Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Gizi Dasar ini. Makalah ini
berjudul Pencernaan, Penyerapan dan MetabolismeProtein. Makalah ini membahas tentang
bagamana proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme protein yang terjadi pada manusia.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Terima kasih.

Tasikmalaya, Agustus 2022

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………..……………………………………… 2
BAB I Pendahuluan…………………………………………………… 3
Latar Belakang………………………………………………… 3
Rumusan Masalah……………………………………………... 3
Tujuan………………………………………………………… 4
Manfaat……………………………………………………….. 4
BAB II Pembahasan…………………………………………………… 4
Pencernaan Protein Dalam Tubuh……………………………. 4
Metabolisme Protein………………………………………….. 6
Penyerapan Protein……………………………………………. 8
BAB III Penutup……………………………………………………….. 9
Kesimpulan…………………………………………………… 9
Saran………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel
makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel . Protein
memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsi. Peranan
protein diantaranya sebagai katalisator , pendukung , cadangan , sistem imun , alat gerak ,
sistem transpor , dan respons kimiawi . Protein - protein tersebut merupakan hasil
ekspresi dari informasi genetik masing - masing suatu tempat yang ditentukan pada
bakteri ( Campbell et al. , 2009 ; Lehninger et. , 2004 ) . Protein dan gen memiliki
hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA dienkripsi dalam bentuk
kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut ditranslasikan menjadi protein melalui
serangkaian mekanisme yang melibatkan RNA dan ribosom ( Vo - Dinh , 2005 ) .
Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku
energi , pembentukan dan perbaikan sel , hormon sintesis , enzim , dan antibodi , serta
banyak lagi . Protein dapat di dalam bahan pangan seperti biji-bijian, ikan, telur, daging,
susu, dan lain sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang , setiap hari
kita harus mengkonsumsi protein sebanyak 0.8 1.0 gram per - kg berat badan . Adapun
saat dipilih , di dalam tubuh , protein mengalami perombakan menjadi asam amino
melalui proses . Hal inilah yang akan kita bahas lebih mendalam dalam makalah ini .

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pencernaan, Penyerapan, dan Metabolisme Protein dalam tubuh?
2. Bagaimana prosesnya Penyerapan, dan Metabolisme Protein dalam tubuh?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil manfaat sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pencernaan protein dalam tubuh manusia
2. Untuk mengetahui penyerapan protein dalam tubuh manusia

3
3. Untuk mengetahui mmetabolisme protein dalam tubuh manusia

D. MANFAAT
1. Mengetahui tentang pencernaan protein dalam tubuh manusia
2. Mengetahui mengetahui pencernaan protein dalam tubuh manusia
3. Mengetahui mengetahui pencernaan protein dalam tubuh manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENCERNAAN PROTEIN DALAM TUBUH


Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta
enzim-enzim yang bersangkutan.
Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein, antara lain pepsin, tripsin,
kemotripsin, karboksi peptidase, dan amino peptidase. Protein yang telah dipecah menjadi asam
amino, kemudian diabsorpsi melalui dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah
diabsorpsi dan masuk ke dalam pembuluh darah, asam amino tersebut sebagian besar langsung
digunakan oleh jaringan.Sebagian lain, mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang
mengandung N) di hati Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengan deaminasi protein.
Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh, sehingga kelebihan protein akan segera dibuang
atau diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil penguraian protein yang mengandung nitrogen akan
dibuang bersama air seni dan zat sisa yang tidak mengandung nitrogen akan diubah menjadi
karbohidrat dan lemak.
Oksidasi 1 gram protein dapat menghasilkan energi 4 kalori. Kelebihan protein dalam
tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja organorgan
tersebut lebih berat dalam menguraikan protein dan mengeluarkannya melalui air seni.
Kekurangan protein juga tidak baik bagi tubuh. Gangguan kekurangan protein biasanya terjadi
bersamaan dengan kekurangan karbohidrat. Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau
Hunger Oedema (HO).
4
Ada dua bentuk busung, yaitu kwashiorkor(busung lapar) dan marasmus.
Kwashiorkor : kekurangan protein
Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan
ketiadaan asupan protein. Padahal, protein merupakan jenis nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh, salah satunya adalah untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru. Kwashiorkor ditandai
dengan pembengkakan di bagian bawah kulit atau edema akibat terlalu banyaknya cairan dalam
jaringan tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya
di kaki.
Gejalanya seperti:
Rambut yang kering dan rapuh bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau kuning
kemerahan seperti rambut jagung, muncul ruam atau dermatitis dan lebih rewel.
Marasmus: kekurangan asupan energi dan protein
Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan energinya
cukup, maka marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Ini merupakan salah satu bentuk
gizi buruk.
ciri-ciri fisik yang menderita marasmus:
Kekurangan berat badan, Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak, Pertumbuhan
terhambat, Kulit kering dan rambut rapuh.

