Anda di halaman 1dari 7

Nama : Qatrunada Rizaldi

NIM : 1707101010130
Kelas : B-03

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Judul Pewarnaan BTA Untuk Penapisan TB Paru

Hari/Tanggal Rabu, 11 November 2020, 10.00-12.00 WIB

Tujuan • Mengerti dan memahami dalam mempersiapkan alat dan


bahan yang diperlukan untuk pewarnaan BTA yang baik
dan benar
• Mengerti dan mampu membuat sediaan untuk pewarnaan
BTA dengan baik dan benar
• Mampu melakukan sendiri pewarnaan BTA dengan benar
sesuai dengan masing-masing urutan tahap-tahapnya
sehingga didapatkan hasil pewarnaan sediaan yang baik.
• Mampu menunjukkan dan menjelaskan manakah yang
merupakan bakteri tahan asam pada saat pewarnaan
• Mampu menginterpretasikan hasil teknik pewarnaan
bakteri ini dan melaporkannya secara tertulis

Tinjauan Pustaka Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular akut maupun


kronis yang terutama menyerang paru. Tuberkulosis paru
disebabkan oleh bakteri batang gram positif (Mycobacterium
tuberculosis). Mycobacterium tuberkulosis dapat menular dari
individu yang satu ke individu lainnya melalui percikan droplet
yang terbawa oleh udara, seperti batuk, dahak atau percikan
ludah. Tuberkulosis paru di Indonesia merupakan masalah besar
dan merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah
Cina dan India.Berdasarkan dari data WHO tahun 1997, di dunia
setiap tahunnya terdapat sembilan juta orang yang terkena TBC,
dan lebih dari dua juta orang meninggal dunia. Diperkirakan
setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita
baru TB Paru BTA positif. Setiap satu penderita TBC yang positif
akan menularkan 10-15 orang penduduk setiap tahunnya.
Pemeriksaan mikroskopis BTA dari sputum memegang peran
dalam mendiagnosis awal dan pemantauan pengobatan
Tuberkulosis paru. Rangkaian kegiatan yang baik diperlukan
untuk mendapatkan hasil yang akurat, mulai dari cara
pengumpulan sputum, pemilihan bahan sputum yang akan
diperiksa dan pengolahan sediaan dibawah mikroskop.Teknik
pewarnaan yang digunakan adalah Ziehl Neelsen yang dapat
mendeteksi BTA dengan menggunakan mikroskop.
Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) adalah termasuk teknik
pewarnaan bakteri khusus atau selektif, oleh karena teknik ini
hanya ditujukan untuk golongan bakteri tertentu saja. Dasar
Pewarnaan ini yaitu adanya kemampuan genus Mycobacterium
yang tetap mempertahankan zat warna utama (Carbol fuchsin)
dan tidak luntur (decolorized) walaupun dicuci dengan alcohol
dan asam (HCl). Sifat tahan terhadap pelunturan
(decolorization) dengan asam inilah yang mendasari keluarnya
istilah Tahan Asam (Acid Fastness). Sedangkan bakteri-bakteri
lain termasuk sel-sel darah merah,sel-sel darah putih serta sisa-
sisa jaringan akan melepaskan zat warna utama ini. Sehingga
bakteri genus Mycobacterium akan tampak berwarna merah.
Sedangkan selain bakteri ini akan diwarnai oleh zat warna latar
belakang (counter stain) yaitu berwarna biru (Methylen Blue).
Kemampuan mempertahankan zat warna utama (carbol
fuchsin) pada genus Mycobacterium disebabkan bakteri-bakteri
ini mempunyai struktur dinding sel yang unik yaitu banyak
mengandung ikatan lemak (lipid) yang tebal. Struktur lemak ini
akan berikatan kuat dengan carbol fuchsin, Apalagi dibantu
dengan pemanasan sampai keluar uap sehingga zat warna
menembus masuk kedalam sitoplasma sel bakteri.
Hasil pemeriksaan BTA ini dilaporkan berdasarkan IUATLD
(International Unit Associated Treatment Lung Disease).
Kriterianya adalah sebagai berikut:
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut
negatif.
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 Lapang pandang ditulis
jumlah kuman yan ditemukan (scanty).
c. Ditemukan 10 –99 BTA dalam 100 Lapang pandang disebut
1+
d. Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut 2+
(Diperiksa minimal 50 lapang pandang)
e. Ditemukan lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang pandang
disebut 3+

Alat dan Bahan • Bak pewarnaan dan standar untuk meletakkan kaca objek
• Bahan pemeriksaan (sputum pasien)
• Kaca objek (object glass)
• Zat warna utama (larutan carbol fuchsin)
• Lampu spiritus
• Larutan asam-alkohol
• Zat warna latar belakang (counter stain) larutan methylene
blue
• Air mengalir
• Hand scoon

Prosedur Kerja PREPARASI SEDIAAN DAHAK LANGSUNG:


• Pemberian nomor sediaan
• Pembuatan sediaan dahak
• Fiksasi sediaan dahak
PEWARNAAN SEDIAAN DAHAK:
• Dengan memakai tissu atau kapas alkohol dibersihkan kaca
objek secukupnya.
• Ambil ose yang ujungnya berbentuk lingkaran, kemudian
pijarkan dengan lampu spiritus. Kemudian dinginkan
sebentar pada suhu kamar.
• Celupkan ujung ose tersebut ke dalam cairan bahan
pemeriksaan (sputum) dan oleskan secara merata di atas
kaca objek dengan ketebalan dan luas secukupnya. Pilih
sputum dengan bahan mucin yang tebal, kalau ada bercak
darah pilih yang ada bercak darah.
• Genangi dengan zat warna utama ( Larutan Carbol fuchsin )
selama 5 menit, sementara itu panaskan dengan nyala api
dari bawah kaca objek beserta genangan carbol fuchsin
sampai keluar asap dari genangan carbol fuchsin itu.
• Buang genangan zat warna carbol fuchsin panas tersebut.
Cuci dengan aliran kecil air keran.
• Letakkan kaca objek itu di atas standarnya kemudian
genangi dengan larutan asam-alkohol selama lebih kurang 1
menit (sampai zat warna carbol fuchsin luntur ).
• Celupkan beberapa saat kaca objek tersebut ke dalam
larutan asam-alkohol.
• Bersihkan sisa asam-alkohol dengan mencucinya pada aliran
kecil air keran.
• Letakkan kaca objek pada standarnya dan genangi dengan
larutan zat warna latar belakang (counter stain), Methylen
Blue. Biarkan selama 1 menit.
• Buang larutan zat warna Methylen Blue tersebut kemudian
cuci dengan aliran kecil air keran sampi tidak ada lagi zat
warna biru mengalir.
• Keringkan kaca objek yang telah siap diwarnai tersebut
dengan kertas saring dan lihat dengan mikroskop
sebagaimana pada pada pewarnaan Gram di atas.
• Tunjukkan mana bakteri yang Basil Tahan Asam tersebut
mana yang bukan.
Hasil Pengamatan

Hasil dari percobaan yang saya temukan, dinyatakan negatif


dikarenakan tidak ditemukannya keberadaan bakteri tahan asam
pada sampel tersebut.

Pembahasan Bakteri tahan asam, biasanya disebut dengan BTA, ialah


bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8-95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri
dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa
mencapai 60% dari berat dinding sel. Kuman bakteri tahan asam
(BTA), dikenal ada 41 spesies yang telah diakui oleh ICSB
(International Committee on Systematic Bacteriology).
Sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya
pathogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium
tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya yang
dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan sapropit dikenal
juga dengan nama atipik.
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum ini
menggunakan prosedur pewarnaan dengan menggunakan
teknik Ziehl Neelsen, prosedur pewarnaan ini yang
menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-
bagian sel mikroba. Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih
dari satu larutan zat pewarna atau reagen pewarna. Salah
satunya dengan menggunakan cara teknik pewarnaan BTA
dengan persiapan meliputi ulasan warna dengan karbol fuchsin,
dipusatkan dan diberi warna tandingan metilen blue. Hal
tersebut dilakukan guna memisahkan bakteri tahan asam yang
tetap mempertahankan warna aslinya apabila dikenai larutan
asam (Mycobacterium) dari bakteri tak tahan asam yang pudar
warnanya dikarenakan oleh larutan asam.
Perbandingan hasil praktikum dengan pustaka dahak dari
pasien penderita TB diekstrak dengan mengunakan teknik Ziehl
Neelsen dan asam cepat terdapat noda merah dengan latar biru
yang merupakan basil positif. BTA mudah dikenali dalam Negara
yang memiliki tingkat insiden TB MDR yang rendah dan Negara
yang memiliki tingkat insiden TB MDR yang tinggi. Sputum yang
digunakan dalam praktikum BTA setelah diekstrak dengan
menggunakan teknik Zeehl Neelsen tidak menghasilkan noda
warna merah dengan latar biru. Hal ini menunjukan bahwa
dalam sputum tersebut resusnya negative (tidak mengandung
bakteri Mycobacterium tuberkulose).

Kesimpulan Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang menyebabkan


tuberculosis yang memiliki cir-ciri berbentuk basil, tidak
berspora, dan merupakan bakteri tahan asam yang memiliki
lapisan peptidoglikan yang tebal. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam prosedur pewarnaan BTA aadalah penilaian
kualitas preparat sediaan dahak mulai dari ukuran, kerataan,
ketebalan, dekolorisasi, dan kebersihan sediaan, serta penilian
kualitas dahak secara mikroskopis. Hasil yang didapatkan pada
percobaan ini adalah negative. Tidak ditemukan bakteri tahan
asam yang berwarna merah dengan background biru.

Daftar Pustaka • Irianto, Koes, 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan
Virologi Medis (Medical Bacteriology, Medical Micology, and
Medical Virologi). Bandung, Alfabeta, cv. IKAPI.
• Susanti D. Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) pada
Sputum Penderita Batuk ≥ 2 Minggu di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP. PROF. Dr. R.D Kandou Manado. e-CliniC.
2013;1(1):1–5.
• Widya A. Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA). FK Unand.
2016;

Anda mungkin juga menyukai