Na2CO3 + AgNO3 AgCO3↓ + 2NaNO3
4 Tambahkan Hg2Cl2 2M : terbentuk endapan coklat-kemerahan
Na2CO3 + Hg2Cl2 Hg2CO3↓ + 2NaCl
Reaksi Identifikasi :
1 Pendidihan terbentuk karbondioksida yang dapat dideteksi dengan menggunakan air
kapur.
NaHCO3 dipanaskan NaOH + CO2
2 Tambahkan MgSO4 0,25 M ke dalam larutan yang dingin: tidak terbentuk endapan,
dalam kondisi normal dan pemanasan terbentuk endapan putih.
NaHCO3 + MgSO4 dingin -
2NaHCO3 + MgSO4 dipanaskan Mg(HCO3)2 + Na2SO4
3 Penambahan CaCl2 yang berlebihan ke dalam campuran karbonat dan hidrogen
karbonat terbentuk endapan kalsium karbonat secara kuantitatif.
Na2CO3 + NaHCO3 + 2CaCl2 2CaCO3 + 3NaCl + HCl
4 Tambahkan Hg2Cl2 2M : terbentuk endapan coklat-kemerahan
NaHCO3 + Hg2Cl2 2HgO↓ + CO2 + NaCl + HCl
C. ANION SULFIT (SO32-)
Reaksi Identifikasi :
1 Tambahkan HCl encer : terjadi penguraian lebih cepat dengan pemanasan, disertai
pelepasan belerang dioksida. Gas dapat diuji dari bau yang menyesakkan nafas.
2 Tambahkan BaCl2 0,5 M : terbentuk endapan putih yang larut dalam HCl encer
3 Tambahkan AgNO3 0,5 M berlebihan terbentuk endapan kristalin putih, yang larut
dalam reagen berlebihan
4 Tambahkan larutan K2MnO4 1 M dalam suasana asam sulfat encer, warna jadi hilang
5 Tambahkan larutan K2Cr2O7 0,5 M dalam suasana asam sulfat encer: terbentuk warna
hijau
6 Tambahkan FeCl3 0,25M : terbentuk larutan warna lembayung tua, larutan berubah
warna menjadi tidak berwarna bila didiamkan
Reaksi Identifikasi:
1. Tambahkan larutan Iodium : hilang warna iod
2. Tambahkan larutan BaCl2 0,5 M : terbentuk endapan putih
3. Tambahkan larutan AgNO3 1 M ; terbentuk endapan putih yang berubah jadi hitam
4. Tambahkan larutan FeCl3 0,5 M : terbentuk warna lembayung- tua, setelah didiamkan
warna hilang dengan cepat
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan larutan HCl encer dengan hati-hati ke dalam larutan sample yang dingin,
dihasilkan larutan biru pucat yang tidak tetap
2. Tambahkan sample dengan hati-hati ke dalam larutan FeSO4 25 % yang diasamkan
dengan asetat encer terbentuk cincin coklat yang menjadi pembatas antarat dua cairan.
Bila tidak hati-hati terbentuk perwarnaan coklat
3. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M terbentuk endapan kristalin putih
4. Tambahkan larutan sampel ke dalam KI 0,2 M dengan diteruskan dengan pengasaman
dengan asam asetat atau asam sulfat encer terbentuk warna biru
5. Tambahkan larutan K2MnO4 0,2 M yang diasamkan : warna larutan dihilangkan oleh
sampel nitri
F. ANION BROMIDA (Br-)
Reaksi Identifikasi :
1. Tuangkan H2SO4 pekat ke atas sampel padat, terbentuk larutan coklat- kemerahan
2. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M terbentuk endapan seperti dadih yang berwarna
kuning- pucat
3. Tambahkan larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 pekat pada sampel padat dengan dibantu
dengan pemanasan perlahan-lahan dan mengalirkan gas yang dihasilkan ke dalam air,
dihasilkan larutan coklat kekuningan yang mengandung brom bebas
4. Tambahkan HNO3 pekat panas pada larutan sampel terbentuk gas Br2
Reaksi Identifikasi :
1. Tambahkan H2SO4 pekat pada sample padat, uap iod yang dibebaskan mengubah
kertas kanji menjadi biru
2. Tambahkan larutan AgNO3 0,1 M pada larutan sampel: terbentuk endapan seperti dadih
yang kuning
3. Tambahkan larutan CuSO4 0,2 M: terbentuk endapan coklat
4. Tambahkan larutan KNO2 0,2 M sebagai pengoksidasi dalam suasana asam sehingga
terbentuk gas I2, Gas I2 dapat diidentifikasi dengan menyalurkan gas pada larutan kanji:
terbentuk warna biru-tua
PEMBUATAN LARUTAN UNTUK PENYELIDIKAN ANION
Umumnya garam natrium, kalium dan ammonium larut dalam air dan larutan ini dapat
langsung digunakan untuk menyelidiki anion, bila ada kation lain disamping kation Na+, K+
dan NH4+ maka perlu dimasak dengan Na2CO3 supaya sisa-sisa asammya membentuk
garam Na yang larut air.
Ambil kira-kira 200 mg sample dan 400 gram Na2CO3, tambahkankan kira-kira 2,5 ml air,
aduk dan panaskan sampai mendidih selama 10 meni. Jika perlu tambahkan air untuk
menganti air yang menguap selama pemanasan. Setelah dingin disentrifuse dan
pisahkan larutan dari endapan. Dan larutan ini disebut dengan soda ekstrak yang
digunakan untuk uji anion:
CATATAN :
1. Larutan harus netral atau basa karena sebagian besar garam-garam dalam
golongan sulfat larut dalam larutan asam sehingga tidak terbentuk endapan
2. Tidak terbentuknya endapan belum memastikan tidak adanya borat, lakukan uji
spesifik untuk borat
3. Jika larutan tidak dibuat asam dengan HNO 3, sebagian anion gol I dapat
mengendap sebagai garam perak
4. Pegujian ini dapat diganggu oleh adanya S2-, CN- dan SO32-. Jika salah satu anion
ini terdeteksi dalam pengujian terlebih dulu anion ini dikeluarkan dengan cara
memanaskan dengan HNO3