Kwashiorkor Marasmus

5
B. METABOLISME PROTEIN

Proses penguraian protein dalam tubuh meliputi reaksi deaminasi, dekarboksilasi dan
transaminasi. Proses ini juga berkaitan dengan siklus urea, beberapa biosintesis asam-asam
amino dan bagaimana keterkaitan antara metabolisme protein dengan metabolisme karbohidrat
dan lipid ( Murray, 2001).
Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme
protein. Asam-asam amino yang terbentuk dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk
digunakan. Proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam
amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus,
hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam
amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
penggunaannya. Bila kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis
protein, maka kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam
siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam
amino dalam darah (Stryer, 2000).
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan
yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai
waktu paruh (half-life) antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot
mempunyai waktu paruh = 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat
badan diubah menjadi senyawa lain.
Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu (Stryer,2000). Sel-sel mati,
lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel-sel baru.

6
Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada
sel yang mati. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru. Protein
dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang me-
ngalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat di-
produksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut
dinamakan asam amino esensial, harus diperoleh dari makanan (Murray, 2001).
Secara ringkas metabolisme protein mahluk hidup ditunjukkan pada Gambar berikut :

Jumlah Asam Amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan .jumlah
yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh
beberapa reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja
pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase,
amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase (Murray, 2001).
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah
proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam
diamino diabsorpsi lebih lambat daripada asam amino netral.
Degradasi protein (katabolisme) terjadi dalam dua tahap (Stryer, 2000) :
Protein mengalami modifikasi oksidatif untuk menghilangkan aktivitas enzimatis.
Penyerangan protease yaitu enzim yang berfungsi untuk mengkatalis degradasi protein. Protein
yang terdapat di dalam sel dan makanan didegradasi menjadi monomer penyusunnya (asam
amino) oleh enzim protease yang khas. Protease tersebut dapat berada di dalam lisosom maupun
dalam lambung dan usus. Katabolisme protein makanan pertama kali berlangsung di dalam
lambung. Di tempat ini protease khas (pepsin) mendegradasi protein dengan memutuskan ikatan
peptida yang ada di sisi NH2 bebas dari asam amino aromatik, hidrofobik, atau dikarboksilat.
Kemudian di dalam usus protein juga didegradasi oleh protease khas seperti tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase dan elastase. Hasil pemecahan ini adalah bagian-bagian kecil polipeptida.

7
Selanjutnya senyawa ini dipecah kembali oleh aktivitas aminopeptidase menjadi asam-asam
amino bebas. Produk ini kemudian melalui dinding usus halus masuk ke dalam aliran darah
menuju ke berbagai organ termasuk ke dalam sel ( Murray, 2001).

C. PENYERAPAN PROTEIN
Protein sudah mulai dicerna oleh tubuh ketika Anda mengunyah atau meminum. Berarti,
penyerapan protein pertama-tama terjadi di dalam mulut. Setelah itu, protein akan memecah di
dalam perut menjadi asam amino yang kecil. Penyerapan dimulai dengan membesarnya usus
karena adanya kimus, otot yang teregang bereaksi karena kontraksi. Beberapa kontraksi
menyebabkan kontraksi lokal, disebut segmentasi, yang membantu dalam mencampurkan kimus.
Kontraksi lain yang disebut peristalsis lebih menyerupai gelombang. Satu lapisan otot dinding
usus berkontraksi sepanjang beberapa sentimeter dan diikuti dengan lapisan lainnya. Kontraksi
demikian ini menggerakkan makanan melalui jarak pendek. Mukosa usus terdiri dari lapisan otot
licin, jaringan ikat dan akhirnya epitel kolumnar sederhana dekat lumen.
Pada epitel pelapis tersebut terdapat banyak sel goblet yang menghasilkan lendir dan
sekresinya membantu melicinkan makanan dan melindungi lapisan usus terhadap kelecetan dan
luka-luka karena zat-zat kimia. Pada mukosa terdapat banyak vilus (jonjot) kecil berbentuk jejari
tempat terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa kecil. Lipatan sirkular dalam mukosa usus,
vilus dan mikrovilus membentuk suatu permukaan yang sangat luas untuk absorpsi (penyerapan).
Pasa dasar vilus terdapat bagian yang berbentuk tabung yang disebut kripta Lieberkuhn.
Pembelahan mikotik sel-sel epitel pada dasar kripta akan terus menerus menghasilkan sel baru
yang pindah keluar melalui vilus dan terlepas. Dalam perjalanan keluar, sel-sel itu berubah
menjadi sel-sel goblet yang menghasilkan lendir dan sel-sel absorpsi. Lapisan epitel ini akan
menyerap air dan zat-zat makanan. Eksopeptidase usus terdapat juga pada permukaan membran
sel absorpsi dari vilus dan sel-sel yang sama ini juga merupakan tempat absorpsi asam amino.
Asupan yang Bisa Memaksimalkan Penyerapan Protein
● Mengonsumsi makanan yang kaya protease
Protease adalah enzim yang memecah protein menjadi peptida kecil dan asam-asam
amino sehingga dapat dicerna lebih baik. Asupan yang sarat akan protease yaitu buah tin
atau ara, kiwi, mangga, pepaya, nanas, dan yoghurt.
● Meminum minuman yang memperlancar pencernaan
Ada beberapa minuman yang mampu memperlancar pencernaan Anda. Contohnya adalah
air jahe, air lemon, atau jus jeruk yang diminum pada pagi hari. Lancarnya pencernaan
akan membantu proses penyerapan protein di dalam tubuh.
● Kombinasi nutrisi

8
Protein bisa dicerna apabila dikombinasikan dengan nutrisi lain. Buah-buahan dapat
dicampur dengan dengan kacang-kacangan, misalnya. Bahkan, dal atau kacang lentil
India bisa dikonsumsi bersama nasi, mengingat protein di dalam dal hanya dapat diserap
ketika kandungan metionina pada beras bertemu dengan lisina pada dal.
Perlu diketahui juga, berdasarkan penelitian The Journal of Nutrition, kombinasi protein
susu (whey dan kasein) dengan protein nabati (soy) mengandung asam amino esensial
yang bisa memberikan dampak positif bagi otot. Kombinasi ini biasa disebut triple
protein yang juga terkandung dalam susu protein tinggi. Ditambah lagi, dengan adanya
kandungan nabati, protein dapat bertahan lama dalam tubuh serta mudah diserap dan
dicerna.
● Tidak terburu-buru mengunyah
Barangkali cara ini sering kali kita remehkan. Namun, mengunyah secara teratur mampu
menyokong penguraian makanan dengan baik. Asam amino dalam protein pun dapat
dicerna dengan optimal.

Cara Lain untuk Meningkatkan Efektivitas Penyerapan Protein selain dengan


mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi, pola hidup sehat juga mampu
menciptakan daya serap dan cerna protein yang baik dalam tubuh. Terlalu banyak kafein,
merokok, alkohol, dan mengonsumsi makanan dengan serat berlebih.
Banyak cara yang dapat diterapkan untuk membantu proses penyerapan makanan dan
susu protein tinggi. Jika Anda sudah memasuki usia dewasa, jangan ragu juga untuk
mengonsumsi Ensure sebagai salah satu nutrisi yang mengandung protein tinggi dan Triple
Protein. Terdapat kombinasi whey, casein, dan soya di dalamnya. Selain itu, ada pula kandungan
14 vitamin & 9 mineral, Omega 3 & 6, dengan tingkat laktosa yang rendah serta nutrisi penting
lainnya yang mampu melengkapi kebutuhan nutrisi bagi Anda yang sudah dewasa dan lansia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel makhluk
hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel . Protein dapat di dalam
bahan pangan seperti biji-bijian, ikan, telur, daging, susu, dan lain sebagainya. Untuk
mencukupi kebutuhan gizi yang seimbang , setiap hari kita harus mengkonsumsi protein

9
sebanyak 0.8 1.0 gram per - kg berat badan . Adapun saat dipilih , di dalam tubuh ,
protein mengalami perombakan menjadi asam amino melalui proses .
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta
enzim-enzim yang bersangkutan. Protein yang telah dipecah menjadi asam amino,
kemudian diabsorpsi melalui dinding usus halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah
diabsorpsi dan masuk ke dalam pembuluh darah, asam amino tersebut sebagian besar
langsung digunakan oleh jaringan.Sebagian lain, mengalami proses pelepasan gugus
amin (gugus yang mengandung N) di hati Proses pelepasan gugus amin ini dikenal
dengan deaminasi protein.
Kelebihan protein dalam tubuh dapat mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal
karena beban kerja organorgan tersebut lebih berat dalam menguraikan protein dan
mengeluarkannya melalui air seni. Kekurangan protein juga tidak baik bagi tubuh.
Gangguan kekurangan protein biasanya terjadi bersamaan dengan kekurangan
karbohidrat. Gangguan tersebut dinamakan busung lapar atau Hunger Oedema (HO).
Ada dua bentuk busung, yaitu kwashiorkor(busung lapar) dan marasmus.
•kwaskiosfor
kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan protein.
•marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien,
yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein. Ini merupakan salah satu bentuk gizi
buruk.
Proses penguraian protein dalam tubuh meliputi reaksi deaminasi, dekarboksilasi dan
transaminasi. Proses ini juga berkaitan dengan siklus urea, beberapa biosintesis asam-
asam amino dan bagaimana keterkaitan antara metabolisme protein dengan metabolisme
karbohidrat dan lipid.
Tahap awal reaksi metabolisme seluler asam amino (metabolisme protein) melibatkan
pelepasan gugus asam amino dan kemudian perubahan kerangka karbon pada molekul
asam amino. Terdapat 2 proses utama dalam pelepasan gugus amino, yaitu transaminasi
dan deaminasi.

B. Saran
Sebagai calon ahli Gizi, kita sudah seharusnya memahami tentang proses Pencernaan,
Penyerapan, dan Metabolisme Protein didalam tubuh. Hal ini dikarenakan agar kita mengetahui
langkah-langkah itu di proses untuk apa. Dalam arti lain, kit adapt mengetahui dampak positif
dan negatif jika protein yang diproses terlalu banyak atau terlalu sedikit. Agar kita dapat
mengetahui kebutuhan protein dalam tubuh kita, sehingga proses pencernaan, penyerapan dan
metabolisme protein pun bisa berjalan lancer.

10
DAFTAR PUSTAKA

• https://m.tribunnews.com/amp/pendidikan/2021/12/06/mengenal-sistem-pencernaan-
karbohidrat-protein-dan-lemak-dalam-tubuh-beserta-prosesnya?page=4
• https://ensure.co.id/artikel/nutrisi/cara-memaksimalkan-penyerapan-makanan-dan-susu-protein-
tinggi#:~:text=Penyerapan%20Protein%20Dalam%20Tubuh,menjadi%20asam%20amino
%20yang%20kecil.
• https://www.nafiun.com/2013/03/mekanisme-dan-proses-pencernaan-dan-penyerapan-protein-
dalam-tubuh.html?m=1
• https://www.gurupendidikan.co.id/metabolisme-protein/

11

Anda mungkin juga menyukai