Anda di halaman 1dari 7

Pewarnaan tahan asam

Pewarnaan ini menggunakan pewarna utama karbol fuksin. Yang


memungkinkan bakteri tahan asam terlihat berwarna merah, sementara jenis lain
akan tampak sesuai pewarna pembanding. Pewarnaan Ziehl-Neelsen menggunakan
3 jenis larutan, yaitu ZN A, ZN B, dan ZN C. Larutan ZN A merupakan cat utama
yang berupa karbolfuksin, memberikan warna merah kepada sel bakteri.
Larutan ZN B adalah   peluntur yang berupa etanol, yang melunturkan warna
merah pada bakteri tidak tahan asam, sementara warna merah pada bakteri tahan
asam tidak luntur. Larutan ZN B merupakan pewarna pembanding berupa methylen
blue, sehingga bakteri tidak tahan asam yang tadi warnanya luntur memiliki
kekontrasan dengan bakteri tahan asam. Hasil akhirnya adalah bakteri tahan asam
tampak berwarna merah, sementara bakteri tidak tahan asam berwarna biru.

5.   LAPORAN PEMBUATAN PREPARAT ATAU SEDIAAN BTA DENGAN


PENGECATAN ZIEHL NEELSEN UNTUK PEMERIKSAAN MYCOBACTERIUM
TUBERCULOSIS

Dasar teori:
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis merupakan penyakit rakyat yang sifatnya menahundan muda menular
kepada orang disekitarnya, sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
Untuk menegakkan diagnose tuberculosis dan melakukan tindak lanjut pengobatan
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan dahak, untuk
menemukan adanya basil tahan asam. Agar pemeriksaan mikroskopis sediaan daha
memberikan hasil yang tepat dan benar, petugas laboratorium perlu memahami dan
melaksanakan pemeriksaan sediaan mikroskopis BTA dengan cara benar.

Tujuan pemeriksaan:
Menemukan adanya bakteri tahan asam dalam dahak penderita

Prinsip kerja:
Mzcobacterium tuberkulosis mempunyai sifat tahan terhadap penghilangan warna
dengan asam dan alkohol,oleh karena itu disebut basil tahan asam (BTA). BTA akan
memberikan warna merah, berbentuk batang dalam sediaan mikroskopis dahak
pada pewarnaan ziehl neelsen

Pembuatan preparat atau sediaan BTA

Tujuan : Mendapatkan spesimen sputum yang memenuhi persyaratan untuk


pemeriksaan pewarnaan basil tahan asam

Waktu : Diperlukan 3 kali pengambilan ssputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu


Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita pertama kali datang;
Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang lagi dengan
membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur)
Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium,penderita
diminta mengeluarkan sputumnya lagi

Alat-alat :
a.Wadah setril dari gelas/plastik bermulut lebar bertutut ulir
b.Slide
c.Lampu bunsen
d.Ose
e.Sarung tangan
f.Masker

Bahan: Dahak

Cara kerja :
1. Berikan penjelasan pada penderita bagaimana cara membatukkan sputum
yang baik yaitu : kumur- kumur lebih dahulu, tarik nafas 2 – 3 kali, tahan beberapa
detik, kemudian batukkan kuat-kuat
2. Taruh wadah sputum dekat bibir dan masukkan sputum kedalamnya.
3. sputum yang baik adalah yang kental dan jumlahnya cukup 2 – 3 ml
4. tutup wadah sputum dengan rapat
5. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
6.Pakailah sarung tangan dan masker untuk menghindari tertular penyakit
7. Bersihkan slide agar bebas dari lemak
8.Ambil lampu Bunsen dan nyalakan,siapkan sputum dengan ose.
9.Pijarkan ose sampai merah kemudian diamkan sampai agak dingin
10.Buat sediaan dengan ose yang sudah dipijarkan tadi diatas objek gelas
11.Buat sediaan dengan diameter 1 sampai 2cm x 2 sampai 3cm
12.Pembuatan sediaan dilakukan berdekatan dengan lampu bunsen
13.Setelah sediaan jadi dilakukan fiksasi
Fiksasi adalah melewatkan sediaan diatas lampu Bunsen sebanyak 3X
Fungsi Fiksasi:
a.Melekatkan sediaan lebih lekat pada objek glass atau slide
b.Membunuh bakteri agar tidak dapat berubah menjadi spora
c.Sediaan yang kita buat tidak luntur
14.Lakukan pengecatan

Cara pewarnaan Ziehl neelsen :


a.Letakkan sediaan diatas rak pewarna,kemudian dituang larutan yiehl neelsen
sampai menutupi seluruh sediaan
b.Panasi sediaan secara hati hati diatas api sampai keluar uap, tetapi jangan sampai
mendidih. Biarkan menjadi dingin selama 5 menit
c.Cuci dengan air mengalir
d.Tuangkan asam alkohol 3% sampai warna merah fuchsin hilang
e.Cuci dengan air mengalir
f.Tuangkan larutan methylen blue 0,1% dan tunggu 10 sampai 20 detik
g.Cuci dengan air mengalir
h.Keringkan di udara (suhu kamar) pada rak pengering

Cara pencucian:
a.Sediaan BTA yang sudah diwarnai dan sudah kering diperiksa dibawah mikroskop
b.Teteskan 1 tetes oil imersi diatas sediaan dan periksa dengan pembesaran
obyektif 100x dan okuler 10x
c.Carilah basil tahan asam yang berwarna merah,berbentuk batang, sedikit bengkok,
bergranular atau tidak,terpisah atau berpasangan atau berkelompok dengan dasar
berwarna biru
d.Periksalah sediaan dengan memperhatikan jumlah kuman, paling sedikit dalam
100 lapangan pandang atau dalam waktu lebih kurang 10 menit, dihitung dari ujung
kiri sampai ujung kanan
e.Setelah pemeriksaan mikroskop selesai, semua alat dan bahan terkontaminasi
dahak direndam dalam desinfektan sebelum dicuci

Cara pelaporan hasil pemeriksaan:


Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan secara sistematik dengan menggunakan
skala IUAT (International Union Against Tuberculosis) sebagai berikut:
1.Tidak ditemukan BTA/100LP ditulis : neg
2.Ditemukan 1sampai9 BTA/100LP ditulis : jumlah kumannya
3.Ditemukan10sampai99 BTA/100LP ditulis : 1+ (+)
4.Ditemukan 1sampai10 BTA/1LP ditulis : 2+ (++)
5.Ditemukan lebih dari 10 BTA/1LP ditulis : 3+ (+++)

Hasil:
Dari pemeriksaan mycobacterium menggunakan tekhnik pembuatan preparat atau
sediaan BTA dengan pengecatan Ziehl neelsen terhadap Tn.X mendapat hasil yaitu
1+ (+) yang artinya bahwa didalam sputum Tn.X dijumpai Mycobacterium
tuberculosis sejumlah 10 sampai 99 BTA/100LP.
Pembahasan dan kesimpulan:
Dari hasil yang saya dapat pada saat pemeriksaan mycobacterium menggunakan
metode pewarnaan Ziehl Neelsen terhadap Tn.X yaitu 1+ (+)
Hasil diatas menunjukkan bahwa didalam darah Tn.X terdapat Mycobacterium
tuberculosis yang merupakan salah satu indikasi adanya penyakit TBC dalam tubuh
pasien tersebut.

Selain itu ada beberapa faktor kesalahan pada pemeriksaan malaria dengan
menggunakan metode Ziehl neelsen antara lain:
1.Dahak yang terkumpul berupa air liur,untuk itu pasien harus diberi petunjuk cara
mengeluarkan dahak
2. Proses pemanasan pada pewarnaan terlalu panas, sehingga sediaan rusak, untuk
itu perlu dikuasai tekhnik pewarnaan yang benar
Kesalahan seperti diatas dapat menyebabkan kurang akuratnya hasil pemeriksaan
Mycobacterium tuberculosis didalam darah pasien. Sehingga diharapkan pemeriksa
benar benar memperhatikan cara kerja dan faktor diatas agar hasil yang didapatkan
lebih akurat.
Kesimpulan:
Dari hasil pemeriksaan dapat ditarik kesimpulan bahwa Tn.X positif menderita
penyakit TBC yang diketahui dari ditemukannya Mycobacterium tuberculosis dalam
slide pemeriksaan Mycobacteriun tuberculosis dengan menggunakan metode
pewarnaan Ziehl neelsen.

Gambar Bakteri Tahan Asam (merah)

E.           Bakteri tahan asam


Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap
mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu
mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak berwarna
merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium,
antara lain banyak yang merupakan saprofit.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan
bersifat aerob obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih.
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang
berbahaya bagi manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium
avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering
menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan fungsi imun
yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan
sistem imun yang normal.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri pathogen bagi manusia dan hewan.
Bakteri ini memiliki kandungan asam teichoat yang tinggi pada membrannya, sehingga
tergolong bakteri tahan asam Asam teichoat ini memiliki sifat yang sama dengan asam
mycolat, yaitu tidak memiliki afinitas dengan pewarna yang bersifat asam atau berbasis
alkohol. Oleh karena itu, dengan metode Ziehl-Neelsen, S. aureus tampak berwarna merah.
Dari hasil pengamatan, bakteri ini tampak berbentuk bulat dan dan seringkali membentuk
kumpulan koloni kecil yang berbentuk anggur.

Pewarnaan Tahan Asam


Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi
sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan
diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol.
Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA). Teknik pewarnaan ini dapat
digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu
Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling
banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen (Irianto, 2006).
 Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)
  Pewarnaan menggunakan larutan Ziehl-Neelsen akan menampakkan bakteri tahan asam yang
berwarna merah dengan latar berwarna biru karena tahan terhadap pencucian dengan asam dan
alkohol sehingga mempertahankan warna pertama yang diberikan. Sedangkan bakteri tidak tahan
asam akan tampak berwarna biru karena cat pertama dilunturkan oleh asam dan alkohol kemudian
mengikat cat kedua.

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap
mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu
mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak berwarna
merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium, antara
lain banyak yang merupakan saprofit (Anonimc,2011).
Prosedur pewarnaan yang umum digunakan pada masa kini yaitu pewarna Ziehl –
Neelsen, prosedur ini menggunakan pewarna utama dengan pemanasan, dan biru metilena
loeffler sebagai warna tandingan. Alkohol-asam merupakan pemucat yang sangat intensif dan
jangan dikelirukan dengan alkohol aseton yang banyak digunakan dalam pewarnaan gram.
Pada kondisi pewarnaan ini, organisme yang dapat menahan zat warna itu dikatakan tahan
asam dan tampak merah. Pada bakteri biasa yang dindingnya tidak bersifat terlampau
lipoidal, pewarna karbol fuksin yang mewarnai sel dapat dengan mudah dipucatkan oleh
alkohol asam dan karenanya dikatakan tak tahan asam (Hadioetomo, 1990)

Setelah dilakukan pewarnaan di laboratorium secara mikroskopik, dengan pewarnaan


Ziehl-Neelsen dapat dilakukan identifikasi bakteri tahan asam, dimana bakteri akan terbagi
menjadi dua golongan:
j Bakteri tahan asam, adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen tetap mengikat
warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna
kedua. Dibawah mikroskop tampak bakteri berwarna merah dengan warna dasar biru muda.
j Bakteri tidak tahan asam, adalah bakteri yang pada pewarnaan Ziehl-Neelsen, warna
pertama, yang diberikan dilunturkan oleh asam dan alkohol, sehingga bakteri akan mengikat
warna kedua. Dibawah miskroskop tampak bakteri berwarna biru tua dengan warna dasar
biru yang lebih muda.
j Interpretasi hasil : BTA : warna merah dan Non BTA : warna biru

anonim. (2012). pewarnaan bakteri tahan asam. [online]. tersedia :


http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/pewarnaan-bta-bakteri-tahan-asam.html. [ 15 januari
2013].

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar- dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Penerbit Djambatan.

http://analiskesehatanmakassar.blogspot.com/2010/04/pewarnaan-bta-zeihl-neelsen.html

Anda mungkin juga menyukai