Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang
perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam sangat
bermanfaat bagi kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah, makanan merupakan
sumber untuk membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World
Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak.
Anak yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan
yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga
digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental anak. Karena fisik
dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. Makanan yang kaya
akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga adalah
pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga akan
gizi sangat berpengaruh disini. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan
gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.

Apa pengertian gizi dan usia anak sekolah usia 6- 12 tahun?

2. Apa fungsi gizi untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun ?
3. Apa asupan makanan yang baik untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun?
4. Apa faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah usia 6-12 ?
5. Apa saja gangguan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun?
6. Bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun?

7. Apa saja gizi seimbang untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan adalah:
1. Mengetahui pengertian gizi dan usia anak sekolah usia 6-12 tahun.
2. Mengetahui fungsi gizi untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
5. Mengetahui gangguan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
6. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
7. Mengetahui menu gizi seimbang pada anak usia sekolah usia 6-12 tahun.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi dan Zat Gizi
Gizi berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti "makanan". Gizi merupakan
terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang
masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi
meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi
badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan
agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu
Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya
dalam tubuh, meliputi pemasukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor),
metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi
dalam tubuh.
Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan
secara langsung dalam tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat
gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,
dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi
dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan
jumlahnya.
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
b. Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.
Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi:
a. Sumber tenaga: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak, dan
protein.
b. Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan penjaga
tubuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.

c. Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur proses
metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun
Anak yang berusia 6-12 tahun merupakan usia sekolah, pertumbuhan anak seusia ini
tetap terjadi meskipun kecepatan pertumbuhannya sehebat yang terjadi pada masa bayi
atau pada saat remaja nanti. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia
sekolah adalah berkisar 3-3,5 kg untuk berat dan sekitar 6 cm untuk ketinggian
(Behrman, 2004). Anak-anak pada usia sekolah mempunyai dorongan pertumbuhan yang
biasanya bertepatan dengan periode peningkatan masukan dan nafsu makan. Ketika
memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang
anak juga berkurang. Adanya variasi dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada
anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua agar dapat memberikan respon
yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak.
Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai
orang tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia
ini karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian
nutrisi dan gizi yang seimbang.
Kebutuhan Gizi Untuk Usia Anak Sekolah Usia 6-12 Tahun

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) untuk Anak Sekolah dan Remaja :
1. Mengkonsumsi aneka ragam makanan
2. Mengkonsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3. Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi


4. Membatasi konsumsi lemak dan minyak (1/4 kecukupan energi)
5. Menggunakan garam beryodium
6. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi
7. Membiasakan makan pagi
8. Minum air bersih yang aman dan dalam jumlah yang cukup
9. Melakukan aktivitas fisik secara teratur
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang
Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan
gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya
memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan
gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-poinya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah.
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak SD yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling
pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan
pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan,
pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain
yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga
akan gizi sangat berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya
nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk
itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.

Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi
makanan sepertinya harus digalakan.
4. Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Ya telah terbukti, anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makananmakanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria makanan yang banyak
disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang banyak mengandung gula dan mempunyai
warna yang cerah sehingga menarik anak untuk mengkonsumsinya.
D. Kebutuhan Gizi Seimbang
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat
gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi
dalam tubuh, yaitu :
1. Memberi Energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein.
Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk beraktivitas.
2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan
unutk membentuk sel-se baru, memelihara, dan mengganti sels-sel yang rusak. Dalam fungsi
ketiga ini zat gizi dinamakan zat pembangun.
3. Mengatur Metabolisme Tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin deiperlukan untuk mengatur prose tubuh. Protein
mengatur keseimbangan air di dalam sel. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur
dalam peroses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak peroses lain yang
terjadi di dalam tubuh termasuk proses penuaan.
Angka Kecukupan Gizi dan Angka Kebutuhan Gizi
Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukan jumlah zat gizi yang diperlukan
tubuh unutk hidup sehat setiap hari bagi semua populasi menurut kelompok umur, jenis
kelamin dan kondisi fisiologi tertentu. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka
kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka kebutuhan gizi adalah jumlah zat-zat gizi
minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertajankan status gizi adekuat.

AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk
yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang
digunakan, maka diperlukan penyesuaian. AKG tidak dipergunakan untuk individu. Dalam
menentukan AKG, perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorpsi
zat-zat gizi atau efisiensi penggunaannya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian
dari kebutuhan mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh
kemudian dapat diubah menjadi zat gizi esensial. Pada kebanyakan zat gizi, pencernaan dan
atau

absorpsinya

tidak

komplit,

sehingga

AKG

yang

dianjurkan

harus

sudah

memperhitungkan bagian zat gizi yang tidak di absrorpsi.


Selain karbohidrat, lemak, dan protein, vitamin juga diperlukan untuk asupan gizi yang
optimal. Semua komponen tersebut sangat penting perannya dalam pembentukan otot, tulang,
sel-sel, dan mekanime kerja otak. Selain itu, orangtua disarankan untuk selalu membiasakan
anak untuk minum susu. Kandungan makro dan mikronutrien yang terkandung di dalam susu
membantu pemenuhan kebutuhan dan asupan gizi anak. Di dalam susu, terkandung kalsium
dan protein yang penting untuk proses pembentukan tulang dan otot, serta pertumbuhan otak
untuk meningkatkan fungsi kecerdasan otak.
E. Masalah yang Sering Muncul pada Usia Anak Sekolah
Anak-anak dikategorikan sebagai usia 6-12 tahun, dengan karakteristik pertumbuhan
yang relatif dan dengan sedikit masalah pemberian makan. Usia anak-anak dimana suka
mencoba mempelajari keterampilan fisik dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain.
Dan waktu lebih banyak dihabiskan di sekolah sehingga anak-anak cenderung mulai
menyesuaikan dengan jadwal rutin.
Masalah Gizi pada Anak-Anak
1. Kurang Gizi
Merupakan permasalahan yang terjadi karena kurangnya menkonsumsi makanan yang
mengandung energi, protein yang bermutu tinggi (seperti ikan, telur, daging) serta mineral
terutama kalsium yang mudah diserap oleh tubuh. Selain itu gizi kurang dapat pula
disebabkan oleh cacingan yang diderita 50% anak-anak. Status gizi seseorang dapat dilihat
dari tinggi badan, berat badan, data biokimia, dan lainya. Gangguan pertumbuhan pada usia
anak-anak ini terjadi akibat berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan gizi kurang pada usia
balita. Kekurangan gizi secara umum ( makanan kurang dalam kualitas dan kuantitas )
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh,
struktur dan fungsi otak, serta perilaku.

Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, yang terjadi akibat asupan gizi di bawah
kebutuhan, maka ia akan lebih rentan terkena penyakit dan kurang produktif. Untuk itu
dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi banyak makanan yang banyak mengandung
karbohidrat, protein lemak, fitamin mineral dan lain sebagainya. Karena itu, pedoman gizi
seimbang disusun berdasarkan kebutuhan yang berbeda pada setiap golongan usia, status
kesehatan dan aktivitas fisik.
Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat,
kebutuhan asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang
terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus
dikonsumsi setiap hari. TGS dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari
zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti
manjalankan pola hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa menjaga
dan memantau berat badan. Pahami dan Praktikkan pola hidup sehat dengan prinsip Gizi
Seimbang untuk menjaga keadaan gizi tetap baik, yang akan bermanfaat bagi kesehatan kita.
2. Kegemukan atau gizi lebih
Merupakan kondisi dimana konsumsi makanan yang mengandung energi, protein dan
lemak yang melebihi kebutuhan. Gizi lebih menyebabkan obesitas yang merupakan kelebihan
energi yang disimpan di dalam jaringan berupa lemak. Kegemukan merupakan salah satu
risiko dalam terjadi berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah
tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dn kantung empedu.
Mengatasi persoalan kurang dan kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan memahami dan
mempraktekkan pola makan bergizi seimbang. Caranya, konsumsi makanan bergizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi
biologis.
Memperhatikan variasi makanan juga penting, selain menerapkan gaya hidup sehat
seperti olahraga rutin, mengontrol berat badan, dan menjaga kebersihan diri. "Berbeda dari
prinsip empat sehat lima semprna, yang hanya memperhatikan prinsip variasi makanan, tanpa
menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan
kondisi biologis."
3. Kurang vitamin A
Hal ini menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga mudah terserang
infeksi. Kurang vitamin A atau yang sering disebut KVA sering menyebabkan kematian pada

anak-anak. Penyebab KVA di Indonesia kebanyakan adalah kemiskinan dan kurangnya


penegtahuan tentang gizi.
4. Penyakit Gondok
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung yodium menyebabkan penyakit
gondok. Penanggulangan masalah kekurangan iodium umumnya memang dilakukan dengan
iodinisasi garam, yaitu menambahkan kalium iodat, menjadi garam beriodium. Namun
penggunaan garam beriodium itu kurang berhasil dan kurang efektif bagi bayi untuk
meniadakan gondokan, kekerdilan dan keterbelakangan mental. Iklim yang panas serta
lembab dan cara masak (berbumbu, asam dan panas) yang lazim di Indonesia dapat
menyebabkan penguapan iodium. Ini tentu saja mengurangi atau bahkan menghilangkan
kandungan iodium dalam garam. Demikian pula halnya pada proses pembuatan briket garam
dengan pembakaran.
Sementara

injeksi

atau

implantasi

minyak

beriodium

(lipiodol)

masih

sulit

dilakukan. Meski efektif cara ini menakutkan dan kurang disukai orang, dan
juga

diperlukan

kesepakatan

petugas

dunia

penanggulangan

terlatih

dalam

gangguan

KTT
akibat

untuk

untuk

pelaksanaannya.

Anak

kekurangan

di

iodium

Telah

menjadi

New

York

tahun

1990,

di

seluruh

dunia

harus

teratasi tahun 2000. Dengan demikian selain garam beriodium, pemasyarakatan


pemanfaatan hasil laut (ikan, udang, cumi, dan rumput laut) sebagai pangan
unggulan perlu lebih digalakkan.
5. Karies Gigi
Karies gigi tidak selalu berupa lubang atau kavitas, namun merupakan suatu proses
seperti gambar berikut ini :

Pada gambar diatas terdapat warna keputihan seperti kapur, yang lebih putih daripada
gigi sekitarnya. Keadaan ini disebut White spot lesion dimana mulai terjadi proses karies,
namun belum terbentuk lubang gigi atau kavitas. Biasanya white spot terlihat di bagian gigi
yang dekat dengan gusi. Orang awam sering menyebutnya gigis atau gupis. Pada keadaan ini
sudah terjadi kehilangan mineral-mineral elemen gigi yang bila didiamkan akan menjadi

lubang atau kavitas (seperti gambar tengah), namun proses ini bisa dihentikan dengan
pembersihan yang tepat dan penghentian faktor-faktor penyebabnya.
Kavitas terlihat berwarna kekuningan, dan permukaannya tidak rata, lebih cekung
daripada gigi sehat di sekitarnya. Bila orang tua menemukan hal ini pada si kecil, segera
bawa ke dokter gigi anak, karena kavitas ini dapat segera ditambal dan bila didiamkan dapat
semakin parah.
Mengapa gigi balita dapat mengalami karies? Penyebab karies gigi pada balita sama
dengan yang terjadi pada orang dewasa, yaitu terpaparnya gigi dalam waktu yang
lama oleh asamsehingga mineral-mineral email gigi larut. Bakteri dalam mulut merubah
gula yang berasal dari makanan atau minuman menjadi asam.
Namun spesifik pada balita disebabkan karena seringnya anak tertidur sambil
mengkonsumi minuman nutrisi dalam dot seperti : susu, jus buah, ASI dll. Sehingga sering
juga disebut Karies Susu Botol atauNursing Bottle Caries Terendamnya gigi dalam cairan
tersebut merupakan tempat yang sangat ideal untuk bakteri berkembang biak dan
menghasilkan asam. Orang tua dapat mengatur kapan dan bagaimana pemberian minuman
tersebut sehingga anak tetap mendapat nutrisi yang cukup sekaligus giginya tetap sehat.
F. Cara Mengatasi Anak yang Sulit Makan
a. Pilih bervariasi buah matang (pepaya, manga, melon, pisang, alpukat, semangka, jeruk)
dengan cara dipotong kecil-kecil, bisa ditambahkan jeli atau agar-agar dan sedikit gula
pasir. Dapat disajikan dalam bentuk juice atau selada buah yang ditambah keju dan susu
manis.
b. Pilih sayuran berwarna terang dan padat (wortel, brokoli, sawi, labu kuning, bunga kol,
buncis muda, bayam) dipotong kecil-kecil ditambahkan pada mie atau lauk kesukaannya.
c. Ajak anak makan bersama keluarga.
d. Terapkan jadual makan yaitu 3 kali makan besar dan 2 kali snack sehat atau camilan.
Jangan berikan camilan, susu atau juice dekat dengan waktu makan.
e. Tidak mencemooh atau memarahi bila anak makan masih belum mau makan buah dan
sayuran. Hormati anak bila dia tidak ingin makan dan usahakan lagi diperkenalkan pada
pada waktu makan berikutnya.
G. Anjuran-Anjuran Jumlah Porsi Makan
1. Untuk anak usia 6-9 tahun sebanyak 1900 kalori per hari:
Nasi 4 porsi (1 p nasi = 150 gram)
Sayuran 3 porsi (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 3 porsi (1 p buah = 100 gram)

Tempe 3 porsi (1 p tempe = 50 gram)


Daging 2 porsi (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi (1 p gula = 10 gram)
2. Untuk anak laki-laki usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
Nasi 5 porsi (1 p = 150 gram)
Sayuran 3 porsi (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi (1 p gula = 10 gram)
3. Untuk anak perempuan usia 10-12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari
Nasi 4 porsi (1 p = 150 gram)
Sayuran 3 porsi (1 p sayuran = 100 gram)
Buah 4 porsi (1 p buah = 100 gram)
Tempe 3 porsi (1 p tempe = 50 gram)
Daging 2 porsi (1 p daging = 50 gram)
Susu 1 porsi (1 p susu = 200 ml susu = 1 gelas)
Minyak 5 porsi (1 p minyak = 5 gram)
Gula 2 porsi (1 p gula = 10 gram)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rendahnya asupan gizi anak usia sekolah 6 -12 tahun diakibatkan oleh banyak faktor.
Anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang rendah atau buruk. Pada usia ini
pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya. Jajanan yang banyak
dijual di sekolah-sekolah termasuk ke dalam makanan yang tidak bergizi sehingga dapat
dikatakan bahwa anak usia sekolah sangat rentan dengan asupan gizi yang buruk.
Asupan gizi yang buruk dapat berakibat fatal apabila terus dibiarkan, defisiensi kalori
yang dihasilkan protein akan menimbulkan penyakit seperti marasmus dan kwashiorkor,
defisiensi zat besi akan mengganggu kerja hemoglobin dalam transportasi O2 keseluruh
tubuh, defisiensi zat seng akan mengganggu proses metabolism protein. Selain itu, buruknya
status gizi anak sekolah semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia karena generasi
penerusnya tidak produktif. Perbaikan status gizi dengan asupan gizi yang baik akan
memberikan banyak perubahan. Orang tua saat ini terlalu membiarkan anaknya
mengkonsumsi jajanan yang ada di sekolah. Membiasakan anak untuk sarapan pagi sebelum
berangkat sekolah merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemungkinan anak
membeli makanan di luar rumah.
B. Saran
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang bergizi dan
mengajarkan anak untuk mengonsumsi atau memilih makanan yang bergizi. Pendekatan yang
baik dengan anak dan komunikasi atau cara penyampain pendidikan dasar mengenai
makanan yang bergizi dapat membuat anak lebih berhati-hati dalam memilih makanan atau
jajanan. Perhatian dari kedua orang tua sangat diperlukan terutama pada jajanan dan makanan
kesukaannya. Makanan yang diberikan saat dirumah hendaknya memperhatikan nilai gizi
dengan menyesuaikan kondisi social ekonomi keluarga.
Peran guru di sekolah sangat dibutuhkan guna memberikan pendidikan dasar dan
pengawasan secara aktif mengenai makanan atau jajanan yang baik dikonsumsi dan tidak
baik untuk dikonsumsi. Perlu pengawasan di sekitar lingkungan sekolah akan jajanan yang
bergizi dan tidak bergizi dan melarang pedagang di sekitar sekolah menjual makanan yang
tidak bergizi.

Perlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk menangani permasalahan ini.
Sosialisasi mengenai asupan gizi yang dibutuhkan oleh anak sekolah dasar dapat dilakukan
sebagai upaya promotif untuk meningkatkan status gizi anak sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ayubi, Dian. 2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Damayanti, Diana. 2005. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Eva Ellya Sibagariang. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI L.
Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi: Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha

Ilmu
Wawa. 2015. 6 Kebiasaan Anak agar Mau Makan Sehat(Online),(http://kompas.com),
diakses 5 Maret 2016.

GIZI USIA 6-12 TAHUN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
ILMU GIZI
yang dibina oleh Ir. Nugrahaningsih, M.P dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si

Oleh Kelompok 3/ Offering H


Nurul Yanuarsih

(140342604423)

Rika Ardilla

(140342605435)

Siti Hartina Pratiwi

(140342603933)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai