Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN


KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG RAUDAH RUMAH SAKIT
HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU
06 Maret – 18 Maret 2023

Disusun Oleh:
CHAIRISKA PUTRI MEUNASAH SIREGAR,S.Kep
2226050031

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(Ns. Vellyza Colin, S.Kep. MAN) (Ns. Intan Sari Dewi, S.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. MASALAH KEPERAWATAN
Pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

B. PENGERTIAN
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan
tubuh, mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang memengaruhinya.Secara umum
faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit
tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi,
faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto,
Wartonah, 2006 :26).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan
pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi
energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur kerangka dan jaringan
tubuh, serta mengatur berbagai  proses kimia di dalam tubuh (Mubarak,
2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,
seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and
Perry, 2010 :275).
 Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena
merupakan sumber energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air
merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan, dan
mengatur metabolisme jaringan tubuh.Fungsi zat gizi adalah:
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja
fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80%
energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat
mengahasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat yang disimpan dalam hati
dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen
adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa
istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling
sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam
bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh
darah. Jenis dari monosakarida adalah glukosal dektrosa yang
banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa
banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa
dan maltose banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa
yaitu merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu
maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida.
Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok,
umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung,
kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat
hewani berbentuk glikogen.
d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.
e. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh
melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme.Pencernaan adalah
memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat
diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara
mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan
fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan dalam saluran
pencernaan melalui kontraksi otot, pencernaan secara kimia melalui
tipe sekresi yang diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe
produk sekresi yang dapat membantu pencernaan yaitu enzym yang
spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus
besar metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :
1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon
dioksida, dan air disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut
Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
f. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi
Malnutrisi (PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan
antara asupan dengan energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat
gangguan metabolisme karbohidrat tampak pada Diabetes Mellitus.
2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan
mengganti jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal.
Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan
dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim. Asam amino esensial
tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan. Jenis
asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin,
leusin.Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan
globulin.
b) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk
kromoprotein.
c) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan
gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan
osmotik koloid, keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk
genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan
dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein
menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus
halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin
dari pankreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran darah
yang menuju ke hayi. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan
tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan
untuk membuat protein darah. Karena protein dapat larut dalam air
sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna sehingga hampir
tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke
hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah
menjadi dua macam zat yaitu asam organik dan amoniak (NH3).
Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic
dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-
2,5gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-
1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.

3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar.
Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan
lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan
glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa
oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh
seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain.
Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh
dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim
lipase yang berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida
dipecah menjadi diglyserida, monoglysakarida, dan asam lemak bebas
dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut
dalam air tetapi berkaitan dengan garam-garam empedu dan dapat larut
(emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam
hati sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat
keton, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila
tubuh kehabisan glikogen maka lemak badan akan diambil kembali.
Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati
dalam bentuk lemak bebas, jika dalam makanan terdapat kelebihan
karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut
disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan
disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan
lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat
diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh
100mg atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari
100mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat
sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium,
iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.
5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit
pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
Vitamin dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12,
folic acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan,
dan pemeliharaan kesehatan.
6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel
bergantung pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total.
Persentase air dalam seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada
orang yang obesitas karena otot terdiri atas lebih banyak air daripada
jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki persentase total air yang
paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total air yang
paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan
hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan
makan makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran
segar. Air juga di produksi selama proses pencernaan saat makanan
dioksidasi. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari berbagai sumber
sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi, respirasi dan keringat.
Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan yang
meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan
kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan
dibutuhkannya restriksi cairan.
 Status Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk metabolisme dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta
pergerakan tubuh.Laju metabolisme basal (Basal Metabolic Rate/ BMR)
adalah energi yang di butuhkan untuk memepertahankan aktivitas
kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung, dan suhu) pada
periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia, berat
badan, jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit, cidera,
infeksi, tingkat aktivitas, atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan
energi. Penggunaan energi istirahat (Resting Energy Expenditure/ REE)
atau laju metabolisme istirahat adalah jumlah energi yang dibutuhkan oleh
individu selama 24 jam sehingga tubuh dapat mempertahankan semua
aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor yang memengaruh
metabolisme adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan tingkat aktivitas. Di
rumah sakit, hitung kebutuhan energi dengan menghitung konsumsi
oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi nitrogen rata-rata pada
table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan
merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi(Wartonah
Tarwoto, 2006 : 26-29).
 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan gizi.

2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa
daerah, tempe merupakan sumber protein yang paling murah, tidak
dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena
masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa
daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang
sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan
dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan
sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluargannya
dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

 Masalah Kebutuhan Nutrisi


Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas,
malnutrisi, diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan
anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.

3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari
obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang
berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
konsumsi lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.
C. GEJALA DAN TANDA
1. Defisit nutrisi
a. Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b. Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
2. Berat badan lebih
a. Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan
laboratorium dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita:
0,5- 1,0 mg/100 ml).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang
mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
sebai berikut:
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi
berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena,
baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer
( untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral
dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa
nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.
G. Woc

Usia Jenis Kelamin Pekerjaan

Kebutuhan Nutrisi

Kurangnya asupan
protein

Terjadinya Penurunan intake


penghancuran nutrisi
jaringan kalori
MK:
Ketidakstabilan Penurunan kadar
Nafsu makan menurun Kadar glukosa glukosa
Darah
Terjadi erosi Kekurangan energi
mukosa lambung
Merasa lemas
Mengeluh Nyeri Nyeri Akut

Mual MK: Risiko


Intoleransi
Aktivitas
Muntah

MK: Defisit Nutrisi


Asuhan Keperawatan Teoritis

A. Pengkajian
Asuhan keperawatan pasien gangguan rasa nyaman di lakukan melalui
pengkajian keperawatan yaitu meliputi anamnesa, riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian bio-psiko-sosisal.
1. Anamnesis
Identitas Diri Pasien Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin,
agama, status perkawinan, pendidikan terakhir, alamat, No.RM dan lain-
lain .
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada Kebutuhan nutrisi adalah nafsu
makan menurun, lemas, mual dan muntah.
3. Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang : Pengumpulan data dilakukan sejak
munculnya keluhan dan secara umum mencakup awitan gejala dan
bagaimana gejala tersebut berkembang.
 Kesehatan Dahulu : Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan
penyebab yang mendukung terjadinya gangguan rasa nyaman seperti
infeksi bakteri, infeksi dari bagian tubuh lain yang terbawa oleh aliran
darah.

 Kesehatan Keluarga: Dilakukan pengkajian pada anggota keluarga


apakah pernah menderita penyakit yang sama atau tidak.
4. Pengkajian Riwayat Diet
Pengkajian masukan makanan dan pola makan meliputi pengkajian
dan informasi terhadap makanan yang sering dikonsumsi, persiapan
makanan dan kebiasaan makan. Pola makanan dan kebiasaan makanan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnik, status sosial ekonomi dan
aspek psikologi (Ahmad & Nita, 2015: 102).
5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Status emosi pasie: biasanya pasien menyampaikan apa yang dirasakan
pada saat sakit.
b. Apakah pasien dapat mengekspresikan perasaannya: Ya/Tidak
c. Bagaimana perasaan pasien saat ini : biasanya pasien merasa sedih dan
cemas.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan fisik : apatis, lesu, tampak kurus
b. Berat badan : kurus (underweigth)
c. Otot : flaksial/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja
d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflex menurun
e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver / lien
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali / menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut : perubahan tekstur menjadi lebih tipis, kasar, tampak
kemerahan maupun kecoklatan, mudah rontok
h. Kulit : kering, hiperpigmentasi
i. Area mulut : keilosis, stomatitis angularis, atrofi papil
j. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
k. Kuku : koilonikia atau kuku sendok
l. Kaki : adakah edema pada kedua punggung kaki
m. Abdomen : hepatomegaly, distensi abdomen, perut kembung, bising
usus melemah/meninggi, tanda asites
n. Tanda defisiensi vitamin A pada mata
o. Tanda dehidrasi dan tanda syok
7. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml) Nilai serum albumin adalah indicator
penting status nutrisi dan sintesa protein.
b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml) Nilai serum transferrin adalah
parameter lain yang digunakan dalam mengkaji status protein visceral.
c. Hb dan Ht (N: laki laki: 14-17 gr/dl wanita: 12-15 gr/dl dan laki laki:
40-54% wanita: 37-47%) Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) adalah
pengukuran yang mengindikasikan defisiensi berbagai bahan nutrisi.
d. BUN (N: 10-20 mg/100 ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100ml)

B. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Berhubungan dengan
Hipoglikemia dibuktikan dengan kadar glukosa dalam darah rendah,
kesadaran menurun, berkeringat.
b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis dibuktikan dengan
berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, cepat kenyang
setelah makan, nafsu makan menurun, membran mukosa pucat dan bising
usus hiperaktif.
c. Risiko Intoleransi aktivitas ditandai dengan ketidakbugaran status fisik
C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipoglikemia


Darah Berhubungan dengan keperawatan didapatkan Observasi :
Hipoglikemia dibuktikan dengan tingkat kestabilan glukosa 1. Identifikasi tanda dan
kadar glukosa dalam darah rendah, dalam darah meningkat gejala hipoglikemia
kesadaran menurun, berkeringat. dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemungkinan
1. Koordinasi meningkat penyebab hipoglikemia
2. Mengantuk menurun Terapeutik
3. Pusing menurun 3. Berikan karbohidrat
4. Lelah/lesu menurun sederhana, jika perlu
5. Rasa lapar menurun 4. Berikan glucagon, jika
6. Kadar glukosa dalam perlu
darah membaik 5. Berikan karbohidrat
kompleks dan protein
sesuai diet
6. Pertahankan kepatenan
jalan napas
7. Pertahankan akses IV, jika
perlu
8. Hubungi layanan medis
darurat, jika perlu
Edukasi
9. Anjurkan membawa
karbohidrat sederhana
setiap saat
10. Anjurkan memakai
identitas darurat yang tepat
11. Anjurkan monitor kadar
glukosa darah
12. Anjurkan berdiskusi
dengan tim perawatan
diabetes tentang
penyesuaian program
pengobatan
13. Jelaskan interaksi antara
diet, insulin/agen oral, dan
olahraga
14. Ajarkan pengelolaan
hipoglikemia (mis: tanda
dan gejala, faktor risiko,
dan pengobatan
hipoglikemia)
15. Ajarkan perawatan mandiri
untuk mencegah
hipoglikemia (mis:
mengurangi insulin/agen
oral dan/atau meningkatkan
asupan makanan untuk
berolahraga)
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian
dekstrosa, jika perlu
17. Kolaborasi pemberian
glukagon, jika
perluAnjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi


faktor psikologis dibuktikan dengan keperawatan didapatkan Observasi
berat badan menurun minimal 10% status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
dibawah rentang ideal, cepat dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan
kenyang setelah makan, nafsu 1. Porsi makanan yang intoleransi makanan
makan menurun, membran mukosa dihabiskan meningkat 3. Identifikasi makanan yang
pucat dan bising usu hiperaktif. 2. Verbalisasi keinginan disukai
untuk meningkatkan 4. Monitor asupan makanan
3. Pengetahuan tentang 5. Monitor berat badan
pilihan makanan yang Terapeutik
sehat meningkat 1. Lakukan oral Hygiene
4. Penyiapan dan sebelum makan
penyimpanan makanan 2. Fasilitasi menetukan
yang aman pedoman diet
5. Nafsu makan membaik 3. Sajikan makanan secara
6. Perasaan cepat kenyang menarik dan suhu yang
menurun sesuai
7. Nyeri abdomen menurun 4. Berikan makanan tinggi
8. Sariawan menurun serat untuk mencegah
9. Diare menurun konstipasi
10. Frekuensi makan 5. Berikan suplemen makanan
membaik Edukasi :
11. Membran mukosa 1. Ajarkan posisi duduk, jika
membaik mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan.
3. Risiko Intoleransi aktivitas ditandai Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi
dengan ketidakbugaran status fisik keperawatan didapatkan Observasi :
toleransi aktivitas 1. Identifikasi gangguan
meningkat dengan kriteria fungsi tubuh yang
hasil: mengakibatkan kelelahan
1. Frekuensi nadi 2. Monitor kelelahan fisik dan
meningkat emosional
2. Kemudahan dalam 3. Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas 4. Monitor lokasi dan
sehari-hari meningkat ketidaknyamanan selama
3. Keluhan lelah menurun melakukan aktivitas
4. Perasaan lemah Terapeutik
menurun 1. Sediakan lingkungan
5. Sianosis menurun nyaman dan rendah
6. Warna kulit membaik stimulus (mis: cahaya,
7. Tekanan darah membaik suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sunarsih. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Kebutuhan Cairan Dan Nutrisi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Ahmad, J dan Nita, N. 2015. Nutrisi dan Keperawatan. Yogyakarta: Dua Satria
Offset.
PPNI. 2018 . Standar Intervensi Kperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai