KEBUTUHAN NUTRISI
Oleh :
NPM: 22.14901.12.02
➢ Diet
Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri
pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada
waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
Kanker rongga mulut
a Keluhan utama
Pemeriksaan Hb
Rontgen
TG (<150 mg/dl)
b Defisit nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Fisiologi:
- Ketidakmampuan menelan makan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
- Peningkatan kebutuhan metabolisme
- Faktor ekonomi (mi. Finansial tidak mencukupi)
- Faktor psikologis ( mis. Stres, keengaganan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Berat badan menurun minimal 10% dibawah Cepat kenyang setelah makan
rentang ideal
Kram / nyeri abdomen
Nafsu makan menurun
Bising usus hiperaktif
Otot pengunyah lemah
Membran mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin turun
Rambut rontok berlebih
Diare
Kondisi Klinis terkait
- Stroke - Kerusakan neuromuskular
- Parkinson
- Mobius syndrome - Luka bakar
- Celebral palsy - Kanker
- Cleft lip - Infeksi
- Cleft palate - AIDS
- Amyotropic lateral sclerosis - Penyakit Crohn’s
- Fibrosis Kristik - Enterokolitis
c Diare
Definisi : Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk.
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal.
2. Iritasi gastrointestinal.
3. Proses infeksi.
4. Malabsorsi.
Faktor Risiko
Kurang aktifitas harian fisik
Kelebihan konsumsi gula
Gangguan kebiasaan makan
Gangguan persepsi makan
Kelebihan konsumsi alkohol
Penggunaan energi kurang dari asupan
Sering mengemil
Sering makan makanan berminyak / berlemak
Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase
lipoprotein , sintesis lipid, lipolisis)
Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
Asupan kalsium rendah pada anak berat badan bertambah cepat
Kondisi Klinik Terkait
- Gangguan ginetik
- Hipotiroid
- Diabetes melitus gestasional
- Pola hidup kurang aktivitas.
2.3 Luaran Keperawatan (SLKI) dan Intervensi Keperawatan (SIKI)
Edukasi
Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis
olahraga
Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi
kesehatan
Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program
latihan yang diinginkan
Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang
tepat
Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan oksigenselama latihan
fisik
Kolaborasi
Kolaborasi dengan rehabilitasi medis/ahli fisiologi
olagraga, jika perlu
B Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan
Manajemen Hipoglikemia
Observasi:
Identifikasi tanda gejala hipoglikemia
Identifikasi penyebab hipoglikemia
Terapeutik:
Berikan karbohidrat sederhana
Berikan glukagon, jika perlu
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Pertahankan akses iv, jika perlu
Edukasi
Anjurkan membawa karbohidrat setiap
saat
Anjurkan monitor kadar glukosa darah
Ajarkan pengelolaan hipoglikemi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose, jika
perlu
Kolaborasi pemberian glukagon
G Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Berat Badan Berat badan Edukasi Diet
Lebih Observasi:
D.0031 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam berat Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima
badan membaik informasi
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Berisiko mengalami Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
akumulasi lemak Memburuk Membaik Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu
berlebih atau 1 Berat badan Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang
abnormal yang tidak 1 2 3 4 5 diprogramkan
sesuai dengan usia dan 2 Tebal lipatan kulit Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan
jenis kelamin 1 2 3 4 5 makanan
3 Indeks masa tubuh Terapeutik:
Persiapkan materi, media, dan alat peraga
1 2 3 4 5
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan
kesehatan
Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu
Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan,
jika perlu
Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler (30-45
derajat ) 20-30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai diet yang
diprogramkan
Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang
sesuai
Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program
Rekomendasiakn resep makanan yang sesuai dengan diet,
jika perlu
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi dan setakan keluarga, jika perlu
Konseling nutrisi
Observasi:
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang
akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin,
tekanan darah, kenaikan berat badan, dan kebiasaan
membeli makanan
Terapeutik:
Bina hubungan teraupetik
Sepakati bersama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang
realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
Pertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan gizi ( mis. Usia, tahapan
pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet (mis.penurunan atau
penambahan berat badan, pembatasan natrium atau cairan,
pengurangan kolestrol
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet
yang diprogramkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
B. KELUHAN UTAMA
Ny. Y datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan mata kabur, merah, gatal sejak 3
hari yang lalu, serta berair. Namun sejak tanggal 01 Oktober 2022 mual, nafsu makan
menurun dan mengalami penurunan berat badan sejak + 4 bulan terakhir.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny. Y memiliki riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu, hampir setiap kali cek gula
darah hasilnya > 250 mg/ dl, pernah berobat ke Dokter umum diterapi dengan
metformin 3 x 500 mg, kontrol tidak teratur, penglihatan kabur sejak + 3 bulan.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran:
- Kualitatif : Compos Mentis
- Kuantitatif : GCS 15 (E4M6V5)
b. Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah 110/74 mmHg, Nadi : 90x menit, respirasi 20 x /menit, suhu
36,3 C
2. Data Fisik
a. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala : Normal distribusi rambut : Merata
warna rambut : Hitam hygiene : Kurang bersih
tekstur : Kasar lesi:tidakada massa. : Tidak ada
b. Mata
Pupil : Isokor secret : Tidak
Sclera : Normal fungsi penglihatan : Menurun Vods: 5/60
Kongjungtiva : anemis pergerakkan bola mata : Baik
Bentuk : simetris
c. Hidung
Bentuk : Simetris fungsi penciuman : Normal
Secret : Tidak ada pernafasan : Reguler
massa abnormal: Tidak ada. cuping hidung : Tidak ada
d. Telinga
Bentuk : Simetris lesi : Tidak ada
Ukuran : Normal curemen : Ada
Warna : sawo matang fungsi pendengaran : Baik, normal
e. Mulut
Bentuk : Simetris pharyng : Normal
mukosa oral : Kering uvula tonsil : Normal
gigi : Bersih reflek : Normal
lidah : Merah hygiene : Kurang
f. Leher
Peningkatan JVP: Tidak ada Tyroid : Tidak membesar
KGB : Tidak ada pembesaran ROM : Normal
g. Dada dan punggung
Bentuk : Simetris
pergerakkan rongga dada : Simetris kanan kiri
h. Paru-paru
- Inspeksi
Bentuk : Simetris
Pergerakkan : Simetris ka / ki
lesi : Tidak ada
- Palpasi : Simetris
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : vesikuler
i. Jantung
Bunyi : BJ I dan II Normal Reguler
pembesaran jantung : Tidak ada
j. Abdomen
Bentuk : datar, lemas
Auskultasi : Bising Usus Normal
k. Genitalia : Bersih
l. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
B. FISIOLOGI
Nutrisi dan Cairan
E. PSIKOLOGIS
1. Nyeri dan Kenyamanan
2. Integritas Ego
a Ansietas
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa bingung Mengeluh pusing
Anoreksia
Merasa khawatir dengan akibat dari Palpitasi
kondisi yang dihadapi Merasa tidak berdaya
Sulit berkonsentrasi Frekuensi napas meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Tampak gelisah Tekanan darah meningkat
Diaforesis
Tampak tegang Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Sulit tidur Kontak mata buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
b Berduka
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa sedih Mimpi buruh atau pola mimpi
berubah
Merasa bersalah atau menyalahkan Merasa tidak berguna
orang lain
Tidak menerima kehilangan Fobia
Merasa tidak ada harapan marah
Menangis Tampak panik
Pola tidur berubah Fungsi imunitas terganggu
Tidak mampu berkonsentrasi
c Distress Spiritual
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mempertanyakan makna/tujuan Menyatakan hidupnya terasa
hidupnya tidak/kurang tenang
Mengeluh tidak dapat menerima
(kurang pasrah)
Menyatakan hidupnya terasa Merasa bersalah
tidak/kurang bermakna Merasa terasing
Menyatakan telah diabaikan
Merasa menderita/tidak berdaya Menolah berinteraksi dengan
orang terdekat/pemimpin
Tidak mampu beribadah Tidak mampu berkreativitas
(mis. Bernyanyi,mendengarkan
musik,menulis)
Koping tidak efektif
Marah pada tuhan Tidak berminat pada
alam/literature spiritual
d Gangguan Citra Tubuh
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengungkapkan kecacatan/kehilangan Tidak mau mengungkapkan
bagian tubuh kecacatan/kehilangan bagian
tubuh
Mengungkapkan perasaan
negatif tentang perubahan tubuh
Mengungkapkan kekhawatiran
pada penolakan/reaksi orang lain
Mengungkapkan perubahan gaya
hidup
Kehilangan bagian tubuh Menyembunyikan/menunjukan
bagian tubuh secara berlebihan
Menghindari melihat dan/atau
menyentuh bagian tubuh
Focus berlebihan pada
perubahan tubuh
Fungsi/ struktur tubuh Respon nonverbal pada
berubah/hilang perubahan dan persepsi tubuh
Fokus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
Hubungan sosial berubah
e Gangguan Identitas Diri
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Persepsi terhadap diri berubah
Bingung dengan nilai-nilai budaya, tujuan
hidup, jenis kelamin, dan/atau
nilai-nilai ideal
Perasaan yang fluktuatif terhadap
Diri
Perilaku tidak konsisten
Hubungan yang tidak efektif
Strategi koping tidak efektif
Penampilan peran yang tidak efektif
f Gangguan Persepsi Sensori
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mendengar suara bisikan atau Menyatakan kesal
melihat bayangan
Merasakan sesuatu melalui indera Menyendiri
perabaan, penciuman,perabaan,atau
Pengecapan
Distorsi sensori Melamun
Respon tidak sesuai Konsentrasi buruk
Bersikap seolah melihat, mendengar, Disorientasi waktu, tempat,
mengecap,meraba, atau mencium sesuatu orang, atau situasi
Curiga
Melihat ke satu arah
Mondar-mandir
Bicara sendiri
g Harga Diri Rendah Kronis
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Menilai diri negatif (mis. tidak Merasa sulit berkonsentrasi
berguna, tidak tertolong)
Merasa malu/bersalah Sulit tidur
Merasa tidak mampu melakukan Mengungkapkan keputusasaan
Apapun
Meremehkan kemampuan mengatasi Kontak mata kurang
Masalah
Merasa tidak memiliki kelebihan Berbicara pelan dan lirih
atau kemampuan positif
Melebih-lebihkan penilaian negatif Pasif
tentang diri sendiri
Menolak penilaian posistif tentang Perilaku tidak asertif
diri sendiri
Enggan mecoba hal baru Mencari penguatan secara
berlebihan
Berjalan menunduk Bergantung pada pandangan
orang lain
Postur tubuh menunduk Sulit membuat keputusan
Seringkali mencari penegasan
h Harga Diri Rendah Situasional
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Menilai diri negatif (mis. tidak Sulit berkonsentrasi
berguna, tidak tertolong)
Merasa malu/bersalah Kontak mata kurang
Melebih-lebihkan penilaian negatif Lesu dan tidak bergairah
tentang diri sendiri
Menolak penilaian posistif tentang Pasif
diri sendiri
Berbicara pelan dan lirih Tidak mampu membuat
Menolak berinteraksi dengan orang keputusan
Lain
Berjalan menunduk
Postur tubuh menunduk
i Keputusasaan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengungkapkan keputusasaan Sulit Tidur
Berperilaku Pasif Selera makan menurun
Afek datar
Kurang inisiatif
Meninggalkan lawan bicara
Kurang terlibat dalam aktivitas
perawatan
Mengangkat bahu sebagai respon
terhadap lawan bicara
j Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengekspresikan keinginan untuk Merasa percaya diri
meningkatkan konsep diri
Mengekspresikan kepuasan dengan Menerima kelebihan dan
diri, harga diri, penampilan peran,citra keterbatasan
tubuh dan identitas pribadi Tindakan sesuai dengan perasaan
dan pikiran diekspresikan
k Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Anggota keluarga menetapkan tujuanuntuk Anggota keluarga mengidentifikasi
meningkatkan gaya hidup sehat pengalamanyang mengoptimalkan
kesejahteraan
z Waham
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengungkapkan isi waham Merasa sulit berkonsentrasi
Merasa khawatir
Curiga berlebihan
Menunjukkan perilaku sesuai isi Waspada berlebihan
waham Bicara berlebihan
Sikap menentang atau
permusuhan
Isi pikir tidak sesuai realitas Wajah tegang
Pola tidur berubah
Tidak mampu mengambil
keputusan
Isi pembicaraan sulit dimengerti Fight of idea
Produktifitas kerja menurun
Tidak mampu merawat diri
Menarik diri
3. Pertumbuhan dan Perkembangan
F. PERILAKU
4. Kebersihan Diri
G. RELASIONAL
6. Interaksi Sosial
H. LINGKUNGAN
7. Keamanan dan Proteksi
f Risiko Alergi
Faktor Risiko
Makanan (mis. alpukat, pisang, kiwi, kacang, makanan olahan laut, buah
tropis, jamur)
Terpapar zat alergen (mis. zat kimia, agen farmakologis)
Terpapar alergen lingkungan (mis. debu, serbuk sari)
Sengatan serangga
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Darah
b. Terapi
- Terapi IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/menit, clindamycin 4x 400 mg, Ranitidin 2x 200
mg/oral, Paracetom 3 x 500 mg/oral, Metformin 3 x 500 mg/oral, Novorapin 3 x 8
Ui/SC 15 menit sebelum makan. Diet DM V 1900 Kcal, Curcuma forte 1 x 1 tab.
C. ANALISIS DATA
1. (Tidak - Ny. Y -Ny. Y - Diet tampak Faktor genetik Ketidakmampuan Defisit Nutrisi
tersedia) mengalami mengatakan tidak habis mengabsorbsi
penurunan sering haus dan - Membran Kerusakan sel beta nutrien
berat badan, lapar mukosa bibir
BB sehat 53 kg, -Ny. Y tampak pucat Ketidakseimbangan
sakit 46 kg, mengatakan daan kering produksi insulin
- LILA dibawah kurang nafsu
normal yaitu 23 makan, mudah Gula dalam darah
cm (nr. 23,5 terasa kenyang tidak dapt di bawa
cm) -Ny. Y masuk dalam sel
- Nilai IMT mengatakan
termasuk dalam dietnya habis 2- Hiperglikemia
kategori 3 sendok
kekurangan BB makan, Sel kekurangan
tingkat berat mengeluh mual bahan untuk
badan kurang metablisme
yaitu 16,89 (nr.
>18,5 – 25,0) Pusat lapar dan
(Berat badan haus
menurun
minimal 10% Polidipsia
dibawah Polipagia
rentang ideal).
Defisit Nutrisi
2 - Ny. Y - Kadar glukosa (tidak tersedia) (tidak tersedia) Faktor genetik, Gangguan toleransi Resiko Ketidakstabilan
mengatakan dalam darah Usia 51 tahun, glukosa darah kadar glukosa darah
lesu, mudah tinggi saat penyakit gula darah
lelah pengkajian 210 2 tahun yang lalu
mg/ dl
Jarang kontrol ke
palayanan
kesehatan
Sel β di pankreas
terganggu
Defisit insulin
Hiperglikemia
Tidak terkontrol
Resiko
Ketidakstabilan
kadar glukosa darah
P: Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
Defisit Nutrisi Shift Pagi Memonitor asupan makanan S:
D.0019 Sabtu Mengajarkan diet yang diprogramkan - Ny. Y mengatakan perut terasa mual
sudah berkurang
07.00 wib- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
14.00 wib menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien - Ny. Y mengatakan nafsu makan sedikit
yang dibutuhkan meningkat, mengetahui pilihan makanan
Monitor adanya mual dan muntah dan minuman yang sehat, mengetahui
standar asupan nutrisi, merasa lebih
kenyang
O:
- Porsi makanan yang dihabiskan 3
- BB atau IMT 2
- Frekuensi Makan 3
- Nafsu makan 3
- Perasaan cepat kenyang 2
- Pasien mampu menghabiskan makanan
sesuai porsi
- Mukosa bibir sedikit lembab
- Frekuensi makan pasien sedikit
meningkat
A:
Defisit Nutrisi teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
S
Shift Sore Memonitor asupan makanan - Ny. Y mengatakan perut terasa mual
Sabtu Mengajarkan diet yang diprogramkan sudah berkurang
14.00 wib- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Ny. Y mengatakan nafsu makan sedikit
20.00 wib menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien meningkat, mengetahui pilihan makanan
yang dibutuhkan
Memonitor adanya mual dan muntah dan minuman yang sehat, mengetahui
standar asupan nutrisi, merasa lebih
kenyang
O:
- Porsi makanan yang dihabiskan 3
- BB atau IMT 2
- Frekuensi Makan 3
- Nafsu makan 3
- Perasaan cepat kenyang 2
- Pasien mampu menghabiskan makanan
sesuai porsi
- Mukosa bibir sedikit lembab
- Frekuensi makan pasien sedikit
meningkat
A:
Defisit Nutrisi teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Shift Malam
Sabtu Memonitor asupan makanan
S
20.00 wib- 07.00 Mengajarkan diet yang diprogramkan - Ny. Y mengatakan perut terasa mual
wib Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien sudah berkurang
yang dibutuhkan - Ny. Y mengatakan nafsu makan sedikit
Memonitor mual dan muntah meningkat, mengetahui pilihan makanan
dan minuman yang sehat, mengetahui
standar asupan nutrisi, merasa lebih
kenyang
O:
- Porsi makanan yang dihabiskan 3
- BB atau IMT 2
- Frekuensi Makan 3
- Nafsu makan 3
- Perasaan cepat kenyang 2
- Pasien mampu menghabiskan makanan
sesuai porsi
- Mukosa bibir sedikit lembab
- Frekuensi makan pasien sedikit
meningkat
A:
Defisit Nutrisi teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
S:
Defisit Nutrisi Shift Pagi Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk Pasien mengatakan sudah tidak merasakan
Minggu menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien mual, nafsu makan sudah membaik dan
D.0019
09-10-2022 yang dibutuhkan meningkat, mengetahui pilihan makanan
dan minuman yang sehat, mengetahui
standar asupan nutrisi merasa lebih
Kenyang
O:
Pasien mampu menghabiskan makanan
sesuai porsi, mukosa bibir lembab, turgor
kulit membaik, frekuensi makan meningkat
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan, pasien pulang
Manajemen Hiperglikemia
Resiko Shift Pagi S :
Observasi:
Ketidakstabilan Jumat, - Ny. Y mengatakan bersedia untuk
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab berobat rutin
kadar glukosa 07-10-2022 hiperglikemia
dalam darah 07.30-14.00 - Ny.Y mengatakan terkadang lupa
Memonitor kadar glukosa darah meminum obat rutinnya
(D. 0038) Wib Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia - Ny. Y mengatakan terasa pusing, lesu
Terapeutik: dan ingin tidur.
Berkonsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada atau O:
memburuk - TD: 110/ 80 mmhg
Edukasi - Rr: 18 x/menit
Menganjurkan kepatuhan diet dan olahraga - Nadi: 89 x/menit
Mengajarkan pengelolaan diabetes - Suhu: 36,2 C
Kolaborasi - GCS: 15
Berkolaborasi pemberian Injeksi Novorapid - GDS: 200 mg/ dl
8 unit/ Sub Cutan - Ny. Y memahami apabila harus berobat
Berkolaborasi pemberian cairan IV rutin
- Obat metformin yang ada di pasien
masih tersisa dan dijadikan terapi
- Injeksi Novorapid 8 unit/SC berhasil
diberikan di lengan atas pasien.
A:
Resiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah
darah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Berkolaborasi pemberian Injeksi
Novorapid 8 unit/ Sub Cutan
Shift Malam S:
Manajemen Hiperglikemia - Ny Y mengatakan bersedia untuk
Jumat Observasi:
07-10-2022 berobat rutin
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab O:
20.00 WIB- 07.
hiperglikemia - Ny. Y memahami apabila harus berobat
00 WIB
Memonitor kadar glukosa darah rutin
Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia A:
Terapeutik: - Resiko kestabilan kadar glukosa darah
teratasi sebagian
Berkonsultasi dengan medis jika tanda
P:
dan gejala hiperglikemia tetap ada atau - Lanjutkan Intervensi
memburuk
Edukasi
Menganjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Mengajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi
Berkolaborasi pemberian Injeksi Novorapid
8 unit/ Sub Cutan
Berkolaborasi pemberian cairan IV
S:
Ketidakstabilan Shift Pagi Manajemen Hiperglikemia - Ny Y mengatakan bersedia untuk berobat
Kadar Glukosa Sabtu, Observasi: rutin
Darah 08-10-2022 Memonitor kadar glukosa darah O:
(D.0038) 07.00 wib- 14. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia - Ny. Y memahami apabila harus berobat rutin,
00 WIB Teraupetik GDS: 200 mg/dl
Berkonsultasi dengan medis jika tanda A:
dan gejala hiperglikemia tetap ada atau - Resiko kestabilan kadar glukosa darah
teratasi sebagian
memburuk
P:
Kolaborasi - Lanjutkan Intervensi
- Berkolaborasi pemberian Injeksi Novorapid
8 unit/ Sub Cutan
- Berkolaborasi pemberian cairan IV
Shift Sore S:
Manajemen Hiperglikemia - Ny. Y mengatakan
Sabtu, Observasi: bersedia untuk berobat
08-10-2022 Memonitor kadar glukosa darah rutin
14.00- 20.00 Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia
wib
- Ny. Y mengatakan terasa pusing, lesu
Terapeutik: dan ingin tidur
Berkonsultasi dengan medis jika tanda O:
dan gejala hiperglikemia tetap ada atau - TD: 110/80 mmhg
memburuk - RR: 18 x/menit
Kolaborasi - Nadi: 89 x/menit
- Berkolaborasi pemberian Injeksi Novorapid - Suhu: 36,2 C
8 unit/ Sub Cutan - Gds: 200 mg/dl
- Ny. Y memahami apabila harus berobat
- Berkolaborasi pemberian cairan IV rutin
- Obat metformin yang ada di pasien
masih tersisa dan dijadikan terapi
- Injeksi novorapid 8 unit/ SC berhasil
diberikan di lengan atas pasien
A:
- Resiko ketidakstabilan glukosa dalam
darah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
- Berkolaborasi pemberian injeksi
Novorapid 8 Unit/ Sub Cutan
Shift
Malam - Monitor kadar glukosa darah S: Ny. Y mengatakan pusing berkurang
Sabtu, 08- - Berkonsultasi dengan medis jika tanda dan O: GDS: 200 mg/dl
gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk A: Resiko ketidakstabilan glukosa dalam
10-2022 darah teratasi sebagian
20.00 wib- - Berkolaborasi pemberian Injeksi Novorapid 8 P: Intervensi Sebagian Teratasi
07.00 wib unit/ sc
Resiko
Ketidakstabilan Shift Pagi Berkolaborasi pemberian Injeksi Novorapid 8 unit/ S:
Kadar Glukosa Minggu Subcutan - Pasien mengatakan lemas berkurang
Darah - Pasien mengatakan obat sudah
09-10-2022 disuntikan
(D. 0038) - Keluarga pasien mengatakan sudah bisa
menyuntikan obatnya
O:
- Injeksi novorapid 8 unit/ SC berhasil
diberikan dengan atas pasien
- Keluarga mampu mengelola novorapid
injeksi dengan benar
A:
- Resiko ketidakstabilan kadar glukosa
dalam darah teratasi
P:
Hentikan Intervensi, pasien pulang
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
NPM: 22.14901.12.02
1. Pengertian Istirahat
Menurut Budiarti (2014), istirahat merupakan keadaan yang
tenang, rileks tanpa tekanan emosional dan beban dari kecemasan
(ansietas). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang
dan dapat dibangunkan kembali dnegan indra atau rangsangan yang
cukup.
2. Pengertian Tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak,
yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region
(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus
yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. RAS melepaskan katekolamin pada saat sadar, sedangkan
pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR.
a. Tahapan Tidur
1) Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek
karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih
pendek dari pada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang
yang sadar. Tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Semua proses metabolisme termasuk tanda-tanda vital,
metabolisme, dan kerja otot melambat.20 Tidur NREM sendiri
terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan
(light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep
sleep) atau (delta sleep).
a) Tahap 1 NREM
- Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
- Tahap berakhir beberapa menit
- Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan
secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme
- Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori
seperti suara
- Seseorang ketika terbangun merasa seperti telah melamun
b) Tahap 2 NREM
- Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara
- Kemajuan relaksasi
- Terbangun masih relatif mudah
- Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
- Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
c) Tahap 3 NREM
- Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam
- Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
- Otot-otot dalam keadaan santai penuh
- Tanda-tanda vital menurun tapi tetap teratur
- Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
d) Tahap 4 NREM
- Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
- Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
- Orang yang kurang tidur akan menghabiskan porsi malam yang
seimbang pada tahap ini
- Tanda-tanda vital menurun secara bermakna disbanding selama
jam terjaga
- Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
- Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi
2) Siklus Tidur
Individu melewati tahap tidur NREM dan REM selama tidur. Siklus
tidur yang komplit normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap
orang biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur.
Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM.
Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke
tahap IV selama ± 20 menit. Individu kemudian kembali melalui tahap III
dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung
selama 10 menit.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.
Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat
menghambat upaya tidur. Contoh, temperatur yang tidak nyaman atau
ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Seiring waktu
individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi
tersebut.
c. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang
dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali
memanjang.
d. Gaya Hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar
bisa tidur pada waktu yang tepat.
e. Stres Emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi
ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi
sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur
NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
g. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga di malam hari. Penambahan berat badan dikaitkan
dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam
hari.
h. Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
Perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam
hari.
i. Medikasi
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, 18 betablocker
dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik
(misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan
tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
j. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga
sering kali dapat mendatangkan kantuk.
a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik ataukarena
faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul
saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anakanak.
Beberapa turunan parasomnia antaralain sering terjaga (misalnya: tidur
berjalan, night terror), gangguan transisi banguntidur (misalnya:
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpi
buruk), dan lainnya (misalnya: bruksisme).
c. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yangberkelebihan
terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat 19 disebabkan oleh kondisi
tertentu, seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada hati atau ginjal,
atau karena gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme).
Hipersomnia pada kondisi tertentu dapat digunakan sebagai mekanisme
koping untuk menghindari tanggung jawabpada siang hari.
d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul
secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai
“serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui.
Diduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat yang menyebabkan
tidak terkendalinya periode tidur REM. Alternatif pencegahannya adalah
dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida,
atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
d. Riwayat Diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan
dapat mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan
yang salah dapat menjadi factor penyebab, oleh karena itu kondisi ini
perlu dikaji :
1) Penurunan berat badan yang drastis
2) Selera makan yang menurun
3) Pola makan dan minum sehari-hari
4) Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu
fungsi pencernaan
e. Riwayat Tidur
Data yang perlu dikaji seperti masalah tidur klienn, pola tidur biasa,
perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan lingkungan
tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang dialami
selama terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara bersamaan,
status emosional dan mental saat ini.
Perencanaan Keperawatan
A Diagnosa
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi
(SDKI) (SIKI)
Gangguan Pola Tidur Gangguan Pola Tidur Observasi:
D.0055 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...... 24 Identifikasi pola aktivitas dan tidur
jam pola tidur membaik Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
Pengertian : Kriteria Hasil: dan/atau psikologis)
GangguanKualitas 1. Keluhan Sulit Tidur menurun Identifikasi makanan dan minuman yang
dan kuantitas waktu 2. Keluhan sering terjaga menurun mengganggu tidur (mis. Kopi, teh, alkohol,
tidur akibat faktor 3. Keluhan tidak puas tidur menurun makan mendekatoi waktu tidur, minumbanyak
eksternal 4. Keluhan pola tidur berubah menurun air sebelum tidur)
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
6. Kemampuan beraktivitas meningkat
Terapeutik:
Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan
kebisingan suhu, matras, dan tempat tidur)
Batasi waktu tidur siang , jika perlu
Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
Tetapkan jadwal tidur rutin
Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi,
terapi akupresure)
Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/ atau
tindakan untuk menunjang siklus tiur terjaga
Edukasi
Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis, gaya hidup, sering berubah
Ajarkan relaksasi otot autigenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan + 1 minggu sebelum MRS mata kanan terasa sakit, mata terasa nyeri seperti
ingin keluar, kepala pusing di bagian kanan menyebabkan Ny.P sulit tidur dan terasa letih.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny. P memiliki riwayat glaukoma akut sejak 2 bulan yang lalu.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran:
- Kualitatif : Compos Mentis
- Kuantitatif : GCS 15 (E4M6V5)
b. Tanda-tanda Vital :
Tekanan darah 134/84 mmHg, Nadi : 88 x/ menit, respirasi 26 x /menit, suhu 36,0 C
2. Data Fisik
a. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala : Normal distribusi rambut : Merata
warna rambut : Hitam hygiene : Kurang bersih
tekstur : Kasar lesi:tidakada massa. : Tidak ada
b. Mata
Pupil : Isokor secret : Tidak
Sclera : Normal fungsi penglihatan : Vods: 6/30
TIOd :60,4 mmhg TIOs : 19, 3 mmHg
Kongjungtiva : anemis pergerakkan bola mata : Baik
Bentuk : simetris
c. Hidung
Bentuk : Simetris fungsi penciuman : Normal
Secret : Tidak ada pernafasan : Reguler
massa abnormal: Tidak ada. cuping hidung : Tidak ada
d. Telinga
Bentuk : Simetris lesi : Tidak ada
Ukuran : Normal curemen : Ada
Warna : sawo matang fungsi pendengaran : Baik, normal
e. Mulut
Bentuk : Simetris pharyng : Normal
mukosa oral : Kering uvula tonsil : Normal
gigi : Bersih reflek : Normal
lidah : Merah hygiene : Kurang
f. Leher
Peningkatan JVP: Tidak ada Tyroid : Tidak membesar
KGB : Tidak ada pembesaran ROM : Normal
g. Dada dan punggung
Bentuk : Simetris
pergerakkan rongga dada : Simetris kanan kiri
h. Paru-paru
- Inspeksi
Bentuk : Simetris
Pergerakkan : Simetris ka / ki
lesi : Tidak ada
- Palpasi : Simetris
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : vesikuler
i. Jantung
Bunyi : BJ I dan II Normal Reguler
Pembesaran jantung : Tidak ada
j. Abdomen
Bentuk : datar, lemas
Auskultasi : Bising Usus Normal
k. Genitalia : Bersih
l. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
E. FISIOLOGIS
1. Respirasi : Normal
2. Sirkulasi : Normal
3. Nutrisi dan Cairan : Normal
4. Eliminasi : Normal
5. Neurologis : Normal
6. Reproduksi dan Seksualitas : Normal
7. Aktivitas dan Istirahat
F. PSIKOLOGIS
1. Nyeri dan Kenyamanan : Skala Nyeri: 6
2.Pertumbuhan dan Perkembangan: Normal
3.Integritas Ego
a Ansietas
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa bingung Mengeluh pusing
Anoreksia
Merasa khawatir dengan akibat dari Palpitasi
kondisi yang dihadapi
Merasa tidak berdaya
Sulit berkonsentrasi Frekuensi napas meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Tampak gelisah Tekanan darah meningkat
Diaforesis
Tampak tegang Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Sulit tidur Kontak mata buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
b Berduka
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa sedih Mimpi buruk atau pola mimpi
berubah
Merasa bersalah atau menyalahkan Merasa tidak berguna
orang lain
Tidak menerima kehilangan Fobia
Merasa tidak ada harapan marah
Menangis Tampak panik
Pola tidur berubah Fungsi imunitas terganggu
Tidak mampu berkonsentrasi
c Distress Spiritual
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mempertanyakan makna/tujuan Menyatakan hidupnya terasa
hidupnya tidak/kurang tenang
Mengeluh tidak dapat menerima
(kurang pasrah)
Menyatakan hidupnya terasa Merasa bersalah
tidak/kurang bermakna Merasa terasing
Menyatakan telah diabaikan
Merasa menderita/tidak berdaya Menolah berinteraksi dengan
orang terdekat/pemimpin
Tidak mampu beribadah Tidak mampu berkreativitas
(mis. Bernyanyi,mendengarkan
musik,menulis)
Koping tidak efektif
Marah pada tuhan Tidak berminat pada
alam/literature spiritual
d Gangguan Citra Tubuh
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengungkapkan kecacatan/kehilangan Tidak mau mengungkapkan
bagian tubuh kecacatan/kehilangan bagian
tubuh
Mengungkapkan perasaan
G. PERILAKU
Kebersihan Diri : Normal
H. RELASIONAL
Interaksi Sosial : Baik
I. LINGKUNGAN
Keamanan dan Proteksi : Baik
1. - Pasien (tidak tersedia) Pasien (tidak tersedia) Hambatan Ketidakbugaran status Gangguan pola tidur
mengeluh sulit mengeluh lingkungan terkait fisik
tidur, pola tidur kemampuan nyeri dari
berubah beraktivitas penyakit.
menjadi tidak menurun
beraturan
- Pasien
megatakan
istirahat tidak
cukup dan
tidak puas tidur
2. Pasien - Pasien tampak Pasien - Kebutuhan Kondisi fisiologis Ketidakbugaran status Keletihan
mengeluh lesu menyatakan istirahat pasien fisik
lelah, merasa tampak
bersalah akibat
kurang meningkat
tidak mampu
tenaga
menjalankan
tanggung jawab