Anda di halaman 1dari 25

SISTEM

KOMPETENSI DASAR

3.7. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem
pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses, dan gangguan fungsi yang
dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.7.1 Menjelaskan konsep nutrisi.


3.7.2 Menjelaskan macam-macam nutrisi.
3.7.3 Menjelaskan konsep sistem pencernaan
3.7.4 Mendeskripsikan organ-organ penyusun sistem pencernaan.
3.7.5 Menganalisis struktur mulut serta mengaitkan dengan fungsinya dalam
mencerna nutrisi.
3.7.6 Menganalisis struktur faring dan kerongkongan serta mengaitkan
dengan fungsinya dalam mencerna nutrisi.
3.7.7 Menganalisis struktur lambung serta mengaitkan dengan fungsinya
dalam mencerna nutrisi.
3.7.8 Menganalisis struktur usus halus serta mengaitkan dengan fungsinya
dalam mencerna nutrisi.
3.7.9 Menganalisis struktur hati, empedu, dan pankreas serta mengaitkan
dengan fungsinya dalam mencerna nutrisi
3.7.10 Menganalisis struktur usus besar serta mengaitkan dengan fungsinya
dalam mencerna nutrisi
3.7.11 Menganalisis gangguan pada organ sistem pencernaan.
Sistem Pencernaan

Nutrisi Alat Pencernaan Gangguan


pada
Saluran Kelenjar
Makro Mikro Pencernaan Pencernaan
Sistem
Nutiren Nutrien Pencernaan
Rongga Hati
Karbohidrat Mulut
Vitamin
Pankreas
Protein Mineral Faring
Empedu
Lemak Kerongkongan

Air Lambung

Usus Halus

Usus Besar
A. KONSEP NUTRISI
Nutrisi merupakan zat-zat makanan atau bahan-bahan yang diperlukan
dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses-proses metabolisme.
Secara umum, fungsi zat makanan adalah :
1. Sebagai sumber energi atau tenaga. Pada kondisi kekurangan gizi, fungsi sebagai
penghasil energi yang mula-mula dikorbankan. Badan akan berusaha
menyesuaikan diri dengan mengurangi pemakaian energi.
2. Menyokong pembentukan sel baru. Pada pertumbuhan, dibentuk sel-sel baru yang
ditambahkan pada sel-sel yang telah ada, sedangkan pada pemeliharaan jaringan
dibentuk sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel lama yang telah rusak.
3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak seiring dengan fungsi
pertumbuhan, tetapi setelah fungsi pertumbuhan selesai, fungsi pemeliharaan
jaringan berjalan terus sampai meninggal.
4. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan, misalnya
keseimbangan air, keseimbangan asam basa dan keseimbangan mineral didalam
cairan tubuh.
5. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit,
misalnya antitoksin dan antibodi.

A. MACAM-MACAM NUTRISI
Ada 2 jenis nutrisi yaitu makronutrien (karbohidrat, lemak, protein, air) dan
mikronutrien (vitamin, mineral).
1. Makro nutrien
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung C, H, dan O.. Berdasar
panjang rantai karbon, karbohidrat dibagi 3, yaitu:
I. Monosakarida
Terdiri atas satu gugus gula. Monosakarida terbagi atas glukosa,
fruktosa dan galaktosa. Glukosa dapat ditemukan pada sebagian buah-
buahan terutama anggur. Fruktosa ditemukan dalam madu dan buah-
buahan sehingga fruktosa sering disebut gula buah. Galaktosa dihasilkan
melalui proses pencernaan laktosa.
II. Disakarida
Terdiri atas satu gugus gula. Disakarida terdiri dari sukrosa, laktosa, dan
maltosa. Sukrosa dapat diperoleh dari tebu dan bit. Laktosa (gula susu)
terdapat pada susu. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati seperti
pada bijian berkecambah dan didalam usus manusia pada pemecahan pati.
III. Polisakarida
Terdiri atas banyak gugus gula. Macam-macam polisakarida adalah pati,
glikogen dan polisakarida non pati (selulosa/serat). Pati terdapat dalam
padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Glikogen merupakan simpanan
karbohidrat didalam tubuh manusia dan hewan terdapat dihati dan otot.
Selulosa ditemukan biji-bijian, sayuran dan buah-buahan.

Fungsi karbohidrat antara lain :


a) Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. 1 gr
karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat didalam tubuh berada dalam
sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian
disimpan dihati dan jaringan otot, sebagian diubah menjadi lemak untuk
disimpan sebagai cadangan energi
b) Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan khususnya monosakarida dan disakarida.
c) Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan keton seperti asam
asetoasetat, aseton dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
dalam hati dan dikeluarkan melalui urin dengan mengikat basa berupa ion
natrium. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan
dehidrasi. Dibutuhkan 50-100 gr KH sehari untuk mencegah ketosis.
d) Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara mengatur peristaltic usus dan memberi bentuk pada feses.
Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltic usus, sedangkan
hemiselulosa dan pectin mempu menyerap banyak air dalam usus besar
sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.

Gambar 1 Contoh makanan yang mengandung karbohidrat

b. Protein
Protein tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
dan nitrogen (N). Beberapa protein tertentu selain mengandung unsur-unsur
tersebut juga mengandung unsur belerang (S) dan fosfor (P).
Protein dapat diperoleh dari:
• Protein hewani (dari hewan): daging, telur, susu, dan ikan.
• Protein nabati (dari tumbuhan): kacang-kacangan terutama kedelai.
Molekul protein akan diubah menjadi asam amino. Jenis asam amino dapat
dibedakan menjadi :
• Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh, jadi harus didatangkan dari luar.
Contohnya : Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Valin.
• Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat dibuat sendiri oleh
tubuh.
Contohnya: Alanin, Asparagin, Asam aspartat, Sistein, Asam glutamat,
Glutamin, Glisin, Prolin, dan Serin

Gambar 2 Contoh bahan makanan yang mengandung protein


Fungsi protein antara lain:
a) Sumber energi,
b) Pertumbuhan dan pemeliharaan. Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan
lebih banyak asam amino yang mengandung sulfur. Kolagen : protein utama
otot dan jaringan ikat. Fibrin dan myosin adalah protein di dalam otot.
c) Berperan dalam sintesis substansi penting seperti hormon, enzim, antibodi,
dan kromosom.
d) Mengatur keseimbangan air. Cairan tubuh intraseluler, ekstraseluler dan
interseluler. Distribusi cairan ini dijaga dalam keadaan seimbang atau
homeostasis.
e) Memelihara netralitas tubuh. Protein tubuh bertindak sebagai buffer.
f) Mengangkut zat-zat gizi. Protein memegang peranan esensial dalam
mengangkut zat-zat gizi.

c. Lemak
Persenyawaan antara asam lemak dan gliserol disebut lemak, tersusun
atas unsur C, H, dan O, serta terkadang P dan N. Lemak tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik, seperti eter, kloroform, dan minyak tanah.
Lemak dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Lemak sederhana, yang termasuk lemak sederhana, yaitu lemak dan minyak.
Tersusun dari trigliserida (satu gliserol dan tiga asam lemak).
• Lemak campuran, yang termasuk lemak campuran, yaitu fosfolipid, fosfatid,
dan lipoprotein.
• Derivat lemak merupakan persenyawaan yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lemak. Misalnya kolestrol, asam lemak, sterol, dan gliserol. Contoh
derivat lemak yang lainnya adalah asam lemak. Berdasarkan ikatan
kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu :
• Asam lemak jenuh, bersifat non esensial karena dapat disintesis oleh tubuh
dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal
dari lemak hewani misalnya gajih.
• Asam lemak tak jenuh, bersifat esensial dan umumnya cair pada suhu kamar.
Berasal dari lemak nabati misalnya, minyak goreng.

Bahan makanan sumber lemak ada 2 jenis, yaitu:


• Lemak nabati, berasal dari tumbuhan dan umumnya mengandung asam
lemak tidak jenuh, kecuali minyak kelapa. Contoh lemak nabati, yaitu:
minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak jagung, minyak
bunga matahari, margarin dan kacang-kacangan.
• Lemak hewani, berasal dari hewan dan mengandung asam lemak jenuh,
kecuali ikan dan kerang. Contoh lemak hewani, yaitu: mentega, susu, keju,
daging, ikan, dan kuning telur.

Fungsi lemak antara lain :


a) Sumber energi.
b) Alat angkut vitamin yang larut dalam lemak. Lemak membantu transportasi
dan absorbsi vitamin larut lemak
c) Memberi rasa kenyang dan kelezatan. Menghambat sekresi asam lambung
dan memperlambat pengosongan lambung sehingga lemak memberi rasa
kenyang lebih lama. Lemak juga memberi kelezatan khusus pada makanan.
d) Memelihara suhu tubuh. Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan
mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, jadi lemak berfungsi dalam
memelihara suhu tubuh.
e) Pelindung organ tubuh. Melindungi ginjal, jantung dan hati
dengan membantu menahan organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan
melindungi dari benturan.

Gambar 3 Contoh bahan makanan yang mengandung lemak

d. Air
Air terdapat dalam jumlah besar pada tubuh manusia, meskipun air
bukan zat gizi. Sekitar 60-70% berat tubuh kita adalah air. Fungsi air bagi
tubuh adalah sebagai berikut:
• Sebagai pelarut reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.
• Sebagai pelarut zat-zat sisa yang keluar dari tubuh dalam bentuk larutan.
• Sebagai pengangkut hasil metabolisme ke seluruh tubuh (air merupakan
bagian terbesar yang menyusun darah).
• Mempertahankan suhu tubuh (37 °C).
Tubuh kita kehilangan air melalui urine, keringat, feses, dan pernapasan. Jika
kehilangan air dari tubuh tidak digantikan, maka dapat menyebabkan dehidrasi
atau tubuh kekurangan air. Dehidrasi dapat menyebabkan kejang otot dan tubuh
menjadi lemah.

2. Mikro Nutrien
e. Mineral
Mineral adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan makanan yang
diperlukan oleh tubuh kita. Mineral tidak menghasilkan energi. Kebutuhan
tubuh terhadap berbagai jenis mineral berbeda-beda. Untuk kesehatan dan
pertumbuhan yang normal diperlukan mineral yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Kekurangan salah satu mineral dalam tubuh dapat menimbulkan
penyakit yang disebut defisiensi mineral.
Fungsi mineral adalah:
a. Zat pengatur sehingga menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh
berjalan normal, misalnya kalsium dan zat kapur.
b. Zat pembangun tubuh karena dapat memengaruhi bentuk rangka, yaitu
kalsium dan fosfor.
c. Mengatur tekanan osmosis dalam tubuh.
d. Memberi elektrolit untuk kerja otot dan saraf.

Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dikelompokkan menjadi


makroelemen dan mikroelemen.
a) Makro elemen
Unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar disebut makro
elemen. Unsur-unsur yang tergolong makro elemen adalah : Kalsium (Ca),
Fosfor (P), Natrium (Na), Klorin (Cl), Kalium (K), Magnesium (Mg), dan
Belerang (S).

b) Mikroelemen
Mikroelemen merupakan unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam
jumlah yang sangat sedikit namun berperan vital bagi proses metabolisme.
Unsur-unsur yang tergolong elemen mikro adalah : besi (Fe), tembaga (Cu),
kobalt (Co), mangan (Mn), seng (Zn), Selenium (Se) dan flour (F)

f. Vitamin
Vitamin merupakan zat organik dalam makanan yang diperlukan oleh
tubuh sebagai pelengkap. Vitamin mutlak diperlukan oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang sangat kecil. Vitamin tidak menghasilkan energi. Vitamin berfungsi
untuk pertumbuhan yang normal dan membantu metabolisme tubuh. Peranan
vitamin tidak dapat digantikan oleh zat lain. Kekurangan vitamin dapat
menyebabkan penyakit defisiensi. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat
dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air (B
dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K).

Tabel 1 Berbagai Macam Vitamin, Sumber Dan Fungsinya


VITAMIN SUMBER FUNGSI AKIBAT DEFISIENSI
Vitamin A (Aseroftol Wortel, ginjal, bayam, Pertumbuhan sel epitel, Hemarolopia,
C6H8O6) ubi merah, tumbuhan pertumbuhan tulang, frinoderma,
yang berwarna hijau, proses oksidasi, dalam seroftalmi,
orange, dan merah tubuh, mempengaruhi pendarahan pada
kerja rodopsin dalam selaput lendir usus,
penglihatan. ginjal dan paru-paru

Vitamin D Susu, keju, mentega, Mempercepat proses Rakhitis, gangguan


ikan, kuning telur, ragi penulangan, metabolisme, zat
memperbesar kapur dan fosfor,
penyerapan kapur dan ricketsia.
dan fosfor dari usus,
bersama kelenjar anak
gondok mengatur kadar
VITAMIN SUMBER FUNGSI AKIBAT DEFISIENSI
kapur dan fosfor dalam
darah.

Vitamin E (tokoferol) Kecambah, kuning Proses pembelahan sel, Keguguran,


telur, susu, lemak mencegah pendarahan kemandulan,
daging, hati, ragi dan keguguran pada ibu kerusakan saraf
hamil, pembentukan sel penggerak (otot-otot
darah merah, dan lay), kemunduran
sintesis koenzim A. pada hipofisis dan
kelenjar gondok.

Vitamin K (filokinon) Sayur-sayuran Pembekuan darah, Darah sukar


berwarna hijau katalisator dalam membeku.
pembekuan protrombin

Vitamin B1 Hati, susu, kol, tomat, Koenzim dan enzim Beri-beri dan
(tiamin,C12H17ON4S) ayam, telur, kacang- metabolisme neuritis.
kacangan karbohidrat,
keseimbangan air dalam
tubuh, penyerapan
lemak dalam usus.

Vitamin B2 Buah-buahan, Pemindahan rangsang Katarak, diare,


(riboflavin/lactoflavin, sayuran, susu, sinar saraf mata, enzim dimensia.
C17H2OO6N4) mentega, kacang- dalam proses oksidasi
kacangan. sel.

Vitamin B6 Hati, ikan, daging, Pertumbuhan dan Terhambatnya


(piridoksin, C8H12O2N) sayur-sayuran. kerja uraf saraf, pertumbuhan pada
pembentukan eritrosit anak-anak, anemia,
kejang-kejang,
obstipasi dermatitis,
diare, dimensia.

Vitamin B11 Hati, ginjal dan sayur- Pembentukan sel darah Anemia dan
sayuran. merah dan pernistosa.
antipernisiosa

Vitamin B12 Hati, ginjal, kentang, Metabolisme asam Anemia.


(sianokobalamin, ragi, sayur-sayuran amino dan pembentukan
C62H90N14O14PC9) dan buah-buahan sel darah merah.
VITAMIN SUMBER FUNGSI AKIBAT DEFISIENSI
Niasin (asam nikotin, Hati, susu, kol, tomat, – –
C8H5O2N) ayam, telur, kacang-
kacangan, ragi.

Vitamin B3 (asam Hati, daging, ragi, Pelengkap koenzim A. Dermatitis dan


pantotenat) beras. intertitis.

Paramino asam Hati dan ragi. Mencegah terbentuknya Banyak uban pada
benzoat uban. usia muda.

Vitamin H (biotin, Hati, ginjal, kentang, Penting pada proses Dermatitis.


C10H16O3K12S) ragi, sayur-sayuran yang memerlukan enzim.
dan buah-buahan

Vitamin C (asam Sayur-sayuran, buah- Aktivator macam-macam Kerusakan sel-sel


askorbinat) buahan, hati, ginjal. fermen perombak endotelium,
protein dan lemak, menurunnya sel
bahan oksidasi dan darah dan kerusakan
dehidrasi dalam sel, pada sumsung tulang
memperngaruhi kerja sendi.
anak ginjal,
pembentukan trombosit.

B. KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN


Pencernaan makanan proses pengolahan makanan menjadi zat-zat makanan yang
dapat diserap oleh darah dan sisa-sisa pengolahannya dibuang keluar dari tubuh.
Pencernaan makanan berdasarkan prosesnya dibedakan menjadi :
1. Proses mekanis, yaitu pengubahan makanan dari bentuk kasar menjadi bentuk
halus atau kecil dengan menggunakan alat-alat pencernaan. Pada proses ini tidak
terjadi perubahan susunan molekul bahan makanan yang dicerna.
Contoh:
✓ Di mulut makanan dikunyah oleh gigi, dibantu pergerakan otot-otot lidah
dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sehingga
terbentuklah suatu bolus untuk ditelan.
✓ Di lambung makanan yang berupa bolus atau gumpalan makanan
tercampur dan teraduk menjadi chyme atau bubur karena adanya
kontraksi otot lambung (peristaltik lambung).

2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim


pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul
yang berukuran kecil.
Contoh: Kelenjar ludah di mulut menghasilkan saliva yang mengandung enzim
ptialin, enzim ini mengubah amilum (polisakarida) menjadi maltosa
(disakarida).

Tahapan pencernaan makanan meliputi beberapa proses sebagai berikut :


a. Ingesti, yaitu masuknya makan ke dalam mulut.
b. Pemotongan atau penggilingan makanan, dilakukan secara mekanis oleh gigi
dibantu saliva.
c. Peristaltik, yaitu gerkan kontraksi otot polos involunter (tak sadar) yang
menggerakkan makanan sehingga tertelan dan masuk ke dalam saluran
pencernaan.
d. Digesti, menguraikan molekul besar menjadi kecil berupa zat-zat makanan
sehingga mudah diabsorpsi oleh darah
e. Absorpsi, proses penyerapan zat-zat makanan dari organ pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfa untuk digunakan oleh sel-sel tubuh.
f. Defekasi, proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna dalam bentuk feses
dari saluran pencernaan ke luar tubuh.

Sistem pencernaan
merupakan kesatuan atau
kumpulan organ-organ
beserta kelenjar-kelenjar
yang bertanggung jawab
dalam proses pengubahan
bahan-bahan makanan
menjadi sari-sari makanan.
Saluran pencernaan terdiri
atas mulut (cavum oris),
tekak (faring), kerongkongan
(esofagus), lambung
(ventriculus), usus halus
(intestinum tenue), usus
besar (kolon), rektum, dan
anus.

Gambar 4 Sistem Pencernaan Makanan

C. ORGAN DAN KELENJAR PADA SISTEM PENCERNAAN


I. RONGGA MULUT
Di dalam rongga mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanis oleh gigi
dan secara kimiawi oleh enzim amilase. Di dalam rongga terdapat alat pencernaan,
yaitu gigi (dentin), lidah (lingua), kelenjar ludah (glandula salivaris).
a. Gigi (dentin)
Gigi terdiri atas tiga bagian,
yaitu:
✓ Mahkota Gigi (corona), bagian
ini merupakan bagian yang
dapat terlihat berada di dalam
rongga mulut.
✓ Leher gigi, bagian ini
merupakan batas antara
mahkota gigi dengan akar gigi
dan terlindung oleh gusi.
✓ Akar gigi, bagian ini
merupakan bagian gigi yang
tertanam didalam rahang.

Gambar 5 Struktur Gigi

Gigi membantu mengubah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih


kecil. Peranan ini dilakukan oleh macam-macam gigi, antara lain:
✓ Gigi seri (Incicivus =I) berfungsi untuk memotong makanan.
✓ Gigi taring (Caninus = C) berfungsi untuk mengoyak makanan.
✓ Gigi geraham (Premolar dan Molar) berfungsi untuk mengunyah makanan.
Selama pertumbuhan dan perkembangannya, gigi manusia mengalami
perubahan dari gigi susu menjadi gigi tetap (permanen). Gigi yang pertama kali
tumbuh adalah gigi susu atau sulung, umumnya gigi susu muncul saat bayi
berusia 6 bulan. Gigi pertama yang muncul biasanya gigi seri terlebih dahulu,
kemudian gigi taring, akan muncul pada umur 18 bulan dan terakhir gigi
geraham kecil pada usia 24 bulan. Gigi susu ini akan tanggal dan digantikan gigi
permanen atau dewasa. Gigi susu berjumlah 20 buah, Sementara itu, jumlah gigi
lengkap sempurna akan tumbuh permanen pada umur 6–12 tahun dengan
jumlah sebanyak 32 buah.

Tabel 2 Rumus Gigi Susu

Tabel 3 Rumus Gigi Permanen


Gambar 6 Susunan Gigi Susu dan Gigi Permanen

b. Lidah (lingua)
Fungsi lidah dalam proses pencernaan, meliputi :
• Membantu mencampur dan mempertahankan makanan agar berada di
antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah. Lidah tersusun atas
otot lurik yang permukaannya dilapisi lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir (mukosa).
• Membantu menelan makanan.
• Sebagai alat pengecap makanan karena mengandung reseptor pengecap
(pendalaman: materi indera)

c. Kelenjar Ludah (glandula salivaris)


Kelenjar ludah tersusun atas jaringan epitelium kelenjar. Kelenjar ludah
merupakan kelenjar eksokrin yang mengsekresikan ludah atau air liur (saliva)
langsung menuju permukaan epitelium. 3 macam kelenjar ludah dalam rongga
mulut manusia, yaitu:
• Kelenjar parotis, terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga,
disusun oleh sel serosa, terdapat sepasang, salurannya disebut duktus
stensen, bermuara di pipi sebelah dalam. Menghasilkan ludah yang
berbentuk cair (serosa) dan enzim ptialin.
• Kelenjar submandibularis terletak di bawah kedua sisi tulang rahang,
disusun oleh sel serosa dan sel mukus, terdapat sepasang, salurannya
disebut duktus submandibular (wharton) yang bermuara di dasar mulut.
Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir (seromukosa).
• Kelenjar sublingualis, terletak di bagian dasar bawah lidah, disusun oleh sel
mukus, dan bermuara ke dalam dasar mulut. Menghasilkan ludah yang
mengandung air dan lendir (seromukosa).

Gambar 7 Kelenjar ludah dan bagian-bagiannya

2. TEKAK (FARING)
Tekak merupakan pertemuan saluran pernapasan antara rongga hidung
dengan tenggorokan dan saluran pencernaan antara rongga mulut dan
kerongkongan. Lubang yang menuju tenggorokan, disebut glotis dan ditutup oleh
klep yang disebut epiglotis pada waktu proses menelan. Tekak terdiri dari tiga
bagian, yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Nasofaring hanya dilewati
udara pada sistem pernapasan. Orofaring dan laringofaring berkontraksi untuk
mendorong bolus ke dalam esofagus.

(a) (b)

3. KERONGKONGAN
Gambar 8(ESOFAGUS)
Mekanisme menelan bolus dari mulut menuju lambung (a)
struktur sebelum menelan; (b) struktur saat menelan)
Saluran ini menggerakkan
makanan dari faring ke
lambung. Panjangnya kurang
lebih 20 cm dan lebar 2 cm.
Satu pertiga bagian atasnya
terdiri dari otot lurik dan dua
pertiga bagian bawahnya
terdiri dari otot polos. Bolus
pada saluran ini hanya
membutuhkan waktu enam
detik untuk sampai ke lambung
karena kontraksi otot lurik Gambar 9 Penampang anterior gerak peristaltik pada
pada satu pertiga esofagus
kerongkongan bagian atas.
Gerakan ini terjadi karena otot memanjang (longitudinal) dan melingkar
(sirkular) dinding esofagus berkontraksi secara bergantian. Gerakan otot tersebut
disebut dengan gerak peristaltik.

4. LAMBUNG (VENTRIKULUS)
Adanya gerak peristaltik pada kerongkongan, mengakibatkan makanan
bergerak menuju lambung. Lambung (ventrikulus) merupakan sebuah kantung
berotot menggelembung, dengan dinding otot yang tebal dan mampu
mengembang dengan baik. Letaknya berada di bawah rongga dada, di sebelah kiri
rongga perut, dan sebagian
tertutup oleh hati.
Lambung terdiri atas 3
bagian berikut:
a. Kardiaks, merupakan
bagian atas sebagai pintu
masuk makanan dari
kerongkongan, berdekatan
dengan hati dan
berhubungan dengan
kerongkongan.
b. Badan lambung, bagian
yang berada di anatara
fundus dan pilorus.
c. Fundus, adalah tempat
makanan ditampung dan Gambar 10 Stuktur Lambung
mengalami perlakuan kimiawi.
d. Pilorus, merupakan bagian bawah lambung sebagai pintu keluar makanan dan
berhubungan langsung dengan usus dua belas jari.
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan
menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga
makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal
ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi mengeluarkan
beragam cairan getah lambung untuk mencerna makanan. Getah lambung
mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim pepsin. enzim renin, dan
enzim lipase. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam
lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang
masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi peptida.
Enzim renin berfungsi mengubah kaseinogen menjadi kasein. Enzim lipase
berperan mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain menghasilkan
enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang
berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung.
Di dalam lambung terjadi gerakan peristaltik. Gerakan peristaltik dimulai
dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak peristaltik terjadi terus menerus
baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika
lambung berisi makanan, gerak peristaltik lebih giat dibanding saat lambung
dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan
berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak peristaltik
saat lambung kosong.

5. KELENJAR PENCERNAAN
a. Hati
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar yang memiliki fungsi untuk
mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah, mensekresikan cairan
empedu, dan merombak eritrosit yang sudah tua. Pada cairan empedu
terdapat garam-garam empedu, pigmen empedu, air, kolesterol, dan lesitin.

b. Empedu
Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati dialirkan melalui saluran hepatik
umum (ductus hepaticus) menuju saluran sistikus kemudian masuk ke dalam
kantong empedu. Saat kantong empedu penuh, cairan empedu dialirkan
melalui saluran sistikus menuju saluran empedu umum (ductus choledochus),
berlanjut ke ampula hepatopankreas, kemudian masuk ke dalam duodenum
bersama sekret pankreas.
Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu
(bilirubin dan biliverdin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat
warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak
sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri
warna cokelat pada feses. Untuk mengatur keseimbangan kadar gula dalam
darah, hati harus bekerja sama dengan pankreas.
c. Pankreas
Pankreas tersusun dari sel-sel eksokrin yang menghasilkan enzim-enzim
pencernaan serta sel-sel endokrin (pulau-pulau Langerhans) yang
menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin berfungsi mengatur
penyerapan glukosa darah untuk disimpan sebagai glikogen. Glukagon
berfungsi mengatur metabolisme gula darah. Apabila kadar gula dalam darah
tinggi, insulin yang dikeluarkan pankreas akan merangsang hati untuk
mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu,
kadar glukosa dalam darah dapat diturunkan hingga mendekati normal.
Produk enzim yang diproduksi oleh pankreas disalurkan melalui saluran
pankreas (ductus wirsung) dan saluran asesoris (ductus santorini). Saluran
pankreas akan bergabung dengan saluran empedu kemudian memasuki
duodenum (usus dua belas jari) melalui ampula hepatopankreas. Enzim yang
dihasilkan pankreas yaitu tripsinogen (aktif:tripsin) untuk mengubah protein
menjadi peptida dan asam amino, lipase untuk mengubah trigliserida (lemak)
menjadi asam lemak dan gliserol, amilase untuk mengubah disakarida menjadi
glukosa, dan peptidase menghidrolisis petida menjadi asam amino. Selain itu,
terdapat juga natrium bikarbonat yang berfungsi menetralkan keasaman
lambung.

Gambar 11 Struktur Hati, Empedu, dan Pankreas

6. USUS HALUS (INTESTINUM TENUE)


Kimus yang telah diproses di dalam lambung akan dialirkan ke usus halus
sebagai bagian dari proses pencernaan. Panjang usus halus adalah sekitar 2,7-4,5
m. Hampir semua proses penyerapan nutrisi terjadi di usus halus. Usus halus
terbagi atas 3 bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.

a. Duodenum (Usus 12 jari)


Disebut 12 jari karena
panjangnya sekitar 12 jari
orang dewasa yang
disejajarkan (± 25-30 cm).
Di duodenum bermuara dua
saluran, yaitu dari pankreas
dan kantong empedu.
Kantong empedu berisi
cairan empedu yang
dihasilkan oleh hati dan
berguna untuk mengemulsi
lemak. Pankreas
menghasilkan getah
pankreas yang bersifat basa Gambar 12 Struktur Duodenum, Jejenum dan
dan mengandung beberapa Ileum
enzim.
b. Jejenum (usus kosong)
Panjangnya ± 1-1,5 meter. Di dalam jejenum, makanan mengalami
pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan oleh usus, sehinga
makanan semakin halus dan cenderung encer. Enzim yang dihasilkan antara
lain :
• Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan
pankreas
• Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa.
• Maltase, mengubah maltosa menjadi glukosa.
• Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
• Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino.
• Sukrase, mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
• Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.

c. Ileum (usus penyerapan)


Pada bagian ini sebagian besar nutrisi diserap oleh tubuh. Panjangnya ± 2-
2,5 meter. Zat makanan yang diserap di Ileum:
➢ Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa
➢ Protein diserap dalam bentuk asam amino.
➢ Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol.
Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin yang larut dalam air (vit
B dan C), mineral dan air akan diserap oleh kapiler darah dalam vili usus,
kemudian diangkut menuju hati melalui melalui vena porta hepatica. Dalam
hati glukosa yang berlebihan diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon
insulin. Glikogen disimpan dalam otot dan hati, sedangkan glukosa yang
diperlukan dari hati dialirkan ke jantung melalui vena cava inferior.
Zat makanan berupa asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam
lemak (Vitamin A, D, E, dan K) akan diangkut melalui pembuluh kil (pembuluh
getah bening (limfe) yang bermuara pada vena cava. Sedangkan garam empedu
akan masuk ke dalam darah menuju hati untuk dijadikan empedu kembali.

7. Usus Besar (Intestinum crassum)


Usus besar memiliki daya regang yang cukup besar. Usus besar terdiri atas
bagian-bagian :
a. Sekum
Pangkal usus besar disebut sekum. Apendiks atau umbai cacing sering disebut
pula usus buntu, merupakan perpanjangan dari sekum. Sisa makanan yang tidak
diserap diteruskan ke dalam usus besar melalui katup ileosekum yang juga memiliki
otot sphincter.

b. Kolon
Kolon terdiri atas kolon ascending (menaik), transversum (melintang),
descending (menurun), dan sigmoid. (Perhatikan gambar 12). Usus besar tidak
memiliki villi sehingga tidak terjadi penyerapan sari-sari makanan, tetapi terjadi
penyerapan air sehingga feses menjadi lebih padat.
Pada kolon juga terjadi proses pembusukan sisa pencernaan (yang tidak dapat
diserap usus halus) oleh bakteri Escherichia coli yang menghasilkan gas H2S, NH4,
indole, skatole, dan vitamin K.

c. Rektum
Bagian usus besar paling akhir disebut rektum yaitu bagian berotot yang
mengeluarkan kotoran (feses) melalui anus, yang panjangnya ± 15 cm. Tersusun dari
mukosa saluran anal berupa lipatan-lipatan vertikal yang berisi arteri dan vena,
sfingter anal otot polos (involunter) serta sfingter anal otot lurik (volunter) yang
mengitari anus (dubur). Sfingter anal otot lurik (volunter) dapat dikendalikan oleh
kehendak kita.
Ketika feses menyentuh dinding rektum, otot-otot yang melapisi daerah anal akan
meregang/melebar. Saraf reseptor mengirim sinyal peregangan otot ke sistem saraf
pusat (otak), diproses, kemudian dikirim respon yang merangsang otot sfingter lurik
berkontraksi, otot sfingter polos berelaksasi. Timbullah kebutuhan untuk membuang
feses melewati lubang anus. Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum
dengan lingkungan luar tubuh.
Gambar 13 Struktur Usus Besar

D. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN


1. Sakit Gigi
Di dalam gigi ada yang namanya pulpa gigi yang terdiri dari pembuluh darah,
jaringan, serta saraf-saraf yang sensitif. Sakit gigi terjadi ketika pulpa mengalami
radang. Peradangan itu sendiri penyebabnya bermacam-macam, antara lain karena
adanya tumpukan nanah di bagian dasar gigi akibat infeksi bakteri (abses periapikal),
gigi retak, penyusutan gusi, kerusakan gigi yang mengakibatkan lubang, rusaknya
tambalan, serta gigi yang terjepit di antara gigi lainnya ketika tumbuh.
Mereka yang menderita sakit gigi biasanya mengalami gejala seperti nyeri di
sekitar gigi dan rahang, pembengkakan, sakit kepala, bahkan demam. Tingkat
keparahan nyeri bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga hebat. Dan menurut pola
kemunculannya, nyeri bisa timbul dan hilang secara berulang-ulang atau terasa terus-
menerus (konstan). Seringkali penderita sakit gigi merasakan nyeri atau ngilu yang
memburuk pada malam hari atau ketika mereka makan dan minum, terutama yang
terlalu dingin atau panas.

2. Sariawan
Sariawan adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada
mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak
cekung. Munculnya Sariawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.

3. Karies pada Gigi (Dental Caries)


Orang mengenal karies gigi sebagai "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena
lapisan email gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa
makanan tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media
pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan
asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi.
4. Paratitis
Disebut juga penyakit gondong. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Hal ini
merupakan suatu kondisi, yaitu terjadinya infeksi pada kelenjar parotis.

5. Gastroesophageal Reflux Disease (GRD)/Penyakit Asam Lambung


Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah
kondisi yang ditandai dengan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada akibat
naiknya asam lambung menuju esofagus.
Penyakit asam lambung atau GERD pada umumnya disebabkan oleh tidak
berfungsinya lower esophageal sphinchter (LES). LES adalah lingkaran otot pada
bagian bawah dari esofagus. LES berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka
ketika makanan atau minuman turun ke lambung. Setelah makanan masuk, LES akan
menutup untuk mencegah asam dan makanan yang ada di lambung agar tidak naik
kembali ke esofagus.
Jika LES menjadi longgar dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa
keluar dari perut dan menyebabkan penyakit asam lambung. Penyebab penyakit
asam lambung biasanya terkait dengan faktor keturunan, stres, konsumsi obat-obat
tertentu, kelebihan berat badan, hiatus hernia, keadaan hamil, gastroparesis, atau
konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak.
Sensasi terbakar di bagian dada atau nyeri ulu hati akan dirasakan oleh penderita
GRD. Akibatnya, kita akan merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan.
Mulut serta kerongkongan juga akan terasa tidak enak. Kita juga akan mengalami
rasa sakit dan kesulitan menelan makanan.

6. Gastritis (Radang Lambung)


Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan
atau pengikisan. Lambung memiliki sel-sel penghasil asam dan enzim yang berguna
untuk mencerna makanan. Untuk melindungi lapisan lambung dari kondisi radang
atau pengikisan asam, sel-sel tersebut juga sekaligus menghasilkan lapisan “lendir”
yang disebut mucin.
Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga
yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya: nyeri yang menggerogoti dan
panas di dalam lambung, hilang nafsu makan, cepat merasa kenyang saat makan,
perut kembung, cegukan, mual, muntah, sakit perut, gangguan saluran cerna, BAB
dengan tinja berwarna hitam pekat, dan muntah darah.
Berikut ini sejumlah hal yang bisa menyebabkan gastritis, di antaranya:
infeksi bakteri H. pylori, efek samping konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid
(misalnya ibuprofen dan aspirin) secara berkala, stress, konsumsi minuman
beralkohol secara berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, reaksi autoimun,
pertambahan usia, infeksi bakteri dan virus, penyakit Crohn, penyakit HIV/AIDS,
refluks empedu, anemia pernisiosa, dan muntah kronis.

7. Tukak Lambung (Ulkus Peptikum, Peptic Ulcer)


Tukak lambung (ulkus peptikum, peptic ulcer) adalah luka yang muncul pada
dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga
berpotensi muncul pada dinding bagian pertama usus kecil (duodenum) serta
kerongkongan (esofagus). Tukak lambung dapat menyebabkan rasa nyeri pada
lambung atau bahkan perdarahan dalam kasus yang parah.
Gejala utama yang akan Anda rasakan jika mengalami tukak lambung adalah
nyeri atau perih pada perut. Rasa sakit tersebut muncul karena terjadinya iritasi
akibat asam lambung yang membasahi luka.
Peningkatan kadar asam lambung atau penipisan selaput pelindung lambung
berpotensi memicu munculnya tukak lambung. Penyebab umum yang dapat
menurunkan perlindungan dinding lambung terhadap asam lambung meliputi
infeksi bakteri Helicobacter pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non-steroid
contohnya; Ibuprofen, aspirin, atau diclofenac. Selain itu, penyakit tumor pankreas
(gastrinoma) dan pengobatan radiasi pada area lambung juga dapat menyebabkan
timbulnya tukak lambung.
Di samping bakteri dan obat, faktor gaya hidup juga meningkatkan risiko
menderita tukak lambung, seperti: mengonsumsi minuman beralkohol yang dapat
menipiskan selaput pelindung dinding lambung, mengalami stres yang tidak segera
diatasi, merokok yang meningkatkan risiko mengalami tukak lambung bagi orang
yang terinfeksi bakteri Helicobacter pylori. Banyak yang menganggap makanan pedas
atau kondisi stres sebagai penyebab tukak lambung. Anggapan ini tidak benar.
Makanan dan stres tidak menyebabkan tukak lambung, tapi dapat memperparah
gejalanya.

8. Sakit maag (indigestion)


Sakit maag (indigestion) adalah istilah yang menggambarkan nyeri yang
berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan akibat sejumlah
kondisi. Sebutan lain sakit maag adalah dispepsia. Sakit maag bisa disebabkan oleh
banyak hal, di antaranya akibat luka terbuka yang muncul di lapisan dalam lambung
(tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres.
Selain nyeri pada perut bagian atas (area antara pusar dan bawah tulang
dada), gejala sakit maag bisa berupa; rasa panas pada perut bagian atas, cepat merasa
kenyang ketika makan dan rasa kenyang berkepanjangan setelah makan, mual,
kembung pada perut bagian atas, refluks (kembalinya makanan atau cairan dari
lambung ke kerongkongan), sering bersendawa, muntah, nyeri ulu hati atau rasa
panas dan nyeri di tengah dada (kadang-kadang terasa sampai punggung dan leher)
yang muncul ketika atau setelah makan.
Sakit maag yang disertai dengan gejala rasa panas di dalam dada akibat naiknya asam
lambung ke kerongkongan, adalah kasus sakit maag yang seringkali terjadi.
Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sakit maag, di antaranya:
tukak lambung (luka terbuka yang muncul di lapisan dalam lambung), infeksi
bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid
(misalnya ibuprofen dan aspirin) dan obat golongan nitrat, masalah psikologi
(misalnya cemas dan stres), penyakit refluks gastroesofagus (pergerakan balik asam
lambung menuju kerongkongan), terlalu banyak makan, obesitas, makan terlalu
cepat, mengonsumsi makanan berminyak, berlemak, dan pedas, merokok, terlalu
banyak mengonsumsi kafein, soda, atau minuman beralkohol, terlalu banyak
mengonsumsi cokelat, dan konstipasi.

9. Penyakit Usus Buntu (Apendisitis)


Penyakit usus buntu adalah peradangan atau pembengkakan apendiks atau
usus buntu. Sedangkan usus buntu adalah organ berbentuk kantong kecil dan tipis
berukuran 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Pengangkatannya pun
tidak memengaruhi kondisi kesehatan.
Gejala utama pada penyakit usus buntu adalah sakit perut. Meski demikian,
tidak semua jenis sakit perut akan berujung pada apendisitis. Sakit perut yang
mengindikasikan penyakit ini biasanya berawal di perut bagian tengah. Pada
awalnya, rasa sakit itu akan datang dan pergi. Beberapa jam kemudian, rasa sakit
akan berpindah ke perut kanan bawah (tempat usus buntu berada) sebelum
akhirnya bertambah parah dan terus menerus terasa sakit. Rasa sakit juga akan
bertambah parah ketika terjadi penekanan pada bagian perut tersebut. Begitu juga
pada saat Anda batuk atau berjalan. Beberapa gejala lain yang dapat menyertai sakit
perut itu antara lain: kehilangan nafsu makan, perut kembung, tidak bisa buang gas,
mual dan muntah, konstipasi atau diare, dan demam.
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti, sehingga
pencegahannya juga belum diketahui. Meski demikian, sebagian besar apendisitis
diperkirakan terjadi akibat tersumbatnya ‘pintu masuk’ menuju usus buntu oleh
adanya tinja dan kelenjar getah bening yang membengkak dalam dinding usus.

10. Konstipasi
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi sulit buang air besar secara teratur,
tidak bisa benar-benar tuntas, atau tidak bisa sama sekali. Secara umum, seseorang
bisa dianggap mengalami konstipasi apabila buang air besar kurang dari tiga kali
dalam seminggu.
Konstipasi umumnya terjadi ketika tinja bergerak terlalu lamban dalam
sistem pencernaan. Akibat banyak sisa-sisa makanan yang tertinggal terlalu lama,
kolon atau usus besar akan menyerap air makin banyak, sehingga membuat tinja
menjadi keras dan kering.
Gejala utama konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan frekuensi
yang lebih jarang dari biasanya (kurang dari tiga kali dalam seminggu). Sementara
sejumlah tanda-tanda umum yang menyertai gejala utama meliputi: harus mengejan
saat buang air besar, proses buang air besar terasa tidak tuntas, tinja terlihat kering,
keras, atau bergumpal, ukuran tinja bisa besar atau sangat kecil, terasa ada yang
mengganjal pada rectum, sakit dan kram perut, terutama pada perut bagian bawah,
perut terasa kembung, mual, tidak nafsu makan.
Penyebab konstipasi pada seseorang bisa lebih dari satu faktor. Misalnya,
kurang minum, kurang konsumsi serat, perubahan pola makan, serta kebiasaan
mengabaikan keinginan untuk buang air besar, efek samping obat-obatan, dan
gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Penyakit ini bisa disebabkan oleh
berbagai faktor yang terkadang terjadi secara bersamaan. Faktor-faktor risiko
tersebut meliputi; pola makan yang buruk, misalnya kurang mengonsumsi serat atau
kurang minum, kurang aktif dan jarang melakukan olahraga, mengabaikan keinginan
untuk buang air besar, rasa tidak leluasa saat menggunakan toilet, kekurangan atau
kelebihan berat badan, gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi, penyakit
atau kondisi medis lain, misalnya diabetes, prolaps rektum, penyumbatan atau
penyempitan usus, kanker usus besar, stroke, penyakit Parkinson, cedera saraf
tulang belakang, hipotiroidisme, serta hipertiroidisme.
Efek samping obat-obatan tertentu, contohnya suplemen kalsium, suplemen
zat besi, antasida yang mengandung aluminium, obat diuretik, analgesik yang
mengandung opium (seperti kodein dan morfin), antidepresan, antiepileptik
untuk pengobatan epilepsi, serta antipsikotik untuk pengobatan skizofrenia dan
penyakit kejiwaan lainnya. Jika penyebabnya memang obat, konstipasi biasanya akan
reda saat Anda berhenti meminum obat tersebut.

