PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui definisi dari nutrisi dan diet.
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis nutrisi dan diet.
3. Mahasiswa mengetahui fungsi dari nutrisi dan diet.
4. Mahasiswa mengetahui faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi.
1
5. Mahasiswa mengetahui masalah yang timbul jika kekurangan dan kelebihan
nutrisi.
6. Mahasiswa mengetahui petunjuk diet yang baik.
7. Mahasiswa mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan
diet.
8. Mahasiswa mengetahui kebutuhan nutrisi berdasarkan tingkat perkembangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO
IBU YANG RAJIN DAN CERMAT, ANAK SEHAT DAN KUAT
Seorang ibu membawa anaknya yang berusia 18 bulan ke Posyandu untuk ditimbang berat
badannya. Berdasarkan hasil penimbangan didapatkan bahwa BB anak adalah 10 kg. petugas
Posyandu menyampaikan bahwa BB anak dalam rentang yang baik dan memotivasi ibu untuk
selalu memberikan makanan bergizi dengan elemen nutrient dalam jumlah dan komposisi
seimbang supaya status gizinya tetap baik. Ibu mengatakan bahwa anaknya diberi MPASI
rumahan yang diolah sendiri dan masih meneruskan pemberian ASI. Petugas memberi pujian
pada ibu dan menyampaikan bahwa ibu juga harus memperhatikan asupan diet dan
pemenuhan kebutuhan energy kalori untuk metabolism sehari-hari karena masih menyusui.
Petugas juga menekankan bahwa ibu harus memperhatikan pemenuhan zat gizi yang lengkap
dan seimbang dan mengajarkan ibu terkait kebutuhan dan pemenuhan nutrisi yang berbeda
disetiap fase tumbuh kembang.
3
2.1. Klarifikasi Istilah
1. Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung
oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
2. Nutrien adalah zat yang terdapat didalam makanan untuk tumbuh kembang.
3. MPASI adalah Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi
setelah bayi berusia 6 bulan.
4. Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu
dan pengaturan jumlah makanan agar tetap sehat.
5. Nutrisi adalah ilmu pengetahuan tentang makanan dan penggunaannya didalam tubuh.
6. Kalori adalah takaran energi dalam makanan.
7. ASI adalah Air Susu Ibu yang konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi
yang belum dapat mencerna makanan padat.
8. Energi adalah kemampuan yang bertujuan untuk melakukan usaha kerja atau
kemampuan untuk melakukan sebuah perubahan.
4
Makanan mengandung protein merupakan bagian penting untuk membangun dan
memperbaiki jaringan tubuh, mulai dari rambut dan kuku, kulit, organ dalam
tubuh sampai ke tulang dan otot. Protein berfungsi sebagai bahan dasar
pembangun tubuh. Protein juga diperlukan sebagai bahan pembantu dalam
memelihara struktur tubuh, mempercepat reaksi kimia dalam tubuh, berfungsi
sebagai pembawa pesan kimiawi, melawan infeksi, dan mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh. Protein dalam makanan, seperti misalnya albumin
pada putih telur, casein dalam susu, dan gluten pada gandum, diurai dalam proses
pencernaan menjadi asam amino.
- Lemak
merupakan nutrisi penghasil energi yang paling kuat, sehingga tubuh kita hanya
memerlukan sedikit lemak.Lemak memainkan peranan penting dalam membentuk
membran yang mengelilingi sel-sel tubuh kita dan dalam membantu pembekuan
darah. Lemak ada 2 yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
- Vitamin
Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit
untuk memicu ribuan reaksi kimia yang diperlukan untuk memelihara kesehatan
tubuh. 13 vitamin yang dikenal diklasifikasikan berdasarkan zat yang dapat
menyerap vitamin-vitamin oleh air atau lemak. Vitamin yang larut dalam lemak
yaitu A, D, E, dan K umumnya dikonsumsi bersama dengan makanan yang
mengandung lemak, dan karena vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh, maka
tidak perlu dikonsumsi setiap hari. Vitamin yang larut dalam air delapan vitamin
B dan vitamin C tidak dapat disimpan dan harus sering dikonsumsi setiap hari.
- Mineral
Mineral sangat penting untuk pertumbuhan gigi dan tulang yang sehat. Mineral
juga membantu dalam aktifitas sel yang berfungsi seperti enzim, kontraksi otot,
reaksi dan transmisi syaraf, kekebalan tubuh, dan pembekuan darah.
- Air
Air bersirkulasi melalui darah kita dan sistem limpa, mengangkut oksigen dan
nutrisi ke sel tubuh dan membuang limbah metabolisme melalui urin dan keringat.
Air juga menjaga keseimbangan alami antara keluar dan masuknya garam dan air
didalam dan diluar sel. Air memang tidak memiliki nilai kalori dan karenanya air
bukan sumber energi. Namun tanpa air dalam menu kita, tubuh tidak dapat
mencerna atau menyerap makanan yang kita santap atau membuang limbah
pencernaan tubuh.
3. Asupan diet yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan energy kalori untuk
metabolisme yaitu:
- Karbohidrat sebanyak 4 kalori
- Lemak sebanyak 9 kalori
- Protein sebanyak 4 kalori
5
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan
yang tidak sedikit.
- Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan,sehingga tubuh tidak
memperoleh zat – zat yang dibutuhkan secara cukup.
- Status kesehatan
- Tumbuh kembang anak
- Prasangka
Prasangka buruk terhadap jenis bahan makanan bergizi tinggi
dapat mempengaruhi gizi seseorang.
- Lingkungan dan budaya
5. Rentan normal berat badan anak tergantung dari
- Tergantung tinggi badan anak
- Tergantung asupan gizi anak
6
2.4 Hipotesis
Ibu dipuji karena Berat
Badan anak normal
Pemenuhan kebutuhan
nutrisi dan petunjuk diet
8
- Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida.
Fruktosa adalah gula paling manis.
- Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein
terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
- Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).
- Kurangnya tenaga dan tubuh menjadi lemah jika sumber energi yang lain (protein dan
lemak) juga kurang mencukupi kebutuhan energi.
- Lemahnya daya pikir karena otak dan sistem saraf pusat membutuhkan
glukosasebagai sumber energinya.
- Terhambatnya metabolisme lemak.
- Protein akan digunakan terlebih dahulu untuk menghasilkan energi sehingga tidak
berfungsi lagi sebagai pembangun.
- Kekurangan serat menyebabkan sulitnya buang air besar.
Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan obesitas.
Hal ini terjadi kerena kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan jaringan otot, dan sebagiannya akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan
energi (Rahayu Widodo.2009).
Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E,
K.
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya. Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang
terdapat dalam bahan pangan berfungsi sebagai :
- Sumber energi, di mana tiap gram lemak menghasilkan 9-9,3 Kkal/g.
- Menghemat protein dan thiamin
- Membuat rasa kenyang lebih lama
- Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik
- Memberi zat gizi yang lain yang diberikan tubuh.
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah :
- Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
- Pelindung kehilangan panas tubuh
- Sebagai penghasil asam lemak esensial
- Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K
- Sebagai pelumas diantara persendian
9
- Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak keluar
masuk melalui membran sel
- Sebagai prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur tekanan darah, denyut
jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti. 2008). Akibat kelebihan dan kekurangan lemak
menimbulkan gangguan saraf, penglihatan, pertumbuhan menjadi terhambat,
kegagalan reproduksi, gangguan kulit, gangguan ginjal dan hati, sedangkan kelebihan
lemak akan menimbulkan obesitas (Rahayu, Widodo. 2009)
Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel,
selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan
dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein
ini terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranyathrionin,
valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya
asam amino non esensial. Protein mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
- Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak atau
mati.
- Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk pencernaan dan
metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
- Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemen yaitu intraseluler,
ekstra seluler/interseluler dan intravaskuler.
- Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti. 2008).
Kekurangan protein dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
- Kwashiorkor
Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah, bengkak
(edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan gerak, tidak
nafsu makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering bersisik, dan pecah-
pecah, rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati membesar dan sering diikuti
kekurangan darah dan gangguan mata. Kondisi lebih sering terjadi pada anak usia 2-3
tahun.
- Marasmus
Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat,
kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan pada
kulit dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan, infeksi
saluran nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain. Kelebihan protein akan
memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare, kekuranagan cairan serta
demam (Rahayu Widodo. 2009).
Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Kekurangan vitamin dalam tubuh lambat laun akan menampakkan gejala-gejala
berupa terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Gejala ini tergantung pada
jenis vitamin yang mengalami kekurangan beberapa macam vitamin secara
bersamaan.
10
Kelebihan vitamin terutama golongan vitamin larut lemak, dapat membahayakan
tubuh. Hal ini disebabkan oleh vitamin ditimbun dalam jaringan. Sebagai contoh
kelebihan vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi secara terus
menerus atau dalam jangka waktu lama. Untuk vitamin yang larut dalam air (vitamin
B dan C) tidak terlalu membahayakan karena kelebihannya dibuang melalui ginjal
(Rahayu Widodo 2009).
Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,
magnesium,mangan,fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng.Semuanya harus tersedia
dalam jumlah yang cukup. Kekurangan mineral dapat mengakibatkan kekurangan:
- Ca yaitu keropos tulang, saraf otot mudah terangsang, penyakit hipoparatiroidisme,
gagal ginjal.
- K yaitu kelemahan otot, rasa sangat letih, gangguan konsentrasi dan irama jantung.
- Na, Cl yaitu mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, lengan dan
perut.
- Mg yaitu kejang otot, aritmia (jantung)
- P yaitu penyakit riketsia (Rahayu widodo. 2010).
Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air
sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (leanbodymass).
Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar
orang.Pada orang gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50% berbanding
50%. Pada pria normal, perbandingannya antara 60% berbanding 16%.Pada orang
kurus perbandingan tersebut adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan tersebut
sangat mencolok, yaitu 78% dan 0%. Dengan perkataan lain jumlah air yang terdapat
dalam tubuh manusia adalah;
- Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan lowbirthweight)
- Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)
- Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak) dan
- Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa)
Untuk metabolisme
- Pertumbuhan dan perkembangan jaringan epitel
- Fungsi imun
11
- Pengganti jaringan atau sel yang rusak.
12
- Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme laki-laki lebih besar dari pada metabolisme
perempuan.
- Faktor internal
Nafsu makan, aversi ( pantangan ), preferensj ( kesukaan ), emosi, tipe
kepribadian, mood dan stress.
- Faktor eksternal
Budaya, agama, faktor ekonomi, pendidikan/kesadaran tentang kesehatan,
media dan periklanan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia
antara lain (Nugroho, 2000).
- Berkurangnya kemampuan mencerna makanan (akibat kerusakan gigi
atau ompong)
Pada lansia terjadi gangguan nutrisi terjadi pada gigi geligi
dansemuanya yang akan mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan,
apabila makanan yang disajikan tidak diolah sedemikian rupa sehingga tidak
memerlukan pengunyahan maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan
penyerapan oleh usus.
- Berkurangnya cita rasa (rasa dan buah)
Hal ini terjadi pada lansia dengan berkurangnya cita rasa yang
disebabkan oleh gangguan pada indera pengecap yang menurun serta adanya
iritasi yang kronis dari selapur lendir. hilangnya sensitivitas dari syaraf
pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, serta hilangnya sensitivitas
dari syaraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit. Pada lansia apabila
terjadi gangguan emosional seperti stress, putus asa dan rasa takut akan
menyebabkan mulut kering, yang dipengaruhi oleh pengaruh simpatik dari
sistem syaraf autonom yang menyebabkan sekresa saliva. Keluhan mulut
kering dapat menghambat nafsu makan pada lansia yang menyebabkan asupan
nutrisi berkurang. Pada lansia sesuai dengan pertambahan umur yang akan
menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisi sedikit (Ernawati,
2000).
- Berkurangnya koordinasi otot-otot syaraf
Sistem persyarafan yang terjadi suatu perubahan sistem persyarafan
yang cepat dapat menurunkan hubungan persyarafan menjadi lambat dalam
respon dan waktu bereaksi, serta mengecilnya syaraf pancaindera, adanya
gangguan pendengaran, penglihatan serta sistem respirasi. Pada lansia
gangguan ini terjadi karena pengaruh pertambahan umur dan menurunnya
fungsi organ tubuh misalnya pada gangguan refleks yang dapat menurun. Pada
syaraf otot terejadiflaksi atau lemah, tonus kurang, tendernes dan tidak mampu
bekerja. Untuk otot pada saluran cerna yang terjadi suatu kelemahan karena
pengunaan yang menurun yang berakibat terjadinya konstipasi (Ernawati,
2000)
- Keadaan fisik yang kurang baik
13
Keadaan fisik pada lansia terjadi suatu perubahan-perubahan fisik
diantaranya dari perubahan sel yang lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar
ukurannya. Masalah yang menyangkut fisik yaitu lansia tidak bisa berjalan
atau melakukan sesuatu sendiri. Masalah fisik misalnya apatis dan lesu dengan
tanda-tanda fizik yaitu berat badan menurun, wajah pucat, sedangkan
kelemahan fisik terjadi seperti artritis (cedera serebrovaskuler) yang
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan memasak (Darmojo, 2000).
- Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mempengaruhi lansia dalam melaksanakan pengobatan. Pada
lansia secara umu lansia yang memiliki pendapatan sendiri cenderung
menolak bantuan orang lain. Lansia yang tidak memiliki penghasilan akan
menggantungkan hidupnya pada anak atau saudara meskipun status ekonomi
mereka juga tergolong miskin, dimana lansia menggantungkan hidupnya
terutama pada anak perempuan terdekat. Rata-rata penghasilan lansia adalah <
Rp 300.000 lebih rendah daripada rata-rata pengeluaran >300.000. keadaan
tersebut menunjukkan betapa rentannya kondisi ekonomi lansia apalagi kalau
dilihat dari lansia yang tidak berpenghasilan yang secara langsung akan
mempengaruhi dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi lansia dan perawatan
lansia (Siroit, 1999).
14
- Terhambatnya metabolisme lemak
- Protein tidak berfungsi sebagai pembangun
- Kurang serat menyebabkan sulit BAB
Kelebihan karbohidrat:
Terjadinya kegemukan/obesitas. Kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, sbagian diubah menjadi lemak sebagai
cadangan energy (rahayu widodo,2009)
b. Protein
Kelebihan protein:
Protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare, kekurangan
cairan serta demam.
Kekurangan protein:
Kelelahan : protein membantu menstabilkan kadar gula darah. Kekurangan protein
akan mengurangi ketajaman mental anda sehingga menghambat kemampuan
reaksi, jadi jika anda merasa sering lelah kekurangan energy bisa jadi tubuh anda
tidak mendapatkan asupan protein yang cukup
Rambut menipis : ketika kita tidak mendapatkan cukup protein tubuh masuk ke
“modus hemat energy” dan menghentikan pengiriman protein berharga untuk
menyuburkan rambut dan kuku. Itulah mengapa rambut dan kesehatan kuku dapt
memberikan sinyal kepada anda.
Mata bengkak : kekurangan protein dapat mengurangi jumlah darah yang akan
menurunkan jumlah protein plasma yang di sebut kondisi edema. Jika kekurangan
zat besi maka menurunkan produksi hemoglobin sehingga anema dan
pembengkakan mata pun dapat terjadi
c. Lemak
Kekurangan Lemak : susah berkonsentrasi,kulit kering,merasa lemas,gula darah
tak stabil
Kelebihan Lemak : obesitas,meningkatkan dampak kanker,sembelit,kolesterol
tinggi
15
e. Makanlah secukupnya, jangan turuti selera makan yang sedang
meningkat atau sebaliknya yang sedang menurun.
f. Kelompok sereal dan makanan sumber zat pati serta kelompok buah dan sayuran,
masing-masing harus mencakup 1/3 dari diet. Sisanya harus di dominasi oleh
daging,ikan, dan penggantinya( 12%) serta susu beserta produk olahan ( 15% )
dan hanya sebagian kecil diet berasal dari makanan kaya lemak dan gula ( 8% ).
g. Semua nutrisi dalam jumlah yang memadai, tidak banyak dan
tidak kurang.
h. Kurangi makan lemak jenuh dan gula
i. Makan banyak buah dan sayur
9. Pengkajian Nutrisi
Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Pengkajian status pasien dapat member informasi mengenai obesitas, undernutrisi,
penurunan berat badan,malnutrisi efek pengobatan pada makanan dan masalah
tertentu pada penderita rawat inap dan orang yang dirawat di rumah dan masyarakat.
Tanda-tanda fisik yang menunjukan adanya abnormalitas nutrisi harus dianggap
sebagai petunjuk dan bukan sebagai diagnose dan harus diperhitungkan kelak.
Misalnya tanda-tanda tertentu dapat menerupai defisiensi nutrisi padahal sebenarnya
adalah tanda kondisi sistematik lain, seperti kerusakan endokrin, penyakit infeksi,
atau kelainan yang mempengaruhi system pencernaan dan kapasitas absorbs atau
ereksi atau penyimpanan nutrisi dalam tubuh.
Akronim ABCD dapat digunakan untuk mengidentifikasi parameter
pengkajian nutrisi. Meskipun urutan pengkajian parameter ini dapat berbeda-beda,
namun evaluasi status nutrisi tetap harus menyertakan salah satu atau lebih dari
metode berikut :
a. Pengukuran Antropometri
Bila pengukuran ntropometri sudah dipilih sebagai bagian dari data maka
harus digunakan peralatan dan prosedur baku. Meskipun focus pengukurannya pada
kekurangannutrisi kita juga harus tetap mendeteksi obesitas. Pengukuran antropometri
sebagai berikut
- Berat dan tinggi badan : digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh
pada orang dewasa dan sebagai indicator tubuh kurus dan tubuh pendek pada
anak. Penurunan berupakan pengukuran sangat penting karena mencerminkan
masalah kalori yang tidak adekuat. Sedangkan penurun tinggi dapat
17
dipertimbangkan adanya osteoporosis, masalah penting yang terhubung
dengan nutrisi, terutama pada wanita tua.
Berat badan ideal(kg) = [(tinggi badan – 100)x 0.9]
- Indeks massa tubuh(IMT) adalah resiko berat terhadap tinggi yang tersusun
atas berat badan dibagi kudran tinggi. Nilai yang didapay kemudian
dibandingkan untuk menentukan nilai bakunya tetapi perubahan nilai
pengukuran yang berseri jauh lebih berharga dari pada satu kali pengukuran
saja.
IMT = Berat badan : (tunggi badan x tinggi badan )
IMT dan Resiko penyakit :
Kategori IMT
Kurus Kekurangan Bb tingkat berat <17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 - <18,5
Normal 18,5 -22,9
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan 23 - 24,9
Kelebihan BB tingkat moderat(Obes I) >25 - 29.9
Kelebihan BB tingkat berat(Obes II) >30.0
- Indeks massa tubuh(IMT) adalah resiko berat terhadap tinggi yang tersusun
atas berat badan dibagi kudran tinggi. Nilai yang didapay kemudian
dibandingkan untuk menentukan nilai bakunya tetapi perubahan nilai
pengukuran yang berseri jauh lebih berharga dari pada satu kali pengukuran
saja.
IMT = Berat badan : (tunggi badan x tinggi badan )
IMT dan Resiko penyakit :
Kategori IMT
Kurus Kekurangan Bb tingkat berat <17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0 - <18,5
Normal 18,5 -22,9
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan 23 - 24,9
Kelebihan BB tingkat moderat(Obes I) >25 - 29.9
Kelebihan BB tingkat berat(Obes II) >30.0
b. Pengkajian Biokomia
Pengkajian ini mencerminkan baik kadar nutrisi dalam jaringan maupun
semua kelaina metabolism penggunaan nutrisi (protein serum, albumin serum,globin,
transferensi hemoglobin, vitamin A serum, karoten dan vitamin C )dan urine (keratin,
tiamin, ribovlavin, niasin dan yodium )
Standar Indeks Laboraturium
19
Jumlah limfosit total 1500 - 4000 1800 - 5000 900 - 1500 <900
Kadar albumin dan transferensi serum yang rendah sering digunakan untuk
mengukur defisiensi protein pada orang dewassa dan menunjukan persentase nilai
normal. Sintesa albumin tergantung pada fungsi normal hati dan suplai asam amino
yang adekuat. Karena tubuh menyimpan banyak albumin, maka serum albumin tidak
aka menurun sampai malnutrisinya benar-benar buruk. Selanjutnya dapat
mengakibatkan penyakit hati, kehilangan protein akibat luka bakar, infeksi dan
kanker.
Transferin adalah protein yang mengikat dan membawa zat besi dari usus
melalui serum. Karena waktu paruhnya yang pendek, maka penurunan kadar
transferin berespons lebih cepat terhadap pemecahan protein dibandingkan dengan
albumin.
c. Pemeriksaan klinis
Status nutrisi tercermin dalam penampilan seseorang. Meskipun tanda klinis
yang paling baik adalah berat tubuh yang normal sesuai dengan tinggi badan,
kerangka tubuh dan usianya, namun jaringan lainpun juga dapat menandai masukan
nutrisi seperti rambut,kulit, gigi, gusi, otot skeletal, abdomen, ektremitas, dan kelenjar
tiroid. Parameter pemeriksaan klinis khususs sangat berguna dalam megidentifikasi
sesorang yang mengalami kekurangan nutrisi meliputi pemeriksaan mulut,
pengkajian kulit mengenai turgor, edema, elastisitas, kekeringan, tegangan subkutan,
purpura, dan memar. Selain itu pemeriksaan muskoloskletal juga dapat memberikan
informasi mengenai penurunan massa otot dan kelemahan.
d. Masukan Diit
Kecukupan masukan makanan harus memperhatikan kuantitas dan kualitas
dan juga frekuensi dimana makanan tertentu harus dimakan agar dapat diketahui
masukan makanan yang baru maupun yang dahulu. Metode yang biasa dipakai untuk
menentukan pola makanan seseorang meliputi catatan makanan dan food recall 24
jam, yang dapat membantu memperkirakan apakah masukan makanan sudah cukup
dan mnadai. Jika alat tersebut yang digunakan, maka instruksi untuk menyimpan
catatan diberikan bila riwayat diit pasien telah diperoleh.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diet adalah pengaturan pola makanan yang sesuai dengan takaran gizi seimbangselain
itu Diet adalah pengaturan jenis dan jumlah makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan serta status nutrisi dan membantu menyembuhkan
penyakit. Didalam diet terdapat berbagai Nutrisi yang kompleks. Nutrisi adalah zat-
zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan penyakit dan kesehatan yang berfungsi
sebagai pertumbuhan, perkembangan dan pembentukan energy. Jenis-jenis nutrisi
utama tubuh terdiri dari :
- Makronutrien berupa karbohidrat, protein, dan Lemak
- Mikronutrien berupa Mineral, vitamin, dan air.
Dimana didalam Nutrisi terdapat berbagai zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Yang
disebut Nutrien(zat gizi) zat yang dibutuhkan tibuh manusia untuk mempertahankan
kesehatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddent. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
22