Anda di halaman 1dari 5

Kajian Pustaka

Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam atau BTA atau merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan
untuk menegakkan diagnosis Tuberkulosis (TB), pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
bakteri penyebab tuberkulosis, terutama tuberkulosis paru. Bakteri tuberkulosis mampu bertahan di
lingkungan asam, sehingga pemeriksaannya disebut pemeriksaan bakteri tahan asam.

Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini tidak hanya
menyerang organ paru-paru saja, melainkan dapat menyerang berbagai organ lain didalam tubuh
manusia seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, atau bahkan dapat menyerang saluran pencernaan
(usus). Di Indonesia, kasus TB terbanyak adalah TB paru yaitu dengan estimasi sebanyak 845.000 kasus
penderita TB yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2020. TB paru lebih mudah menginfeksi
orang dengan kondisi imunitas yang lemah, misalnya seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS, riwayat
penyakit kronis (diabetes melitus dan penyakit jantung) serta orang dengan penyakit autoimun dan
mengonsumsi kortikosteroid lama. Diagnosa TB paru ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan
bakteriologi, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti Interferon Gamma
Release Assays (IGRA). IGRA sering digunakan untuk mendiagnosa tuberkulosis laten.

Pemeriksaan kultur atau biakan dahak merupakan pemeriksaan baku emas. Akan tetapi prosedur
pemeriksaan kultur lebih rumit dan memakan waktu lama serta mahal, sehingga pemeriksaan BTA
secara mikroskopis dinilai memiliki nilai identik yang sama dengan pemeriksaan kultur. Pasien
dinyatakan positif terhadap TB apabila hasil 2 dari 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) pada
pemeriksaan BTA positif.

Interpretasi pemeriksaan BTA dapat dilakukan menggunakan skala International Union Against
Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) atau dengan skala Bronkhorst (BR). Pembacaan hasil ini
dilakukan pada sediaan yang telah diwarnai dengan metode pewarnaan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen,
dan Fluorokrom.

Pemeriksaan BTA ini menjadi pilihan pemeriksaan TB paru karena hasilnya akurat, mudah, murah, tidak
memerlukan persiapan khusus dan tidak ada resiko maupun efek samping yang ditimbulkan dari
pemeriksaan ini.

Tujuan
Untuk mempelajari cara pengecatan Tahan Asam dan mengamati bentuk serta sifat-sifat bakteri
terhadap pengecatan Tahan Asam.

Dasar teori

Dari pengecatan ini dapat sebagai identifikasi bakteri, yaitu dapat membedakan antara bakteri yang Acid
Fast, yaitu bakteri yang tahan terhadap pencucian asam, dan bakteri yang Non Acid Fast yang tidak
tahan terhadap pencucian asam.Beberapa bakteri yang termasuk Mycobacterium antara lain adalah M.
tuberculosis dan M. leprae bersifat Gram positif, sel-selnya diselubungi oleh lapisan lemak atau lilin, hal
ini menyebabkan sangat sulit dalam pengecatan Gram maupun sederhana. Apabila bakteri ini di cat
dengan Carbol Fuchsin sambil dipanaskan 90˚C diatas penangas selama 4 menit maka lapisan lilin akan
hilang sehingga cat dapat masuk kedalam sel, dan pada akhir pengecatan didapatkan bakteri ini bersifat
Acid Fast. Bakteri yang bersifat Acid Fast akan berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau.
Bakteri yang Non Acid Fast akan berwarna biru dengan latar belakang berwarna merah.

Basil Tahan Asam atau (BTA) adalah nama lain dari M. tuberculosis yaitu suatu kuman berbentuk batang
yang tahan terhadap pencucian alkohol asam pada saat dilakukan pewarnaan. BTA menyebabkan suatu
penyakit infeksi menular dan mematikan yang biasa disebut tuberkulosis atau TB. Hal ini pertama kali
dideskripsikan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch, sehingga penyakit TBC pada paru-paru
pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Alat dan bahan

1. Biakan murni E. coli dan B. subtilis masing-masing dalam medium agar miring umur 48 jam.

2. Larutan Ziehl Neelsen :

- ZN A: Larutan Ziehl Neelsen Carbol Fuchsin

- ZN B: Peluntur alkohol asam

-ZN C : Laruta Loefer's Methylen Blue

3. Air steril, alkohol 70% dan lampu spiritus

4. Gelas benda dan rak kayu


5. Ose

6. Mikroskop.

Cara kerja :

1. Siapkan preparat apusan bakteri seperti pada pengecatan sederhana (perlakuan 1 -4 ).

2. Teteskan larutan ZN A berlebihan pada noda apusan bakteri, biarkan selama 1 menit dengan
dipanasi dengan api spiritus nyala kecil (jangan sampai mendidih), dinginkan.

3. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan.

4. Cuci dengan larutan ZN B sampai apusan menjadi pucat (30 detik) dan segera cuci dengan air
mengalir, lalu kering anginkan.

5. Teteskan dengan cat penutup ZN C dan biarkan selama 1 menit.

6. Cuci dengan air mengalir dan kering anginkan.

7. Amati preparat dengan mikroskop, dengan perbesaran 1 sedang dan kuat.

8. Gambar bentuk dan bagian-bagian sel bakteri yang tampak, beri keterangan hasil reaksi
pengecatan ZN.

Analisis hasil

No Pengecatan Gambar
1. Bakteri Tahan Asam

Bakteri tidak tahan asam

Pembahasan

BTA

Zat Warna : Karbol Fuchsin

Warna : Merah

Nama Bakteri : a) monobacillus

BTTA
Zat Warna : Methylena Blue

Warna BTTA : Biru

Nama Bakteri : b & d)monococcus; c)diplococcus; e)streptococcus; f)streptococcus Inkubasi

Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga
sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui
proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan
oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan
asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis
yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling
banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.

Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak
mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain
Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Mycobacterium, avium,
Nocandia meningitidis, Staphylococcus aureus, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose
adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam
sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dikerjakan, didapat hasil pengamatan yaitu, bakteri tahan asam (BTA) yang
berwarna merah, dan bakteri tidak tahan asam (BTTA) yang berwarna biru dengan lapang pandang
transparan.

Daftar pustaka

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/pulmonologi/pemeriksaan-bakteri-tahan-asam

https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/pengecatan-ziehl-neelsen-zn/

https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-pemeriksaan-bta

Anda mungkin juga menyukai