Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP DASAR ILMU GIZI


Beberapa Pengertian/Istilah Dalam Gizi
1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan.
3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsurunsur/ ikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.

Ruang Lingkup Ilmu Gizi


Konsep baru yang dikemukakan dewasa ini berkaitan dengan ruang lingkup ilmu gizi sebagai sains
adalah sebagai berikut :
1. Hubungan keturuna dengan kebutuhan gizi
2. Hubungan gizi dengan perkembangan otak dan perilaku
3. Hubungan gizi dengan kemampuan bekerja dan produktivitas kerja
4. Hubungan gizi dengan daya tahan tubuh (karena penyakit infeksi)
5. Faktor-faktor gizi yang berperan dalam pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit degeneratif ( jantung, diabetes melitus, hati dan kanker)
WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan
kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Dengan pengertian itu WHO membagi
ruang lingkup Ilmu Gizi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok gizi biologi dan metabolik
2. Kelompok gizi perorangan sepanjang siklus hidup
3. Gizi masyarakat baik bersifat lokal, nasional, regional dan global.

Pengelompokan Zat Gizi


1. Berdasarkan Fungsi
Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam
membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi tersebut memiliki berbagai
fungsi yang berbeda.
a. Zat gizi sebagai sumber energi
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh dan
proses metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi yang tergolong kepada zat yang berfungsi memberikan
energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi
antara lain: nasi, jagung, talas merupakan sumber karbohidrat; margarine dan mentega merupakan
sumber lemak; ikan, daging, telur dan sebagainya merupakan sumber protein. Ketiga zat gizi ini
memberikan sumbangan energi bagi tubuh. Zat-zat gizi tersebut merupakan penghasil energi yang
dapat dimanfaatkan untuk gerak dan aktifitas fisik serta aktifitas metabolisme di dalam tubuh.
Namun penyumbang energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi tersebut adalah lemak.
b. Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan tubuh manusia. Jika kekurangan
mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat. Selain
itu zat gizi ini juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan
fungsi organ tubuh. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein, lemak, mineral dan
vitamin. Namun zat gizi yang memiliki sumber dominan dalam proses
pertumbuhan adalah protein.
c. Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi proses di dalam tubuh
Proses metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi keseimbangan. Untuk itu
diperlukan sejumlah zat gizi untuk mengatur berlangsungnya metabolisme di dalam tubuh.
BAB II
ZAT GIZI MAKRO

1. Karbohidrat
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil enersi,
dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan enersi lebih besar,
namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama
pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar
70- 80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada
negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan
makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan
makanan kaya lemak maupun protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras,
gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O.

a. Makanan Sumber Karbohidrat


Gandum(wheat) mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Selain itu gandum dapat diolah
menjadi beberapa macam makanan enak yang menarik. Serat dalam gandum juga membuat kita
merasakan kenyang lebih lama, sehingga disarankan mengkonsumsi gandum saat kita berada pada
program penurunan berat badan.
Kentang bisa diolah menjadi banyak jenis makanan, seperti donat, kroket hingga perkedel. Dalam
kentang terdapat banyak sekali karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pengganti nasi yang baik, di eropa kentang menjadi makanan pokok, seperti kita yang di Indonesia
yang menjadi makanan pokok adalah nasi.
Ubi kandungan karbohidrat dalam ubi sangat tinggi. Selain itu ubi juga
itu juga mengandung vitamin A, C dan B6 di dalamnya yang mencukupi kebutuhan harian mikro
nutrisi tubuh. Ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita penyakit diabetes dan penderita mag.
Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. Mulai hanya dengan direbus, digoreng,
bermacam-macam kue tradisional bahkan dibuat tepung, di beberapa daerah singkong diolah
menjadi tiwul dan gatot, yaitu makanan dari singkong yang terlebih dahulu di keringkan.
Kandungan karbohidrat pada singkong sedikit lebih banyak dari nasi, sehingga jika memakan
singkong rasa kenyang akan bertahan lebih lama.
Jagung mengandung asam folat yang sangat berguna untuk tubuh, selain itu kandungan seratnya
juga sangat tinggi. Jagung dapat diolah menjadi nasi jagung atau nasi ampok, aneka kue dan juga
tepung untuk berbagai kegunaan.

b. Efek Kelebihan dan Kekurangan Konsumsi Karbohidrat


1.Obesitas
2.Diabetes Malitius
3.Marasmus
4.Lacoste Introlence

Sumber Protein
1. Protein hewani merupakan asupan nutrisi protein yang berasal dari hewan atau produk
olahannya.
a. DagingMerah
Daging-dagingan merah seperti daging sapi, daging kambing dan domba kaya akan protein. Selain
itu, daging merah juga merupakan sumber vitamin B12.
b. Daging Ayam
Sumber protein. Daging unggas memiliki lemak jenuh yang lebih sedikit dibanding dengan daging
lainnya. Pilihlah bagian dada ayam, karena mengandung 30 gram protein/100 gram dan juga tidak
mengandung banyak lemak.
c. DagingIkan
Selain sebagai sumber protein tinggi, daging ikan juga mengandung omega 3 yang baik kesehatan
jantung. Daging ikan salmon dan daging ikan tuna merupakan pilihan sumber protein yang tepat.
d. Telur
Dalam satu butir telur ayam mengandung 6 gram protein. Protein dalam telur yang masuk ke
tubuh akan membantu membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Protein dalam telur
memiliki kualitas yang sangat tinggi karena asam amino esensial yang dimilikinya hampir ideal
untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda.

Fungsi Protein
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan Protein dalam tubuh secara bergantian dipecah (katabolisme)
dan disintesis kembali (anabolisme). Sebelum menjalankan fungsinya sebagai zat pembangun,
asam-asam amino esensial yang diperlukan harus tersedia terlebih dahulu. Pertumbuhan atau
penambahan sel baru bisa dilakukan jika telah cukup tersedia gabungan asam amino yang sesuai
dalam segi jenis dan jumlah.
2. Berperan dalam berbagai sekresi tubuh Hormon-hormon seperti tiroid, insulin, epinefrin, dan
sebagainya adalah merupakan protein. Demikian juga halnya dengan berbagai enzim seperti
amilase, katalase, lipase, juga merupakan protein. Kedua komponen tersebut besar peranannya
dalam proses sekresi metabolisme tubuh.
3. Mengatur keseimbangan air Cairan di dalam tubuh terdiri dari tiga kompartemen, yaitu
intraselular (di dalam sel), ekstraselular/intraselular (di luar sel/di antara sel), dan intravaskular (di
dalam pembuluh darah). Perpindahan cairan antar kompartemen tersebut terjadi dengan proses
osmotik dan harus dijaga dalam keadaan seimbang atau homeostasis. Keseimbangan tersebut
dapat terjadi dengan melibatkan protein dan elektrolit. Jika tubuh kekurangan protein maka
proses keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga menjadikan adanya penumpukan cairan di
salah satu kompartemen yang disebut sebagai oedema.
4. Mengatur netralitas jaringan tubuh Sifat protein yang amfoter menyebabkan protein bertindak
sebagai “buffer” yang bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga keseimbangan pH pada taraf
konstan, yaitu umumnya berada pada pH netral atau sedikit alkali (pH 7.35-7.45)
5. Membantu pembentukan antibodi kemampuan tubuh untuk menangkal serangan toksik dan
melakukan detoksifikasi sangat tergantung pada enzim-enzim yang terdapat di dalam hati. Dalam
keadaan kekurangan protein maka pembentukan enzim tersebut akan terhambat sehingga
menjadi rentan terhadap penyakit. Berperan dalam transpor zat gizi Zat-zat gizi yang telah dicerna
harus diangkut menuju sel-sel tubuh untuk dapat dimanfaatkan. Pengangkutan zat-zat gizi
tersebut sebagian besar dilakukan oleh protein, seperti lipoprotein yang berperan dalam
mengangkut lipida dan bahan-bahan sejenis lipida, serta transferin yang berperan mengangkut zat
besi dan mangan. g.Sumber energi Energi yang dihasilkan dari protein sebanding dengan jumlah
yang dihasilkan oleh karbohidrat, yaitu 4 kkal/g protein. Meskipun demikian, protein sebagai
sumber energi relatif lebih mahal dibandingkan dengan karbohidrat.
BAB III
ZAT GIZI MIKRO

VITAMIN
Istilah vitamin mula-mula diutarakan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yang
percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air itu suatu amina yang sangat vital, dan
dari fakta tersebut lahirlah istilah vitamine dan kemudian menjadi vitamin. Vitamin dikenal sebagai
kelompok seyawa organik yang tidak masuk dalam golongan protein, karbohirat, maupun lemak.
Vitamin merupakan komponen penting di dalam bahan pangan walaupun terdapat dalam jumlah
sedikit, karena berfungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup serta pertumbuhan. Vitamin
diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak
dapat dibuat dalam jumlah yang cukup oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh bahan pangan
yang dikonsumsi.

a. Vitamin A
Vitamin A atau retinal merupakan senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksenil.
b. VITAMIN D
Vitamin D merupakan jenis sterol yang mengandung gugus alkohol dan bersifat larut lemak.
C. Vitamin E
Ada beberapa jenis tokoferol dalam bentuk alami. Semuanya merupakan 6- hidroksikromana atau
tokol yang tersubsitusi isoprenoid. Penyerapan aktif lemak meningkatkan absorbsi vitamin E.
d.Vitamin B
Vitamin yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks merupakan kofaktor dalam
berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Vitamin B yang penting bagi nutrisi
manusia adalah : 1. Tiamin (vitamin B 1). 2. Riboflavin ( vitamin B2 ).
e. Vitamin C
Vitamin C adalah suatu kristal putih yang larut air sangat tidak stabil karena mudah rusak oleh
panas dan akibat oksidasi. Vitamin C tidak stabil dalam alkali tetapi cukup stabil dalam larutan
asam. Vitamin C di alam berada dalam dua bentuk, yaitu L-askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam
dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Bentuk vitamin C tereduksi lebih aktif dibandingkan dengan
bentuk teroksidasi.
BAB IV
GIZI PADA IBU HAMIL

Ibu hamil memiliki kebutuhan makanan yang berbeda dengan ibu yang tidak hamil, karena ada janin
yang tumbuh dirahimnya. Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi tetapi harus
ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Untuk
pertumbuhan maupun aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk
itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi
ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus
ditambah dengan zat-zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil
ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang
dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan
dilahirkannya.

a. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting karena merupakan sumber energi utama.Tubuh ibu hamil
memerlukan cukup persediaan energi setiap menit selama 280 hari untuk pertumbuhan janin dan
untuk membentuk sel tubuh oleh 16 protein. Karbohidrat seperi beras, serelia, dan gandum adalah
sumber energi utama. Sebaiknya setengah dari energi berasal dari karbohidrat.

b. Energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori sejalan dengan adanya peningkatan
laju metabolik basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatan penggunaan kalori
selama aktivitas. Tambahan energi juga untuk pertumbuhan janin, plasenta, jaringan payudara, dan
cadangan lemak. Awal kehamilan trimester pertama kebutuhan energi masih sedikit dan terjadi
seedikit peningkatan pada trimester tiga. Pada trimester kedua, energi digunakan untuk
penambahan darah, perkembangan uterus, pertumbuhan jaringan mammae, dan penimbunan
jaringan lemak. Trimester tiga energi digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Kebutuhan
energi yang dianjurkan untuk kondisi hamil di Indonesia berdasarkan trimester kehamilan menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi

c. Protein
Protein adalah makro molekul yang secara fisik dan fungsional kompleks yang melakukan beragam
peran penting. Protein merupakan sumber asam amino yang mengandung, unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen. Protein merupakan zat gizi ke dua yang banyak terdapat dalam tubuh setelah
air, seperlima bagian dari tubuh manusia dewasa adalah protein.

d. Asam Folat
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Folat
juga membantu mencegah Neural Tube Defect (NTD), yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.
Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan prematur, BBLR, dan pertumbuhan janin
terhambat. Asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan,
namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat, sebanyak 600 mg folat disarankan untuk
ibu hamil.

e. ZatBesi
Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan tubuh
manusia. Fungsi dari zat besi adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi
bergabung dengan oksigen di dalam paru-paru dan melepaskan oksigen dalam darah menuju sel
yang memerlukan. Zat besi digunakan dalam pembuatan hemoglobin dan berperanan penting dalam
fungsi normal daya tahan tubuh.
BAB V
GIZI IBU MENYUSUI

. Materi Pembelajaran
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung oleh ibu kepada
anaknya, bayi dengan senyaman mungkin (Nugroho dkk, 2014). Resolusi World Health Assembly
(WHA) menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak asasi
anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan
dilanjutkan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) (Prawirohardjo, 2013). Menurut Kemenkes RI (2011)
menyusui merupakan cara alamiah untuk memberikan makanan dan minuman pada awal kehidupan
bayi. Pada masa menyusui kebutuhan gizi ibu perlu diperhatikan karena ibu tidak hanya harus
mencukupi kebutuhan dirinya melainkan harus memproduksi Air Susu Ibu (ASI) bagi bayinya. Hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2009, hampir seluruh bayi di Indonesia
(96 %) pernah mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) tapi tidak eksklusif. Salah satu sasaran Suntainable
Development Goals (SDGs) tahun 2015 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah
sekurangkurangnya 80 % ibu menyusui memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui antara lain:


1. Makanan
2. Berat Badan
Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu, merupakan faktor
menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.
3. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan untuk metabolisme
optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan
energi yang diperlukan.
4. Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
5. Status Kesehatan
Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.
Ibu menyusui memerlukan gizi yang cukup untuk kesehatan tubuh dan bayinya.
Masa kini, banyak ibu yang sudah mulai sadar akan pentingnya gizi saat hamil, namun setelah
melahirkan mereka langsung membatasi makanan yang secara kualitas dan kuantitas sama seperti
saat hamil dengan alasan takut berat badannya bertambah, pemikiran seperti ini jelas kurang tepat.
Seorang ibu harus tetap memenuhi kebutuhan gizi dirinya sendiri dan bayinya, karena air susu ibu
(ASI) merupakan satu-satunya sumber makanan bayi khususnya pada bulan-bulan pertama
kehidupan bayi (Irianto, 2014).
BAB VI
GIZI PADA BAYI

Mengenal Bayi Secara harfiah, bayi atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima
tahun sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena faali
bayi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang
membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan
umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.
Karakteristik Bayi Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak bayi diperkenalkan
dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih
lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil
daripada anak yang usianya lebih besar.

Jenis-Jenis Makanan Anak Usia 0-24 Bulan


1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah makanan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan
zat gizi bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah yang cukup
(Maclean, 1998). ASI juga merupakan makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Dinkes
Prop SU,2005). ASI diberikan segera setelah bayi lahir, biasanya 30 menit setelah bayi lahir. Sampai
bayi berumur enam bulan, bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain.
Pemberian ASI secara eksklusif berarti bayi hanya diberikan ASI tanpa memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia enam bulan, kecuali obat dan vitamin
sesuai dengan rekomendasi WHO/UNICEF tahun 1997 yaitu pemberian ASI Eksklusif sejak lahir
sampai enam bulan. Pemberian ASI sebaiknya juga tetap dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun
(Dinkes Prop SU, 2005). Dibandingkan dengan susu lainnya, ASI memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
a. Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi.
b. Tidak memberatkan fungsi saluran pencernaan dan ginjal. c. Mengandung beberapa zat antibodi
sehingga mencegah terjadinya infeksi. Universitas Sumatera Utara
d. Ekonomis dan praktis. Tersedia setiap waktu pada suhu ideal dan dalam keadaan segar serta bebas
dari kuman.
e. Berfungsi menjarangkan kehamilan.
f. Membina hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan bayi. Bila
ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan. ASI yang diproduksi pada 1 sampai 5 hari
pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat
menguntungkan bayi, karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A. P.
Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Data UNICEF menunjukkan sekitar 30
ribu kematian anak balita di Indonesia setiap tahunnya dan 10 juta kematian balita diseluruh dunia
setiap tahunnya, yang sebenarnya dapat dicegah melalui pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan
sejak kelahiran. Pola asuh juga berkaitan dengan status gizi anak. Pemberian kolostrum pada bayi di
hari-hari pertama kehidupan berdampak positif pada keadaan anak di umur-umur selanjutnya. Anak-
anak dengan keadaan gizi yang lebih baik berkaitan erat dengan perilaku pemberian ASI. Mereka
yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih rendah (Jahari, dkk, 2000).
Sementara, bukti ilmiah yang dikeluarkan oleh jurnal Paediatrics pada tahun 2006 mengungkapkan
bahwa bayi yang diberi susu formula (susu bayi) memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada
bulan pertama kehidupan 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang disusui ibunya secara eksklusif
BAB VII
GIZI PADA BALITA, PRA SEKOLAH DAN ANAK SEKOLAH

Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Balita, Pra Sekolah Dan Anak Sekolah
1. Memberikan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan Memelihara kesehatan
dan memulihkannya bila sakit.
2. Melaksanakan berbagai jenis aktivitas
3. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
4. Memenuhi kecukupan energy dan semua zat gizi sesuai dengan umur dan jenis
kelamin
5. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan
makanan yang diperlukan
Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Balita, Pra Sekolah Dan Anak Sekolah
1. Pekerjaan
Orang tua turut menentukan kecukupan gizi dalam sebuah keluarga.
Pekerjaan berhubungan dengan jumlah gaji yang diterima. Semakin tinggi kedudukan secara
otomatis akan semakin tinggi penghasilan yang diterima, dan semakin besar pula jumlah uang yang
di belanjakan untuk memenuhi kecukupan
2. Umur, jenis kelamin
Umur juga berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi seseorang. Pada usia
anak, absorpsi kalsium diperoleh dari makanan dapat mencapai 75%. Saat dewasa absorpsi yang
dibutuhkan hanya 20-40%. Oleh karena itu, Hubungan pengetahuan..., mengkonsumsi kalsium pada
masa anak penting untuk memperbaiki penampilan fisik anak. Jika ingin memiliki tubuh dengan
status fisik yang baik maka tidak lepas dari berapa banyak konsumsi kalsium per hari. Meski
pertumbuhan fisik tidak hanya tergantung asupan kalsium,
3. Berat Badan Lahir Anak
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan. Apabila status gizi buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan
menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR) (Supraiasa,2002). Berat badan lahir rendah (< 2500
gram) dengan kehamilan genap bulan mempunyai Hubungan pengetahuan..., risiko kematian yang
lebih besar daripada bayi lahir dengan berat normal (≥ 2500 gram) pada masa neonatal maupun
pada masa bayi selanjutnya.
4. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan diartikan sebagai cara individu atau kelompok individu
memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, psikologik, sosial
dan budaya. Mengembangkan kebiasaan makan, berarti mempelajari cara yang berhubungan dengan
konsumsi pangan dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu dimulai dari
permulaan hidupnya dan akan menjadi perilaku yang berakar diantara kelompok penduduk.
BAB VIII
GIZI PADA REMAJA DAN DEWASA

Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja
umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan usia lainnya, sehingga diperlukan zat
gizi yang lebih banyak.
1. Energi Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam kegiatan di sekolah maupun di
luar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan angka kecukupan gizi
(AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki
antara 2400-2800 kkal setiap hari. Angka kecukupan gizi energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari
sumber karbohidrat yaitu : beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian
(ubi jalar, singkong), jagung, gula dan lain-lain (Proverawati, 2010).
2. Protein Kebutuhan
protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhannya yang sedang terjadi.
Kecukupan protein bagi remaja adalah 1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKGprotein remaja dan dewasa muda
adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan
55-66 gr per hari untuk laki-laki (Almatsier, 2011).
3. Lemak
4. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Pada masa pertumbuhan, apalagi
pada masa growth spurt, kalsium adalah zat gizi yang penting untuk diperhatikan. Angka kecukupan
gizi kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-
700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber
kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain (Proverawati, 2010).
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-
laki. Angka kecukupan gizi seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan
dan laki-laki (Proverawati, 2010).
6. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan
besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
hemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang
tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi.
Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja sering terjadi. Berbagai faktor
yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia remaja antara lain adalah:
1. Kebiasaan makan yang buruk Kebiasaan makan buruk berpangkal pada kebiasaan
makan keluarga yang tidak baik. Mereka makan seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan
berbagai zat gizi dan dampak tidak dipenuhinya kebutuhan zat
2. Pemahaman gizi yang keliru Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja
terutama wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara
kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan secara keliru sehingga
kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya makan sekali sehari atau makan makanan seadanya,
tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong
terjadinya masalah gizi
3. Promosi yang berlebihan melalui media massa Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat
tertarik pada hal-hal baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk
mempromosikan produk mereka dengan cara yang sangat memengaruhi remaja. Padahal, produk
makanan tersebut bukanlah makanan yang sehat bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
4.Masuknya produk-produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara bebas memengaruhi
kebiasaan makan para remaja. Jenis-jenis makanan siap santap (siap saji) yang berasal dari 16 negara
barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried chicken dan french fries, berbagai jenis makanan
berupa siap saji sering dianggap sebagai lambang kehidupan modern oleh para remaja. Padahal
berbagai jenis siap saji itu mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping
kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai penyakit kardiovaskuler usia muda.
BAB VIII
GIZI PADA LANSIA

Mempertimbangkan berbagai keunikan dan permasalahan lansia di atas, kebutuhan gizi lansia
berbeda dengan kebutuhan gizi orang dewasa. Pada umumnya kebutuhan akan energi semakin
berkurang, sedangkan beberapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan lebih banyak. Kebutuhan gizi
lansia laki-laki berbeda dengan lansia perempuan. Semakin bertambah usianya, kebutuhan gizi lansia
semakin berkurang. Oleh karena itu kebutuhan gizinya dikelompokkan berdasarkan usia (50—64 dan
65 ke atas), dan jenis kelamin. Berikut kebutuhan gizi lansia.
Angka Kecukupan Gizi Lansia (AKG) yang dianjurkan adalah banyaknya tiap- tiap zat gizi esensial yang
harus dipenuhi dari makanan sehari-hari untuk mencegah defisiensi zat gizi (Sudiarti & Utari 2007).
AKG dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, beratbadan, aktifitas fisik dan keadaan fisiologis seperti
hamil atau menyusui. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi, angka kebutuhan
gizi adalah banyaknya zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi
yang adekuat.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia
lanjut menurun sekitar 15-20%. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya masa otot. Selain itu, aktivitas
fisik yang dilakukan oleh lansia umumnya menurun. Rincian faktor yang mempengaruhi kebutuhan
dan kecukupan zat gizi lansia dijelaskan berikut ini
1. Usia Seiring bertambahnya usia, kebutuhan zat gizi karbohidrat dan lemak menurun, sedangkan
kebutuhan protein, vitamin, dan mineral meningkat karena ketiganya berfungsi sebagai anti oksidan
untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas.
2. Jenis Kelamin Dibandingkan lansia wanita, lansia pria lebih banyak memerlukan kalori, protein, dan
lemak. Ini disebabkan karena perbedaan tingkat aktivitas fisik.
3. Faktor Lingkungan Perubahan lingkungan sosial seperti perubahan kondisi ekonomi karena
pensiun dan kehilangan pasangan hidup dapat membuat lansia merasa terisolasi dari kehidupan
sosial dan mengalami depresi. Akibatnya 15 alansia kehilangan nafsu makan yang berdampak pada
penurunan status gizi.
4. Penurunan Aktifitas Fisik Semakin bertambahnya usia seseorang, maka aktivitas fisik yang
dilakukan menurun. Hal ini berkaitan dengan penurunan kemampuan fisik yang terjadi secara
alamiah. Pada lansia yang aktivitas fisiknya menurun, asupan energi harus dilakukan untuk mencapai
keseimbangan energi dan mencegah terjadinya obesitas, karena salah satu faktor yang menentukan
berat badan seseoranag adalah keseimbangan antara masukan energi dengan keluaran energi.
5. Penyakit Jika seseorang lansia memiliki penyakit degeneratif, maka asupan gizinya sangat penting
untuk diperhatikan, serta disesuaikan dengan ketersediaan dan kebutuhan zat gizi dalam lansia,
selain itu dianjurkan untuk menggantikan asupan lemak jenuh dengan MUFA ( lemak tak jenuh ganda
) dan PUFA ( lemak tak jenuh ganda ) yang dapat menurunkan LDL dalam tubuh. Sumber PUFA dibagi
menjadi dua macam yaitu omega-6 adalah inoleat ( minyak jagung, kapas, kacang kedelai, wijen,
bunga matahari ) dan araki donat ( minyak kacang tanah ). Sedangkan sumber omega tiga adlalah
linolenat ( minyak kacang kedelai, kecambah, gandum, minyak biji rami ), eikosapentaenoat/ epa (
minyak ikan tertentu ) dan dokosaheksaenoat/ DHA ( ASI, minyak ikan tertentu ).
6. Pengobatan
Pengobatn yang sedang dijalani lansia dapat mempengaruhi kebutuhan
lansia akan zat gizi. Beberapa obat misalnya untuk obat pasien kanker, dapat menurunkan nafsu
makan, bahkan dapat menyebabkan mual, muntah, dan berbagai rasa tidak enak lainya, keadaan ini
dapat berakibat buruk pada pasien.

Berbagai permasalahan gizi dan kesehatan yang dialami lansia terkait dengan penurunan berbagai
fungsi organ dan jaringan, antara lain:
1. Organ Pengindera
Dengan semakin bertambahnya umur, semua indera, seperti mata, hidung, telinga, peraba, dan
pengecap, mengalami penurunan fungsi. Misalnya, penurunan fungsi penciuman membuat nafsu
makan menurun, penurunan fungsi pengecap menyebabkan lidah lansia tidak sensitif terhadap rasa
asin dan manis.
2. Organ Pencernaan
Karena perubahan yang ditandai dengan melemahnya sistem enzim, hormon,
dan otot pencernaan, lansia membutuhkan makanan dengan tekstur yang lebih
lembut dan citarasa yang tidak terlalu tajam.
3. Tulang dan Gigi
Kepadatan tulang lansia mulai menurun sehingga berisiko mengalami pengeroposan tulang
(osteoporosis). Selain itu, sistem gigi geligi tidak sempurna dan rapuh. Kondisi ini membuat lansia
membutuhkan makanan dengan tekstur yang lebih lembut.
4. Rambut dan Kulit
Rambut menjadi beruban dan lebih cepat rontok, sedangkan kulit menjadi
keriput, kering, dan muncul bintik-bintik hitam (pigmentasi). 5. Jantung dan Pembuluh Darah
Proses menua mengakibatkan melemahnya kerja otot jantung dan berkurangnya elastisitas
pembuluh darah. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
6. Pernapasan
Saat tua, elastisitas paru-paru berkurang. Paru-paru menjadi kaku dan
kemampuan untuk menyesuaikan dengan latihan fisik berkurang, sehingga napas jadi ngos-ngosan
saat berolahraga.
BAB IX
KELOMPOK RENTAN GIZI

Suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau
rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus
pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari
kelompok umur yang lain. Kelompok- kelompok rentan gizi ini terdiri-dari :
1. Kelompok bayi 0-6 bulan
2. Kelompok di bawah 5 tahun (balita) 1-5 tahun
3. Kelompok anak sekolah 6-12 tahun
4. Kelompok remaja 12-20 tahun
5. Kelompok ibu hamil dan menyusui
6. Kelompok usia lanju
Masalah gizi pada bayi yang terjadi di Indonesia :
1. Kurang Energi Protein (KEP) Peran energi dan protein bagi balita yang sedang dalam
masa pertumbuhan amat penting. Jika asupan energi dan protein mereka di bawahangka kecukupan
gizinya, maka balita berisiko mengalami kondisi Kurang Energi
Protein (KEP). Para ahli mengelompokkan KEP ke dalam tiga tipe utama :
2. Marasmus Anak yang mengalami marasmus biasanya memiliki berat badan sangat rendah, ukuran
kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh, mudah terkena infeksi penyakit, rambut tipis dan
mudah rontok, kulit kering dan berlipat, tingkat kesadaran menurun, dan sering diare. Masalah gizi
ini sering terjadi pada anak usia 0-6 bulan
yang tidak mendapatkan cukup Air Susu Ibu (ASI)
3. Kwashiorkor Kondisi ini banyak ditemukan pada anak usia 1-3 tahun yang kurang
mendapatkan asupan protein. Anak yang mengalami kwashiorkor sering kali mengalami
pembengkakan pada seluruh tubuh hingga tampak gemuk terutama pada bagian punggung kaki, bila
bagian punggung kakinya ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil, serta
munculnya ruam yang berwarna merah muda pada kulit, kemudian berubah menjadi coklat
kehitaman dan mengelupas. c) Kwashiorkor Marasmus Kondisi ini sering dikenal dengan istilah
busung lapar dan timbul jika makanan sehari-hari tidak mengandung cukup energi dan protein.
4. Kurang Asupan Zat Besi (Fe) Kekurangan zat besi pada balita dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan salah satunya adalah anemia. Balita yang mengidap anemia memiliki kadar
hemoglobin darah di bawah angka normal yang berakibat rendahnya suplai oksigen ke organ- organ
tubuh. Gejala anemia yang sering nampak adalah lemas, pucat dan mudah lelah. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa defisiensi atau kekurangan zat besi dapat berhubungan dengan rendahnya
kemampuan memusatkan perhatian dan mengingat pada anak. Memberikan berbagai jenis makanan
yang mengandung zat besi tinggi seperti sayuran terutama yang berdaun hijau gelap, kacang-
kacangan dan daging dapat memenuhi kebutuhan zat besi anak.
5. Kurang Asupan Vitamin A Kurang asupan vitamin A dapat berdampak pada terganggunya
perkembangan organ penglihatan balita. Penyakit mata yang sering muncul akibat kurang vitamin A
disebut Xeroptalmia. Menurut situs Wikipedia, penyakit ini merupakan penyebab kebutaan paling
sering terjadi pada anak usia 2-3tahun. Pastikan orang tua memberikan berbagai jenis makanan yang
kaya dengan
kandungan vitamin A seperti wortel, bayam, keju, alpokat, telur dan mentega.
6. Kurang Asupan Zat Iodium Kurang mendapatkan masukan zat iodium dapat berakibat pada
pembengkakan kelenjar gondok, gangguan perkembangan fisik dan fungsi mental. Zat Iodium banyak
terdapat pada udang atau lopster, strowberi,
kentang, dan keju ceddar.
7. Obesitas Jika keempat gangguan gizi sebelumnya disebabkan oleh defisiensi atau
kekurangan nutrisi tertentu, obesitas atau berat badan berlebih dapat terjadi ketika balita
mendapatkan asupan kalori melebihi batas kebutuhan disertai dengan kurangnya aktifitas 9 gerak.
Anak yang mengalami obesitas dapat juga mengalami gangguan pernafasan dan komplikasi
ortopedik (tulang). Pengaturan pola makan termasuk memastikan kecukupan nutrisi yang berimbang
adalah upaya yang direkomendasikan para ahli guna menghindari resiko obesitas pada anak balita.
Selain itu membiasakan si kecil aktif secara fisik melalui beragam aktifitas olah raga atau bermain
juga dapat menurunkan resiko kondisi ini.
Faktor Penyebab Kekurangan Gizi Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat- zat gizi di dalam tubuh. Bila
tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal
yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2008). Pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi
lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia sekitar 6 bulan.
BAB X
PENILAIAN STATUS GIZI

Materi Pembelajaran
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki
risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Penilaian status gizi terdiri
dari dua jenis, yaitu :
1. Penilaian Langsung
a. Antropometri Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan
dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya
antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode
antropometri sangat berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi,
antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).
b. Klinis Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi
yang berhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis
dapat dilihat pada jaringan epiyang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang
dekat dengan
permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).
c. Biokimia Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimia pemeriksaan
yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana
dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya
simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain
adalah dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya
konsekuensi fungsional daru suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya
digunakan perpaduan antara uji biokimia
statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).
d. Biofisik Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan
dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).
BAB XI
PENDIDIKAN GIZI

Materi Pembelajaran
Pendidikan gizi pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang
diperlukan dalam peningkatan atau dalam mempertahankan gizi tetap baik. Tujuan pendidikan gizi
adalah sebagai berikut:
1. Dapat membentuk sikap positif terhadap makanan bergizi.
2. Terciptanya pengetahuan dan kecakapan dalam memilih dan menggunakan bahan
makanan.
3. Terbentuknya kebiasaan makan yang baik.
4. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitan
dengan makanan bergizi.
Pendidikan gizi pada dasarnya hanya akan berhasil bila subjek merasa perlu
tertarik dengan isi pendidikan tersebut karena menyangkut kesehatan dan kesejahteraannya.
Hasilnya akan berbeda apabila konsep pendidikan yang telah diberikan hanya berdasar pada
kebutuhan peneliti atau ahli untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi tersebut kepada
subjek penelitian. Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan
informasi atau pengetahuan, khususnya mengenai gizi, adalah tidak hanya kesesuaian isi, tetapi juga
cara komunikasi terhadap subjek penelitian.

Pendidikan gizi mempunyai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek adalah:
1. Mendapatkan pengetahuan tentang makanan yang menyediakan zat gizi esensial bagi
tubuh dan mengetahui kegunaan zat gizi bagi tubuh
2. Membangun kerangka konseptual tentang prinsip-prinsip gizi, penjabarannya dan
aplikasi dari prinsip tersebut
3. Membangun sikap positif terhadap kebiasaan mengembangkan motivasi
menggunakan pengetahuan gizi untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan,
merespon makanan bergizi dalam sikap yang baik
4. Mengkonsumsi makanan bergizi, termasuk menggunakan pengetahuan gizi dalam
memilih makanan.
Tujuan jangka panjang pendidikan gizi adalah:
1. Menggunakan kerangka konseptual gizi untuk mengatur perubahan suplai makanan
dan dapat membedakan beberapa anjuran diet
2. Mencari dan mau menerima pengetahuan tentang gizi
3. Seleksi dengan baik dan mengkonsumsi makanan yang bergizi dari hari ke hari
sepanjang hidup untuk memelihara kesehatan, kesejahteraan dan produktivitas.

Anda mungkin juga menyukai