Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOKIMIA

PROSES BIOSYNTHESIS KOLESTROL

Di Susun Oleh :
Kelompok A3

Alya Yus'r Alsy (2013411003)

Anggun Mareta Azhari (2013411008)

Desi Putri Maharani (2013411013)

Dinda Ayu Bestari (2013411017)

Fara Aulia Rahma (2013411022)

Kurnia Resti Kinanti (2013411028)

Ni Made Mella Shanty (2013311033)

Rina Agustina (2013411037)

Septi Ria Rosyana (2013411041)

Winda Yupitasari (2013411046)

Adellia Yunia Putri (2013411050)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN GIZI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal

mungkin. Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah biokimia yang

dengan ikhlas membimbing dan mengarahkan kami serta memberikan waktu untuk

menyelesaikan laporan ini. Walaupun kami sadari dalam penulisan laporan ini masih

banyakkekurangan.

Kami berharap laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat baik bagi penulis

maupun pembaca. Baik dalam rangka memberi wawasan ataupun pengetahuan. Kami

sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi

perbaikan laporan ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang

membangun.

Akhir kata kami tutup kata pengantar ini dengan kata maaf apabila terdapat kata-

kata yang kurang berkenan. Terima Kasih

i
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii


BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………... 4

1.3 TUJUAN ……………………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...……………………………………………………….. 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN METABOLISME KOLESTEROL ……………………………..9

3.2 PENGERTIAN BIOSINTESIS DAN KOLESTEROL ………………………. 10

3.3 PROSES TERJADINYA BIOSINTESIS KOLESTEROL …………………… 10

3.4 REGULASI SINTESIS KOLESTEROL ……………………………………… 11

3.5 FAKTOR PENINGKAT KOLESTEROL ………………………………………20

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN ………………………………………………………………. 23

4.2 SARAN ……………………………………………………………….23

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 24


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kolesterol dianggap sebagai suatu oleh sejumlah orang yang sebenarnya belum
memahami apa sebenarnya kolesterol ini dan manfaat yang dapat diberikannya. Menurut
martoharsono(1993), kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti
kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita disamping
zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi.
Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol
memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk
dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan horon-
hormon steroid.

Tetapi bila kolesterol dalam tubuh berlebih akantertimbun didalam dinding pembuluh
darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut ateroklerosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal
diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya
karena makanan okstern yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai
makanan sampah (junkfood).

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian dari metabolisme kolesterol?
2. Apakah pengertian dari biosintesis dan kolesterol?
3. Bagaimana proses terjadinya biosintesis kolesterol?
4. Bagaimana regulasi sintesis kolesterol?
5. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kolesterol?
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari metabolisme kolesterol
2. Mahasiswa mengetahui pengertian dari biosintesis dan kolesterol
3. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya biosintesis kolesterol
4. Mahasiswa mengetahui regulasi sintesis kolesterol
5. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kolesterol
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kolesterol

2.1.1. Definisi kolesterol

Kolesterol adalah lipida struktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi sebagai

komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Kolesterol merupakan bahan yang

menyerupai lilin,sekitar 80% dari kolesterol diproduksi oleh hati dan selebihnya diperoleh

dari makanan yang kaya kandungan kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan

dasar susu. Kolesterol sangat berguna dalam membantu pembentukan hormon, vitamin D,

lapisan pelindung sel syaraf, membangun dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A, D, E, K)

dan mengembangkan jaringan otak pada anak-anak (Silalahi, 2009).

2.1.2 Biosintesis kolesterol

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: (a) Sintesis

mevalonat dari asetil-CoA. (b) Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat melalui pelepasan

CO2. (c) Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa antara

skualen.( d) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu

lanosterol. (e) Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melewati beberapa tahap lebih lanjut

termasuk pelepasan tiga gugus metil (Murray, 2009).

Prekusor yang digunakan oleh hati untuk mensintesis kolesterol adalah asetil

Koenzim-A (asetil KoA) yang merupakan hasil metabolisme karbohidrat atau lemak.

Biosintesis kolesterol terbagi menjadi empat tahap. Tahap pertama melibatkan perubahan

asetil CoA menjadi 3-hidroksi-3- metilglutaril-CoA (HMG-CoA) yang dikatalisis oleh enzim

HMG-CoA sintase, kemudian dilanjutkan sintesis HMG-CoA menjadi Mevalonat akan

diubah menjadi molekul dasar isoporen yaitu isopentenyl pyrophospat (IPP), bersamaan

dengan hilangnya CO2. Tahapan ketiga adalah terjadinya proses polimerisasi enam molekul

isoprenoid untuk membentuk molekul skualen. Tahap paling akhir adalah proses terbentuknya

inti steril dari skualen yang kemudian akan diubah menjadi kolesterol (Koolman, 2005).

2.1.3 Pengangkutan kolesterol

Lipid plasma yang utama yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak

bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat diangkut dalam
sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut dimodifikasi dalam bentuk lipoprotein yang

bersifat larut dalam plasma. Lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat

sintesisnya ke tempat penggunaannya (Suyatna, 2011).

Pemeliharaan penyaluran kolesterol darah ke sel melibatkan interaksi antara kolesterol dari

makanan dan sisntesis kolesterol oleh hati. Apabila jumlah kolesterol dari makanan

meningkat sintesis kolesterol oleh hati dihentikan karena kolesterol dalam darah secara

langsung menghambat suatu enzim hati yang penting untuk sintesis kolsterol. Dengan

demikian semakin banyak kolesterol yang dimakan semakin sedikit kolesterol yang

dibentuk oleh hati. Sebaliknya apabila asupan kolesterol melalui makanan berkurang hati

mensintesis lebih banyak kolesterol karena efek inhibisi kolesterol pada enzim hati tersebut

tidak ada (Sherwood, 2003).

Lipid darah diangkat dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen

(Suyatna,2011)

Gambar 2.1 Metabolisme lipoprotein Jalur Endogen dan Eksogen


(Suyatna,2011).
Sumber lipid yang didapatkan oleh tubuh berasal dari 2 jalur, yaitu endogen dan
eksogen. Jalur endogen merupakan lipid yang berasal dari produksi tubuh sendiri,
sedangkan jalur eksogen merupakan lipid yang berasal dari makanan (Suyatna,2011).

1. Jalur eksogen

Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai
kilomikron. Kilomikron ini diangkut ke dalam saluran limfe lalu ke dalam darah via duktus

torasikus. Dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh

lipoprotein lipase yang terdapat di permukaan sel endotel. Akibat hidrolisis ini maka akan

terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan menembus endotel

dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali

(sebagai cadangan) atau dioksidasi (sebagai energi).

Kilomikron remanant adalah kilomikron yang telah dihilangkan sebagaian besar

trigliseridanya sehingga ukurannya mengecil tetapi jumlah ester kolesterolnya tetap.

Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme

endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolesterol bebas yang akan

digunakan untuk sintesis berbagai struktur (membran plasma, myelin, hormone steroid,

dsb) disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi, diekskresi ke dalam empedu atau

diubah menjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma. Kolesterol juga

dapat disintesis dari asetat dengan pengaruh enzim HMG-CoA reductase yang menjadi

aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen. Asupan kolesterol dari darah juga

diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati.

A. Jalur endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam

bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL), kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis

oleh Lipoprotein Lipase (LPL) menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu

Intermediate Density Lipoprotein (IDL) dan LDL. LDL mengalami katabolisme melalui

jalur reseptor dan non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi

kolesterol endogen.

Terdapat 5 golongan besar lipoprotein (Suyatna, 2011):

1. Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar yang terdiri 80%

trigliserida dan 5% kolesterol ester. Trigliserida dari kilomikron akan dihidrolisis

oleh LPL sehingga diameternya jadi mengecil. Komponen lipid permukaan dan

apoprotein akan ditransfer ke HDL, sedangkan kilomikron remnant mengalami

endositosis lewat reseptor di hepatosit. Adanya kilomikron dalam plasma sewaktu

puasa dianggap kondisi abnormal.

2. Lipoprotein berdensitas tinggi HDL memiliki pretein lebih banyak dan koleterol

lebih sedikit. HDL merupakan lipoprotein protektif yang menurunkan risiko PJK.
Efek protektifny diduga karena mengangkut kolesterol dari perifer untuk

dimetabolisme di hati dan menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui

paraoksonase (suatu protein antioksidan yang berasosiasi dengan HDL).

3. Lipoprotein berdensitas rendah LDL memiliki protein lebih sedikit dan

kolesterolnya lebih banyak. LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut

kolesterol terbesar pada manusia (70% total). Partikel LDL mengandung trigliserida

sebanyak 10% dan kolesterol 50%. Jalur utama katabolisme LDL berlangsung

lewat reseptor mediated endositosis di hati dan sel lain. Ester kolesterol dari LDL

dihidrolisis menjadi kolesterol untuk sintesis membran dan hormon steroid.

Produksi enzim HMG Co-A reductase dan reseptor LDL diatur lewat transkripsi

genetik berdasarkan tinggi rendahnya kadar kolesterol dalam sel.

4. Lipoprotein berdensitas sangat rendah VLDL mengandung 60% trigliserida dan

10% kolesterol. VLDL disekresi di hati untuk mengangkut trigliserida ke jaringan

perifer. Trigliserida VLDL dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam lemak bebas

untuk disimpan dalam jaringan adipose serta bahan oksidasi di jantung dan otot

skelet. Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat disintesis dari karbohidrat,

maka makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan jumlah VLDL

Hipertrigliseridemia merupakan tanda bahwa kadar HDL kolesterol rendah dan

sering dikaitkan dengan kegemukan, intoleransi glukosa dan hiperurisemia.

5. Lipoprotein densitas IDL mengandung trigliserida 30% dan kolesterol 20%. IDL

adalah zat perantara yang terbentuk sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi

LDL.Kadar tidak terlalu besar kecuali jika terdapat hambatan konversi lebih lanjut.

Kolesterol total plasma tersusun atas turunan kolesterol dan VLDL, LDL dan HDL.

Pemeriksaan kadar dari VLDL, LDL dan HDL dapat menentukan ada atau tidaknya

peningkatan kolesterol plasma. Peningkatan kadar LDL dan VLDL serta penur
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Metabolisme Kolestrol

Hati dan usus adalah organ penting dalam pengaturan metabolisme kolesterol. Kolesterol

yang diangkut ke hati melalui lipoprotein menjadi substrat untuk sintesis asam empedu dan dapat

disekresi ke dalam empedu dalam bentuk asam empedu dan kolesterol. Asam empedu dan

kolesterol ini dilepaskan ke usus besar dan diserap kembali melalui jalur sirkulasi enterohepatik.

Namun, sekitar 50 persen dari kolesterol yang disekresikan ke saluran pencernaan tidak

diabsorpsi dan diekskresikan. Dengan demikian, jalur enterohepatik merupakan rute utama untuk

menghilangkan kolesterol dari tubuh (Burgess, Sinclair, Chretien, Boucher, dan Sparks, 2006).

Asam empedu adalah produk akhir metabolisme kolesterol. HDL merupakan sumber

kolesterol untuk sintesis asam empedu sehingga sebagian besar kolesterol yang belum

teresterifikasi dari HDL diubah menjadi asam empedu. Perubahan kolesterol menjadi asam

empedu dimulai oleh enzim P-450 di hati, kolesterol 7α-hidroksilase. Hal ini diikuti oleh

beberapa hidroksilasi dari struktur cincin steroid kolesterol dan pembelahan rantai samping.

Dengan demikian, asam empedu tetap mempertahankan sifat lipofilik dan hidrofilik. Sifat

ampifatik ini memungkinkan untuk pembentukan misel campuran dengan fosfolipid dan

kolesterol dalam empedu (Burgess dkk., 2006).

Transportasi kolesterol ke dalam empedu melibatkan beberapa faktor, yaitu faktor-faktor

yang mempengaruhi homeostasis kolesterol. Kemampuan untuk mengangkut asam empedu dan

kolesterol melintasi membran plasma hepatosit merupakan faktor yang mengendalikan

sekresi/ekskresi lemak empedu. Sebuah transporter membran khusus akan dapat memfasilitasi

ekskresi kolesterol bebas ke dalam empedu. Setelah disekresi ke dalam empedu, asam empedu

membentuk interaksi molekul yang sangat kuat untuk fosfolipid sehingga kolesterol bebas dapat

diangkut ke dalam usus. Sebagian besar asam empedu akan diserap di dalam saluran usus.

Dengan demikian, hingga 95% asam empedu diserap kembali oleh usus ke dalam vena portal

dan kembali ke hati, yang berfungsi untuk mengatur sintesis asam empedu atau diresirkulasi ke

dalam empedu (Burgess dkk., 2006).


Sirkulasi enterohepatik ini mendaur ulang sekitar sepuluh kali tiap hari dan memiliki

pengaruh besar pada tingkat sintesis asam empedu dan akibatnya akan mempengaruhi juga

homeostasis kolesterol. Kolesterol empedu juga diatur oleh sirkulasi enterohepatik. Sekitar 20-

80% dari kolesterol empedu akan diserap kembali oleh tubuh. Persentase penyerapan ini berbeda

pada tiap individu (Burgess dkk.,2006).

3.2. Pengertian Biosintesis dan Kolesterol

3.2.1. Pengertian Biosintesis

Biosintesis adalah suatu proses banyak-tahap, yang dikatalisis-enzim di mana substrat

diubah menjadi produk yang lebih kompleks dalam organisme hidup. Dalam biosintesis,

senyawa dimodifikasi, diubah menjadi senyawa lain, atau digabungkan bersama untuk

membentuk makromolekul. Proses ini terkadang terdiri dari jalur metabolik. Beberapa dari jalur

biosintesis ini berlokasi didalam organel sel tunggal, sementara lainnya melibatkan enzim yang

berlokasi di dalam organel sel ganda. Contoh dari jalur biosintesis ini diantaranya pada produksi

komponen membran lipida dan nukleotida. Biosintesis biasanya bersinonim dengan anabolisme.

Unsur-unsur prasyarat untuk biosintesis meliputi: senyawa prekursor, energi kimia

(misalnya ATP), dan enzim katalitik yang mungkin memerlukan koenzim (misalnya NADH,

NADPH). Elemen-elemen ini menciptakan monomer, suatu blok pembangun untuk

makromolekul. Beberapa makromolekul biologis penting meliputi: protein, yang terdiri dari

monomer asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida, dan molekul DNA, yang terdiri

dari nukleotida yang bergabung melalui ikatan fosfodiester.

3.2.2. Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak stero yang ditemukan pada

membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Merupakan sejenis lipid yang merupakan

molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol merupakan jenis khusus lipid yang disebut

steroid. Steroid adalah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri atas 4

cincin atom karbon. Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen, dan

testosteron; semua hormon steroid ini terbuat dari perubahan struktur dasar kimia kolesterol.

Selain penting untuk struktur sel hewan, kolesterol juga berfungsi sebagai prekursor

untuk biosintesis hormon steroid, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol adalah sterol utama

yang disintesis oleh semua hewan. Pada vertebrata, sel-sel hati biasanya menghasilkan jumlah
terbesar. Tidak ada di antara prokariota (bakteri dan archaea), meskipun ada beberapa

pengecualian, seperti Mycoplasma, yang membutuhkan kolesterol untuk pertumbuhan.

François Poulletier de la Salle pertama kali mengidentifikasi kolesterol dalam bentuk

padat di batu empedu pada 1769. Namun, baru pada tahun 1815 ahli kimia Michel Eugène

Chevreul menamai senyawa itu "kolesterin".

3.3. Proses Terjadinya Biosintesis Kolestrol

3.3.1. Proses 5 Tahap

1. Tahapan pertama

sintesis kolesterol sendiri dapat dibagi menjadi lima tahap. Tahap pertama, asetil-KoA

membentuk HMG-KoA yang pada akhirnya akan membentuk mevalonat. Tahap kedua,

mevalonat mengalami defosforilasi oleh ATP dan membentuk beberapa senyawa-antara

terfosforilasi aktif. Iso penteril pirofosfat suatu unit isoprenoid aktif terbentuk melalui pelepasan

CO₂. Tahap ketiga, tiga molekul iso-pentenil pirofosfat mengalami kondensasi dan membentuk

molekul farnesil pirofosfat. Tahap keempat, terjadi proses perubahan skualena menjadi

lanosterol. Pada tahap kelima, yang merupakan tahap terakhir dari serangkaian proses biosintesis

kolesterol ini, lanosterol diubah menjadi kolesterol. Konversi lanosterol menjadi kolesterol ini

bukanlah reaksi yang sederhana, melibatkan setidaknya 19 reaksi biokimiawi yang dikatalisis

oleh pelbagai enzim pada membrane retikulum endoplasma. Kelompok enzim yang terlibat

dalam tahap ini dikenal sebagai isomerase (Mayes, 2003).

Regulasi biosintesis kolesterol terjadi di tahap pertama rangkaian reaksi sintesis tersebut,

tepatnya dengan mengatur aktivitas enzim HMG-KOA reduktase. Dalam penelitian pada hewan

yang dipuasakan, terjadi penurunan aktivitas HMG-KoA reduktase secara signifikan. Hal ini

menjelaskan fenomena penurunan sintesis kolesterol dalam keadaan puasa. Dalam jaringan

hepar, HMG-KoA reduktase dihambat oleh suatu mekanisme umpan-balik negatif (negative

feed-back mechanism) olch mevalonat, yang merupakan produk-antara, dan juga kolesterol,

yang dalam hal ini merupakan produk utama. Sintesis kolestrol juga dihambat oleh LDL-

kolesterol yang diambil melalui reseptor LDL. Selain itu juga dijumpai variasi diurnal pada

aktivitas enzim HMG-KoA reduktase yang pada akhirnya menimbulkan variasi pada biosintesis

kolesterol. Lebih lanjut, pemberian hormon insulin dan tiroid ternyata meningkatkan aktivitas

HMG-KoA reduktase, sementara hormon glukagon dan glukokortikoid justru menurunkan

aktivitas enzim tersebut (Mayes, 2003).


Biosintesis kolesterol terjadi terutama di hati, meskipun di otak, sistem saraf perifer dan

kulit juga terjadi sintesis kolesterol. Kolesterol diekspor dari hati dan diangkut ke jaringan lain

dalam bentuk Low Density Lipoprotein (LDL) untuk penyerapan melalui reseptor tertentu. Di

hewan, sel dapat memperoleh kolesterol yang dibutuhkan dari makanan melalui sirkulasi LDL

atau mereka dapat mensintesis sendiri seperti diuraikan di atas. Biosintesis kolesterol sangat

diatur yang bervariasi tergantung pada ketersediaan eksternal sumber kolesterol. Setiap

kolesterol berlebih dalam membran akan kembali ke dalam sel. Hal ini dapat berfungsi sebagai

sinyal umpan balik untuk mengatur kadar kolesterol (Christie, 2011).

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu:

A. Sintesis mevalonat dari asetil Ko-A,

B. Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat melalui pengeluaran CO2,

C. Kondensasi enam unit isoprenoid untuk membentuk skualen,

D. Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk yaitu lanosterol dan

pembentukkan kolesterol (Nelson dan Cox, 2001). Pada tahap pertama, dua molekul

asetil-KoA membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh tiolase sitosol. Asetoasetil KoA

mengalami kondensasi dengan molekul asetoasetil KoA lain yang dikatalisis oleh hidroksimetil-

glutaril koenzim A (HMG-KoA) sintase untuk membentuk enam molekul karbon HMG-KoA

yang direduksi menjadi mevalonat oleh NADPH dan dikatalisis oleh HMG-KoA reduktase

(gambar 1). HMG-KoA reduktase merupakan enzim yang berperan penting dan secara luas

dianggap sebagai tahap penentu laju dalam sintesis keseluruhan sterol. Enzim ini terikat pada

membran dan terletak dalam retikulum endoplasma. Enzim HMG-KoA reduktase yang

merupakan protein integral membran pada reticulum endoplasma ini adalah salah satu target

yang dihambat oleh obat yang dikenal sebagai golongan statin, untuk menurunkan kadar

kolesterol dalam sirkulasi darah.


2. Tahap kedua

berikutnya melibatkan reaksi fosforilasi pertama asam mevalonat oleh mevalonat kinase

untuk membentuk ester 5-monofosfat, diikuti oleh proses fosforilasi lanjut untuk menghasilkan

suatu pirofosfat tidak stabil, yang dengan cepat mengalami dekarboksilasi untuk menghasilkan

asam 5-isopentenil pirofosfat. 5-isopentenil pirofosfat mengalami isomerasi melalui pergeseran

ikatan rangkap untuk membentuk isopren aktif yang lain yaitu asam 3,3-dimetilalilpirofosfat

(gambar 2). Sintesis 5- isopentenil pirofosfat di sitoplasma pada sel tumbuhan juga melalui jalur

ini.

3. Tahap ketiga

adalah kondensasi enam isoprenoid untuk membentuk skualen (gambar 3). Pada tahap

ketiga ini 5-isopentenil pirofosfat dan 3,3-dimetilalilpirofosfat akan mengalami kondensasi

bersamaan dengan proses eliminasi asam pirofosfat untuk membentuk geranilpirofosfat. Hasil

reaksi ini akan bereaksi dengan molekul 5-isopentenil pirofosfat yang lain untuk menghasilkan

farnesilpirofosfat. Dua molekulfarnesilpirofosfat yang terkondensasi dengan bantuan katalis


enzim skualen sintase akan menghasilkan preskualen difosfat. Molekul preskulen difosfat yang

terbentuk ini akan tereduksi dengan penghilangan gugus pirofosfat oleh NADPH untuk

menghasilkan skualen.

4. Tahap keempat

merupakan pembentukkan lanosterol dan pembentukkan kolesterol (gambar 4). Skualen

dapat melipat membentuk suatu struktur yang sangat mirip dengan inti steroid. Sebelum terjadi

penutupan cincin, skualen diubah menjadi skualen 2,3-epoksida oleh monooksigenase skualen di

retikulum endoplasma. Skualen 2,3-epoksida akan mengalami siklisasi yaitu terjadinya

perpindahan gugus metil di C14 dipindahkan ke C13 dan yang di C8 ke C14, yang dikatalisis

oleh enzim skualen epoksida lanosterol siklase untuk membentuk lanosterol. Selanjutnya

lanosterol akan membentuk kolesterol yang berlangsung di membran reticulum endoplasma dan

melibatkan pertukaran-pertukaran di inti steroid dan rantai samping yang melibatkan hingga

sekitar 20 macam reaksi seperti, pengeluaran gugus metil di C14 dan C4 untuk membentuk 14-

desmetil lanosterol dan kemudian zimosterol , selain itu ikatan rangkap di C8-C9 kemudian

dipindahkan ke C5-C6 dalam dua langkah yang membentuk demosterol. Akhirnya, ikatan

rangkap rantai samping direduksi, dan menghasilkan kolesterol.


5. Tahap Kelima

Biosintesis kolesterol diatur terutama oleh sterol regulatory element binding protein

(SREBP). SREBP merupakan prekursor yang tidak aktif yang akan masuk ke dalam retikulum

endoplasma. SREBP ketika di retikulum endoplasma akan menangkap sebuah protein yang

disebut SREBP cleavage-activating protein (SCAP), suatu protein yang merupakan sensor

kolesterol seluler. Ketika kadar kolesterol seluler tidak memadai, SCAP akan berikatan dengan

SREBP. Kompleks SCAP-SREBP kemudian bergerak ke badan golgi, di mana dua protease

spesifik membelah SREBP sehingga memungkinkan C-terminal regulatory untuk memasuki inti

sel dan mengaktifkan faktor transkripsi. Pengaktifan faktor transkripsi ini akan merangsang

ekspresi gen mengkode reseptor LDL dan enzim HMG-KoA reduktase yang merupakan kunci

dalam biosintesis kolesterol. Hal ini pada akhirnya akan merangsang penyerapan dan sintesis

kolesterol. Sebaliknya, ketika tingkat kolesterol seluler lebih tinggi, SCAP tidak berikatan

dengan SREBP sehingga penyerapan dan sintesis kolesterol tidak terjadi (Christie, 2011).

3.3.2. Pembentukan senyawa intermediate mevalonat

Diawali oleh reaksi penggabungan 2 molekul asetil S-KoA yang dikatalis oleh enzim

tiolase dan menghasilkan asetoasetil S-KoA. Selanjutnya asetoasetil S-KoA bereaksi dengan 1

molekul asetil S-KoA lagi membentuk senyawa B-OH, B-CH3 Glutaril-S-KoA (HMG-S-KoA).

Reaksi ini dikatalisis oleh enzim HMG S-KoA sintetase. Akhimya HMG S-KoA direduksi oleh

NADPH + H yang dikatalisis oleh enzim HMG S-KoA reduktase, dan terbentuklah mevalonat.

3.3.3. Pembentukan kolesterol


Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energiserta hasil

metabolisme lainnya disamping kolesterol juga memproduksi energi. Sumber energi berlebihan

mengakibatkan pembentukan asetat sebagai perantara juga berlebih, dan lemak di dalam tubuh

juga akan bertambah. Pembentukan kolesterol melalui asetat merupakan proses yang sangat

kompleks, diantaranya yang memegang peranan penting adalah enzim reduktase HMG – Co.A.

Pembatasan konsumsi kolesterol akan berakibat menaiknya kadar kolesterol dalam darah apabila

sistem kerja enzim tidak normal. Kolesterol pada keadaan normal disintesa dalam makanan yang

dimakan, diubah menjadi jaringan, hormon-hormon vitamin yang kemudian beredar ke dalam

tubuh melalui darah, namun ada juga kolesterol kembali ke dalam hati untuk diubah menjadi

asam empedu dan garamnya, hasil sintesa kolesterol disimpan dalam jaringan tubuh (Sitopoe,

1992). Beberapa jaringan yang mampu mensintesa kolesterol diantaranya hepar, kortex, adrenal,

kulit, usus, testis, dan aorta (Yul Iskandar, 1974).

 Struktur pembentukan kolesterol


 Transport kolesterol didalam tubuh:

 Kolesterol yang berasal dari makanan akan bercampur dengan kolesterol yang disintesis

dalam usus kemudian disatukan di dalam kilomikron

 (Dari kolesterol yang diserap tubuh, 80%-90% akan mengalami esterifikasi dengan

asam lemak rantai panjang di dalam mukosa usus, membentuk ester kolesteril)

 Ketika kilomikron bereaksi dengan lipoprotein lipase untuk membentuk sisa

kilomikron, hanya sekitar 5% ester kolesteril yang hilang.

 Sisa ester kolesteril tersebut selanjutnya diambil oleh hepar ketika sisa kilomikron

bereaksi dengan reseptor apo E dan dihidrolisis menjadi kolesterol bebas di dalam hepar

 Kemudian, VLDL yang terbentuk dalam hepar akan mengangkut kolesterol ke dalam

plasma

 Sebagian besar kolesterol dalam VLDL tertahan di dalam sisa VLDL (IDL)

 IDL akan diambil oleh hati, atau diubahmenjadi LDL

 LDL selanjutnya akan diambil oleh reseptor LDL dalam hati dan jaringan ekstra hepatik

 Langkah-langkah Pemasukan Kolesterol Kedalam Sel Melalui VLDL

 - Apolipoprotein B-100 yang terdapat pada permukaan partikel LDL, akan

mengikat suatu reseptor protein yang spesifik pada membran plasma sel-sel

nonhepatik

 - Kompleks LDL reseptor itu akan mengalami internalisasi melalui proses

endositosis (yaitu bagian dari membran plasma di sekitar kompleks itu akan

melekuk ke dalam kemudian menyatu dan membentuk suatu vesikel endositik)


 - Vesikel - vesikel ini (yang mengandung VLDL), kemudian akan berfusi dengan

lisosom yang mengangkut bermacam-macam enzim pencernaan.

 - Komponen protein LDL dihidrolisa menjadi asam amino bebas. Ester kolesterol

dihidrolisis oleh lipase asam di lisosom. Reseptor LDL sendiri biasanya kembali

utuh ke membran plasma.

 - Kolesterol bebas kemudian dapat digunakan untuk biosintesis membran, dll

Selain itu, kolesterol itu dapat pula mengalami reesterifikasi untuk disimpan di

dalam sel.

3.4. Regulasi Sintesis Kolesterol


 Sintesis Kolesterol

Sintesis kolesterol dari dalam tubuh sekitar 80% dan merupakan produksi dari

asetil koenzim A (asetil Ko-A). Asetil Ko-A merupakan prekursor untuk sintesis

kolesterol yang dapat dibentuk dari glukosa, asam lemak, dan asam amino. Di dalam

hati, dua molekul Co-A lainnya membentuk hidroksi metil glutanil Co-A (HMG Co-

A). Reduksi HMG Co-A menghasilkan mevalonat. Reaksi yang dikatalisasi oleh

HMG Co-A reduktase ini adalah reaksi penentu kecepatan pembentuk kolesterol

mevalonat menghasilkan isoprene yang akhirnya salung bergabung membentuk

skualen. Siklisasi skualen menghasilkan system cincin steroid dan sejumlah reaksi

selanjutnya menghasilkan kolesterol (Murray dkk, 2007).

Gambar 2.4. Sintesis Kolesterol (Sheriff, 2004)

 Regulasi Sintesi Kolesterol

Regulasi sintesis kolesterol dipengaruhi oleh kadar dan aktivitas dari HMG-

CoA reduktase. Aktivitas dari HMG-CoA reduktase dapat dipengaruhi beberapa

faktor, diantaranya adalah :


 Ekspresi gen

Ekspresi gen HMG CoA reduktase dikontrol oleh factor transkripsi, SREBP

(Sterol Regulatori Element-Binding Protein) mengikat DNA pada posisi cis SRE

(Sterol Regulatory Element) pada reduktase gen. SREBP adalah protein integral

membrane Endoplasmic Reticulum (ER) dan terasosiasi dengan protein membrane

kedua Endoplasmic Reticulum (ER), SCAP (SREBP Cleavage-Activating Protein).

Saat level sterol dalam sel rendah, maka kompleks SREBP-SCAP dikeluarkan dari

Endoplasmic Reticulum menuju badan Golgi. Dalam Golgi SERBP ditindaklanjuti

oleh protease yang menghasilkan fragmen yang larut yang masuk kedalam inti sel

dan berfungsi sebagai “faktor transkripsi”. Hasilnya dapat meningkatkan sintesis

HMG CoA reduktase dan menyebabkan sintesis kolesterol.

Jika sterol dirasa cukup maka terjadi induksi pengikatan SCAP ke membrane

protein ER lainnya. Hasilnya dalam retensi SCAP-SREBP dalam ER. Sehingga

mencegah aktivasi SREBP, dan menyebabkan menurunkan regulasi sintesis

kolesterol

 Hormonal

Peningkatan insulin dan Growth Hormone (GH) berimbas pada peningkatan

ekspresi gen HMG CoA reduktase sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol

total. Glukagon dan epinefrin memiliki efek yang sebaliknya yaitu menurunkan

kadar kolesterol total (Stipanuk dan Caudill, 2013).

Sintesis hormon steroid berasal dari kolesterol yang disintesis dari Asetil Ko-A.

Sintesis semua hormon steroid berasal dari kolesterol yang diubah menjadi

progesteron. Enzim pemutus rantai sitoktom P450scc, mengeluarkan 6 karbon dari

rantai sisi kolesterol dan membentuk pregnenolon. Pregnenolon akan berubah

menjadi progesteron yang dikatalisasi oleh 3β- hidroksisteroid dehidrogenase. Produk

utama sintesis steroid di korterks adrenal adalah glukokortikoid kortisol dan

mineralokortikoid aldosteron. Steroid utama yang disentesis ovarium adalah estradiol

dan yang disintesis testis adalah testosteron. Siklus ini terjadi selama 40 hari dan

sintesis hormon testosteron dapat menurunkan kadar kolesterol total (Marks dkk,

2012).

 Pembentukan Garam Empedu

Garam empedu dibentuk dari kolesterol melalui reaksi hidroksilasi dengan


bantuan enzim 7α-hidroksilase dan menjadi 7α-hidroksikolesterol. 7α-

hidroksikolesterol dengan bantuan enzim 12α-hidroksilase, oksigen, ATP dan Co-A

akan diubah menjadi Cholyl Co-A dan Chenodeoxylcholyl Co-A. Masing-masing akan

diubah menjadi asam empedu primer dan selanjutnya akan diubah menjadi asam

empedu sekunder. Pembentukan garam empedu dari kolesterol darah mampu

menurunkan kadar kolesterol total darah (Murray dkk, 2009).

Gambar 2. 5. Sintesis garam empedu

 Absorbsi Kolesterol

Absorbsi kolesterol dipengaruhi oleh adanya garam empedu melalui proses

pembentukan komplek lipid atau biasa disebut micelle campuran yang mengandung

kolesterol dan asam kempedu terkonjugasi, asam lemak monoglliserida dan

lisolesitin. Sekitar 98 % garam empedu yang disekresikan akan direabsorbsi terutama

di ileum distalis. Setelah direabsorbsi, garam empedu kembali ke hati lewat vena

porta dan kemudian di sekresi kembali.

Pembentukan micelle memungkinkan difusi kolesterol melintasi lapisan air tak

bergerak, yang dianggap mewakili sawar terhadap absorbsi kolesterol melintasi

permukaan lumen usus. Selain difusi pasif melintasi dinding sel, kolesterol bercampur

dengan peningkatan kolesterol yang ada di dalam sel usus dan digabung dengan asam

lemak rantai panjang ke dalam kilomikron.


Faktor yang dapat mempengaruhi absorbsi kolesterol yaitu pektin dengan

mengikat kolesterol, asam lemak dan garam empedu menjadi feses. Mekanisme ini

mampu menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserid (Marks, 2012).

3.5. Faktor yang memengaruhi kadar kolesterol


Kadar kolesterol tinggi bukan hanya disebabkan oleh faktor makanan.

Ada beberapa hal lain yang dapat memengarughinya. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Merokok

Berdasarkan penelitian, merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol low density

lipoprotein (LDL) atau orang kerap menyebutnya sebagai kolesterol jahat, kolesterol

total, dan trigliserida (lemak darah).

2. Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan

trigliserida.Oleh sebab itu, pecandu alkohol cenderung memiliki berat badan berlebih dan

tekanan darah kerap naik.

3. Berat badan

Orang yang memiliki berat badan berlebihan mempunyai kadar kolesterol total,

kolesterol jahat, dan trigliserida yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang

berat badannya normal.

Seseorang yang gemuk memiliki kelebihan lemak yang pada umumnya disimpan di

jaringan bawah kulit dalam bentuk trigliserida.

Namun perlu diingat, bahwa mempunyai berat badan normal juga belum tentu bebas dari

kolesterol tinggi.

4. Minum kopi

Minum kopi secara berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida.

Hal itu akhirnya menjadikan darah lebih pekat sehingga menimbulkan penyempitan

pembuluh darah yang berisiko menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Dengan demikian, siapa saja dianjurkan untuk tidak minum kopi lebih dari 6 cangkir per

hari.

5. Stres

Stres yang berlangsung dalam jangka waktu lama akan merusak keseimbangan fungsi

tubuh.

6. Kurang olahraga
Kurang olahraga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Begitu juga sebaliknya,

olahraga yang dilakukan secara teratur diketahui dapat meningkatkan kolesterol high

density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.Selain itu, olahraga sangat bermanfaat

untuk menekan kolesterol total dan kolesterol jahat, membakar trigliserida, serta

menurunkan berat badan.

7. Usia dan jenis kelamin

Kadar kolesterol total cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya

usia.Sementara, kadar kolesterol HDL wanita cenderung lebih tinggi dibanding pria.

Alhasil, wanita yang telah memasuki masa menopause, kadar kolesterol LDL dan

trigliserida mereka cenderung naik.

8. Pemakaian pil kontrasepsi

Pemakaian pil kontrasepsi dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol jahat,

dan trigliserida.Sedangkan efek lainnya, yakni dapat menurunkan kadar kolesterol baik.

9. Menu makanan

Lemak jenuh, lemak trans, karbohidrat, dan kolesterol dalam makanan yang Anda

konsumsi meningkatkan kadar kolesterol Mengurangi jumlah lemak jenuh, lemak trans,

dan gula dalam makanan Anda membantu menurunkan kadar kolesterol darah

Anda.Anda juga bisa meningkatkan jumlah serat dan sterol yang berasal dari tumbuhan

untuk membantu menurunkan kolesterol LDL.


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Jumlah Kolesterol adalah

suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol kolesterol

yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu tubuh kita akan

tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau sering makan

makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat.

2. Kolesterol merupakan salah satu senyawa yang sebenarnya penting dalam tubuh apabila

berada dalam batas normal.

3. Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energiserta hasil

metabolisme lainnya disamping kolesterol juga memproduksi energi.Kolesterol pada

keadaan normal disintesa dalam makanan yang dimakan, diubah menjadi jaringan,

hormon-hormon vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah, namun

ada juga kolesterol kembali ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu dan

garamnya, hasil sintesa kolesterol disimpan dalam jaringan tubuh

4. Tubuh mensintesis kolesterol yang berasal dari lemak

5. Apabila berada dalam jumlah yang tidak wajar, kolesterol bisa mengakibatkan penyakit

yang dinamakan aterosklerosis yang merupakan awal dari stroke dan penyakit jantung.

5.2. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai “PROSES BIOSYNTHESIS

KOLESTROL” dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,

kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada hubungannya dengan

judul makalah ini, namun kami berharap makal ini dapat berguna bagi pembaca. Adapun

dalam pembuatan makalah kali ini penulis menyadari masih sangat jauh dari

kesempurnaan, olehnya saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan

demi penyempurnaan makalah berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Biosintesis

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kolesterol

https://repository.usd.ac.id/17636/2/088114008_Full.pdf

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20604/BAB
%25202.pdf%3Fsequence%3D3%26isAllowed
%3Dy&ved=2ahUKEwj9k_DjkOXzAhUSWCsKHZFGBDsQFnoECBMQAQ&usg=AOvVaw2Zs-
60kh05WiIUmxmtPu4q

Anda mungkin juga menyukai