Anda di halaman 1dari 6

Efektifitas Waktu fiksasi Preparat Untuk Pewarnaan

Basil Tahan Asam Metode Ziehl Neelsen.

K a l m a *)
*) Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes makassar

ABSTRAK
Sampai saat ini diagnosis tuberkulosis paru yang digunakan secara rutin di laboratorium
rumah sakit dan laboratorium pusat kesehatan masyarakat adalah diagnosis bakteriologis teknik
miroskopis basil tahan asam (BTA). Teknik mikroskopis BTA dapat dilakukan dalam waktu
relatif singkat, tetapi sensitivitas dan spesifisitas teknik ini relatif rendah dibandingkan teknik
kultur. Underdiagnosis pada kasus tuberkulosis positif dapat terjadi karena teknik diagnosis
kurang sensitif atau kurang spesifik. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan sensitivitas dan
spesifisitas teknik mikroskopis BTA relatif rendah adalah lama waktu fiksasi preparat yang
terlalu singkat atau terlalu lama sehingga sulit dibaca atau dinilai hasilnya. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 10 April 2015 di Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium
dengan sampel 10 sputum penderita tuberkulosis paru BTA positif. Setiap sampel dibuat 5
preparat sehingga jumlah keseluruhan preparat adalah 50. Dari 50 preparat dibagi menjadi 5
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 preparat yang masing-masing dari sampel 1 sampai
sampel 10. Kelompok 1 difiksasi 1 detik, kelompok 2 difiksasi 2 detik, kelompok 3 difiksasi 3
detik, kelompok 4 difiksasi 4 detik dan kelompok 5 difiksasi 5 detik. Setelah difiksasi seluruh
preparat diwarna dengan pewarnaan Ziehl Neelsen. Selanjutnya dinilai atau dibaca kualitas hasil
pewarnaan. Hasil penelitian diperoleh lama waktu fiksasi preparat yang efektif adalah 3 detik..

Kata kunci : Fiksasi, preparat, waktu.

PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan


Laboratorium Kesehatan adalah penyakit infeksi yang masih menjadi
sarana kesehatan yang melaksnakan masalah kesehatan masyarakat di
pengukuran, penetapan dan pengujian Indonesia. Tuberkulosis adalah suatu
terhadap bahan yang berasal dari manusia penyakit infeksi yang disebabkan oleh
untuk penentuan jenis penyakit, penyebab Mycobacterium tuberculosis.
penyakit, kondisi kesehatan dan faktor
yang berpengaruh terhadap kesehatan Underdiagnosis pada kasus TB positif
perorangan dan masyarakat. dapat terjadi karena tekhnik diagnosis
yang kurang sensitive dan atau kurang
Dalam menentukan suatu penyakit spesifik ( Handojo,2001).
atau diagnosis, membantu menegakkan
diagnosis, mengendalikan penyakit, Hasil pemeriksaan mikroskopis
memonitoring pengobatan dan mengikuti sediaan hapus dahak yang tidak tepat akan
jalannya suatu penyakit, di perlukan mengakibatkan pasien dengan tuberkolosis
pemeriksaan laboratorium yaitu tidak terdiagnosis atau pasien tanpa
pemeriksaan specimen yang diambil tuberkulosis mendapatkan pengobatan anti
langsung dari pasien. tuberkulosis yang tidak diperlukan.
Masalah diagnosis ini sangat mendesak
Pemeriksaan Bakteriologi merupakan untuk dicari dan ditemukan cara
salah satu pemeriksaan laboratorium yang penanggulangannya (Handojo, 2001).
digunakan sebagai penunjang diagnosis
yang berkaitan dengan terapi dan Dalam penanggulangan TB paru,
prognosis. Untuk mendapatkan diagnosis diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan
yang tepat diperlukan hasil pemeriksaan dahak secara langsung. Diagnosis paru
yang teliti, akurat dan cepat. Salah satunya yang digunakan secara rutin di
adalah pemeriksaan Basil Tahan Laboratorium klinik, Rumah sakit dan
Asam.(BTA). Puskesmas adalah diagnosis secara

58
Media Analis Kesehatan Vol. VI No.1 Mei 2015
bakteriologis dengan tekhnik mikroskopik Bahan pemeriksaan untuk pemeriksan
terhadap BTA pada sediaan apus dahak. mikroskopis BTA adalah sputum atau
Tekhnik mikroskopis BTA dapat dahak. Sputum terbaik untuk diperiksa
dilakkuikan dalam waktu reltif cepat. adalah sputum pagi hari, karena paling
banyak mengandung mikobakteria
Diagnosis TB paru dengan sputum dibandingkan dengan sputum pada saat-
memiliki spesifitas dan tingkat saat lain.
kepercayaan yang tinggi, tetapi tidak
tertutup kemungkinan sensitivitas relatip Sputum dikumpulkan/ditampung
rendah karena dipengaruhi oleh beberapa dalam pot yang bermulut lebar,
faktor tekhnis, sehingga memungkinkan berpenampang 6 cm atau lebih dengan
terdapat kasus BTA positif yang tidak tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak
terdeteksi. bocor. Apabila ada pasilitas, specimen
tersebut dapat dibuat sediaan apus pada
Untuk meningkatkan sensitivitas gelas objek lalu difiksasi sebelum
pemeriksaan mikroskopik, hendaknya dilakukan pewarnan basil tahan asam.
memperhatikan faktor-faktor tekhnis yang
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, Fiksasi adalah suatu cara atau tekhnik
salah satunya adalah lama waktu fiksasi pemanasan yang dilakukan terhadap
terhadap preparat untuk pewarnaan BTA preparat sputum BTA sebelum dilakukan
metode Ziehl Neelsen (ZN). Fiksasi pewarnaan Ziehl Neelsen dengan cara
dilakukan di atas nyala api 2-3 kali dalam preparat dilewatkan 2-3 kali selama 2-3
waktu 2-3 detik dengan tujuan detik di atas nyala api lampu spritus atau
melekatkan sel bakteri pada obyek glass nyala api Bunsen dengan tujuan untuk
sehingga pada pewarnaan dengan metode melekatkan preparat dengan
Ziehl Neelsen tidak muda lepas saat baik,mematikan sel-sel bakteri dengan
pembilasan. Dengan fiksasi yang baik, cepat, mengawetkan preparat dan
benar dan waktu yang tepat dapat mempermudah pengecatan (Fujiki Akiko,
meningkatkan sensitivitas pemeriksaan 1998).
mikroskopis (Depkes RI 2006).
Pewarnaan BTA metode Ziehl
Kesalahan yang dapat terjadi pada Neelsen tergolong pewarnaan diferensial
pemeriksaan BTA dengan pewarnaan yang memilah bakteri menjadi kelompok
Ziehl Neelsen antara lain waktu fiksasi tahan asam dan tidak tahan. Saat ini
diatas nyala api yang terlalu singkat tedapat beberapa metode pewarnaan tahan
sehingga menyebabkan spesimen tidak asam yang tersedia dilaboratorium klinik.
melekat pada obyek glass dengan baik. Semua didasarkan atas prinsip yang sama
Sebaliknya jika waktu fiksasi di atas nyala dengan perbedaan-perbedaan yang penting
api terlalu lama dapat menyebabkan dalam rincian protocol pewanaannya.
specimen pada obyek glass menjadi rusak Secara umum semua metode memerlukan
sehingga tidak dapat dibaca hasilnya, pembuatan apusan yang tipis, pegeringan
diudara dan fiksasi panas. Apusan dialiri
Mycobacterium tuberkulosis oleh zat warna primer penetratif, di
berbentuk batang ramping lurus atau lunturkan dengan suatu reagen yang
sedikit bengkok dengan kedua ujungnya mengandung asam kuat dan diberi warna
membulat. Bakteri golongan ini agak sulit tandingan dengan zat warna kedua. Ada
untuk diwarnai, tetapi sekali berhasil berbagai metode pewarnaan tahan asam
diwarnai, sulit untuk dihapus dengan zat dengan tekhnik yang berbeda diantaranya
asam oleh karena itu disebut juga sebagai Pewarnaan Ziehl Neelsen, Kinyoun
BTA. Sifat tahan asam Mycobacterium Gabbet.
adalah karena sifat dinding sel yang tebal
yang terdiri dari lapisan him (wax) sejenis Prinsip Pewarnaan BTA metode Ziehl
zat lilin dan lemak serta asam lemak Neelsen :
mikolat.
Dengan pemanasan pada pewarnaan
ZieIhl Neelsen lapisan/pori-pori lipid pada

59
Media Analis Kesehatan Vol. VI No.1 Mei 2015
bakteri akan melebur sehingga zat warna Sediaan dahak yang telah difiksasi
dapat masuk kedalam tubuh bakteri. Bila diletakkan di atas rak pewarnaan dengan
preparat dingin zat warna tidak dapat sediaan menghadap ke atas kemudian
terlepas kembali walaupun dilunturkan diteteskan larutan karbol fuchsin 0,3 %
dengan asam, berbeda dengan bakteri sampai seluruh sediaan tertutup larutan
tidak tahan asam yang zat warna pertama tersebut. Sediaan dipanaskan dengan nyala
akan luntur sehingga mengambil zat api sampai keluar uap hal ini dilakukan 3
warna kedua pada pewarnaan kedua. kali dalam waktu 5 menit, selanjutnya
Bakteri tahan asam berwarna merah dan didiamkan selama 5 menit setelah
bakteri tidak tahan asam berwarna biru. pemanasan dihentikan. Sediaan dibilas
dengan air mengalir pelan kemudian
METODE PENELITIAN dituangi dengan HCI- alkohol 3% sampai
Penelitian ini merupakan penelitian warna merah fuchsin hilang. Selanjutnya
eksperimen laboratorium, melakukan dibilas dengan air mengalir pelan lalu
fiksasi preparat untuk pewarnaan Ziehl sediaan dituangi dengan methilen blue
Neelsen pada sputum BTA positif dengan 0,3% sampai seluruh permukaan sediaan
lama waktu fiksasi yang berbeda,untuk tertutup, kemudian didiamkan selama 20
menetukan lama waktu fiksasi preparat detik lalu bilas dengan air mengalir pelan.
efektif untuk pewarnaan Ziehel Sediaan dikeringkan di udara terbuka,
tidak boleh dipanaskan dengan matahari
Spesimen atau bahan uji yang Iangsung.
digunakan dalam penelitian ini adalah
sputum BTA Positif dari penderita Sediaan yang telah diwarnai diamati
tuberkulosis paru sebanyak 10 (sepuluh) atau diperiksa dengan menggunakan
penderita. Instrument penelitian yang mikroskop dengan lensa okuler 10 x dan
digunakan adalah mikroskop, rak objektif 100x menggunakan minyak
pewarnaan, slide/objek glass, lampu imersi. .Pemeriksaan dimulai dari ujung
spritus, sengklit/ose/timer, pinset, pipet, kiri dan digeser terus secara horizontal ke
lidi, pot tempat sputum,Korek api,Slide kanan kemudian digeser kebawah,
Box. Bahan atau reagesia yang digunakan selanjutnya kembali ke kiri.
antara lain: larutan Carbol fuchsin 0,3%,
HCI-Alkohol 3%, Methylene Blue 0,3%, Penilaian atau pembacaan hasil
Aquadest, dan Oil imersi. pewarnaan:

Pembuatan sediaan apusan dahak Sangat kontras : BTA berwarna merah


Pot dahak dan kaca yang beridentitas jelas dengan latar
sama dengan pot dahak diambil. Pot dahak belakang biru jelas.
dibuka dengan hati-hati untuk Kontras : BTA berwarna merah
menghindari percikan dahak. Sediaan apus dengan latar belakang
dahak dibuat dengan ose atau sengklit, biru muda.
dengan urutan : ose dipanaskan di atas Kurang kontras : BTA berwarna merah
nyala api Bunsen sampai merah dan muda dengan latar
dibiarkan sampai dingin, untuk sterilisasi. belakang biru kerah-
Dahak dioleskan secara merata dengan merahan.
bentuk oval pada permukaan kaca objek
dengan ukuran sekitar 2 x 3 cm. Data yang terkumpul ditabulasikan
Sediaan yang sudah kering diambil kemudian diuji dengan uji t-studen dan
dengan pinset pada sisi yang berlabel SPSS rel 11,0 for windows,uji Analisa Of
dengan sediaan dahak menghadap ke atas. Variance (ANOVA) untuk membuktikan
Kemudian sediaan tersebut difiksasi ada tidaknya perbedaan yang signifikan
dengan cara dilewatkan diatas nyala api pada hasil fiksasi preparat untuk
sebanyak 2 - 3 kali (waktu bervariasi pewarnaan metode Ziehl Neelsen dengan
yakni: 1”, 2”, 3”, 4” dan 5”) perlakuan lama waktu fiksasi berbeda pada
Pewarnaan sediaan menggunakan sampel penelitian, untuk menentukan lama
metode Ziehl Neelsen : waktu fiksasi yang efektif untuk
pewarnaan BTA metode Ziehl Neelsen.

