Anda di halaman 1dari 8

PANTANGAN MAKANAN PADA BAYI DAN BALITA

Disususn oleh :

KELOMPOK III

1. BEATHA M. P. BATLAYERI ( 20180711014126 )


2. MULALENA EDOWAI ( 20180711014065 )
3. EVI P. PAYAWA ( 20180711014039 )
4. TIRSA E. D. SANYAR ( 20180711014318 )
5. INDRA M. SUMULE ( 2018071101416 )
6. SISKA YIKWA ( 20180711014383 )
7. LEISYA S. LEMBANG ( 20180711014181 )
8. SARAH ABRIYANI ( 20180711014330 )
9. NELVINA Y. DIMARA ( 20180711014332 )
10. SARLOTA BIBIREME ( 20180711014382 )
11. RAHEL E.C. SIGALINGGING ( 20180711014209 )

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TAHUN 2020
Pantangan Makanan Bayi Dan Balita

1. Definisi bayi dan balita


Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah
terlahir dari rahim seseorang ibu, pada masa ini, perkembangan otak dan fisik
bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama bayi yang terlahir premature
maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah.
Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu
mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi
berumur 1 tahun.
Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun.
Kelompok anak ini menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian
yang intensif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.
Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia adalah fondasi bagi
seluruh kehidupan didunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik,
psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah
anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan.
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian,
sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju
pertumbuhan masa batita lebih dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan
jumlah makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu,
pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

2. Pantangan Makanan Pada Bayi Dan Balita


Beberapa Makanan yang sebaiknya dihindari oleh bayi berdasarkan usia,
seperti :
Usia 4-6 bulan
Orang tua sebaiknya tidak memberikan makanan jenis apapun pada bayi
sekalipun makanan tersebut lembut atau berupa bubur, karena semua nutrisi
yang dibutuhkan oleh bayi sudah tercukupi melalui ASI sampai 6 bulan
pertama.

Usia 6-12 bulan


Meskipun bayi sudah boleh menerima makanan selain susu, tapi
beberapa jenis makanan sebaiknya dihindari oleh bayi yaitu :
1. Madu
Ada kemungkinan madu mengandung Clostridium botulinum yang bisa
menyebabkan botulisme. Pada orang dewasa saluran ususnya bisa
mencegah pertumbuhan spora ini, tapi pada bayi spora ini bisa tumbuh
dan menghasilkan racun yang mengancam jiwa.
2. Selai kacang
Selai kacang umumnya memiliki tekstur yang lengket sehingga membuat
bayi sulit untuk menelan.
3. Susu sapi, umumnya bayi tidak bisa mencerna protein dalam susu sapi
untuk 1 tahun pertama. Selain itu juga tidak membutuhkan semua nutrisi
yang terkandung didalam susu, dan jumlah tertentu dari mineral bisa
merusak ginjalnya.
4. Makanan dengan potongan besar
Sayuran seperti wortel, seledri atau tomat, daging atau keju sebaiknya
dipotong dadu kecil, diparut atau direbus lalu dipotong untuk mencegah
makanan tersebut terjebak ditenggorokan. Sedangkan untuk buah
sebaiknya diberikan dalam bentuk jus.
5. Makanan keras
Jenis makanan seperti kacang-kacangan, popcorn, permen keras, kismis
atau buah kering lainnya berpotensi tersedak.
Usia 12-24 bulan

1. Susu rendah lemak


Sebagian besar anak balita muda membutuhkan lemak dan kalori untuk
pertumbuhan dan perkembangan, karena itu hindari susu yang rendah
lemak untuk anak di bawah usia 2 tahun.
2. Hindari pola makanan yang berpotensi menyebabkan tersedak.

Usia 24-36 bulan

Meskipun anak sudah lebih banyak mengonsumsi variasi makanan, tapi


masih ada kemungkinan ia tersedak oleh makanan. Untuk itu tetap hindari
makanan yang keras, berpotongan besar serta permen karet karena umumnya
anak belum mengerti cara mengonsumsi yang benar. Selain itu hindari anak
makan sambil berjalan, menonton tv atau melakukan hal lain yang bisa
mengalihkan perhatiannya dari makanan.

Makanan yang dikonsumsi anak memiliki fungsi penting sebagai nutrisi


bagi pertumbuhan dan perkembangannya, tapi orang tua juga harus
mempertimbangkan sistem pencernaan yang dimiliki oleh anak apakah sudah
sempurna atau belum.

Ibu perlu tetap cermat dalam memilih makanan yang boleh dikonsumsi
oleh balita. Ingat, bahwa tidak semua makanan sehat untuk dikonsumsi anak-
anak pada usia tertentu. Beberapa makanan bisa menyebabkan alergi dan bisa
membuat anak tersedak hingga muntah.

Beberapa jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi anak yang


berusia dibawah 4 tahun.

1. Popcorn
2. Kacang
3. Permen yang keras
4. Hot dog
5. Susu rendah lemak
6. Makanan dengan potongan yang besar
7. Makanan berukuran kecil namun keras
8. Makanan yang lembut dan lengket

Ukuran, bentuk dan kepadatan makanan diatas tidak disarankan bagi


anak, karena belum bisa dicerna dengan sempurna oleh anak, terutama pada
anak yang berusia 4 Tahun ke bawah.

Makanan tanpa manfaat nutrisi bagi balita

Beberapa jenis makanan yang tidak di konsumsi oleh anak karena tidak
memiliki nilai nutrisi baik dan dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan
anak.

1. Soda, konsumsi soda dalam jangka waktu yang panjang terkait dengan
berbagai masalah kesehatan anak.
2. Daging olahan, konsumsi daging olahan berpengawet seperti sosis,
nugget, daging dan dalam jangka waktu yang panjang bisa meningkatkan
berbagai resiko kesehatan.

Dalam masa pertumbuhan anak memerlukan asupan nutrisi terbaik untuk


mengoptimalkan perkembangan tubuh, otak sehingga daya tubuhnya.

3. Kebutuhan gizi pada bayi dan balita


Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dibagi
menjadi anak usia 6-11 bulan dengan rata-rata berat badan 9,0 kg dan tinggi
badan 72 cm, anak usia 1-3 tahun dengan rata-rata berat badan 13,0 kg dan
tinggi badan 92 cm dan anak usia 4-6 tahun dengan rata-rata berat badan 19,0
kg dan tinggi badan 113 cm.
1. Energi
Kebutuhan energy anak secara perorangan didasarkan pada
kebutuhan energy untuk metabolisme basal, kecepatan pertumbuhan, dan
aktivitas. Energy untuk metabolism basa bervariasi sesuai jumlah dan
komposisi jaringan tubuh yang aktif secara metabolic bervariasi sesuai
umur dan gender. Aktivitas fisik memerlukan energy diluar kebutuhan
untuk metabolism basal. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan
oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot
membutuhkan energy diluar metabolism untuk bergerak, sedangkan
jantung dan paru memerlukan tambahan energy untuk mengantarkan zat-
zat gizi dan oksigen keseluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa dari
tubuh.
Sumber energy berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumer
lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat, seperti padi=padian,
umbi-umbian dan gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan
dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energy. Energy
merupakan kemampuan atau tenaga untuk melakukan kerja yang
diperoleh dari zat-zat gizi penghasil energy. Berdasarkan hasil angka
kecukupan (2019), angka kecukupan energy untuk anak usia 6-11 bulan
adalah sebesar 800kkal/orang/hari, anak usia 1-3 tahun adalah sebesar
1350kkal/orang/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun sebesar
1400kkal/orang/hari.
2. Karbohidrat
Karbohidrat-zat tepung/pati-gula adalah makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan energy, energy yang terbentuk dapat diguanakan
untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh baik yang disadari maupun
yang tidak disadari missal, gerakan jantung, pernapasan, usus, dan organ-
organ dalam tubuh. Pangan sumber karbohidrat misalnya serealia, biji-
bijian, gula, buah-buahan, umunya menyumbang paling sedikit 50% atau
separuh kebutuhan energy keseluruhannya.
3. Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan
jaringan tubuh, serta membuat enzim pencernaan dari zat kekebalan yang
bekerja untuk melindungi tubuh balita. Protein bermanfaat sebagai
presekutor untuk meurotransmitter demi perkembangan otak yang baik
nantinya. Kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi (2019)
untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 15 gram, anak usia 1-3 tahun 20
gram, dan anak usia 4-6 bulan sebesar 25 gram.
Penilaian terhadap asupan protein anak harus didasarkan pada : (1)
kecukupan untuk pertumbuhan, (2) mutu protein yang dimakan, (3)
kombinasi makanan dengan kandungan asam amino esensial yang saling
melengkapi bila dimakan bersama, (4) kecukupan asupan vitamin,
mineral, dan energy.
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energy dengan konsentrasi yang cukup
tinggi. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang
dewasa karena tubuh mereka menggunakan energy yang lebih secara
proporsional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.
angka kecukupan lemak untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 35 gram,
usia 1-3tahun sebesar 45 gram, dan anak usia 4-6 tahun sebesar 50 gram.
5. Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak
dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit, serta
gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat anak menjadi cepat penuh
dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya sehingga
sebaiknya tidak diberikan secara berlebih. Kecukupan serat untuk anak
berusia 6-11 bulan sebesar 11 gram/hari, anak usia 1-3 tahun adalah 19
gram/hari, sedangkan anak 4-6 tahun adalah 20gram/hari.
6. Vitamin dan mineral
Vitamin adalah zat organic kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat kecil untuk beberapa proses penting yang dilakukan dalam
tubuh. Fungsi vitamin adalah untuk membantu proses metabolisme, yang
berarti kebutuhannya ditentukan oleh asupan energy, karbohidrat, protein,
dan lemak. Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk berbagai fungsi. Mineral penting untuk proses tumbuh kembang
secara normal. Kekurangan konsumsi terlihat pada laju pertumbuhan yang
lambat, mineralisasi tulang yang tidak cukup, cadangan besi yang kurang,
dan anemia.

Anda mungkin juga menyukai