Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KECUKUPAN GIZI
2.1 Pengertian Kecukupan Gizi

Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis
kelamin, dan fisiologis tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat
memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis
kelamin, dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.

Standar kecukupan gizi di Indonesia pada umumnya masih menggunakan standar


makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein, sedangkan standar
kecukupan gizi secara mikro seperti kecukupan vitamin dan mineral belum banyak
diterapkan di Indonesia. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan
adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan
adaptasi.

Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan pada masing-masing orang per
hari bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu
tersebut. Pada anak usia 0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masing-masing
sebesar 550 Kalori dan 10 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi makro
berupa energi dan protein serta zat gizi mikro juga bertambah.

Perencanaan pemenuhan kebutuhan dan kecukupan zat gizi perlu untuk


dilakukan agar kecukupan dan kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi secara optimal.
Perencanaan pemenuhan kecukupan zat gizi dapat dilakukan melalui beberapa
langkah, di antaranya adalah dengan menentukan kebutuhan zat-zat gizi masing-
masing individu, memperhatikan zat gizi pada bahan pangan yang akan dikonsumsi,
serta upaya pemenuhan menu sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang
contohnya AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.
2.2 Pola menu gizi seimbang

Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan


perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Kecukupan
gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi
sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi yang utama ada dua jenis karbohidrat
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Dalam tubuh keduanya
diubah menjadi gula darah untuk sumber energi. Karbohidrat sederhana adalah
aneka jenis gula yang langsung membentuk kalori jika di konsumsi. Karbohidrat
kompleks, merupakan sumber kalori yang mengandung vitamin, mineral, dan
bermanfaat untuk tubuh. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari dianjurkan
sebanyak 60% dari kebutuhan kalori sehari. Energi untuk kegiatan sehari-hari
maupun untuk proses metabolisme tubuh, yang di gunakan untuk melakukan
pekerjaan atau kegiatan fisik.

2. Kebutuhan protein

Protein adalah daging, ayam, ikan, telur, susu, tempe dan tahu. Kebutuhan
protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Protein
bermanfaat untuk pertumbuhan dan menggatikan jaringan tubuh yang rusak. Jika
protein cukup maka daya tahan tubuh akan meningkat dan terhindar dari infeksi.
Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai
energi dan dapat mengganggu pertumbuhan. Sedangkan kelebihan protein dapat
menggangu fungsi ginjal.

3. Lemak

Lemak merupakan zat gizi untuk tumbuh kembang sebagai sumber energi.
Lemak terdiri dari 2 jenis yaitu: lemak jenuh yang diperoleh dari lemak hewani
yaitu di peroleh dari keju, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak wijen. Lemak
tidak jenuh berasal dari minyak ikan dan tumbuh-tumbuhan. Lemak dapat
diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan.

4. Kebutuhan vitamin dan mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan
vitamin B yaitu B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan
dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam
nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam
pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru
terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

5. Zat Besi

Zat besi dibutuhkan untuk perkembangan fisik maupun mental, penting untuk
mendapat zat besi dari tambahan makanan karena kekurangan zat besi dapat
menyebabkan anemia yang dapat membuat lemas dan mudah lelah. Sumber zat
besi berasal dari hewani seperti daging, hati, ikan, telur dan dari nabati seperti
sayuran hijau dan kacang-kacangan.

6. Kalsium

Kalsium sangat penting untuk kesehatan bagi pembentukan sistem kekebalan


tubuh dan di anjurkan ada dalam menu makan sehari-hari. Sumbernya adalah
ikan, daging, kacang tanah.

Prinsip gizi seimbang adalah kebutuhan jumlah gizi disesuaikan dengan golongan
usia, jenis kelamin, kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak hanya itu, perlu diperhatikan
variasi jenis makanan. Bahan makanan dalam konsep gizi seimbang terbagi atas tiga
kelompok, yaitu:
1. Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi
jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
2. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
3. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan
adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat
pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang.

Pengaturan porsi/jumlah yang dikonsumsi disesuaikan dengan golongan usia,


aktivitas, jenis kelamin. Sebagai contoh panduan umum untuk orang dewasa untuk
makan dalam 1 hari :

1. Sumber tenaga : 3-5 piring nasi


2. Sumber zat pengatur : 1 ½ - 2 mangkok sayur, 2-3 potong buah.
3. Sumber zat pembangun : 2-3 potong lauk hewani , 3 potong lauk nabati.

Selain itu, konsep gizi seimbang pun menetapkan tiga belas pesan dasar sebagai
pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman.
Tujuannya agar status gizi serta kesehatan yang optimal dapat tercapai serta
dipertahankan. Berikut ini tiga belas pesan dasar pedoman gizi seimbang adalah:

1. Makanlah aneka ragam makanan


2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan
8. Biasakan sarapan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Baca label pada makanan yang dikemas.

2.3 Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan Gizi

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gizi, dapat dibagi dalam beberapa


golongan :

1. Penyakit gizi lebih (obesitas)

Biasanya penyakit ini bersangkutan dengan kelebihan enersi di dalam


hidangan yang dikonsumsi relatif terhadap kebutuhan atau penggunaannya. Ada
tiga zat makanan penghasil enersi utama, ialah karbohidrat, lemak dan protein.
Orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan jaringan lemak
yang tidak aktif tersebut. Hal ini akan meningkatkan beban kerja dar organ-organ
tubuh, terutama kerja jantung.

2. Penyakit gizi kurang (malnutrition, undernutrition)

Kedua penyakit ini sering dijadikan satu kelompok dan disebut penyakit gizi
salah (malnutrition). Pada penyakit gizi salah, kesalahan pangan terutama terletak
dalam ketidak seimbangan komposisi hidangan. Pada penyakit gizi berlebih,
susunan hidangan mungkin seimbang , tetapi kuatum yang dikonsumsi secara
keseluruhan melebihi apa yang di perlukan oleh tubuh. Penyakit gizi salah di
indonesia yang terbanyak termasuk gizi kurang yang mencakup susunan
hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhannya yang tidak
seimbang maupun konsumsi keseluruhannya yang tidak mencukupi kebutuhan
badan. Gejala subyektif yang terutama diderita ialah perasaan lapar, sehingga
gizi salah disini disebut juga keadaan gizi lapar (undernutrition).

3. Penyakit metabolik bawaan (inborn erros of metabolism)

Kelompok penyakit ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya secara
genetik (melalui genes), dan bermanifestasi sebagai kelainan dalam proses
metabolisma zat gizi tertentu. Metabolisma zat gizi diatur oleh sistem enzim dan
enzim termasuk kelompok protein yang disintesa di dalam tubuh (sel tubuh).
Mekanisme untuk sintesis protein dikuasai oleh genes yang mengandung kodon
bagi jenis protein enzim yang akan disintesaanya. Kadang-kadang terjadi
gangguan pada aparat sintesa protein ini, sehingga terbentuk enzim yang
berlainan dengan yang biasa.

4. Penyakit keracunan makanan (foot intoxication)

Pada keracunan makanan, gejala-gejala timbul dengan segera setelah


mengkonsumsi makanan, gejala-gejala timbul dengan segera setelah
mengkonsumsi makanan tersebut, atau tidak lama setelah itu, dalam waktu
beberapa jam saja. Pada umumnya gejala-gejala terjadi mengenai saluran
pencernaan seperti mulas, rasa sakit di perut, mual dan muntah, serta diarrhoea.
Sering juga terjadi gejala-gejala yang berhubungan dengan syaraf, karena banyak
racun makanan berpengaruh merangsang kejang-kejang atau melumpuhkan
syaraf.

2.4 Dampak-dampak dari gizi yang kurang tercukupi


1. Kekurangan gizi secara umum (baik kuantitas maupun kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses – proses pertumbuhan, produksi tenaga
berkurang menyebabkan produktivitas kerja menurun, daya tahan tubuh
menurun sehingga mudah terserang virus, kemampuan berpikir menurun,
dan terjadi perubahan perilaku menjadi tidak tenang dan mudah tersinggung.
2. Kurangnya asupan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan
dan pemeliharaan sel-sel tubuh, pembentukan ikatanikatan esensial tubuh,
mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan
antibodi dan mengangkut zat – zat gizi, serta bila dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan KEP (Kekurangan Energi Protein).
3. Jika tubuh tidak cukup mendapat air atau kehilangan air sekitar 5% dari
berat badan (pada anak, remaja dan dewasa) maka keadaan ini telah
membahayakan kehidupan seseorang atau dikenal sebagai dehidrasi berat.
Dehidrasi akan mengakibatkan menurunnya volume plasma sehingga
menimbulkan gangguan termoregulasi dan kerja jantung. Selanjutnya akan
mempengaruhi kinerja tubuh secara keseluruhan.
4. Jika asupan lemak kurang dapat menghambat pertumbuhan dan gangguan
fungsi organ tubuh. Sedangkan bila asupan lemak berlebih dapat
menyebabkan kegemukan dan penyakit jantung koroner dan kanker.
5. Kurangnya asupan serat terhadap gangguan fungsi sistem pencernaan tubuh
dan dapat mengakibatkan meningkatnya kejadian kanker kolon.
BAB III

PENGUKURAN KECUKUPAN GIZI

3.1 Angka Kecukupan Gizi

Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia yang


selanjutnya disingkat AKG adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata
zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan
karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan
kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. AKG digunakan pada tingkat konsumsi yang
meliputi kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan
mineral.

Untuk melakukan evaluasi, perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan


dalam rangka pemenuhan kebutuhan penduduk rata-rata secara makro nasional dan
berbagai kebutuhan lainnya, dalam AKG ditetapkan estimasi rata-rata angka
kecukupan energi dan rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia.
Rata-rata angka kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia sebesar 2100 (dua ribu
seratus) kilo kalori per orang per hari pada tingkat konsumsi. Rata-rata angka
kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia sebesar 57 (lima puluh tujuh) gram per
orang per hari pada tingkat konsumsi.

AKG digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
pemangku kepentingan untuk:

a. menghitung kecukupan gizi penduduk di daerah;


b. menyusun pedoman konsumsi pangan;
c. menilai konsumsi pangan pada penduduk dengan karakteristik tertentu;
d. menghitung kebutuhan pangan bergizi pada penyelenggaraan makanan
institusi;
e. menghitung kebutuhan pangan bergizi pada situasi darurat;
f. menetapkan Acuan Label Gizi (ALG);
g. mengembangkan indeks mutu konsumsi pangan;
h. mengembangkan produk pangan olahan;
i. menentukan garis kemiskinan;
j. menentukan besaran biaya minimal untuk pangan bergizi dalam program
jaminan sosial pangan;
k. menentukan upah minimum;
l. kebutuhan lainnya.

3.1.1 Tabel angka kecukupan gizi

I. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang
Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

Tabel 1 Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang
dianjurkan (per orang per hari)

Berat Tinggi Lemak (g)


Kelompok Energi Protein Karbohidrat Serat Air
Badan Badan
Umur (kkal) (g) Total Omega 3 Omega 6 (g) (g) (ml)
(kg) (cm)
Laki-laki
19 – 29 Tahun 60 168 2650 65 75 1,6 17 430 37 2500
30 – 49 Tahun 60 166 2550 65 70 1,6 17 415 36 2500
Perempuan
19 – 29 Tahun 55 159 2250 60 65 1,1 12 360 32 2350
30 – 49 Tahun 56 158 2150 60 60 1,1 12 340 30 2350
Energi untuk aktifitas fisik dihitung menggunakan faktor aktifitas fisik untuk masing-
masing kelompok umur yaitu 1.1 bagi anak hingga umur 1 tahun, 1.14 bagi anak 1-3
tahun, dan 1.26 bagi anak dan dewasa 4-64 tahun, serta 1,12 bagi usia lanjut.
II. Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari)

Tabel 2 Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan (per orang per hari)

Vit B5 Vit
Kelompok Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B1 Vit B2 Vit B3 Folat
(Pantotenat) B6
Umur (RE) (mcg) (mcg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mcg)
(mg) (mg)
Laki-laki
19 – 29 Tahun 650 15 15 65 1,2 1,3 16 5,0 1,3 400
30 – 49 Tahun 650 15 15 65 1,2 1,3 16 5,0 1,3 400
Perempuan
19 – 29 Tahun 600 15 15 55 1,1 1,1 14 5,0 1,3 400
30 – 49 Tahun 600 15 15 55 1,1 1,1 14 5,0 1,3 400

Kelompok Vit B12 Biotin Kolin Vit C


Umur (mcg) (mcg) (mcg) (mg)
Laki-laki
19 – 29 Tahun 4,0 30 550 90
30 – 49 Tahun 4,0 30 550 90
Perempuan
19 – 29 Tahun 4,0 30 425 75
30 – 49 Tahun 4,0 30 425 75
III. Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan (per orang per hari)

Tabel 3 Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan (per orang per hari)

Magn Sele Krom


Kelompok Kalsiu Fosfor Besi2 Iodium Seng3 Mangan Fluor
esium nium ium
Umur m (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
(mg) (mcg) (mcg)
Laki-laki
19 – 29 Tahun 1000 700 360 9 150 11 30 2,3 4,0 36
30 – 49 Tahun 1000 700 360 9 150 11 30 2,3 4,0 34
Perempuan
19 – 29 Tahun 1000 700 330 18 150 8 24 1,8 3,0 30
30 – 49 Tahun 1000 700 330 18 150 8 25 1,8 3,0 29

Tem
Kelompok Kalium Natrium Klor
baga
Umur (mg) (mg) (mg)
(mcg)
Laki-laki
19 – 29 Tahun 4700 1500 2250 900
30 – 49 Tahun 4700 1500 2250 900
Perempuan
19 – 29 Tahun 4700 1500 2250 900
30 – 49 Tahun 4700 1500 2250 900
3.2 Perhitungan kalori
Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kalori:

1. Teori RBW (berat badan relatif)

RBW = {BB (kg)/TB (cm)-10}x100%. Dengan BB= berat badan, TB= tinggi
badan

2. Teori BMR (basal metabolisme rate)


a) Teori Aud dan Du bois

A= W0,425 x H0,725 x 71,8. Dengan A= luas permukaan, H= tinggi badan


(cm), W= berat badan (kg).

b) Teori Dreyer

Untuk laki-laki: C= {W/0,101xA 0,1333}, dan untuk wanita: C=


{W/0,1227xA 0,1333}. Dengan C= berat energi basal selama 24 jam (kalori),
W= berat badan (gram), A= umur tahun.

c) Teori Taylor dan Mc Leod (1956)

Patokan yang dikemukakan oleh FAO dan WHO oleh pakar kita dalam
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi yang diselenggarkan di Bogor (Juli
1978) sebagai berikut:

1. Referen man, umur antara 20-39 tahun, berat tubuh 55 kg, memerlukan
2530 kalori, dan melakukan pekerjaan sedang.
2. Referen women, umur antara 20-39 tahun, berat tubuh 47 kg,
memerlukan 1920 kalori, dan melakukan pekerjaan yang sedang.

Menurut (Soehardjo) dalam ”neraca bahan makanan” untuk


menyesuaikan antara jenis kegiatan yang tidak termasuk kategori sedang,
maka dapat dilakukan koreksi diantaraanya untuk kegiatan ringan dikalikan
0,90, untuk kegiatan berat dikalikan 1,17, dan untuk kegiatan yang sangat
berat dikalikan 1,34.
d) Teori Harris – Benedict

Teori ini mengemukakan cara perhitungan besarnya energi basal metabolisme


baik untuk pria dan wanita, dengan rumus sebagai berikut:

H= 66,437 + 13, 725 W + 5,003 S – 6,755 A (pria), dan

H= 65,5096 + 9, 563 W + 1,850 S – 4,676 A (wanita).


DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Gizi. 2013. Kebutuhan Nutrisi untuk Dewasa. Diakses di


s2giziuns12.blogspot.com/2013/01/kebutuhan-nutrisi-untuk-
dewasa.html?m=1 pada tanggal 28 Desember 2019 pukul 12.00 WIB.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Menteri Kesehatan : Jakarta.

Salamah, Ika. Gizi Seimbang pada Orang Dewasa. Universitas Kristen Krida
wacana: Jakarta.

Biung, Aldias. Penghitungan Kebutuhan Kalori. Diakses di


https://www.academia.edu/5650456/Penghitungan_Kebutuhan_Kalori
pada tanggal 28 Desember 2019 pukul 12.00 WIB.

Anjani, R.P., Kartini, A. 2013. Perbedaan pengetahuan gizi, sikap dan asupan gizi
pada dewasa awal. Journal of Nutrition College, 2, 3: 312 – 320.

Anda mungkin juga menyukai