Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang
terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut
sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu,
dan pancreas.
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya, manusia memerlukan
asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi. Nutrisi
berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses- proses dalam
tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan
demikian fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam
tubuh. Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang mencukupi
dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, nutrisi yang
kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh. Beberapa kelainan atau penyakit
memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan jumlah asupan makanan, penambahan atau kehilangan
berat badan, dan respon pada terapi.
2.2 Rumusan Masalah
1. Tanda gejala kecukupan nutrisi ?
2. Masalah secara umum berkaitan dengan gangguan pemenhan nutrisi ?
3. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi ?
4. Konsep asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi ?
2.3 Tujuan

1.untuk mengetahui Tanda gejala kecukupan nutrisi ?


2.untuk mengetahui Masalah secara umum berkaitan dengan gangguan pemenhan nutrisi ?
3.untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi status nutrisi ?
4.untuk mengetahui Konsep asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian

Nutrient merupakan sumber zat-zat esnsial utama yang diprlukan untuk bertahan hidup.
Kesehatan terjaga ketika seseorang mengkonsumsi kombinasi nutrient yang tepat dengan
jumlah yang tepat. Kekeurangan nutrisi juga dapat berkontibusi pada kesehatanyang kurang
optimal,kelebihan kunsumsi nutrient baik nutrient yang baik maupun tidak baik untuk anda.
Obesitas terkait dengan banyak sakit kronis,termasuk penyakit jatung,diabetes,kanker,dan
altritis. Masing-masing penyakit tersebut brdapak pada kwalitas hidup,mengancam nyawa.
Kekurangan gizi dapat menyebabakan pertumbuhan terhambat,oksigennasi terganggu atau
altritis. Dengan semikina,penting utuk penyedia layanan kesehatan,khususnya
perawat,menginterpensi untuk mempromosiakan pola nutrisi yang sehat dan memperbaiki
gangguan nutrisi.

2.2 Fisiologi Nutrisi

Nutrient

Nutrient diperoleh melalui konsumsi zat-zat makanan. Ada dua kategori umum nutrient,dan
keduanya dipecah kedalam subkomponen.

1. Makronutrient
Termasuk karbohidran,lemak dan protein
(tabel13.1) setiap makronutrien menyediakan sumber kalori. Kalori atau kilokalori
mereupakan yunit dasar energy yang tergandung dalam zat makanan tertentu.
Contoh : misal anda makan sepotong roti tawar yang memepunyai 70 kalori, maka anda
akan mendapatkan energy yang tersedia untuk digunakan. Melakukan aktivitas yang
ekuivalen dengan jumlah kalori yang dikonsumsi akan mengakibatkan pertambahan
maupun pengurangan berat badan. Namun jika asupan kalori lebih dari yang
dibutuhkan untuk tingkan energi yang dikeluarkan, maka akan terjadi pertambahan
berat badan. Sebaliknya, jika asupan kalori kurang dari jumlah energy yang
dikeluarkan, maka terjadi penurunan berat badan(jumlah yang disimpan tubuh tidak
berlebih). Deskripsi singkat dari masing masing makro nutrient sebagai berikut :
 Karbohidrat: Merujuk pada kadar gula, ini adalah sumber utama energy kita.
Beberapa karbohidrat tidak dapat dicerna dengan sempurna dan diserap oleh

2
tubuh. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna disebut serat. Meski serat tidak
diserap oleh tubuh, ini memberi manfaat pada tubuh(kotak 23.1).
 Protein: Ini tersusun atas asam amino. Protein penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan pembentuk jaringan dan perbaikan, proses kekebalan, dan
mengedarkan nutrient lain dan beberapa medikasi. Dalam ketiadaan
karbohidrat, protein dapat meyediakan energy. Namun, situasi ini harus
dihindari karena peran utama yang dilakukan protein dalam fungsi tubuh
berbeda.
 Lemak: tipe lemak tertentu penting untuk dimasukan dalam menu makanan,
namun jenis yang tepat penting karena menyediakan sumber energy dan juga
sarana untuk menyimpan energy. Lemak juga mengedarkan nutrient
lain(missal vitamin), insulasi tubuh, dan melindungi organ lain

TABEL 13.1 Makronutrien

Karbohidrat Protein Lemak


Kalori 4 kkal/g 4 kkal/g 9 kkal/g
Asupan yang 45-46 % 10-35% kalori 20-35% kalori
direkomendasikan
Sumber Buah dan sayuran Daging, ayam, dan Kacang-kacangan
roti tawar, sereal, dan ikan kacang- minyak sayuran
biji-bijian susu dan kacangan dan Ikan
produk susu polong-polongan
makanan dengan Tofu
gula tambahan Telur
Susu dan produk
susu

3
Manfaat serat

Serat utamanya terdapat pada buah dan sayur bagus untuk anda karena:
 Mencegah konstipasi
 Kolestrol lebih rendah
 Memencegah wasir dan diverhouli
 Membantu mengurangi berat badan
 Mengontrol kadar gula darah
2. Micronutrient
Termasuk vitamin, mineral, dan air. Mereka dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil.
Micronutrient tidak menyediakan sumber energy untuk tubuh, namun berperan penting
mengatur proses tubuh. Contoh, kekurangan micronutrient dapat menghambat
kemampuan tubuh untuk menggunakan makronutrient tertentu.

 Vitamin yang membantu pengaturan aktivitas metabolisme liver seluler. Ada 2


kategori umum vitamin, vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut
dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak termasuk vitamin A, D, E, K. lemak
dibutuhkan tubuh untuk menyerap vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin B
kompleks dan vitamin C larut dalam air. Tubuh dapat menyimpan vitamin yang
larut lemak, namun mayoritas menyimpan vitamin yang larut air yang tidak
digunakan untuk di ekskresikan dari tubuh melalui ginjal karena beberapa
vitamin dapat disimpan oleh tubuh, khususnya vitamn larut lemak, pasien harus
diperingatan adanya kelebihan konsumsi untuk mencegah efek merugikan dari
hipervitaminosis(kelebihan sejumlah vitamin tertentu).
 Mineral merupakan zat nonorganic yang digunakan tubuh untuk mengatur
berbagai proses tubuh. Missal, potassium adalah mineral yang berperan
mengatur irama jantung. Ada 2 kategori mineral: Makromineral, yang di
butuhkan dalam jumlah banyak, dan mineral trace. Beberapa mineral yang lebih
umun adalah kalsium, besi, sodium, klorida, potassium, yodium, fluoride, seng,
fosfor, dan magnesium
 Air juga sama pentingnya untuk fungsi tubuh yang benar merupakan contoh
nutrient yang lain. Air diperlukan untuk melakukan proses seluler. Seseorang
biasanya mendapatkan air dengan cairan dan dengan makan-makanan yang
memiliki kandungan air tinggi(buah ddan sayur)

4
2.3 Proses Pencernaan
Sistem pencernaan atau gastro intestinal terdiri atas mulut, faring(tenggorokan),
esofangus, perut, usus halus, dan usus besar. Organ pelengkap juga dibutuhkan untuk
melengkapi proses pencernaan dan termasuk kelenjar ludah(terletak di mulut), hati,
lambung, dan pancreas
4 proses yang terjdi selama pemisahan makanan: pencernaan, penyerapan,
metabolisme, dan eliminasi.
 Pencernaan adalah proses dimana makanan dipecah menjadi satu bentuk yang
dapat diserap untuk kepentingan tubuh. Proses ini dimulai dari mulut dan
melibatkan pencernaan mekanik makanan yang terjadi dengan mengunyah dan
pencernaan kimia nutrient yang dibantu berbagai enzim. Sebagian makanan
yang dicerna diedarkan ke perut melalui esophagus. Saat berada diperut,
makanan terus dicerna secara mekanis dan kimiawi. Sari makanan
meninggalkan perut dalam bentuk cair dan memasuki lapisan pertama usus
halus, usus duabelas jari. Enzim tambahan disekresikan melalui hati dan
lambung melalui saluran air empedu dan juga dar pancreas. Enzim-enzim
tersebut membantu pencernaan nutrient.
 Penyerapan: setelah nutrient dicerna, mereka harus mempunyai jalan untuk
memasuki aliran darah, system limpa, dan pada akhirnya ke sel. Penyerapan
terjadi di villi(proyeksi seperti jari halus) di usus halus.
 Metabolism: pada level seluler, reaksi kimia terjadi untuk melepaskan energy
dari nutrient yang digunkan oleh berbagai jaringan organ, dan system organ.
Metabolism merupakan kombinasi tindakan anabolisme, membangun zat-zat
kompleks dari zat-zat sederhana, dan katabolisme, memisahkan zat-zat
kompleks menjadi zat-zat sederhana. Nutrient yang tidak segera dipakai
disimpan untuk penggunaan beikutnya, utamanya dalam bentuk lemak.
 Eliminasi: zat-zat yang tertinggal setelah diserap dalam usus halus lalu masuk
ke usus besar, dimana kebanyakan mengandung air diabsorpsi tertinggal dalam
bentuk feses, yang pada akhirnya di ekskerisakan tubuh melalui anus.

5
2.4 Tanda dan Gejala Kecukupan Nutrisi
Tanda dan gejala kecukupan nutrisi seseorang data dilihat pada :
1. Penampilan umum
Tanda dari nutrisi yang baik yang dapat dilihat dari penampilan umumnya adalah responsive.
Gejala yang dapat dilihat jjika nutrisi yang kurang baik adalah lesu.
2. Postur
Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan tungkai lurus.Gejala
yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu kendur, dada cekung dan punggung bungkuk.
3. Otot
Tanda yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot berkembang dengan
baik, kuat, da terdapat lemak dibawah kulit.
Sedangkan gejala yang dapat dilihat jika kecukupan nutrisi buruk adalah penampilan lemah,
sering merasa nyeri dan edema.
4. Kontrol system saraf
Seseorang yang memiliki nutrisi yang baik dapat dilihat kurang iritabilitas atau kelelahan dan
memiliki kestabilan psikologis.
Gejala yang timbul jika nutrisi kecukupan nutrisi krang baik adalah iritabilitas, bingung, tangan
dan kaki terasa terbakar dan kesemutan.
5. Fungsi kardiovaskuler
Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal.
Gejala : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak normal dan tekanan darah
meningkat.
6. Vitalitas umum
Tanda : bertenaga, penampilan kuat
Gejala : mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur dan mudah capek
7. Rambut
Tanda kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, mudah
rontok.
8. Kulit
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik.
Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak baik : kasar, kering, bersisik, pucat.
9. Wajah dan leher
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : warna merata, halus, penampilan sehat.
6
Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit gelap di pipi dan
dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut.
10. Bibir
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-pecah atau
bengkak).
Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut.
11. Gusi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau berdarah.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
12. Lidah
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus. Gejala jika kecukupan nutrisi
buruk : penampilan bengkak, kasar, warna daging.
13. Gigi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi.
14. Mata
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinar
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membrane mata, kemerahan, kering.
15. Kuku
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah muda
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah.
16. Kaki atau tungkai
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan bengkak.
Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah.

7
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi

Factor yang mempengaruhi asupan nutrsi seseorang dan status gizi termasuk yang berkaitan
dengan usia dan tahap perkembangan seseorang, gaya hidup,dan budaya,gangguan
kesehatan,dan efek yang merigikan dari interfensi medis tertentu. Meesski beberapa pariabel
tidak terkontrol beberapa lain terkontrol.perawat berperan penting dalam dalam membantu
pasien dan keluarganya dan oarng dekat lain untuk modipikasi variable yang dapat diubah
untuk manfaat pasien.

2.5.1 Usia Dan Tahap Perkembangan

Periode waktu dalam hidup seseorang ketika bertumbuh begitu tempat dan membutuhkan
tinggkat energy yang dikelurkan lebih tinggi dan asupan nutrient lebih tinggi. Dua masa
tersebut adalah pada permulaan kehidupan dan selama masa remaja ketika ada dorongan
pertumbuhan kemampuan bayi untuk memenuhi kebutuhan eneri menjadi berlipat karena
faktanya ia mempunyai saluran pencernaan belum sempurna. Dengan demikian, bentuk
makanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bayi harus dimodifikasi untuk
menyesuaikan level fungsional saluran pencernaan. Selama masa remaja,tantangan utuk
memastikan bahwa nutrient yang tepatlah yang dikonsumsi. Remaja sangan aktif dan senang
berpergian. Mereka mempunyai tingkat kemandirian lebih tinggi dan lebih senang memilih
makanan sepat saji yang tinggi kalori dan lemak yang mudah dimakan dijalan. Remaja
khususnya remaja wanita sangat perhaatian tentang bentuk tubhnya dan dapat menjadi korban
kelainan makanan sepereti anoreksia dan bulimia (kotak 13.2)

Orang lanjut usia juga mempunyai tantangan terkait tahap perkembangan mereka. Meski
kebutuhan energy dan kalori menurun seiring usia kebutuhan nutrient tertentu tidak menurun.
Ingat bahwa seorang individu dapat alami kegeemuan dan kekuranagn gizi pada saat
bersamaan. Dengan demikian, pasien lanjut usia perlu memonitor asupan kalorinya sedang
pada saat yang sama memastikan asupan nutrient yang dibutuhkan seperti kalsium dan besi.
Berubahan tertentu yang terjati selama periode waktu ini mempersulit pasiem lanjut usia untuk
mencapai tujuan ini. Contoh perubahan tertentu diantanya :

 Hilangnya gigi atau pemasangan gigi palsu yang data dicopot


( memengaruhi kemampuan untuk mengunyah makan )
 Kemampuan membaui dan mengecap makanan berkurang
 Cara makan berubah akibat medikasi yang dianjurkan

8
 Pengilahatan berkurang (memengaruhi kemampuan membaca label
makanan)
 Muncul berbagai penyakit kronis

KOTAK 13.2
Kelainan Makan
Tipe
 Anoreksia nervosa : sangat kurus tapi menolak makan karena persepsi untuk menjadi
gemuk
 Bulimia : makanan berlebihan diikuti pembersihan muntah dengan menyogok atau
menggunakan laksatif
 Makan sambil minum minuman keras : makanan berlebihan bahkan ketika tidak lapar
atau kekenyangan
Prevalensi
Lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria
Perawatan
Perawatan biasanya termasuk kombinasi psikoterapi, pendidikan gizi, konseling keluarga,
medikasi, dan rawat inap.

2.5.2 Gaya Hidup Dan Budaya

Gaya hidup seseorang atau keluarganya juga mempunyai pengaruh terhadap kebiasaan
makanan. Contoh : variable gaya hidup yang memengarihi kebiasaan makan diantanya :

 Kedua orang tua yang bekerja diluar rumah dapat memengarihi tipe makanan yang
diakan ( missal makanan cepat saji,makanan kotak,menu seimabang termasuk
pemilihan kelompok makanan)
 Pendapatan ( makanan direstoran kempuan untuk membeli beragam makanan )
 Kapan dan dimana makanan dimakan ( missal di meja makan)

9
2.5.3 Gagguan Kesehatan dan Intervensi Terapeutik

Penyakit tertentu dapat mengganggu status nutrisi seseorang. Mual, muntah, ulser
mulut, sakit gigi, gangguan menelan, atau esophagus meradang dapat memengaruhi
kemampuan seseorang untuk memproses makanan secara mekanik dan juga
menghambat selera terhadap makanan. Kelainan tertentu(missal infeksi,
hipertiroiddisme) meningkatkan laju metabolisme, yang selanjutnya mengarah pada
meningkatnya peningkatan akan nutrient. Pasien dengan kelainan peradangan dan
kelainan kesalahan absorpsi seperti ulsergastric dan penyakit celiac(intoleransi
makanan yang mengandung glutem, termasuk gandum, rye, oats, barley) juga akan
mengalami gangguan nutrisi. Penyakit lain yang familiar dengan gangguan nutrisi.
Penyakit familiar lain terkait gangguan nutrisi termasuk diabetes mellitus dan sindrom
sampah terkait HIV.

Intervensi terapeutik, meski efektif untuk tujuan yang dituju, mempunyai efek
merugikan dari status nutrisi. Kemoterapi dan radiasi dapat menyebabkan mual,
muntah, anoreksia(kehilangan selera makan), dan sakit mulut. Reaksi gastric dan
pembedahan bariatric(pembedahan yang menyebabkan kehilangan berat badan)
keduanya mempunyai resiko terkait kesalahan penyerapan nutrient pasien bedah,
khususnya yang mempunyai prosedur oral/gas trointestinal, dapat mengalami masalah
nutrisi mulai dari ketidak mampuan untuk memasukan nutrient hingga kesalahan
penyerapan nutrient medikasi tertentu baik yang resep atau obat bebas, mempunyai efek
samping terkait dapat merusak rasa menyebabkan mual, muntah, atau diare atau
mengganggu satu atau lebih proses pencernaan. Ada juga resiko untuk efek merugikan
terkait interaksi obat dan juga interaksi obat ke makanan.

10
2.6 Masalah secara umum berkaitan dengan gangguan pemenuhan nutrisi
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis:
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan dibawah ideal.
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kakori akibat penyakit infeksi
atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau inteloransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
e. Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab:

a. Perubahan pola makan.


b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas

11
obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kalebihan
asupaasupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,
pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
5. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidk sehat, obesitas, dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi lemak secara
berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan,
ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi,
dan kelebihan energi.

12
PROSES KEPERAWATAN DAN NUTRISI

Penilaian

Selama fase penilaian proses keperawatan, perawat harus mengumpulkan data tentang persepsi
klien mengenai pola makan dan status gizi nya dan juga mendapat bukti objektif tenyang status
gizi pasien(kotak 13.3). data subjektif yang harus dimasukan:

 Jenis makanan yang dimakan, termasuk makanan yang disukai dan tidak disukai.
 Alergi makanan
 Persiapan makanan
 Pewaktuan dan frekuensi makan termasuk ritual apa saja
Beberapa opsi masukan format pengingat atau diare diet 24 jam. Perawat mempunyai
data objekif selama penilaian fisik dan juga dari hasil labolatorium. Data kunci yang
harus diperoleh:
o Penilaian anthropometric(tubuh manusia) : tinggi badan, berat badan, ukuran
lipatan kulit, ukuran lengan atas, sirkumperensi abnormal.
o Penampilan: rambut, kuku, gusi, masa otot, sikap badan.
o Status mental
o Data labolatorium : prealbumin, pemindahan, heamoglobin, kolestrol, keratin,
jumlah liposit.

13
KOTAK 13.3
Tanda-tanda Gangguan Gizi
 Berat badan (berat badan kurang, kelebihan berat badan, perubahan signifikan )
 Keluhan kelelahan atau kelemahan
 Tampilan lemah dan lesu
 Konstipasi atau diare
 Kulit rentan atau penyembuhan lambat
 Konjungtiva pucat
 Rambut rontok
 Kuku rapuh atau perubahan bentuk kuku
 Kerusakan gigi dan sakit gusi
 Penyimpangan skeletal (kaki bengkok, lutut melengkung, fraktur)
 Status gangguan mental (lekas marah,lesu, bingung)
 Tachycardia atau detakjantung tidak teratur
 Tekanan darah tinggi atau rendah.

Diagnosa Keperawatan

Tidak mungkin menyusun daftar diagnosis keperawatan standar untuk seorang pasien
mengalami gangguan nutrisi karena setiap individu mempunyai lingkungan unik untuk
mendapatkan perawatan. Karena itu, apa yang mungkin sesuai atau dapat diterapkan untuk
satu pasienmungkin tidak sesaui untuk yang lain. Gizi tidak seimbang, lebih dari yang
dibutuhkan tubuh dan gizi tidak seimbang. Kurang dari kbutuhan tubuh, merupakan dua
diagnosis keperawatan yang secara langsung terkait dengan pasien kangguan gizi.
Diaagnosi keperawatan lain yang mungkin dapat diterapkan diataranya :

 Gangguan menelan
 Kurang pengetahuan ( terkait gizi )
 Intoleransi aktivitas
 gangguan image tubuh
 kurang perawatan diri,makan
 manajemen cara hidup teurapetik tidak efektiv
 gangguan integritas kulit

14
 diare
 kontivasi
 risiko inveksi
 gangguan harga diri

perencanaan dan inplementasi

selama pase perencanaan proses keperawatan,perawat dan pasien secara bersama mentukan
tujuan dan mewujudkan hasil. Ini merupakan tugas besar karena dalam banyak contoh, ini
memerlukan pasien untuk membuat perubahan signifikan dalam praktikanya yang sudah
menjadi bagian bertahan hidup. Pase inplementasi tidak hanya melibatkan indentifikasi
intervensi tepati juga dinamika penerapan interfensi efektip

interferensi promosi kesehatan

promosi kesehatan merupakan interfensi pokook untuk semua potensi penyimpangan


kesehatan,pemisnya menjadi ‘satu ones pencegahan seharga satu ton penyembuhan’. Ini
khususnya benar dalam kasus pencegahan penyimpangan lesehatan terkait kangguan gizi.
Perwat harus menyertakan intervensi yang bertujuan untuk mendorong praktik gizi yang sehat
disetiap kesempatan yang diperoleh.

(table 13.1)

Intervensi gangguan kesehatan

Pasien yang mengalami sakit akut terkadang kehilanagn nafsu makan atau kesulitan
memasukan makanan. Tindakan dasar yang dapat membantu pasien untuk memperoleh asupan
nutrient yang memadai diantaranya :

 profisi lingkungan yang menyenangkan untuk makan ( bebas baud an pemandangan


menyenangkan)
 biarkan pasien memberi masukan dalam pemilihan makanan.
 Sajikan makanan dalam kondisi menggugah(makanan panas, makanan dingin, saus
yang sesuai)
 Beri bantuan selama waktu makan jika diperlukan(memosisikan pasien, memotong
makanan, menambah saus).

15
Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien menerima diet yng di anjurkan.
Untuk mendorong pemenuhannya, perawat harus mengajarkan pasien atau orang dekat lain,
mengenai modifikasi yang diperlukan. Penyedia layanan kesehatan dapat memutuskan bahwa
seorang pasien tidak boleh menerima apa saja melalui mulut(NPO) atau pasien tidak dapat
menoleransi apapun melalui mulut. Ketika seorang pasien adalah NPO untuk periode waktu
yang kama, diperlukan suatu rute alternative untuk asupan nutrient. Rute asupan alternative
dapat dibedakan menjadi 2 kategori umum : nutrisi enteral, yang menunjuk pada pemberian
nutrient kedalam saluran cerna melalui mulut, dan nutrisi parenteral, yang melibatkan infus
nutrient melalui pembuluh nadi(secara langsung kedalam aliran darah).

Nutrisi Enteral

Selang pemberian makan enteral disorder dengan berbagai alasan. Pasien yang mempunyai
gangguan kesadaran, mereka yang tidak mampu memasukan jumlah nutrient yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dan mereka yang mempunyai tipe gangguan saluran
cerna(missal pembengkakan atau edema, tumor atau trauma) merupakan kandidat potensial
untuk pemberian makan nasogastrix diberikan melalui suatu selang yang diselipkan kedalam
perut melalui hidung. Ketika hidung tidak dapat digunakan, selang dapat diselipkan melalui
mulut dalam kasus ini pemberian makan disebut pemberian makan orogastric. Jika makan
diberikan selama periode waktu yang lama atau secara permanen, pasien mungki perlu
penempatan selang gastrostomy(selang diselapkan secara langsung ke perut) atau selang
jejunostomi(selang diselipkan dalam bagian yeyenum dari usus halus). Tipe selang yang
digunakan untuk memberi makan enteral berpariasi tergantung pada lama waktu pemberian
makan akan dilanjutkan penempatan selang, dan metode pemberian(missal kontinu
vsberselang). Ada juga tipe formula berbeda untuk pemberian makan selang enteral tergantung
pada kondisi saluran gastrointestinal dan tujuan yang diharapkan dari pemberian makan.

Pemberi layanan kesehatan merupakan tanggung jawab individu untuk membuat keputusan
mengenai tipe makanan, selang, dan formulanya. Perawat professional dapat memasukan
selang enteral melalui hidung atau mulut. Penempatan selang harus dikonfirmasikan sebelum
menginisiasi pemberian makan. Metode pengecekan untuk penempatam selang dengan benar
yang paling terpercaya adalah radiografi(khususnya untuk konfirmasi penempatan awal).
Personel pembantu dapat di delegasikan tanggung jawab untuk memberikan makanan secara
enteral dengan benar. Tetapi, perawat profesinal bertanggung jawab untuk menilai pasien dan
harus selalu memperifikasi penempatan selang sebelum makanan diberikan. Selanjutnya

16
penting agar perawat memonitor pasien akan adanya komplikasi yang dapat terjadi akibat
pemberian makan melalui selang enteral.

Nutrisi Parental

Nutrisi parental diperlukan ketika pasien tidak dapat memeroleh nutrient melalui rute enteral
atau ketika melakukannya akan menyebabkan efek merugikan pada pasien. Nutrisi parental
dapat diberikan melalui pembuluh peripheral dan melalui pembuluh darah pusat. Rute yang
dipilih(peripheral atau sentral) trgantung larutan yang digunakan dan lamanya waktu yang
diperlukan untuk nutrisi parental. Pemberian larutan jangka pndek yang mengandung dektrosa
tidak lebih dari 10% dan 5% protein dapat diberikan dengan aman melalui saluran intravena
peripheral. Bentuk nutrisi parental ini menunjukan pada nutrisi parenthal parsial(NPP). Nutrisi
parental total(NPT, yaitu pemebrian larutan mengandung lenih dari 10% dekstrosa dan 5%
protein dan juga pemberian lipid(lemak) selalu memerlukan penggunaan saluran pembuluh
darah sentral(pembuluh darah besar yang punya aliran darah cepat). NPT dan lipit
menyediakan semua nutrient penting yang dibutuhkan pasien. Jumlah nutrient tertentu dan
kalori di gabungkan untuk pemenuhan kebutuhan individu pasien. Jumlah nutrient tertentu dan
kalori digabungkan untuk memenuhi kebutuhan individu pasien. Perawat dengan keahlian
khusus dapat memasukan kateter sentral yang diselipkan secara pariferal. Saluran sentral
lain(subklafan, jugular, tunneled istance kateter, akses vascular implant) harus diselipkan oleh
dokter dalam semua contoh tersebut tekhnik steril harus digunakan. Perawat professional
didelegasikan bertanggung jawab merawat tempat penyelipan saluran sentral, memberikan
NPT selang dan kantung pengganti, dan memonitor komplikasi pasien. Perawat metikulus
harus diberikan saat menjalankan tugas ini tekhnik steril harus dijaga selama melakukan
penggantian pakaian

EVALUASI

Keberhasilan rencana asuhan untuk pasien yang mengalami potensi atau telah mengalami
gangguan dalam status nutrisi sangat bergantung pada tujuan realistic yang dikembangkan
secara mutual yang dibuat selama fase perencanaan, suatu tugas bahwa dalam banyak kasus
lebih mengatakan daripada melakukan. Karena itu, lebih penting untuk memulai proses
evaluasi lebih awal dan secara kontinu mengevaluasi kesesuaian tujuan, hasil yang diharapkan,
dan intervensi. Modifikasi harus dilakukan seiring meningkatnya keperluan, dan pasien dan/
atau orang dekat harus secara aktif terlibat sebanyak mungkin.

17
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

I. Definisi Masalah Gangguan Nutrisi


Masalah nutrisi merupakan gangguan yang terjadi pada tubuh akibat kekurangan atau
kelebihan asupan nutrisi. Gangguan tersebut meliputi gangguan ingesti/digesti, gangguan
sekresi, gangguan absorpsi, gangguan transportasi/distribusi, dan gangguan metabolisme.
Masalah pemenuhan nutrisi ini erat kaitannya dengan masalah nutrisi.
Defisiensi Gizi/malnutrisi energi protein adalah keadaan tidak cukupnya masukan
protein dan koloni yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama kwasiorkor dan
marasmus.
Kelebihan nutrisi , obesitas diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara
berlebihan.

II. Proses Fisiologi Pencernaan


Proses pencernaan makanan dalam tubuh terdapat proses mekanik dan kimiawi. Secara
anatomis, sistem pencernaan terbagi atas dua bagian: saluran pencernaan atas yang dimulai
dari mulut sampai usus halus bagian distal, dan organ asesori (hati, kandung empedu,
pankreas).
1. Saluran pencernaan atas
a. Mulut
Mekanis: mengunyah
Kimiawi: enzim ptialin (3bulan pertama), enzim amilase.
Pada bayi, mulut akan mampu membentuk “segel” disekeliling putting
susu atau dot, dan pada bayi yang lebih muda lidahnya lebih kuat untuk
berlawanan dengan palatum.
b. Faring dan Esofagus
Mekanis: menghantarkan makanan dari faring menuju lambung dengan
kerja peristaltik.
c. Lambung
Mekanis: menampung makanan menjadi partikel kecil
Kimiawi:

18
Sekresi pepsinHCl yang memecah protein menjadi pepton, amilase-
maltase, lipase: lemak-asam lemak dan gliserol.
Sekresi Gastrinmucus
d. Usus halus
Mencerna dan mengabsorpsi chime dari lambung, sebagai tempat
absorpsi makanan. Zat makanan yang telah halus akan di absopsi di
dalam usus halus yaitu duedeunum.
e. Usus besar
Absorpsi air, elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasiatas
absorpsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus
besar berfungsi untuk mensintetis vitamin K dan B serta memungkinkan
pembentukan ampas makanan.

19
III. Patofisiologi Kekurangan Nutrisi PATHWAY

Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi


makanan yang tidak sehat

Menurunnya tonus dan Gangguan menelan makanan Kelebihan zat didalam tubuh
peristaltik lambung yang tidak dibutuhkan

Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak terpenuhi Penyerapan di dalam tubuh


lambung tidak sempurna

Mual Penurunan berat badan

Muntah

Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari


kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari


kebutuhan tubuh

Ketidakdakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

20
IV. Data Fokus & Pemeriksaan Diagnostik
1. Mengkaji manifestasi klinis kwarshiorkor
Muka sembab, lethargi, edema, jaringan otot mengecil, pertumbuhan tidak
memadai, warna rambut seperti rambut jagung, kulit kering dan bersisik,
jaringan di bawah kulit mengendor dan lembek, alopesia, anoreksia, gagal
dalam tumbuh kembang, pembesaran hati.
2. Mengkaji manifestasi klinis marasmus
Kegagalan penambahan berat badan, penurunan berat badan menghilangnya
turgor kulit, atropi otot, suhu badan di bawah normal, bradikardi, tampak seperti
orang tua, letargi, irritable, ubun-ubun cekung pada bayi, malaise, jaringan
subkutan hilang, apatis, kecapekan.
3. Mengkaji manifestasi klinis obesitas
Raut muka tampak relatif kecil dengan dagu yang berbentuk ganda, dada dan
payudara seperti sudah tumbuh (pada laki-laki), abdomen buncit dan
menggantung, genitalia pria tampak tertutup oleh jaringan lemak, lengan dan
paha atas tampak besar.
4. Pencernaan
Bising usus, reflek menelan, gangguan makan, pemasangan NGT, tonus otot,
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala

Pemeriksaan diagnostik kekurangan nutrisi :


1. Penurunan konsentrasi albumin,
2. Ketonuria pada tingkat awal kepayahan karena kekurangan makanan, hilang
bila penyakit telah lanjut
3. Kadar glukosa darah rendah, tetapi kurva toleransi glukosa dapat
memperlihatkan tipe diabetik
4. Pengeluaran hidroksiprolin melalui air kemih
5. Kadar asam amino dalam plasma menurun
6. Amino acid uria meningkat
7. Kekurangan kalium dan magnesium
8. Kolesterol serum rendah tetapi dalam beberapa hari bisa normal setelah
pengobatan
9. Kadar amilase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase, dan alkali fosfatase
menurun
21
10. Penurunan kegiatan enzim dari pankreas dan xantin oksidase,
11. Anemia
12. Sekresi hormon pertumbuhan meningkat

V. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan Nutrisi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake nutrisi
2. Kurangnya volume cairan dan konstipasi behubungan dengan kurangnya intake
cairan
3. Gangguan termoregulasi berhubungan dengan sedikitnya cadangan lemak
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tidak adanya kandungan
makanan yang cukup
5. Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan respon imun sekunder dari
malnutrisi
6. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan tidak tahu bagaimana
memberikan intake nutrisi yang adekuat pada anak.
Kelebihan Nutrisi
1. Gangguan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan lemak di thorax &
abdomen
2. Gangguan body image berhubungan dengan bentuk badan yang tidak
proporsional
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya oksigen
4. Resiko infeksi berhubungan dengan banyaknya lipatan pada tubuh

22
VI. Perencanaan Keperawatan
Kekurangan Nutrisi
NO Diagnosa TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 nutrisi kurang dari Terpenuhinya  Kaji pola makan  Dapat memonitor
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi pola makan pasien
berhubungan secara adekuat  Berikan makanan  Peningkatan
dengan tidak tinggi kalori, pemberian makanan
adekuatnya intake protein, mineral, tinggi kalori, protein,
nutrisi dan vitamin mineral, dan protein
BB akan meningkat
 Timbang BB setiap
hari  Dapat mengetahui
peningkatan dan
penurunan BB
 Tingkatkan
pemberian ASI  Pemasukan intake
nutrisi dapat
meningkatkan BB
2 Kurangnya Terpenuhinya  Pemberian cairan  Cairan yang adekuat
volume cairan dan kebutuhan cairan yang per oral dengan kondisi
konstipasi adekuat tubuh, konsistensi
behubungan feses akan lembek
dengan kurangnya  Kaji tanda-tanda  Dehidrasi yang
intake cairan dehidrasi diketahui lebih dini
akan lebih cepat
meminimalisir
terjadinya konstipasi
3 Gangguan Termoregulasi efektif  Jaga suhu ruangan  Mempertahankan
termoregulasi tetap hangat suhu termonetral dan
berhubungan mencegah stress
dingin

23
dengan sedikitnya  Observasi suhu
cadangan lemak tubuh  Untuk dapat segera
mengetahui bila ada
 Ganti pakaian atau perubahan suhu
linen bila basah tubuh
 Kolaborasi  Mencegah
pemberian natrium kehilangan panas
bicarbonat dari tubuh
 Membantu
memperbaiki
asidosis yang dapat
terjadi pada
hipotermia
4 Gangguan Terjaganya keutuhan/  Berikan cream  Kulit yang lembab
integritas kulit integritas kulit kulit mencegah terjadinya
berhubungan perlukaan kulit
dengan tidak  Ganti pakaian yang  Pakaian basah dapat
adanya basah mengiritasi kulit
kandungan
makanan yang
cukup
5 Risiko infeksi Tidak terjadi infeksi  Kaji tanda tanda  Tanda infeksi yang
berhubungan infeksi diketahui dini dapat
dengan gangguan segera ditangani
respon imun  Gunakan standar  Dapat mencegah
sekunder dari kewaspadaan infeksi rumah sakit
malnutrisi universal
 Berikan imunisasi  Imunisasi dapat
bagi yang belum meningkatkan
kekebalan tubuh

24
Kelebihan Nutrisi

Kelebihan Nutrisi
No. Diagnosa Kep Tujuan Intervensi Rasional

1. Gangguan pola Bernafas dengan  Anjurkan klien untuk  Olahraga dapat


nafas normal. olahraga ringan melatih pola
berhubungan nafas yang
dengan adekuat.
penumpukan
lemak di thorax&
abdomen

2. Gangguan body klien tidak  Berikan penjelasan bahwa  Ketakutan


image minder/rendah kegemukan adalah bukan Klien
berhubungan diri dan klien sesuatu hal yang berkurang
dengan bentuk mau menakutkan
badan tidak bersosialisasi.  Mendukung klien dengan
proporsional memberikan motivasi
bahwa anak tersebut  Memberikan
memiliki sisi positif lain perasaan
dan berpotensi sama tenang bagi
dengan anak-anak lain. klien dan
 Berikan penjelasan permainan
kepada keluarga agar membuatnya
sering berkomunikasi percaya diri.
dengan anak.
 Olahraga

 Keterlibatan
 Kolaborasi pengaturan keluarga
pola makan dengan membuat anak
kurangi makan makanan semakin
berlemak.

25
mersasa
dihargai.

 Olahraga bisa
membakar
lemak, sehinga
mengurangi
kegemukan.

 Pola makan
yang baik bisa
menurunkan
lemak tubuh.

3. Intoleransi Klien dapat  Posisikan anak semi  Posisi semi


aktivitas beraktivitas fowler fowler tidak
berhubungan sesuai kebutuhan membebani
dengan  Anjurkan anak untuk paru
kurangnya latihan nafas dalam
oksigen  Nafas dalam
meningkatkan
asupan oksigen
4. Resiko infeksi Tidak terjadi  Keringkan area yang  Keringat dapat
berhubungan infeksi berkeringat dengan menimbulkan
dengan menggunakan waslap. iritasi dan area
banyaknya yang lembab
lipatan pada beresiko
tubuh sebagai tempat
tumbuhnya
 Ajarkan tekhnik bakteri
pengeringan tersebut sehingga perlu
kepada keluarga menjaga area

26
agar tetap
 Anjurkan klien untuk kering.
menggunakan pakaian
yang menyerap keringat.
 Pakaian yang
tebal akan
memicu suhu
tubuh lebih
tinggi dan
berkeringat
lebih banyak

27
2.8 Prosedur tindakan

pengukuran Antropometri

ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Timbangan Seca (mengukur berat badan)
2. Microtoice (mengukur tinggi badan)
3. Alat ukur tinggi lutut
4. Pita LILA
5. Pita Lingkar Pinggang
6. Skinfold Caliper

penghitungan kebutuhan kalori

Contoh perhitungan :

Ali umur 12, berat badan 35 kg, berapa kecukupan gizi yang dianjurkan untuk Ali, dan
berdasarkan hasil perhitungan kebiasaan makan dia adalah 1500 kalori, bagaimana
asupan energi sodara ali.

Cara penyelesaian :

 KGA Energi ali “35/30 x 2000 kalori = 2330 kcal


 Asupan energi : 1500 kcal -> 1500/2330 x 100 % = 64 %

Efek pemenuhan hanya 64% lama dampak penurunan BB

• BBI (Berat badan Ideal) digunakan untuk orang gemuk atau kurus.

• Rumus BBI = (TB –100) – 10% (TB-100)

• Mengetahui Status Gizi orang dewasa menggunakan IMT (Indeks massa tubuh).

28
PEMBERIAN NUTRISI MELALUI ORAL
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.

Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Alat dan bahan


1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program

29
Prosedur kerja
1. Beri penjelasan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya, berdoa sebelum makan).
6. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minum
sesudah makan.
7. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk sebentar.
8. Catat tindakan dan hasil atau respons terhadap tindakan.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

PEMBERIAN NUTRISI MELALUI PIPA LAMBUNG


Tindakan ini dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral
atau adanya gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung dapat
dilakukan dengan pemasangan pipa lambung lebih dahulu kemudian dapat dilakukan
pemberian nutrisi.

Tujuan
Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
Pemasangan pipa lambung
Alat dan bahan
1. Pipa penduga dalam tempatnya corong
2. Spuit 20 cc
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Plester dan gunting
6. Makanan dalam bentuk cair
7. Air matang
8. Obat-obatan
9. Stetoskop
10. Klem
11. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
12. Vaselin
30
Prosedur kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien dengan posisi semi-Fowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai
hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya (Gambar 4.1).
7. Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan
melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk kelambung, dengan cara :
§ Masukkan ujung selang yang diklem kedalam baskom yang berisi air (klem dibuka) dan
perhatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut
masuk ke lambung setelah itu diklem atau dilipat kembali.
§ Masukkan udara dengan spuit kedalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan
stetoskop. Apabila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu,
keluarkan udara yang di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pemberian nutrisi
Alat dan bahan
1. Corong
2. Spuit 20 cc
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Makanan dalam bentuk cair
6. Air matang
7. Obat-obatan (bila ada)
8. Klem
9. Stetoskop

31
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi semi-Fowler.
4. Pasang pengalas.
5. Letakkan bengkok.
6. Periksa dahulu makanan di lambung dengan menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa
lambung.
7. Buka klem/penutup.
8. Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang corong/spuit pada pangkal pipa.
9. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara di tuangkan lewat pinggirnya.
10. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila ada obat-obatan masukan
dan beri minum lalu diklem pipa penduga.
11. Catat hasilnya atau respons pasien selama pemberian makanan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Gambar 4.1 Cara pengukuran pipa lambung (Sumber : Kathleen Hoerth Belland & Mary
Ann Wells, 1986).

32
Gambar 4.2 Cara fiksasi pipa lambung (Sumber : Kathleen Hoerth Belland & Mary Ann
Wells, 1986).

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi
organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

3.2 SARAN

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk
melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan
dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal
tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

34
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Hidayat, Uliyah. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Vaughans,Bennita W. 2013. Keperaawatan Dasar.Yogyakarta: Rapha Publishing.

35

Anda mungkin juga menyukai