60
Media Analis Kesehatan Vol. VI No.1 Mei 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN 6 F03 Sangat kontras 3
7 G03 Sangat kontras 3
A. Hasil 8 H03 Kontras 2
9 I 03 Sangat kontras 3
Dari pemeriksaan mikroskop 10 J03 Sangat kontras 3
diperoleh hasil sebagai berikut yang dibuat
dalam bentuk tabel dibawah ini
Tabel 4 : Kualitas hasil pewarnaan basil
Tabel 1. Kualitas hasil pewarnaan basil tahan asam (BTA) metode Ziehl
tahan asam (BTA) metode Ziehl Neelsen dengan waktu fiksasi 4
Neelsen dengan waktu fiksasi 1 detik :
detik No Kode Kualitas Hasil Skor
Sampel Pewarnaan (bobot)
Kode Kualitas Hasil Skor
No 1 A04 Kontras 2
Sampel Pewarnaan (bobot)
2 B04 Sangat 3
1 A01 Kurang kontras 1
3 C04 kontras 2
2 B01 Kurang kontras 1
4 D04 Kontras 1
3 C01 Kurang kontras 1
5 E04 Kurang 2
4 D01 Kurang kontras 1
6 F04 kontras 2
5 E01 Kontras 2
7 G04 Kontras 2
6 F01 Kurang kontras 1
8 H04 Kontras 1
7 G01 Kurang kontras 1
9 I 04 Kontras 2
8 H01 Kontras 2
10 J04 Kurang 2
9 I 01 Kurang kontras 1
kontras
10 J01 Kurang kontras 1
Kontras
Kontras
Tabel 2 . Kualitas hasil pewarnaan basil
tahan asam (BTA) metode Ziehl Tabel 5 : Kualitas hasil pewarnaan basil
Neelsen dengan waktu fiksasi 2 tahan asam (BTA) metode Ziehl
detik : Neelsen dengan waktu fiksasi 5
detik :
No Kode Kualitas Hasil Skor
Sampel Pewarnaan (bobot) No Kode Kualitas Hasil Skor
Sampel Pewarnaan (bobot)
1 A02 Kurang kontras 1
2 B02 Kontras 2 1 A05 Kurang kontras 1
3 C02 Kurang kontras 1 2 B05 Kurang kontras 1
4 D02 Sangat kontras 3 3 C05 Kontras 2
5 E02 Kontras 2 4 D05 Kurang kontras 1
6 F02 Kontras 2 5 E05 Kurang kontras 1
7 G02 Kontras 2 6 F05 Kontras 2
8 H02 Kontras 2 7 G05 Kontras 2
9 I 02 Kontras 2 8 H05 Kontras 2
10 J02 Kontras 2 9 I 05 Kurang kontras 1
10 J05 Kurang kontras 1

Tabel 3 : Kualitas hasil pewarnaan basil


tahan asam (BTA) metode Ziehl B. Pembahasan
Neelsen dengan waktu fiksasi 3 Berdasarkan hasil pewarnaan, dari 5
detik : (lima) variasi waktu fiksasi yang di teliti
ada 3 ( tiga) variasi waktu yang
No Kode Kualitas Hasil Skor
Sampel Pewarnaan (bobot) memberikan kuwalitas hasil pewarnaan
yang baik yakni 2 detik, 3 detik dan 4
1 A03 Sangat kontras 3
detik. Hasil uji statistik ternyata dari 5
2 B03 Sangat kontras 3
variasi waktu yang diteliti ada satu variasi
3 C03 Kontras 2
waktu yang memberikan kuwalitas hasil
4 D03 Sangat kontras 3
pewarnaan yang sangat baik yakni 3 detik.
5 E03 Sangat kontras 3

61
Media Analis Kesehatan Vol. VI No.1 Mei 2015
Hasil penilaian kualitas pewarnaan Ziehl Neelsen dapat terlepas. Demikian
basil tahan asam metode Ziehl Neelsen juga waktu fiksasi 1 detik terlalu singkat
dengan lama waktu fiksasi berbeda pada waktunya sehingga belum bisa
penelitian ini, ternyata untuk lama waktu memberikan efek panas yang cukup untuk
fiksasi 1(satu) detik dan 5 (lima) detik membuka pori-pori selubung dari
memberikan kualitas hasil pewarnaan Mycobacterium tuberculosis dan
yang tidak baik. menyebabkan hasil pemeriksaan negative
palsu.
Untuk lama waktu fiksasi 2 detik
dengan 5 detik terdapat perbedaan yang Hasil pemeriksaan mikroskopis basil
signifikan, demikian pula dengan lama tahan asam negatif palsu akan berakibat
waktu fiksasi 3 detik dengan 4 detik, lama penyakit penderita bertambah parah karena
waktu fiksasi 3 detik dengan 5 detik dan tidak mendapatkan obat anti tubekulosis,
lama waktu fiksasi 4 detik dengan 5 detik dan penderita tersbut akan berperan
menunjukkan perbedaan yang signifikan. sebagai sumber penularan penyakit
tuberkulosis bagi orang yang sering kontak
Untuk lama waktu fiksasi 4 detik dengan penderita tersebut.
dengan 5 detik meskipun interval
waktunya tidak lama, tetapi dengan lama Bakteri dikatakan tahan asam karena
waktu fiksasi 5 detik dapat mengakibatkan dapat mempertahankan zat warna primer
kerusakan pada Mycobacterium (Carbol Fuchsin) walaupun dicuci dengan
tuberculosis sehingga memungkinkan zat larutan peluntur yang mengandung asam
warna metilen biru dapat masuk, bahkan dan alkohol. Sebaliknya bakteri yang tidak
dapat merusak morfologi kuman akibat tahan asam, zat warna primer larut dengan
temperatur yang terlalu tinggi, juga bisa larutan peluntur, sehingga akan menerap
membuat Mycobacterium tuberculosis zat warna kedua (methilen biru).
kehilangan sifat asamnya, artinya lama
waktu fiksasi 5 detik sudah tidak efektif Pemeriksaan dahak secara
lagi pada pewarnaan basil tahan asam mikroskopis merupakan pemeriksaan yang
metode Zierhl Neelsen. paling efisien, mudah dan murah, dan
hampir semua unit laboratorim dapat
Mycobacterium tuberkulosis yang melaksanakan. Pemeriksaan spesimen
termasuk mikroorganisme bersifat tahan sputum sewaktu pagi sewaktu (SPS)
asam, dengan pewarnaan basil tahan asam secara mikroskopis langsung nilainya
metode Ziehl Neelsen akan berwarna identik dengan pemeriksaan sputum secara
merah karena mempunyai sifat yang khas, kultur atau biakan (Depkes RI, 2006).
yaitu kemampuan mengikat zat warna
karbolfoksin secara kuat sehinnga tidak Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS)
luntur atau tidak hilang meskipun dicuci
dengan pelarut zat warna yang kuat dalam a. Sewaktu (sputum sewaktu saat
hal ini asam dan alcohol. kunjungan)
b. Pagi (keesokan harinya)
Jika Mycobacterium tuberculosis c. Sewaktu (pada saat mengantarkan
kehilangan sifat asamnya, maka sputum pagi)
kemungkinan tidak berwarna merah pada
pewarnaan basil tahan asam tetapi DAFTAR PUSTAKA
berwarna biru. Jika hal ini terjadi akan Akiko F, 1998 ,TB Mikroskopy.
mengakibatkan negatif palsu pada International Koorperation
pemeriksaan mikroskopis basil tahan Departemen The Research
asam, lain halnya pada lama waktu fiksasi Institute of Tuberculosis, Japan
1 detik, dapat menyebabkan negatif palsu Anti-Tuberculosis Assosiation.
disebabkan karena waktu fiksasi yang
singkat membuat daya lengket sputum dan Departemen Kesehatan Republik
Mycobacterium tuberculosis pada obyek Indonesia, 2006, Pedoman
glass tidak baik, sehingga saat pembilasan Nasional
pada pewarnaan basil tahan asam metode PenanggulanganTuberkulosis,

62
Media Analis Kesehatan Vol. VI No.1 Mei 2015
DIT JEN PPM DAN PLP
Cetakan 10, Jakarta.

Gani A. 2003, Metode Bakteriologi


Diagnostik, Balai Laboratorium
Makassar.

Handojo I, 2001. Immunokromatographic


Assay. Surabaya: Laboratorium
Patologi Klinik

Jawetz, Melnick, Adelberg’s, 1991.


Medical Microbiolgy. Nineteenth
Edition. USA, Mexico, Canada:
Prentice-Hall International Inc.

Misnadiarly, 2006, Tuberkulosis Dan


Mikobakterium Atipik,
DianRakyat, Jakarta.

Rieder HL, Chonde TM, Myking H,


Urbanczik R, Laszlo, A, Kim SJ,
Van Deun ATrebucq A, 1998.
The Public Health Service
Tuberculosis Reference
Laboratory and National
Laboratory Network. Paris
Prance: International Union
Against Tuberculosis and Lung
Disease.

Sastroasmoro S dan Ismael S, 1995.


Dadar-Dasar Penelitian Klinis.
Jakarta: Bina Aksara.

63
Media Analis Kesehatan Vol. VI No.1 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai