Anda di halaman 1dari 5

A.

      PENGERTIAN GIZI DAN USIA ANAK SEKOLAH


1.      Pengertian Gizi
Gizi merupakan  ilmu terapan yang mempergunakan berbagai disiplin ilmu dasar, seperti Biokimia, Biologi, Ilmu
hayat (fisiologi), ilmu penyakit (pathologi), dan beberapa lagi. Sedangkan definisi gizi sekarang menjadi ilmu yang
mempelajari hal  ihwal makanan, dikaitkan dengan  kesehatan tubuh.
2.      Pengertian Usia Anak Sekolah
Berikut adalah beberapa tentang pengertian usia anak sekolah:
a.       UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18
tahun dan yang belum menikah
b.      American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu
mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun.
c.       Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan
karakteristik kesehatannya.
d.      Pembagian golongannya:
1.      Taman kanak-kanak (pra sekolah usia 4-6 tahun)
2.      Sekolah dasar 7-12 tahun
3.      Remaja 13-18 tahun

B.       FUNGSI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH


1.      Supaya pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal
2.      Memperbaiki gizi anak
3.      Menentukan perkembangan anak untuk usia selanjutnya

C.      ASUPAN MAKANAN UNTUK ANAK USIA SEKOLAH


1.      Kebutuhan Gizi Berkaitan dengan Proses Tubuh
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat
gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada
tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.
2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan unutk membentuk sel-se
baru, memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di
dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan
otot serta banyak peroses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.

2.      Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi


Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh unutk hidup sehat
setiap hari bagi semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologi tertentu. Angka
kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah
zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan status gizi adekuat.
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender,
dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan
yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk 
individu. Dalam menentukan AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi zat-zat
gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial.
Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan atau absorpsinya tidak komplit, sehingga AKG yang dianjurkan harus
sudah memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak di absrorpsi.
Dalam memenuhi kebutuhan AKG seriap harinya, perlu dilakukan memberi variasi makanan yagn berbeda
setiap harinya yang nantinya diharapkan cukup dapat memenuhi semua kebutuhan gizi. Di Indonesia pola menu
seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Saat ini dikenal
juga menu pelangi, yaitu menu makanan yang berwarna-warni seperti pelangi untuk memenuhi kebutuhan vitamin
dan mineral yang diperlukan oleh tubuh seperti sayur-sayuran. Perlu pendidikan khusus bagi anak usia sekolah atau
sekolah dasar dalam memilih makanan yang berwarna-warni. Peran orang tua sangat diperlukan, jangan sampai
anak memilih makanan yang berwarna-warni yang menggunakan zat pewarna. Dalam menyusun menu, selain AKG
perlu pula dipertimbangkan aspek akseptibilitas makan yang disajikan, karena selain sebagai sumber zat-zat gizi,
makanan juga mempunyai nilai sosial dan emosional. Untuk itu dalam memenuhi AKG harus sesuai dengan prinsip-
prinsip gizi seimbang, yaitu :
a.       Variasi makanan
b.      Pola hidup bersih
c.       Menghindari rokok, alkohol dan narkoba
d.      Aktivitas fisik
e.       Pantau BB

Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan
anak tersebut. Untuk dapat memenuhi dengan baik dan cukup, ternyata ada beberapa masalah yang berkaitan
dengan konsumsi zat gizi untuk anak. Contoh masalah gizi masyarakat mencakup berbagai defisiensi zat gizi atau zat
makanan. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi gizi atau makanan. Seorang anak juga dapat mengalami
defisiensi zat gizi tersebut yang berakibat pada berbagai aspek fisik maupun mental. Masalah ini dapat ditanggulangi
secara cepat, jangka pendek, dan jangka panjang serta dapat dicegah oleh masyarakat sendiri sesuai dengan
klasifikasi dampak defisiensi zat gizi antara lain melalui pengaturan makan yang benar.
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makan yang dikonsumsi beragam jenis
dengan berbagai cara pengolahannya. Di masyarakat dikenal pola makan atau kebiasaan makan dan selera makan,
yang terbentuk dari kebiasaan alam masyarakatnya. Jika menyusun hidangan untuk anak, hal ini perlu diperhatikan
di samping kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada
kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengelola makanan sehat untuk anak adalah
suatu hal yang sangat amat penting.

3.      Faktor yang Berperan dan Permasalahan pada Tumbuh Kembang


Ada dua faktor utama yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu faktor dalam dan
faktor luar. Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri, baik faktor bawaan maupun
faktor yang diperoleh. Faktor luar yaitu faktor-faktor yang ada di luar atau berasal dari luar diri anak, mencakup
lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak.
Selain kedua faktor tersebut, faktor yang berperan dalam proses tumbuh kembang anak dapat ditentukan oleh
keluarga, status gizi, budaya, dan teman bermain. Keluarga hendaknya menunjang proses pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal. Status gizi anak dapat ditentukan oleh tingkat konsumsi atau kualitas makanan.
Kualitas makanan ditentukan oleh zat-zat bergizi yang dibutuhkan oleh anak. Permasalahan tumbuh kembang anak
ada dua macam, yaitu gizi lebih dan gizi kurang.
Akibat dari status gizi yang buruk, maka dapat menimbulkan penyakit. Lingkungan masyarakat dalam hal ini
asuhan dan kebiasaan suatu masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tata cara dan
kebiasaan yang diberlakukan masyarakat tidak selalu sesuai dengan syarat-syarat kebersihan dan kesehatan. Teman
bermain dan sekolah juga berperan dalam mempengaruhi makanan yang dikonsumsi oleh anak. Ketika mereka
berinteraksi dengan teman bermain atau teman sekolahnya, makanan atau jajanan yang dipilih biasanya sejenis
dengan yang dipilih oleh teman dekat atau lingkungan sekitarnya. Makhluk hidup memerlukan makanan untuk
melangsungkan kehidupannya. Makanan itu terdiri atas bagian-bagian yang berbentuk iktan-ikatan kimia atau
unsur-unsur anorganik yang disebut zat-zat makanan atau zat gizi.Manusia mendapatkan zat makanannya dalam
bentuk bahan makanan. Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam saja bahan makanan tidak
dapat memenuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan, karena masing-masing bahan makanan
mengandung zat makanan yang berlainan macam maupun banyaknya

D.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI PADA USIA SEKOLAH


Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan
anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detil untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
Kali ini penulis akan coba share dengan pembaca mengenai kebutuhan energi dan zat gizi anak usia sekolah.
Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan
mengapa kebutuhan gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-pointnya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah
1.      Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah
masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian
terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu
pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena tentunya fisik dan
mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat
mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan
yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya.
Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.

2.      Selalu Aktif.


Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak diperlukan, anak
usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya untuk belajar
mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas
fisiknya.
Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk
itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.

3.      Perubahan Sikap Terhadap Makanan.


Anak Usia SD tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi, perubahan sikap
terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada masa-masa
inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi makanan sepertinya harus digalakan.

4.      Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.


Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-makanan yang
sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah
makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga menarik anak untuk
mengkonsumsinya.
Beberapa tips diatas penulis rasa, dapat anda manfaatkan pada saat anda membeli makanan dimanapun,
tidak hanya disupermarket namun di tempat penjualan produk makanan yang sering anda kunjungi. Ingin sehat
tidak asal pilih dan beli.

E.     GANGGUAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH


Nutrisi merupakan komponen penting bagi kesehatan anak. Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
anak-anak membuat mereka membutuhkan nutrisi yang baik dalam hal protein, energi dan komponen nutrien
lainnya. Hal tersebut juga membuat mereka rentan terhadap kekurangan nutrisi dan gangguan pertumbuhan. Pola
makan yang dimulai sejak masa kanak kanak dapat mempengaruhi kesehatan mereka selanjutnya. Pada masa kanak-
kanak, pemberian nutrisi yang kurang baik dapat mengakibatkan gagal tumbuh, obesitas, dan penyakit-penyakit
terkait defisiensi nutrisi. Akibat jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah meningkatnya risiko penyakit
degeneratif kelak saat usia lanjut.
Masalah gizi yang dihadapi oleh anak-anak pada usia sekolah dasar antara lain: obesitas, gagal tumbuh, anemia
karena kekurangan zat besi, dan karies pada gigi geligi serta infeksi kecacingan. Obesitas biasanya disebabkan karena
konsumsi makanan yang melebihi kebutuhannya per hari. Sebaliknya, gagal tumbuh biasanya disebabkan karena
kurangnya asupan nutrisi. Selain gagal tumbuh, kurangnya asupan nutrisi juga dapat menyebabkan terjadinya
anemia dan membuat anak rentan terhadap infeksi. Karies disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung
gula berlebihan disertai dengan kebersihan gigi yang kurang terjaga. Infeksi kecacingan disebabkan karena
kurangnya kebiasaan cuci tangan saat makan dan seringnya tidak menggunakan alas kaki saat beraktifitas.
Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa
penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia. Anak usia sekolah dasar dalam hal ini
adalah anak dengan kisaran usia 7-12 tahun. Pada penelitian yang dilakukan oleh dr. Saptawati Bardosono, ahli gizi
dari Universitas Indonesia, di 5 sekolah dasar di jakarta, didapatkan sebanyak 94,5% anak mendapatkan asupan gizi
di bawah angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Hal senada diungkapkan oleh Endang Dewi Lestari dengan
penelitiannya pada 10 sekolah dasar di Solo. Didapatkan semuanya menderita defisiensi zat seng. Rendahnya
kecukupan gizi pada kelompok anak usia sekolah dasar berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, konsentrasi dan
prestasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Satoto, ditemukan sebanyak 30-35% anak sekolah dasar tumbuh di
bawah baku yang ada.
Infeksi yang lama dan berat juga berhubungan erat dengan masalah gizi berupa malnutrisi. Infeksi dapat
menyebabkan terjadinya malnutrisi. Seorang anak yang mengalami infeksi membutuhkan asupan nutrisi yang lebih
banyak dari biasanya. Sementara beberapa gejala yang dialami saat infeksi seperti diare dan tidak nafsu makan
membuat asupan nutrisi menjadi sulit. Sebaliknya, malnutrisi juga dapat menyebabkan individu rentan terhadap
terjadinya infeksi. Daya tahan tubuh kita didukung oleh protein, zat besi, vitamin dan beberapa mikronutrien lainnya.
Jika asupan zat gizi tersebut kurang, kerja daya tahan tubuh menjadi tidak optimal.
Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan beberapa upaya, terutama dari pihak orang tua dan pihak sekolah.
Makanan anak-anak pada usia sekolah dasar perlu diperhatikan, terutama karena pada usia ini anak-anak tersebut
masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sehingga keseimbangan gizi perlu dijaga.
Anak dengan usia sekolah dasar sudah dapat menentukan makanan yang disukainya. Makanan yang diberikan
pada anak usia sekolah dasar ditentukan berdasarkan berat badan, usia dan aktivitas anak. Anak laki-laki umumnya
lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan anak perempuan, sehingga asupan makanan yang mengandung
lebih banyak energi perlu ditingkatkan. Sedangkan anak perempuan pada usia sekolah dasar mulai memasuki usia
haid, sehingga memerlukan lebih banyak protein dan zat besi.
Sarapan pagi bagi anak-anak usia sekolah dasar sangat penting mengingat aktivitas di sekolah yang melibatkan
fisik dan konsentrasi belajar. Lingkungan sekolah dasar umumnya memiliki banyak jajanan. Banyak anak menyukai
makanan jajanan yang hanya mengandung karbohidrat dan garam. Makanan tersebut hanya akan membuat seorang
anak cepat kenyang dan mengurangi nafsu makan anak.
Asupan gizi pada anak usia sekolah mulai dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena anak-anak usia ini sudah
mulai mengenal lingkungannya. Oleh karena itu, perhatian orang tua dan pihak sekolah perlu ditingkatkan untuk
mencegah gangguan nutrisi berupa malnutrisi atau pun obesitas. Peran serta dari berbagai pihak dalam hal asupan
gizi diperlukan untuk memperbaiki status gizi anak-anak di Indonesia pada umumnya dan anak-anak usia sekolah
dasar pada khususnya.

F.   UPAYA PENINGKATAN GIZI ANAK SEKOLAH


WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School, melalui upaya promotif
danpreventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas adalah :
a)        Promotif dan Pencegahan
1.    Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
2.    Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
3.    Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
4.    Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
5.    Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
6.    Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
7.    Imunisasi anak sekolah
b)        Kuratif dan rehabilitasi.
1.    Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
2.    Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
3.    Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan perilaku dan gangguan belajar

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Nutrisi berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi
enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

B.     SARAN
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan
peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna
dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena
tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

Anda mungkin juga menyukai