Anda di halaman 1dari 14

POLARIMETRI

Ditemukan pada 1808 oleh Etienne Malus, yang telah


melakukan pekerjaan eksperimental tentang refraksi ganda
saat bekerja pada teori efek, mengamati cahaya matahari
terbenam, tercermin dari jendela di dekatnya, melalui
kristal iceland spar. Ketika ia memutar kristal, dua gambar
matahari bergantian menjadi kuat dan lemah, meskipun
tidak pernah ada kepunahan lengkap (complete extintion).

POLARIMETRI:
Suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran sudut
putaran (optical rotation) cahaya terpolarisasi oleh
senyawa yang transparan dan optis aktif apabila senyawa
tersebut dilewati sinar monokromatis yang terpolarisasi.
Dasar Polarisasi

Cahaya merupakan gelombang elektromagnit yang terdiri dari getaran


medan listrik dan getaran medan magnit yang saling tegak lurus. Bidang
getar kedua medan ini tegak lurus terhadap arah rambatnya. Sinar biasa
secara umum dapat dikatakan gelombang elektromagnit yang vektor-
vektor medan listrik dan medan magnitnya bergetar kesemua arah pada
bidang tegak lurus arah rambatnya dan disebut sinar tak terpolarisasi.
Apabila sinar ini melalui suatu polarisator maka sinar yang diteruskan
mempunyai getaran listrik yang terletak pada satu bidang saja dan
dikatakan sinar terpolarisasi bidang (linear)
Bila arah transmisi polarisator sejajar dengan arah transmisi analisator,
maka sinar yang mempunyai arah getaran yang sama dengan arah
polarisator diteruskan seluruhnya. Tetapi apabila arah transmisi
polarisator tegak lurus terhadap arah analisator maka tak ada sinar
yang diteruskan. Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar
yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui
suatu larutan optik aktif akan mengalami pemutaran bidang
polarisasi. Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri
(levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi
putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro).
Cahaya dapat terpolarisasi karena :

Polarisasi karena pemantulan


Bila sinar datang pada cermin datar dengan sudut datang
570, maka sinar pantul merupakan sinar terpolarisasi
seperti pada gambar di atas.
Polarisasi karena pembiasan dan pemantulan
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari pembiasan dan
pemantulan. Hasil percobaan para ahli fisika menunjukkan
bahwa cahaya pemantulan terpolarisasi sempurna jika sudut
datang mengakibatkan sinar bias dengan sinar pantul saling
tegak lurus. Sudut datang seperti itu disebut sudut polarisasi
atau sudut Brewster.
 
Polarisasi karena pembiasan ganda (bias kembar)
Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan
yang sama ke segala arah. Ini disebabkan kaca hanya memiliki
satu indeks bias. Tetapi, bahan-bahan kristal tertentu seperti
kalsitt dan kuarsa memiliki dua indeks bias sehingga kelajuan
cahaya tidak sama untuk segala arah. Jadi, cahaya yang melalui
bahan ini akan mengalami pembiasan ganda.
Polarimetri merupakan teknik untuk mengukur aktivitas
optik yang ditunjukkan oleh senyawa organik dan non
organik. Senyawa dianggap aktif secara optis jika cahaya
terpolarisasi secara linear dan terputar ketika melewatinya.
Jumlah rotasi optik ditentukan oleh konsentrasi molekul
dan chiral molecules pada senyawa. Setiap zat aktif optik
memiliki rotasi sendiri yang spesifik sebagaimana yang
ditetapkan oleh hukum Biots:
[α] = specific rotation (rotasi spesifik)
T = Temperature (suhu)
ʎ = wave lenght (panjang gelombang)
α = optical rotation (rotasi optik)
c = konsentrasi, dalam g/100 ml
L = panjang lintasan optik, dalam dm
ρ = Densitas dari bahan
Sumber cahaya yang digunakan pada polarimetri biasanya adalah
lampu uap natrium yang mengemisikan cahaya kuning dengan
panjang gelombang spesifik (garis-D Natrium, 589,3 nm). Selain itu
juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546
nm. Cahaya ini dipolarisasi oleh polarisator dan dilewatkan melalui sel
sampel yang mengandung larutan senyawa aktif optis. Bidang cahaya
dirotasi oleh senyawa kiral dan muncul dari sel sampel, dan kemudian
memasuki filter gerak yang kedua (analyser), filter ini memiliki skala
dalam derajat dan memungkinkan operator untk dapat mengukur
sudut di antara kedua filter sehingga sudut rotasi cahaya, α, dapat
ditentukan. Jika sudut rotasi telah ditentukan, rotasi optik spesifik [α]
senyawa dapat dihitung:
 
[α] = 100 α/lc
[α] = rotasi optik spesifik
α = rotasi terukur (derajat)
l = panjang tabung sampel (desimeter)
c = konsentrasi sampel (% b/v)
Cahaya yang merotasi bidang cahaya terpolarisasi ke arah
kanan (searah jarum jam) disebut dekstrorotatori,
sedangkan senyawa yang merotasi bidang ke arah kiri atau
berlawanan dengan arah jarum jam disebut levorotatori.
Arah rotasi sering ditandai dengan simbol (+) untuk
dekstrorotatori dan simbol (-) untuk levorotatori dan
arahnya ditentukan oleh operator yang menghadap sumber
cahaya.
Jika sel sampel di dalam polarimeter mengandung
enantiomer (+) dan (-) dalam jumlah yang seimbang, sudut
rotasi akibat satu enantiomer akan sama dan berlawanan
dengan sudut akibat enantiomer yang satunya lagi, dan
rotasi yang teramati akan menjadi nol. Campuran ini
disebut campuran rasemat atau rasemat
Contoh:

Sintesis umum adrenalin (epinefrin), menghasilkan


campuran rasemat yang memiliki aktivitas biologi
hormon alami sebesar 50%.
Segera setelah rasemat terpisah menjadi 2 enantiomer
murni, (R)-(-) adrenalin ditemukan identik dengan
hormon alami yang dihasilkan oleh medula adrenal
(medula anak ginjal), sementara enantiomer yang lain,
isomer (S)-(+), memiliki sedikit atau tidak memiliki
aktivitas biologis.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan :

1. Jenis zat
Masing–masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap bidang getar
sinar terpolarisir.
2. Panjang lajur larutan dan panjang tabung
Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.
3. Suhu
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karena zat
akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabung akan
berkurang.
4. Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan maka
putarannya semakin besar.
5. Jenis sinar (panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaran yang
berbeda.
6. Pelarut
Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang berbeda.
Contoh : Calciferol dalam kloroform α = +52,0o sedangkan Calciferol dalam aseton α
= + 82,6o
PERALATAN:
1. Sumber cahaya monokromatis
Yaitu sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah lampu D Natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm.
Selain itu juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546 nm.
2. Polarisator dan analisator
Polarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar terpolarisasi. Sedangkan analisator
berfungsi untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi. Yang digunakan sebagai
polarisator dan analisator adalah prisma nikol.
3. Prisma setengah nikol
Merupakan alat untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan
terang gelap dan gelap terang.
4. Skala lingkar
Merupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan skalanya dilakukan jika
telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur
5. Wadah sampel (tabung polarimeter )
Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat dari kaca yang tertutup dikedua
ujungnya berukuran besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuran
panjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak
boleh ada gelembung udara yang terperangkap didalamnya.
6. Detektor
Pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detektor adalah mata, sedangkan
polarimeter lain dapat digunakan detektor fotoelektrik
Prinsip kerja polarimeter adalah sebagai berikut :

➢Sinar monokromatis dari sumber cahaya (lampu


natrium) akan melewati lensa kolimator sehingga
berkas sinar yang dihasilkan akan disejajarkan arah
rambatnya.
➢Dari lensa terus ke polarisator untuk mendapatkan
berkas cahaya yang terpolarisasi
➢Cahaya terpolarisasi ini akan terus ke prisma ½ nicol
untuk mendapatkan bayangan gelap dan terang,
kemudian melewati larutan senyawa optik aktif
yang berada dalam tabung polarimeter
SKEMA ALAT
INSTRUMENT INSTRUMENT
SEDERHANA TERKINI

==SEKIA
N==

Anda mungkin juga menyukai