Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI

MODUL 3 GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN

KB 1. GIZI BAGI BAYI DAN ANAK USIA BAWAH LIMA TAHUN (BALITA)
A. GIZI BAGI BAYI
Masa bayi merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan pesat.
Jika dihitung Dari Saat kelahiran, berat bayi akan bertambah dua kali lipat pada bulan
ke empat, setelah itu akan semakin melambat. Keterlambatan ini akan berlangsung
sampai usia remaja. Tinggi badan bayi juga akan bertambah : dari hanya 50 cm ketika
lahir akan menjadi 75 cm setelah usia 1 tahun. Ditahun ke 2 kehidupan, tinggi hanya
bertambah 12-13 cm, untuk seterusnya semakin lambat hingga usia remaja.
Perubahan organ tubuh selama tahun pertama mempengaruhi kesiapan bayi untuk
menerima makanan padat. Diawal kehidupannya, lambung dan usus bayi belum
sepenuhnya matang. Bayi dapat mncerna gula dalam susu (laktosa), tapi belum
mampu menghasilkan amylase dalam jumlah yang cukup sehingga bayi tidak dapat
mencerna tepungg sampai paling tidak usia 3 bulan.
1. Kebutuhan dan kecukupan gizi bayi
Dibandingkan dengan orang dewasa kebutuhan bayi akan gizi boleh dibilang
sangat kecil, namun jika diukur berdasarkan presentase berat badan, kebutuhan
gizi bayi ternyata melampaui kebutuhan orang dewasa, hampir dua kali lipat.
2. Air susu ibu
ASI memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak, karena memiliki
manfaat besar untuk jangka panjang. ASI dibutuhkan untuk perkembangan otak
dan pembentukan retina maupun untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala
hal.
3. Makanan pendamping ASI
Menyapi secara harfiah berarti membiasakan. Maksudnya bayi secara berangsur
dibiasakan menyantap makanan orang dewasa, sementara ASI diberikan hanya
sebagai makanan tambahan.
Memasuki usia 4-6 bulan, bayi sudah siap menerima makanan bukan cair, karena
gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat juga
lambung telah baik mencerna zat tepung. Menjelang usia 9 bulan bayi telah
pandai menggnakan tangan untuk memasukkan benda kedalam mulut., jadi pada
saa tersebut bayi siap mengonsumsi makanan setengah padat.
Pada usia 4-6 bulan (masa transisi) bayi terus minum asi dan mulai diperkenalkan
dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang termasuk makanan pendamping
ASI adalah buah, sayur, daging ikan, ayam, hati yang dilumatkan, dihaluskan, atau
dilunakkan sesuai dengan pertambahan umur dan perkembangan pencernaan
dan kemampuan mengunyah.
4. Makanan padat
Usia 10 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan yang lebih kental.
Mendekati usia 12 bulan kebanyakan bayi menunjukkan keinginannya untuk
makan sendiri. Sehingga naka mulai diperkenalkan pada pola makan keluarga yang
terdiri dari, sarapan, makan siang dan makan sore. Pemberian ASI tetap
dilanjutkan sampai usia 2 tahun .
5. Makanan selingan
Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan
karena anak susah makan, contoh makanan selingan adalah buah, bubur kacang
hijau, biscuit, atau jajanan asal diperhatikan jangan sampai mengandung banyak
lemak, gula dan garam.
Agar anak mau makan makanan keluarga coba lakukan

 Kurangi pemberian susu


 Tidak memberikan makanan selingan secara berlebihan
 Tentukan jam makan utama yaitu pagi, siang dan sore
 Beri menu seimbang sesuai kebutuhan gizinya
 Manfaatkan momen bermain untuk menyuapkan makanan.

6. Cara mengolah makanan bayi


 Makanan hendaknya berasal dari pengan bermutu berupa beras / tepung
beras/ kentang/ daging, ayam, telur/susu/ tahu/tempe dll. Garam dan gula
hanya digunakan secukupnya.
 Area pengolahan dan alat-alat yang digunakan dalam keadaan bersih
 Sayur dan buah diicuci dan dimasak dalam air secukupnya atau dikukus hingga
empuk
 Makanan dapat dihaluskan dengan blender, alat penggiling atau garpu sesuai
dengan kemampuan bayi mengunyah
 Bila makanan tidak segera dimakan, makanan dibungkus dalam porsi
perorangan dan disimpan dalam lemari pendingin.

B. Gizi Bagi Usia BALITA


1. Kebutuhan dan kecukupan gizi balita
perbedaan kecukupan gizi antar kelompok balita cukup besar, sehingga angka
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk balita dibagi menjadi 2 kelompok yaitu usia
1-3 tahun dan usia 4-6 tahun
2. Masalah makan pada usia balita
ada banyak cara untuk membuat anak mau makan, orang tua hendakknya
memperhatikan porsi yang pantas untuk anak tidak perlu porsi maksimum dalam
sekali makan. Coba kurnagi porsi dan jika anak menghabiskan makanannya puji
dan apresiasi anak. Atau izinkian anak mengambil porsi makannya sendiri ini akan
membuat anak merasa dihormati dan mempunyai hak yang sama dengan
orangtuanya.
Mengenalkan jenis makan baru pada anak balita harus memilih saat yan tepat.
Makanan baru hendaknya disajikan pada saat anak sedang lapar. Kondisi lapar
akan membuat anak merasakan bahwa makanan baru tersebut sesuai dngan
seleranya.
Namun, tidak semua makanan yang diperkenalkan pada anak harus disukai. Oleh
karena itu orang tua jangan terlalu memaksaan kalau ankanya memang tidak suka
salah satu jenis makanan.

KB 2 GIZI BAGI ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA


A. Gizi Bagi Anak Usia Sekolah
1. Kebutuhan dan jecukupan gizi anak usia sekolah
anak usia sekolah umumnya menpunyai pola makan dan asupan gizi yang tidak
terlalu berbeda dengan teman sebayanya. Perbedaan asupan gizi antara anak laki-
laki dan perempuan meningkat secara bertahap mulai umur 12 tahun. Anak laki-
laki mengonsumsi lebih banyak makanan sehingga energy dan zat-zat gizi yang
diserapnya akan lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan

kebutuhan dan kecukupan gizi bagi anak usia sekolah setiap indivisu berbeda
tergantung dari aktivitas yang dilakukan dan jenis kelamin anak. Gizi seimbang
untuk anak usia sekolah harus memenuhi zat makro dengan karbohidrat 45-65 %
total energy, protein 10-25 % total energy dengan perbandingan protein hewani
dan nabati = 2;1, lemak 25-40 % total energy. Selain itu memenuhi kebutuhan zat
gizi micro seperti halnya vitamin dan mineral.

2. Masalah makan pada anak usia sekolah


ketidaktahuan akan zat gizi yang baik pada anak ataupun orang tua menyebabkan
anak sering berperilaku salah dalam mengonsumsi zat gizi. Berikut beberapa
perilaku gizi yang salah pada anak sekolah :
 tidak memngonsumsi menu gizi seimbang
 tidak sarapan pagi
 jajanan tidak sehat disekolah
 kurang mengonsumsi buah dan sayur
 mengonsumsi fast food dan junk food
 konsumsi gula berlebihan
 konsumsi natrium berlebihan
 konsumsi lemak berlebih

3. Pola makan anak usia sekolah


anak sekolah harus mengonsumsi menu gizi seimbang yang terdiri atas semua zat
gizi yaitu karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan iar. Untuk memenuhi gizi
seimbang anak sekolah makan sumber karbohidrat sebanyak 3-8 porsi, protein
hewani sebanyak 2-3 porsi, protein nabati 2-3 persi, sayuran 2-3 porsi buah-
buahan 3-5 porsi dan makanan berlemak, makanan manis, garam dalam jumlah
yang dibatasi.
Makanan sehari anak usi asekolah sebaiknya terdiri dari 3 kali makanan lengkap
dan 2 kali snack diantara waktu makan.
Makan pagi bagi anak sangat penting agar anak bisa konsentrasi dan tidak
mengantuk sewaktu belajar. Namun banyak anak tidak mau makan dengan alas an
terburu-buru, belum lapar, tidak suka dengan makanan yang disajikan dll.

B. Gizi Bagi Remaja


1. kebutuhan dan jecukupan gizi bagi remaja
4 alasan mengapa zat gizi diperlukan remaja :
 Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sanga cepat ditandai dengan
penigkatan berat dan tinggi badan. Pertumbuhan yang cepat dimulai pada
usia 10-11 tahun pada anak perempuan, mereka akan mengalami kenaikan
beratbadan sebesar 16 kg dan tinggi 16 cm. sedangkan anak laki-laki
peningkatan berat badan dan tinggi badan terjadi pada usia 12-13 tahun
yaitu 20 kg dan 20 cm.
 Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi. Jika
kebutuhan gizi tidak diperhatikan amaka akan merugikan perkembangan
selanjutnya. Terutama perempuan karena dapat menyebabkan menstruasi
tidak lancar, kesulitan pada saat hamil serta ASI tidak baik.
 Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah
konsumsi makan zat gizi (kebiasaan ngemil, makanan siap saji, tidak
sarapan pagi).

2. Masalah makan pada anak usia remaja


Banyak masalah yang lazim terjadi pada kelompok usia remaja
 Obesitas
 Kurang gizi kronis
 Anemia gizi
 Kekurangan gizi micro lainnya selain zat besi

Selain itu bnyak remaja cenderung makan tidak teratur, terburu-buru, tidak makan
dirumah, jajan ramai-ramai dengan teman yang dalam banyak hal banyak
kekurangan. Pilihan terbaik adalah membiasakan diri berperilaku makan sehat
setiap hari. Menu makan harus beraneka ragam agar semua zat gizi yang
dibutuhkan terpenuhi dari makanan.dngan terpenuhinya zat gizi dari makanan
tidak ada alas an untuk menggunakan suplemen.
KB 3 GIZI BAGI DEWASA DAN LANJUT USIA
A. Gizi Bagi Dewasa
1. Kebutuhan dan kecukupan gizi bagi dewasa
Asupan makan mesti sesuai dengan pengeluaran tenaga yang digunakan. Bila
berlebihan akan mengakibatkan kegemukan yang cenderung menyebabkan
penyakit diabetes, jantung koroner, dan lainnya. Sebaliknya jika kekurangan
energy akan mengakibatkan kurus hingga daya tahan tubuh turun. Makan pagi
bagi dewasa penting untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya
tahan saat bekerja dan meningkatkan produktifitas kerja.
2. Masalah gizi bagi usia dewasa
Peranan gizi pada usia dewasa adalah untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan. Pada usia dewasa seseorang perlu mejaga kadar gula
darah, kolestrol dan tekanan darah dalam batas normal. Kunci untuk
memaksimalkan kesehatan seumur hidup adalah menciptakan keseimbangan
antara status fisik, mental npsikologis dan social.
3. Pola makan pada usia dewasa
Pengaturan makanan yang baik bagi usia dewasa :
 Makanan rendah lemak . kurangi makanan berlemak serta makanan
olahan/jadi
 Makanan rendah kolesterol. kurangi kuning telur, jeroan, dan otak
 Makan lebih banyak serat : buah, sayur, kacang-kacangan
 Makan lebih banyak karbohidrat kompleks : biji-bijian, kacang-kacangan, dan
sayuran akar
 Hindari alcohol
 Kurangi lemak sebaiknya kurang dari 30% energy dan tidak mengandung
minyak dehidrogenasi
 Gunakan lebih sering makanan sumber omeg a3 :ikan laut
 Kurangi konsusmsi gula.

B. Gizi Bagi Lanjut Usia


Menua merupakan suatu proses menghilangnyna secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki, mengganti diri, dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Bila seseorang berhasil mencapai usia lanjut maka upaya yag
harus dilakukan adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkiutan pada konsisi optimal agar kualitas tetap baik.

1. Kebutuhan dan kecukupan gizi bagi lansia


Kebutuhan gizi orang tua berbeda dengan orang muda. Kecukupan gizi lansia akan
terpenuhi bila memerhatikan konsumsi makanan yang beragam dan bergizi
seimbang. Untuk menentukan jenis diet larus mempertimbangkan kondisi
kesehatan, penurunan kemampuan mencerna makanan, serta perubahan selera
makan. Oleh karena itu penyajian makanan untuk lansia harus mmperhatikan
kecukupan gizi, juga konsistensi dan tekstur makanan sehingga lansia tidak
mengalami kesulitan mencrna dan terhindar dari masalah kekurngan gizi.

2. Masalah pada gizi lansia


Factor fisiologis yang menyebabkan lansia menjadi rawan terhadap masalah gizi :
 Semakin bertambahnya umur, indera-indera lansia semakin berkurang
kemampuannya. Sensitifitas terhadap rasa manis dan asin mulai
berkurang, indera penciuman juga mulai menurun sehingga lansia tidak
bisa menikmati makanan scara maksimal
 Berkurangnya sekresi saliva (air liur) pada lansia akan mengurangi
kemampuan untuk menelan makanan. Penurunan produksi saliva juga
akan menyebabkan kerusakan gigi karena salah satu fungsi saliva adalah
pembersih gigi.
 Sekresi HCL di dalam lambung berkurang. Menyebabkan rendahnya
absorpsi kalsium (Ca) dan zat besi (Fe). Bila keadaan ini berlangsung lama
akan menyebabkan anemia
 Berkurannya sekresi empedu menyebabkan pencernaan lemak menjadi
lebih lambat. Akhirnya absorpsi lemak dan vitamin ADEK juga kan
menurun.
 Berkurangnya motilitas gastroinstestinal menyebabkan terjadinya
konstipasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan pada lansia :


 Berat badan/lemak tubuh cenderung meningkat dengan bertambahnya
usia, sedangkan sel-sel lemak sedikit mengandung air sehingga komposisi
air dalam tubuh lansia kurang.
 Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan
kemampuan untuk memekatkan urin menyebabkan kehilangan cairan
menjadi lebih tinggi
 Terdapat penurunan asam lambung yang dapat mempengaruhi individu
untuk mentoleransi makanan tertentu. Lansia juga rentan terhadap
konstipasi karenan penurunan pergerakan usus, masukan cairan yang
terbatas, pantangan diet dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang
perkembangan konstipasi.
 Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitiv dan mungkin memiliki
masalah dalam mendapatkan cairan.
3. Pengaturan makanan pada lanjut usia
Susunan makanan sehari hendaknya terdiri atas atas atas campuran tiga tiga
kelompok bahan makanan sebagai berikut :
a. Sumber energy, antara lain beras dan hasil olahan roti, mie, ubi, dan
kentang.
b. Sumber zat pembangun, antara lain susu dan hasil olahan, daging ayam,
ikan, telur, kacang-kacangan dan hasil oleh seperti tempe dan tahu.
c. Sumber zat pengatur yaitu sayur dan buah. Utamakan sayur kacang-
kacangan, sayuran dan berwarna hijau, merah jingga dan kuning-jingga
seperti bayam, daun singkong, tomat, wortel jeruk dan pepaya.

Anda mungkin juga menyukai