Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

NUTRISI

HANA SETIAWATI HARYONO


19.0604.0045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH NUTRISI
PADA NY.R (56 TH) DI RUANG CEMPAKA
RST DR. SOEDJONO MAGELANG

HANA SETIAWATI HARYONO


19.0604.0045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN NUTRISI

A. PENGERTIAN
Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme
merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa
anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang memengaruhinya.Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti
adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi,
faktor sosioekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gisi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006
:26).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk struktur
kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh
(Mubarak, 2008:27).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak,
air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010 :275).
 Elemen Nutrisi
Menurut Tarwoto, Wartonah (2006), Elemen nutrient/zat gizi terdiri atas:
1. Karbohidrat.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Vitamin.
5. Mineral.
6. Air.
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrient karena merupakan sumber
energi dari makanan; sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting untuk
membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolisme jaringan tubuh.Fungsi zat gizi
adalah:
1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikian jaringan.
3. Sebagai pelindung dan pengatur.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat
yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.
Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.
Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah
glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang berasal
dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan maltose
banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula
dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida
adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain.
Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme.
e. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme.Pencernaan adalah memecahkan makanan menjadi bagian
yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa
secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara mekanik melibatkan fungsi
saraf dan otot untuk memindahkan makanan dalam saluran pencernaan melalui
kontraksi otot, pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada
saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu pencernaan yaitu
enzym yang spesifik, Hcl, mucus, air, dan elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus besar
metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :
1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon dioksida, dan air
disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
f. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi
(PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan dengan
energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat tampak
pada Diabetes Mellitus.

2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan
tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari protein adalah
asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormone dan enzim.
Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan.
Jenis asam amino esensial diantaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin.Berdasarkan
susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan globulin.
b) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen membentuk
glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
c) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid,
keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,
hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim
protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton.
Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan
bantuan enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran
darah yang menuju ke hayi. Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh
untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein
darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara
sempurna sehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian
dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam
organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic
dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5gr/kg BB, dan
pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan
kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam
fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan
memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-
kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam
lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase yang
berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah menjadi diglyserida,
monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas
rantai panjang tidak larut dalam air tetapi berkaitan dengan garam-garam empedu dan
dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam hati
sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian lagi
disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan glikogen maka lemak
badan akan diambil kembali. Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid, kemudian
dalam hati dalam bentuk lemak bebas, jika dalam makanan terdapat kelebihan
karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut disimpan sebagai
cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan disekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan
alat tubuh yang lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.

4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu
jika kebutuhan tubuh 100mg atau lebih; dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang
dari 100mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan
yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.

5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan
tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena
fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta
vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan.

6. Air
Airadalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung pada
lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam seluruh
tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena otot terdiri atas
lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi memiliki persentase total
air yang paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki persentase total air yang paling
sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan mampu bertahan hidup lebih dari
beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan makan makanan
yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran segar. Air juga di produksi selama
proses pencernaan saat makanan dioksidasi. Pada individu yang sehat, asupan cairan dari
berbagai sumber sama dengan keluaran cairan melalui eleminasi, respirasi dan keringat.
Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan yang meningkat.Sebaliknya, seseorang
yang sakit juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang
menyebabkan dibutuhkannya restriksi cairan.
 Status Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk metabolisme
dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan tubuh.Laju metabolisme
basal (Basal Metabolic Rate/ BMR) adalah energi yang di butuhkan untuk
memepertahankan aktivitas kelangsungan hidup (bernapas, sirkulasi, denyut jantung, dan
suhu) pada periode waktu tertentu saat istirahat. Faktor-faktor seperti usia, berat badan,
jenis kelamin, demam, kelaparan, menstruasi, penyakit, cidera, infeksi, tingkat aktivitas,
atau fungsi tiroid dapat memengaruhi kebutuhan energi. Penggunaan energi istirahat
(Resting Energy Expenditure/ REE) atau laju metabolisme istirahat adalah jumlah energi
yang dibutuhkan oleh individu selama 24 jam sehingga tubuh dapat mempertahankan
semua aktivitas kerja internal saat beristirahat. Faktor yang memengaruh metabolisme
adalah penyakit, kehamilan, laktasi, dan tingkat aktivitas. Di rumah sakit, hitung kebutuhan
energi dengan menghitung konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida, dan ekskresi
nitrogen rata-rata pada table metabolisme (Potter and Perry, 2010 :274).
Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor
penting dalam menentukan status nutrisi(Wartonah Tarwoto, 2006 : 26-29).
Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-
menerus berhubungan dengan lingkungannya.

Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energi


Atau
Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang disimpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang
dimakan kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat.
Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga disebut juga
satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 kg air besar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori.
Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang
merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fosfat seperti adenosin tripshsfat (ATP).
Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan
aktivitas fisik.

Kebutuhan (0,1 x (Energi


energi setiap = (BMR + 24) + Konsumsi + untuk
hari ditentukan kkal setiap hari) aktivitas)
dengan rumus
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi
keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat
pada penurunan berat badan. Sebaiknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari
pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpan
dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c. Basal Metabolism Rate (BMR)
Basal Metabolism Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh sepergi pergerakan jantung, pernapasan, peristaltik
usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh:
1. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat, hal ini
berhubungan dengan faktor pertumbuhan. Setelah usia 20 tahun lebih konstan.
2. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal laki-laki lebih besar disbanding wanita. Pada laki-
laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg
BB/jam.
3. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin luas
pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal metabolisme
lebih besar.
4. Kelainan endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan tiroksin
mislanya pada hipertiroid akan meningkatkan basal metabolisme sedangkan
penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme.
5. Suhu lingkungan
Suhu lingkungan yang lebih dingin akan menigkatkan metabolisme untuk
menyesuaikan diri, tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
6. Keadaaan sakit
Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan
mempercepat reaksi kimia, di mana peningkatan 1derajat celcius akan
meningkatkan Bmr sebanyak 14%.
7. Keadaan hamil
Konsumsi oksigen pada orang hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan dan
pertumbuhan janin, sehingga metabolisme juga akan meningkat.
8. Keadaan stres dan ketegangan
Keadaan stres dan keterangan akan merangsang produksi katekolamin yang
mempunyai efek peningkatan metabolisme.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Weight (IBW).

1. Body Mass Index (BMI)


Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:

BB (Kg) BB(pon)x 704,5


atau
TB (M) TB(inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:
1) Vital kehidupan, pernapasan sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.
2) Kegiatan mekanik otot.
3) Aktivitas otot dan saraf.
4) Energi kimia untuk membangun jaringa, enzim, dan hormon.
5) Sekresi cairan pencernaan.
6) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
7) Pengeluaran hasil metabolisme

Faktor-faktor yang memengaruhui kebutuhan energi:


1. Peningkatan basal metabolism rate.
2. Aktivitas tubuh.
3. Faktor usia.
4. Suhu lingkungan.
5. Penyakit atau status kesehatan.
 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe merupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena
ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja
bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
 Masalah Kebutuhan Nutrisi
Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus, hipertensi,
jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan yang
dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat
badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium, natrium
dan gaya hidup yang berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi lemak
secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

B. GEJALA DAN TANDA


1. Defisit nutrisi
a. Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b. Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
2. Berat badan lebih
a. Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil 95
(pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
 Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
 Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
 Hb (N: 12 mg %).
 BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0 mg/100
ml).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral


Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
 Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pangalas
8. Jenis diet
 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara sedikit demi
sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung


Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau
tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
 Alat dan Bahan
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium
sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara
sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem
dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika
tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau
dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa
tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang ada di dalam sebanyak
jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat
dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan

3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral


Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral (untuk nutrisi
parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi
melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa
nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan nutrisi harian.

Metode Pemberian
a) Nutrisi parenteral parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih dapat menggunakan
saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi sepenuhnya
melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat digunakan.
Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung asam amino seperti Pan
Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama
dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah, 2005).

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2. Faktor yang memengaruhi diet


a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver/lien.
f) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan darah
rendah/tinggi.
g) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
j) Gusi: pendarahan, peradangan.
k) Lidah: edema, hiperemis.
l) Gigi: karies, nyeri, kotor.
m) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n) Kuku: mudah patah.
o) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status
nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi
berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi
badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun
ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal:
(TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi badan – 100). Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam mengukur berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan
malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk
pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil
pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim
dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada,
dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin,
hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan
elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal
tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda
klinik untuk mengetahui status individu:

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan dehidrasi, Kalori,Air, dan vitamin


haus pertumbuhan terhambat A

2 Rambut Kekuningan Protein


kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin


Dermatosis pada bayi Lemak
Petechial hemorrhages Asam askorbat
Eksema

4 Mata Photopobia Riboflavin


Rabun senja Vitamin A
5 Mulut Stomatitis Riboflavin
Glositis Niasin, asam folik,
vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D


Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, Vitamin K, thiamin,


anemia pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik
metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis
kwashiokor:
a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein
berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal,
diarePCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani
proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-
30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney,
Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang,
status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi
nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai
kebutuhan nutrisi
Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis
minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu
makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya
pengkomsumsian obat alergi

H. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

No. Diagnosis Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik (Data


Keperawatan (Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)
Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan a. Data mayor
makanan - Berat badan menurun
 Ketidakmampuan mencerna minimal 10% dibawah
makanan rentang ideal
 Ketidakmampuan b. Data minor
mengobsorbsi nutrien - Cepat kenyang setelah

 Peningkatan kebutuhan makan

metabolisme - Kram/nyeri abdomen

 Faktor ekonomi (finansial - Nafsu makan menurun

tidak cukup) - Bising usus hiperaktif

 Faktor psikologis (stres, - Otot pengunyah lemah

keengganan untuk makan) - Otot menelan lemah


- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian a. Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25 kg/m2 (pada
 Gangguan kebiasaan makan dewasa) atau berat dan
 Gangguan persepsi makan panjang badan lebih
 Kelebihan konsumsi alkohol dari presentil 95 (pada
 Penggunaan energi kurang anak 2-18 tahun)
dari asupan b. Data minor

 Sering mengemil - Tebal lipatan kulit

 Sering makan makanan trisep >25 mm

berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada
anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
Resiko berat badan  Kurang aktivitas fisik harian
lebih  Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Gangguan persepsi makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering makan makanan berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber utama makanan utama pada usia <
5 bulan

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intervensi Diagnosa : Defisit Nutrisi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan
masalah keperawatan defisit nutrisi dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
 Mandiri
a. Intervensi :Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.
Rasional :Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan
depresi, agitasi, dan mempengaruhi kondisi kognitif atau
pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi meningkatkan
kemampuan berpikir dan kerja psikologis
b. Intervensi :Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan pasien saat
makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi dan/atau
komentar.tingkatkan lingkungan yang nyaman dan catat masukan.
Rasional :Pasien mendeteksi pentingnya dan dapat bereaksi terhadap tekanan.
Komentar apapun yang dapat terlihat sebagai paksaan memberikan
focus pada makanan. Bila staf berespons secara konsisten, pasien
dapat mulai memepercayai respons staf.
c. Intervensi :Buat pilihan menu yang ada dan diizinkan pasien untuk
mengontrol pilihan sebanyak mungkin.
Rasional :Pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa
mengontrol lingkungan lebih suka menyediakan makanan untuk
makan.
d. Intervensi :Sadari pilihan – pilihan makanan rendah kalori/minuman,
menimbun makanan, membuang makanan dalam berbagai tempat
seperti saku atau kantung pembuangan.
Rasional :Pasien akan mencoba menghindari mengambil makanan bila
tampak mengandung banyak kalori dan mau makan lama untuk
menghindari makan.
e. Intervensi :Pertahankan jadwal penimbangan berat badan teratur , seperti
Minggu, Rabu, Jumat sebelum makan pagi pada pakaian yang sama,
dan gamnbaran hasilnya.
Rasional :Memberikan catatan lanjut penuruanan dan/atau peningkatan berat
badan yang akurat. Juga menurunkan obsesi tentang peningkatan
dan/atau penurunan.
 Kolaborasi
f. Intervensi :Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit
sesuai indikasi.
Rasional : Pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa perbaikan status
nutrisi. Perawatan di rumah sakit memberikan control lingkungan
dimana masukan makanan, muntah/eliminasi ,obat , dan aktivitas
dapat dipantau.
g. Intervensi :Libatkan pasien dalam penyusunan /melakukan program
perubahan prilaku. Berikan penguatan untuk peningkatan berat
badan seperti dinyatakan oleh penentuan individu ; abaikan
penurunan
Rasional :Memberikan situasi terstuktur untuk makan sementara
memungkinkan pasien mengontrol beberapa pilihan. Perubahan
perilaku dapat efektif pada kasus ringan atau untuk peningkatan
berat badan jangka pendek.

2. Intervensi Diagnosa : Berat badan lebih


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan
masalah keperawatan berat badan lebih dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
1. Pasien menyadari masalah berat badan
2. Pasien mengungkapkan secara verbal keinginan untuk
menurunkan berat badan
3. Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan
4. Berpartisipasi dalam program latihan yang teratur
5. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu
tertentu
6. Mengalami asupan kalori, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral,
zat besi dan kalsium yang adekuat, tetapi tidak berlebihan
a. Intervensi : Buat rencana makan dengan pasien.
Rasional : Sementara tak ada dasar untuk menganjurkan diet yang satu dari
yang lain, penurunan diet yang baik harus berisi makanan dari
semua dasar kelompok makanan dengan focus masukan rendah
lemak. Ini membantu mempertahankan rencana semirip mungkin
dengan kebiasaan pasien. Catatan :Penting mempertahankan
masukan protein adekuat untuk mencegah kehilangan massa otot.
b. Intervensi : Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak
Rasional :Hilangkan kebutuhan komponen yang dapat menimbulkan
ketidakseimbangan metabolic, misalnya penurunan karbohidrat
berlebihan yang dapat menimbulkan kelemahan, sakit kepala,
ketidakstabilan, dan kelemahan, asidosis metabolic (ketosis)
mempengaruhi keefektifan program penurunan BB.
c. Intervensi : Diskusikan tambahan tujuan nyata untuk penurunan berat badan
mingguan.
Rasional : Penurunan berat badan beralasan (1-2 lg/minggu) mengakibatkan
efek lebih sedikit berefek. Penurunan berlebihan/cepat dapat
mengakibatkan kelemahan dan mudah terangsang dan akhirnya
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan untuk penurunan
berat badan.
d. Intervensi : Diskusikan pembatasan masukan garam dan obat diuretic bila
digunakan.
Rasional : Retensi air dapat menjadi masalah karena meningkatkan masukan
cairan juga mengakibatkan metabolisme lemak.
e. Intervensi : Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori/kebutuhan
nutrisi untuk penurunan berat badan individu.
Rasional : Pemasukan individu dapat dikalkulasi dengan berbagai
perhitungan berbeda, tetapi penurunan berat badan berdasarkan
kebutuhan basal kalori selama 24 jam, tergantung pada jenis
kelamin, usia, berat badan saat ini/yang diinginkan dan lama waktu
yang diperkirakan mencapai berat badan yang diinginkan.

KRITERIA EVALUASI
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
4. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
5. Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
J. DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta:Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan DiagnosaMedis
EdisiRevisi Jilid 1. Jakarta: ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai