Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME KIMIA FARMASI

MATERI ROTASI OPTIK

Disusun oleh :

KELOMPOK 10 ( SEPULUH)

NAMA : NILAM MURNIKA ARDI 1920003

SUCI RAMADHANI NOOR 1920016

WIDYASTUTY ADJRI PUTRI 1920032

KELAS : AK 2A

ANALISIS KIMIA

POLITEKNIK NEGERI ATI PADANG

2021
ROTASI OPTIK

A. PENJELASAN
Cahaya putih merupakan caha ya polikromatik yang terdiri dari
berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi kesegala arah.
Cahaya putih dapat diubah menjadi cahaya monokromatik ( hanya terdiri
dari satu panjang gelombang) dengan menggunakan suatu filter atau
sumber cahaya yang khusus. Cahaya monokromatik ini disebut cahaya
terpolarisasi. Peristiwa polarisasi tidak dapat diamati secara langsung
oleh mata manusia, sehingga diperlukan suatu alat yang dapat
membantu untuk menunjukan gejala polarisasi tersebut. Melalui
polarimeter gejala polarisasi dapat ditunjukan, selain itu melalui alat ini
dapat dilihat pula bagaimana larutan optic aktif seperti larutan gula
dapat membelokan cahaya yang telah dipolarisasi.

1. DEFINISI POLARIMETRI

Polarimetri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada


pengukuran sudut putaran cahaya terpolalisir oleh senyawa yang
transparan dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati oleh cahaya
monokromatis yang terpolarisir tersebut.
Senyawa optis aktif merupakan senyawa yang dapat melakukan
pemutaran bidang getar sinar terpolarisir baik kekanan (dekstro rotary)
dimana melakukan pemuataran kearah kanan atau searah dengan arah
putaran jarum jam, ataupun kekiri (leuvo rotary) atau berlawanan
dengan arah jarum jam.
Cahaya putih merupakan cahaya polkromatik yang terdiri dari
berbagai panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah.
Cahaya putih dapat diubah menjadi cahaya monokromatik( hanya terdiri
dari satu panjang gelombang) dengan menggunakan suatu filter atau
sumber cahaya yang khusus. Apabila cahaya polikromatik dilewatkan
pada prisma Nicol, maka akan diperoleh suatu cahaya monokromatik
dan cahaya ini disebut cahaya yang terpolarisasi.
Suatu isomer optis aktif dapat berinteraksi dengan cahaya
terpolarisasi dengan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan suatu
sudut α yang disebut dengan rotasi optik.
2. POLARIMETER

Polarimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur


besarnya putaran berkas cahaya terpolarisasi oleh suatu zat optis aktif.
Zat yang bersifat optis aktif adalah zat yang memiliki struktur transparan
dan tidak simetris (atom C kiral) maka mampu memutar bidang
polarisasi radiasi. Materi yang bersifat optis aktif ini contohnya yaitu
glukosa, sukrosa, SiO2(kuarsa) dan sebagainya.
Prinsip dasar dari polarimeter ini adalah pengukuran daya putar optis
suatu zat yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar
terpolarisir. Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa
optis aktif ada 2 macam, yaitu : dextro rotary ( jika arah putaranya ke
kanan sama dengan arah jarum jam) dan juga levo ritary ( arah putaran
ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam).
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan polarimeter,
yaitu :
1. Larutan sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel
yang tersuspensi di dalamnya. Partikel tersebut akan
menghamburkan cahaya yang melewati larutan.
2. Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi
larutan
3. Selalu dimulai dengan menentukan keadaan nol untuk
mengoreksi pembacaan.
4. Pembacaan rotasi optik dilakukan beberapa kali, sampai
didapat data yang dapat dihitung rata-ratanya.
Polarimeter dapat digunakan untuk mengukur rotasi optik,
kosentrasi sampel, dan juga menghitung komposisi isomer optik dalam
campuran rasemik.
SKEMA POLARIMETER

BAGIAN-BAGIAN POLARIMETER
 Sinar/ sumber cahaya
1. Bagian polarimeter yang utama adalah sumber cahaya
2. Sumber cahaya polarimeter biasanya sumber cahaya filamen dan
sumber cahaya natrium
3. Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model lama,
sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model
baru.
4. Filter dari sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan
panjang gelombang 589 nm.
5. Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara.
 Polarizer
1. Palarizer atau polarisator yang biasanya digunakan adalah prisma
nicole.
2. Polarisator pada polarimeter berfungsi mengubah cahaya
monokromatis menjadi lebih terpolarisasi.
 Tabung sampel
1. Tabung sampel terbuat dari kaca yang memiliki dua pengaman
2. Tabung sampel juga memiliki gondok dibagian bawah
3. Bagian gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara
dalam tabung.
4. Pemasangan pengaman harus dilakukan secara berurutan 5.
Urutan pemasangan ialah lensa, karet, setelah itu baru sekrup.
6. Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung
jumplah sampel yang diuji.
7. Pada saat memasukan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian
bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada bagian tabung
yang dilewati cahaya.
8. Gelembung udara dapat memnyebabkan pembiasaan cahaya.

 Analizer
1. Fungsi analizer atau analisator adalah untuk mensejajarkan sudut
yang dihasilkan dengan senyawa optik.
2. Bagian lain dari polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop
berguna untuk menentukan cahaya yang sudah sejajar sehingga
sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala.
3. Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator.
Sudut putar adalah sudut yang ditunjukan analisator setelah sinar
melewati larutan yang membentuk cahaya yang redup.
 Detector
Detector pada polarimeter manual yang digunakan sebegai detector
adalah mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detector
fotoelektrik.

Pada gambar tampak dua buah polaroid, polaroid pertama disebut


polarisator dan polaroid kedua adalah analisator. Polarisator berfungsi
untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tak terpolarisasi
( cahaya alami). analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya
terpolarisasi.
JENIS-JENIS POLARIMETER
 Polarimeter manual

Polarimeter paling awal, mulai dikembangkan pada tahun 1830-an,


membutuhkan pengguna secara fisik seperti memutar analyzer, dan
detertor itu mata pengguna menilai saat yang paling bersinar cahaya
melalui sudut yang ditandai pada skala yang mengelilingi analyzer
tersebut.

 Polarimeter semi otomatis

Polarimeter semi otomatis membutuhkan deteksi visual tetapi push


menggunakan tombol untuk memutar analisa, selain itu juga dapat
menawarkan tampilan digital.
 Polarimeter otomatis

Merupakan polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya


otomatis dan hanya memerlukan user untuk menekan tombol dan
menunggu pembacaan digital.

3.PERHITUNGAN ROTASI SPESIFIK

Rotasi spesifik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dimana : [α] = α.l.C = putaran spesifik α = putaran sampel

[α]D 20 = putaran spesifik l = panjang sel = 1 dm

C = konsentrasi (5% W/V = 0,05) dan selanjutnya


putaran optik untuk larutan dihitung.
Untuk mengukur rotasi optik, diperlukan suatu besaran yang disebut
rotasi spesifik yang diartikan suatu rotasi optik yang terjadi apabila
cahaya terpolarisasi melewati larutan dengan kosentrasi 1 gram per
mililiter sepanjang 1 desimeter.
KESIMPULAN

Dari penjenlasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa polarimetri


adalah suatu metode analisis intrumen yang menggunakan rotasi cahaya
terpolarisasi oleh beberapa zat yang diukur sebagai kosentrasinya dalam
suatu larutan.Senyawa optis aktif merupakan senyawa yang dapat
melakukan pemutaran bidang getar sinar terpolarisir baik kekanan
(dekstro rotary) dimana melakukan pemuataran kearah kanan atau
searah dengan arah putaran jarum jam, ataupun kekiri (leuvo rotary)
atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Cahaya putih merupakan cahaya polkromatik yang terdiri dari berbagai
panjang gelombang yang dapat bervibrasi ke segala arah.
Polarimetri ini dapat di identifikasi dengan menggunakan alat yang
bernama polarimeter. Polarimeter merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur besarnya putaran berkas cahaya terpolarisasi oleh
suatu zat optis aktif. Polarimeter sendiri memiliki beberapa jenis, seperti
polarimeter manual, semi otomatis dan juga otomatis.

Anda mungkin juga menyukai