11. Diare
Diare adalah suatu kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan
atau buang air besar (BAB) dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan
biasanya. Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi. Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi bakteri pada kolon
sehingga mengakibatkan gangguan pada penyerapan air, akibatnya feses menjadi
encer atau mencret.

12. Disentri
Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi oleh kuman
(bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya antara lain sakit perut, mencret
(diare) kadang-kadang berdarah dan berlendir.
Ada dua tipe disentri yaitu disentri baksiler dan disentri amebik. Disentri baksiler
disebabkan oleh bakteri dari keluarga Shigella. Sedangkan disentri amebik disebabkan
oleh keluarga Amoeba.
Penderita disentri yang meninggal biasanya akibat dari dehidrasi dan keracunan
oleh toksin bakteri. Toksin adalah zat racun. Gejala awal disentri adalah demam dan
mencret. Bahkan buang airnya terkadang berdarah. Muntah dan berak juga dapat
dialami penderita penyakit ini. Kemudian tampak gejala dehidrasi karena seringnya
buang air bercampur air. Pada tahap berikutnya, luka kronis pada usus besar
menghasilkan berak berdarah. Infeksi bakteri disentri yang paling parah disebabkan
oleh Shigella shigae. Bakteri ini banyak ditemukan di negeri tropis dan subtropis.
Pengobatannya dengan obat antibiotika misalnya tetrasiklin. Kadang-kadang juga
transfusi darah.
Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica.
Bentuk disentri ini jauh lebih berbahaya daripada disentri baksiler. Ini karena
organisme penyebabnya dapat berbentuk kista (bersembunyi) dan motil (aktif
bergerak). Bentuk yang motil menyebabkan disentri akut dengan gejala seperti disentri
baksiler. Adapun yang kista menyebabkan disentri kronis dengan gejala kambuhan
berupa diare, sakit perut, atau kejang lambung. Pengobatannya dilakukan dengan
emetin, diodokuin, dan lain-lain.
Penyebaran atau penularannya seperti penyakit diare, yaitu melalui tinja si penderita
yang mencemari air atau tanah. Dan orang sehat memakai air atau tanah yang tercemari
oleh tinja yang mengandung kuman penyakit ini.

13. Wasir/Ambeien/Hemoroid
Wasir merupakan pembengkakan pembuluh vena di sekitar atau di dalam anus
kerusakan pada katup vena. Pembuluh darah bisa membengkak di dalam anus dan
tidak dapat terlihat, ini disebut sebagai hemoroid internal. Pembengkakan juga bisa
terjadi di luar anus yang terasa lebih nyeri, yaitu di dekat lubang anus, disebut
sebagai hemoroid eksternal.
Gejala yang dapat dirasakan oleh penderita adalah; pendarahan setelah buang
air besar, terdapat lendir setelah buang air besar, benjolan tergantung di luar anus.
Benjolan ini biasanya harus didorong kembali ke dalam setelah buang air besar,
pembengkakan, rasa nyeri, dan kemerahan di sekitar anus, dan mengalami gatal-
gatal di sekitar anus.
Penyebab hemoroid sebenarnya masih tidak jelas. Tapi, penyakit ini
dihubungkan dengan adanya peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah
yang berada di anus dan sekitarnya. Peningkatan tekanan darah di area anus dan
rektum bisa disebabkan karena terlalu lama mengejan saat buang air
besar. Konstipasi jadi penyebab utama dari orang mengejan. Konstipasi yang terjadi
biasanya akibat dari kekurangan nutrisi serat di dalam makanan. Beberapa hal yang
meningkatkan risiko terkena hemoroid: sering mengangkat benda berat secara rutin,
usia semakin tua, yang membuat penopang jaringan tubuh menjadi semakin lemah,
batuk terus menerus atau sering muntah, kelebihan berat badan, memiliki riwayat
kesehatan keluarga yang sakit hemoroid, sering duduk dalam waktu lama, sedang
hamil, dan sering melakukan hubungan seks melalui anus (anal intercourse).
Hemoroid bisa digolongkan lebih jauh lagi tergantung kepada ukuran dan
tingkat keparahannya:
a. Tingkat satu: pembengkakan kecil yang muncul di dalam dinding anus dan tidak
terlihat di luar anus.
b. Tingkat kedua: pembengkakan lebih besar yang keluar dari anus saat Anda
buang air besar dan masuk kembali dengan sendiri saat sudah selesai buang air.
c. Tingkat ketiga: satu atau lebih benjolan kecil yang menggantung dari anus dan
bisa didorong untuk masuk kembali.
d. Tingkat keempat: benjolan besar yang menggantung dari anus dan tidak bisa
didorong kembali.

Daftar Pustaka
Irnaningtyas. 2014. Biologi Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga

Pratiwi, D.A. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Purnomo, dkk. Biologi : Kelas XI untuk SMA dan MA. 2009.Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Redinand, Fictor dan Moekti Ariebowo. Praktis Belajar Biologi 2 Untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. 2009.Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai