Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat
berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
                 Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman
terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa
lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan
menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi
(zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily
Allowance (RDA).

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud nutrisi ?


2. Apa yang termasuk kebutuhan nutrisi ?
3. Apa organ asesoris, zat gizi, keseimbangan energi dan metabolisme basal
4. Apa gangguan / masalah yang berhubungan dengan nutrisi
5. Apa faktor yang mempengaruhi pemebhan kebutuhan nutrisi
6. Apa tindakan untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
7. Apa Jenis – Jenis Nutrisi?
8. Mengetahui Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme?
9. Mengetahui Cara Pemberian Nutrisi ?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui arti nutrisi
2. Untuk mengetahui apa yang termasuk kebutuhan nutrisi ?
3. Untuk mengetahui organ asesoris, zat gizi, keseimbangan energi dan metabolisme
basal
4. Untuk mengetahui gangguan atau masalah yang behubungan dengan nutrisi
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi
6. Untuk mengetahui tindakan dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
7. Untuk mengetahui    Jenis – Jenis Nutrisi?
8. Untuk mengetahui Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme?
9. Untuk mengetahui Cara Pemberian Nutrisi ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Nutrisi


Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan pemeliharaan kesehatan nutrisi didapatkan dari makanan dan
cairan yang selanjutnya diasimilasikan tubuh.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap
kesehatan dan penyakit khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu,
penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit gizi dan menentukan
standart penyakit kurang gizi dan menentukan standart kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk
hidup.

2.2    Kebutuhan Nutrisi


Sistem yang berperan dalam kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas
saluran pencernaan dan organ asesoris

2.3    Organ Asesoris


 Hati
Merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh
 Kantong empedu
Merupakan sebuah kantong yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan
bawah di pinggiran depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm. Dengan kapasitas 40 – 60 cm
 Pankreas
Merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah dengan memiliki panjang +
15 cm.
 Zat gizi
Zat gizi (nutrien) merupakan zat yang terdapat di dalam makanan yang terdiri atas :
1. Karbohidrat
2. Lemak
3. Protein
4. Mineral
5. Vitamin
6. Air

 Keseimbangan Energi
Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah aktivitas yang dapat diukur melalui
pembentukan panas.
 Metabolisme Basal
Metabolisme basal merupakan energi yang dibutuhkan seseorang dalam keadaan istirahat dan
nilainya disebut basal metabolisme rate (BMR)

2.4    Gangguan / Masalah yang sehubungan dengan Nutrisi


1.      Obesitas
Obesitas merupakan peningkatan berat badan yang melebihi 20% batas normal berat badan
seseorang.
2.      Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh.

2.5    Faktor yang mempelajari pemenuhan kebutuhan nutrisi


1.   Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan dapat mempengaruhi pola konsumsi
makan.
2.   Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang benilai gizi tinggi, dapat
mempengaruhi stats gizi seseorang.
3.   Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat
mempengaruhi status gizi.
 4.  Kerusakan
Kerusakan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya
variasi makanan sehingga tubuh tidak mendapatkan zat-zat gizi yang dibutuhkan secara
cukup.
5.   Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi

2.6    Tindakan untuk Mengatasi Masalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


1.   Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan tindakan pada pasien yang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
mandiri.
2.  Pemberian nutrisi melalui pipa penduga, lambung merupakan tindakan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara oral.

2.7. Jenis-jenis Nutrisi


Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan

diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya :

    

2.2.1.      Karbohidrat

Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.

Karbohidrat dibagi atas

A.    Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang   terdiri dari

glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida         (molekul ganda), contoh

sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa +       glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).

B.      Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul

glukosa.

C.      Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna

oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume

feces.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan

bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen

pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan

dan jamur). Kebutuhan karbohidrat  60-75% dari kebutuhan energi total.

2.2.2.      Protein

                 Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun,

dan hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis,

kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur

nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-

enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh

usus. Fungsi protein :

 Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan

proses  pengausan yang normal.

 Protein menghasilkan jaringan baru.

 Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus

dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.

 Protein sebagai sumber energi.

Kebutuhan protein  10-15%  atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.

2.2.3. Lemak
                 Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas

gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak   10-25% dari kebutuhan

energi total. Fungsi lemak :

 Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan

9 kal/gr.

 Ikut serta membangun jaringan tubuh.

 Perlindungan.

 Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.

  Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul

rasa lapar kembali segera setelah makan.

  Vitamin larut dalam lemak.

Asam arakhidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) adalah dua asam lemak penting,

khususnya dalam masa pertumbuhan otak bayi yang berlangsung sangat pesat selama 6 bulan

kedua kehidupan. Pada periode ini, AA dan DHA berperan besar dalam perkembangan

mental dan daya lihat bayi. Karena sebagian besar makanan sapihan mengandung sedikit AA

dan DHA, susu-lanjutan yang diperkaya dengan AA dan DHA akan menjadi sumber penting

dua asam lemak ini.

2.2.4. Vitamin

                 Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi

sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.

Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2, B6,

B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).

Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan penting:

A.      Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses kerja sel

tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan

pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin A antara lain: telur, keju,

dan hati.

B.       Vitamin B-kompleks

Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi.

Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan

energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi. B12 digunakan dalam

pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah

kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan

jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin

B-kompleks. Setiap anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya:

B1 dari kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.

C.     Vitamin C

        Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka

memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia

lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh. Vitamin C

juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan vitamin C bisa menderita

kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan lainnya.

D.     Vitamin D

        Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah

anak, kebutuhan vitamin  ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D

sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya mengapa vitamin

D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya,

banyak produk susu olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin
D. Keju dan yogurt  kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang

diperkaya vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi

diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan tulang atau

menjadikan tulang cacat.

2.2. 5. Mineral dan Air

     Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat

penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial

pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh

tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi mineral :

  Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.

  Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh

Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).

  Bahan dasar enzim dan protein.

Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh

manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air berkisar antara 1200-

1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai batas optimum

2.8 Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme

                 Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan

pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan,

penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia

dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak).

Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus

berhubungan dengan lingkungannya.


1.      Pemasukan energy

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan

merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan

kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah panas yang di

butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000

kalori.

 3 Bentuk pemberian kalori yaitu :

A.     Karbohidrat: karbohidrat merupakan sumber energy yang penting. Setiap gram karbohidrat

menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar

50%-60% dari kebutuhan kalori. (Setiati, 2000).

B.      Lemak: komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral maupun parenteral

sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu

gram lemak menghasilkan 9 kalori.

C.      Protein (Asam Amino): kebutuhan protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari

total kebutuhan kalori.

2.  Pengeluaran energy

        Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support

jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat

seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.

3.  Basal metabolisme rate (MBR)

                 Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat

yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,  perbafasan, peristaltic usus,

kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi,

metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.


A.     Pencernaan

Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik dengan

mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara

kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah

ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti

gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada

pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan

masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam

hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah

kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.

Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut kira-

kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada spinkter

pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan

bercampur cepat dengan empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus

menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.

B.      Absorbsi

Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini terdapat

penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan absorbsi.

Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.

C.      Metabolisme

         Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui system

sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke

jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme

dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks
dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi

substansi yang lebih sederhana.

D.     Penyimpanan

         Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam jaringan

tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang disimpan sebagai

jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan

protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi

persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan.

Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.

2.9 Cara Pemberian Nutrisi

2.4.1.  Nutrisi Enteral

                 Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke

dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual

maupun dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi

enteral adalah faktor resiko independent pnemoni nosokomial yang berhubungan dengan

ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan

menurunkan kejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan

membantu memelihara epitel pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah

peningkatan distensi gaster, kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk

dapat mengurangi resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di Intensif Care

Unit yang mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk therapy antibiotic,

infeksi clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis.
Komplikasi metabolik yang paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi

(Wiryana, 2007).

2.4.2 .Nutrisi Parenteral

Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui

pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaaan (Wiryana, 2007). Nutrisi parenteral

diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal, misalnya: malformasi kongenital

intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat. Nutrisi parsial parenteral

diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk

pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000).

Tunjangan nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat dipenuhi dengan

baik. Terdapat kecenderungan untuk memberikan nutrisi enteral walaupun parsial dan tidak

adekuat dengan suplemen nutrisi parenteral. Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien

dilakukan dengan tujuan untuk dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien

IRIN, kebutuhan dalam sehari diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam.

Monitoring terhadap factor biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling

ditakutkan pada pemberian nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral adalah infeksi

(Ery Leksana, 2000).

Berdasarkan cara pemberian nutrisi parenteral dibagi atas :

1.       Nutrisi parenteral sentral ( untuk nutrisi parenteral total ) : Merupakan pemberian nutrisi

melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena

keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah

cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung

asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid

2.       Nutrisi parenteral perifer ( untuk nutrisi Parenteral Parsial ) : Merupakan pemberian sebagian

kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat
dipenuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan

asam amino

Indikasi Nutrisi Parenteral :

A.     Gangguan absorbs makanan seperti pada fistula enterokunateus, atresia intestinal, colitis

infeksiosa, obstruksi usus halus.

B.      Kondisi dimana usus harus diistirahatkan seperti pada pancreatitis berat, status pre operatif

dengan malnutrisi berat, angina intestinal, diare berulang.

C.      Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan.

D.     Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemisis gravidarum (Wiryana,

2007).
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi organ
tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan terhindar dari
ancaman-ancaman penyakit.
Jadi etika sebagai manusia sangat membutuhkan nutrisi supaya tubuh kita normal dan
tidak kekurangan gizi nutrisi di dapatkan dari makanan dan cairan. Untuk kebutuhan nutrisi
juga dibutuhkan sistem pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ asesoris
semoga dengan makalah yang kami buat bisa bermanfaat bagi kebutuhan hidup kita.

3.2 Saran

     Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.
Aziz, A. Alimul, 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika.

Arthur C. Curton (1983) dalam Long, BC., Essensial of Medikal Surgical a Nursing Process
Approach. Morby Company, St. Louis

Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1. Jakarta: EGC

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai