Disusun :
1. Armi Meliana Dewi (1334046)
2. Irfan Nurdin (1334056)
3. Mahadian Winda Fitriani (1334060)
Puji syukur kepada Tuhan YME karena berkat rahmat serta hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kata Dasar dan Kata
Turunan” ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Atik
Kartika, S.Pd selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
tugas ini kepada penulis dan kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Makalah ini penulis buat agar pembaca mengetahui dan memahami
mengenai tata dalam Bahasa Indonesia. Dalam makalah ini penulis mencoba
membahas tentang bentuk kata yaitu kata dasar dan kata turunan.
Namun, tiada gading yang tak retak. Begitupun dengan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman Judul.........................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan.................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian......................................................................1
1.3 Rumusan Masalah....................................................................1
Bab II. Pembahasan................................................................................
2.1 Pengertian kata..........................................................................2
2.2 Pembagian kata.........................................................................2
2.2.1 Kata dasar...............................................................................2
2.2.2 Kata turunan (jadian)..............................................................3
2.2.2.1 Kata berimbuhan.................................................................3
2.2.2.2 Kata ulang...........................................................................4
2.2.2.3 Kata majemuk.....................................................................5
iii
BAB I PENDAHULUAN
Kegiatan berbahasa manusia selain secara lisan juga melalui tulisan. Dalam
berbahasa diperlukan berbagai jenis kata yang tentunya memiliki makna yang
benar dan dapat dimengerti. Untuk mendapatkan makna yang berbeda (makna
baru) dan mudah dimengerti tentunya dilakukan perubahan suatu bentuk (asal)
kata menjadi bermacam-macam bentuk. Tanpa perubahan bentuk ini, maka kata
yang berbeda tidak akan terbentuk. Untuk dapat lebih memahami perubahan
bentuk, dapat dipelajari melalui ilmu tata bahasa yang menyelidiki bentuk kata
dan perubahan-perubahannya. Yang sering disebut ”Morfologi” atau Tata kata.
Dan juga dewasa ini, masih banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan kata.
Seperti diketahui dalam bahasa Indonesia, kata-kata itu terdiri dari kata dasar dan
kata tutunan (jadian). Maka, melalui makalah ini penulis akan membahas tentang
bentuk kata, khususnya kata dasar dan kata turunan (jadian).
1
BAB II PEMBAHASAN
Kata dasar adalah kata yang belum mendapatkan imbuhan atau belum
mendapatkan perubahan dari bentuk aslinnya. Kata dasar dapat berdiri sendiri dan
merupakan morfem bebas.
2
Kata dasar dapat dibagi lagi menjadi :
1. Kata dasar primer
Kata dasar yang asli dalam Bahasa Indonesia dan cenderung bersuku dua.
Contoh: duduk, lari, sakit, dan lain-lain.
2. Kata dasar sekunder
Kata dasar yang cenderung bersuku lebih dari dua suku kata.
Contoh: jendela, ketua, kepala, dan lain-lain.
2.2.2 Kata turunan (jadian) adalah kata yang sudah mengalami perubahan karena
mendapat imbuhan, perulangan, dan penggabungan.
Kata berimbuhan ialah kata dasar yang mendapat imbuhan (afiks). Proses
melekatnya imbuhan (afiks) pada kata dasar disebut afiksasi. Berdasarkan
imbuhan yang ditambahkan pada kata dasar, kata berimbuhan dibagi sebagai
berikut:
a. Kata yang mendapat awalan atau perfiks ( me-, ber-, di-, pe-, ter-).
Contoh: menangis, berlari, dipukul, petani, terjatuh, dan lain-lain.
b. Kata yang mendapat sisipan atau infiks (-el-, -er-, -em-).
Contoh: geletar, jemari, gelembung, dan lain-lain.
c. Kata yang mendapat akhiran atau sufiks (-i, -an, -kan).
Contoh: pukuli, makanan, ambilkan.
d. Kata yang mendapatkan awalan dan akhiran secara serentak atau mendapat
konfiks (ke-an, per-an).
Contoh: kedudukan, pelajaran, dan lain-lain.
e. Kata yang mendapat awalan dan akhiran secara bertahap (me-kan, di-kan, pe-i,
me-i, mem-per-kan, mem-per-i, di-per-i, di-per-kan).
Contoh: melarikan, diambilkan, pelajari, memperhatikan, diperhatikan, dan lain-
lain.
3
2.2.2.2 Kata ulang (Reduplikasi)
Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang memiliki bentuk dasar yang
diulang. Jadi yang diulang adalah bentuk dasarnya (kata yang menjadi dasar bagi
proses pembentukan berikutnya), bukan kata dasarnya. Penentuan bentuk dasar
didasarkan pada makna.
4
Keterangan :
Yang dimaksud bentuk dasar adalah kata yang menjadi dasar bagi pembentukan
berikutnya. Bentuk dasar dapat diketahui dengan cara pemaknaan.
Contoh:
melempar-lemparkan = melemparkan berulang-ulang.
Jadi, bentuk dasarnya adalah melemparkan, bukan lempar atau melempar.
5
2.2.2.3. Kata majemuk
Kata Majemuk adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk
suatu kesatuan arti. Pada umumnya struktur kata majemuk sama seperti kata biasa
yaitu tidak dapat dipecahkan lagi atas bagian-bagian yang lebih kecil. Namun
pada kenyataannya, ada bentuk kata yang lazimnya dianggap sebagai kata
majemuk, masih menunjukkan struktur yang renggang, dalam artian masih dapat
dipisahkan oleh unsur-unsur lain.
6
~Jenis kata majemuk
1. Kata majemuk berpusat (mempunyai inti) dan dibedakan menjadi :
a. Kata majemuk berpuat DM (Diterangkan Menerangkan).Contoh: Rumah sakit.
b. Kata majemuk berpusat MD (Menerangkan Diterangkan), Contoh: Bulat Telur.
Bila unsur pusat dapat menggantikan seluruuh persenyawaan itu, struktur yang
demikian itu bersifat endosentris. Contoh: Dalam negeri.
2. Kata majemuk setara (tidak mempunyai inti) dan tidak terbagi menjadi:
a. Kata majemuk sederajat. Contoh: Kaki tangan, merah putih.
b. Kata majemuk bersinonim. Contoh: kaya raya.
c. Kata majemuk berlawanan arti. Contoh: siang malam.
d. Kata majemuk yang terdiri dari lebih dari dua kata sebagai unsurnya. Contoh:
kereta api cepat, rumah sakit umum pusat, dan lain-lain.
7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
~Jadi, bentuk kata dibagi menjadi dua macam, yaitu kata dasar dan kata turunan.
~Kata dasar adalah kata yang belum mendapatkan imbuhan atau belum
mendapatkan perubahan dari bentuk aslinnya.
~Kata turunan (jadian) adalah kata yang sudah mengalami perubahan karena
mendapat imbuhan, perulangan, dan penggabungan.
5.2 Saran
8
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Syamsul Hidayat ,Moh. 2002. Inti Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo
Surabaya
Achmad, Prof. Dr. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Prenada Media Group