Anda di halaman 1dari 47

GIZI SEIMBANG BAGI

BALITA
PENGELOMPOKAN ANAK
BERDASARKAN USIA
 Masa anak adalah masa antara setelah umur 1 tahun
hingga awal masa remaja
 Masa anak dibagi dalam masa:

- usia 1–3 tahun (batita, toddler)


- usia 4–5 tahun (usia pra-sekolah)
- usia 6–10 tahun (usia sekolah)
TUMBUH KEMBANG ANAK 1–3
THN
Meliputi tumbuh-kembang fisik dan psikososial.
Tumbuh kembang fisik antara lain:
- penambahan TB dan BB,
- kemampuan motorik dan
- perkembangan otak.
PERTUMBUHAN FISIK ANAK 1–3
THN

 Penambahan BB dan TB berjalan lebih lambat dibanding


dg bayi dan remaja.
 Di negara maju :
 Penambahan BB = 2–3 kg/tahun  BB naik  0,23 kg/bulan
 Penambahan TB = 6–8 cm/tahun  TB naik  0,5–1 cm/bulan
 Penambahan BB dan TB anak Indonesia lebih rendah
dibanding negara maju. Penambahan TB sekitar: 4,5–6
cm/thn
 Utk memonitoring pertumbuhan fisik anak pada masa ini
 penting utk mengukur BB & TB scr akurat
PERKEMBANGAN MOTORIK
ANAK 1–3 TAHUN
 Selain perkembangan fisik kemampuan motorik pun
berkembang
 Perkembangan motorik ditandai dengan bertambahnya
kemampuan melakukan gerakan (kasar dan halus) seperti
:
berjalan, berlari, memegang, menyuap, menelan
makanan, dan lain-lain.
TUMBUH KEMBANG OTAK
 Intelegensi anak ditentukan oleh tumbuh kembang otak
yang ditentukan pula oleh jumlah dan besar sel otak
 Jumlah sel otak bertambah sampai anak berumur 3 tahun
 Sel otak membesar hingga mencapai besar sel otak orang
dewasa terjadi pada usia 3–6 tahun.
PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL ANAK UMUR 1–
3 TAHUN
 Perkembangan psikis terlihat ketika anak
menunjukkan “ke-aku-annya”
 Perkembangan psikososial nampak ketika si
anak dalam proses pembelajaran mengenal
makanan “baru”. Semula anak menolaknya
kemudian anak mau menerimanya.
 Perkembangan motorik dan otak berjalan sejajar
dg perkembangan psikososial.
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
MAKAN ANAK UMUR 1–3 TAHUN
 Mulai lepas dari botol & belajar minum dari gelas
 Tanda bayi siap diweaning  ketidaktertarikan utk
menyusu atau memakai botol
 Weaning biasanya lengkap pada usia 12–24 bulan
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
MAKAN ANAK UMUR 1–3 TAHUN
Usia 12–18 bulan:
 Belajar mengunyah makanan dgn gerakan memutar

 Dapat memegang potongan makanan yg lunak

 Mulai belajar memakai sendok


PERKEMBANGAN KEMAMPUAN
MAKAN ANAK UMUR 1–3 TAHUN
Usia 18–24 bulan:
 Dapat membersihkan bibir dengan lidahnya

 Sudah dapat memegang daging & makanan lain

 Lebih suka menggunakan tangan untuk makan


KEMBANG DG PEMBERIAN
MAKAN ANAK UMUR 1–3
TAHUN
 Memahami perkembangan motorik dan psikososial ini
penting untuk pemberian makan anak.
 Bila makanan yg diberikan tidak sesuai dg
perkembangan psikomotorik anak, akan timbul masalah
gizi yang akan menggangu pertumbuhan fisik dan
kesehatan anak.
MASA UMUR 1–3 TAHUN
 Adalah masa transisi (dari bayi ke anak), dimana anak
harus belajar mengenal jenis dan rasa makanan orang
dewasa, sementara si anak sedang ingin menunjukkan
“akunya” (yg dimanifestasikan dengan perkataan “tidak”
atau “tidak mau”) .
KESULITAN PEMBERIAN MAKANAN DI
USIA 1–3 TAHUN
 Sering karena adanya benturan antara proses
pembelajaran makan dengan perkembangan jiwa anak
dimana si anak sedang menunjukkan “akunya”
 Bila benturan tidak diatasi dg baik, akan timbul berbagai
masalah defisiensi gizi
MASALAH GIZI DI USIA 1–3 TAHUN
 Akibat pergantian makanan yang tidak memadai,
di masa transisi ini sering timbul berbagai
masalah defisiensi gizi terutama KEP (kurang
energi dan protein), anemia defisiensi Fe, dan
defisiensi vit. A.
 Masalah defisiensi akan lebih banyak atau lebih
berat lagi ketika bayi disapih dan lebih buruk
ketika bayi disapih terlampau dini
KARENA ANAK SEDANG DALAM
PROSES MENGATAKAN “TIDAK
MAU”, MAKA :

 Memberi makan anak harus sabar dan telaten


 Suasana makan harus nyaman

 Tidak boleh memaksa anak yang tidak mau makan.

 Untuk mencegah rasa bosan dan untuk


pembelajaran mengenal jenis dan rasa, maka
makanan anak harus divariasikan tiap hari.
MAKANAN ANAK UMUR 1–2 TAHUN
Dgn berkembangnya kemampuan motorik, daya
cerna dan daya tampung lambung, maka
makanan bayi harus diganti dg makanan anak:
- Tim diganti dengan nasi
- Buah diberikan dalam bentuk potongan
- Belajar minum menggunakan gelas
- Dilatih mengenal makanan orang dewasa dg
makan bersama orangtua.
MAKANAN DAN DISTRIBUSI
MAKANAN ANAK UMUR 1–2
TAHUN
 Makanan tambahan saat bayi, menjadi makanan
utama bagi anak 1–2 tahun dan
 Susu yang merupakan makanan utama bagi bayi,
menjadi makanan tambahan bagi anak.
 Makanan sehari didistribusikan dalam:
 3x makanan utama (komposisi 4-sehat),
 2–3x makanan tambahan (biskuit atau cemilan)
 2x buah dan
 2–3x susu
MAKANAN ANAK UMUR 2–3
TAHUN

 Umur 2 tahun saatnya bayi disapih dari ASI dan dari botol
susu.
 Anak diberi makanan pokok seperti orang dewasa dg porsi
¼–1/5 orang dewasa tanpa bumbu yang merangsang
 Porsi umur 3 tahun ¼–1/3 orang dewasa

 Makanan tambahan berupa susu, buah, dan cemilan.


MASALAH GIZI KETIKA ANAK
DISAPIH

Penyapihan dari ASI bisa menimbulkan masalah:


 kekurangan asupan protein bila makanan tambahan
tidak memadai
 kelebihan asupan energi bila makanan tambahan
berlebihan
 bila susu kaleng digunakan sebagai pengganti ASI
diberikan berlebihan  asupan makanan utama
berkurang.
MAKANAN TAMBAHAN DI USIA
2–3 TAHUN
 Pada usia ini anak mulai mengenal makanan
tambahan yang bisa berupa makanan “home
made” atau makanan jajanan yg dibeli dari
warung/toko atau pedagang keliling
 Harus diperhatikan komposisi gizi dan
kebersihan makanan tambahan, apalagi jajanan.
Harus diperhatikan pula bahwa pemberian
makanan tambahan merupakan bagian
pembelajaran mengenal makanan
DAMPAK PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN
 Komposisi gizi makanan tambahan sering tidak sesuai
dg kebutuhan anak.
 Makanan tambahan bisa menyebabkan:
 asupan gizi berlebih  obesitas
 atau menyebabkan anak tidak mau mengonsumsi makanan
utama  KEP dan defisiensi gizi lainnya.
ANAK USIA PRASEKOLAH
 Pada masa ini, pembelajaran mengenal jenis dan rasa
aneka makanan berlanjut
 Masa “mengenal” makanan ini penting karena akan
membekaskan rasa suka atau tidak suka terhadap suatu
makanan
 Yang pada gilirannya akan menentukan pilihan makanan
di masa mendatang.
MAKANAN JAJANAN ANAK USIA
PRASEKOLAH

 Jenis makanan jajanan sekarang sangat banyak.


 Anak mulai mengenal makanan jajanan dari orang
tua selanjutnya dari pedagang makanan keliling, dari
tayangan TV, dari teman, dll.
 Makanan jajanan bisa menentukan pola makan

 Jangan sampai makanan jajanan menyebabkan anak


kurang mengonsumsi makanan utama
PENGARUH MAKANAN JAJANAN
 Mengenal makanan jajanan merupakan pembelajaran
makan bagi anak yang dapat mengubah pola makan.
 Makanan jajanan dapat menyebabkan:
 anak hingga dewasa suka jajan
 bila terlalu banyak mengonsumsi makanan jajanan 
makanan utama berkuramg.
SUSUNAN MAKANAN YANG
DIBERIKAN PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH
 Daya tampung lambung anak sudah bisa mencapai ½–
2/3 orang dewasa.
 Waktu pemberian makanan harus sudah teratur
(terjadwal) terdiri dari:
 3x makan utama (4-sehat)
 2x buah
 2–3x cemilan (sumber KH) dan
 2–3x susu
KOMPOSISI MAKAN CEMILAN

 Jumlah dan komposisi gizi makanan cemilan harus menjadi


suplemen terhadap zat gizi yg kurang pd makanan utama.
 Misalnya, bila makanan utama kurang protein, maka
cemilan harus banyak mengandung protein
PEMBERIAN MAKAN DI TK

 Ketika masuk TK, anak akan belajar:


 Bersosialisasidg teman-temannya
 Mengenal makanan sekolah dan
 Belajar cara makan dan cara makan bersama.
 Orangtua harus mengetahui makanan yg diberikan
di sekolah agar tidak tumpang tindih dg makanan
yg diberikan di rumah
MAKANAN TAMBAHAN DI
POSYANDU

 Program pemberian makanan tambahan (PMT) di


posyandu sebenarnya bukan untuk memberi
makanan tambahan, tetapi untuk memberi contoh
makanan tambahan yang baik dikonsumsi anak
balita.
 Di posyandu juga diberikan vit A dosis tinggi
(100.000 IU 2x/tahun)
 Setelah sekian lama posyandu tidak aktif sekarang
mulai diaktifkan lagi
KEBUTUHAN GIZI ANAK UMUR 1–6
TAHUN

Karena masih dalam fase pertumbuhan kebutuhan gizi masih


cukup tinggi

Umur Energi Protein


(thn) (Kkal/kg BB) (g/kg BB)
1–3 102 1,2

4–6 90 1,1
KEBUTUHAN VITAMIN DAN MINERAL
ANAK UMUR 1–6 TAHUN

Tabel kebutuhan vit A, Ca, Fe dan Zn

Vitamin & mineral Umur 1–3 thn Umur 4–6 thn


vitamin A 300 g 400 g
Ca 500 mg 800 mg
Fe 7 mg 10 mg
Zn 3 mg 5 mg
MASALAH DEFISIENSI GIZI YG BANYAK
TERJADI

 Kekurangan energi dan protein (KEP)


 Anemia defisiensi besi
 Defisiensi vitamin A

Defisiensi Ca dan Zn dan vitamin mineral lainnya


mungkin juga banyak.
Adanya KEP dan defisiensi vitamin mineral diketahui
dengan melakukan pemeriksaan status gizi.
PEMERIKSAAN STATUS GIZI

 Status gizi ditentukan dg pengukuran


antropometrik dan pemeriksaan klinis, laboratoris,
dan dietetik.
 Pemeriksaan antropometrik (antara lain dg
mengukur BB, TB adalah untuk menentukan
status energi dan protein.
 Defisiensi vitamin-mineral ditetapkan dg
pemeriksaan klinis dan lab.
 Pemeriksaan dietetik untuk mengetahui asupan zat
gizi apa yg kurang.
KELUHAN ORANGTUA TENTANG ANAK
BALITANYA.
Yang sering disampaikan orang tua tentang anak
balitanya adalah:
 tidak mau makan dan
 anaknya kurus.

Sering persepsi orang tua salah:


 anak tidak mau makan  ternyata anak tidak
mau makan nasi.
 anak nampak kurus, ternyata kurus dibanding dg
anak tetangga/anak saudara.
PENYEBAB ANAK TIDAK MAU MAKAN
(NASI)
 Anak tidak mau makan (nasi) bisa disebabkan karena
pola makan yang tidak tepat yaitu:
- terlalu banyak mengonsumsi cemilan
- terlalu banyak minum susu
- mengonsumsi terlalu banyak makanan
yg sulit dicerna.
ANAK NAMPAK KURUS
 Untuk memastikan apakah anak kurus itu karena kurang
gizi, timbang BB anak, lalu bandingkan dg berat standar
yang ada pada KMS.
 Bila berat anak di bawah standar  konsultasikan ke
dokter untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut
MENENTUKAN STATUS ENERGI
PROTEIN ANAK BALITA.
 Untuk anak < 6 thn dg membandingkan BB anak dengan
standar BB menurut umur yg ada pada KMS.
 Status energi-protein anak 6–10 tahun ditetapkan dg
menghitung indeks masa tubuh (IMT atau body mass
index/BMI)
lalu membandingkannya dg IMT standar untuk umur dan
jenis kelamin yg sama.
STATUS ENERGI-PROTEIN BALITA

Dikategorikan sebagai:
1. Gizi lebih bila BB ada di atas daerah hijau. Gizi
lebih dibedakan sebagai:
 kelebihan berat (overweight) dan
 obesitas bila BB sangat berleihan.
2. Gizi baik, bila BB ada di daerah hijau
3. Gizi kurang, bila BB ada di daerah kuning
4. Gizi buruk, bila BB berada di bawah garis
merah.
KURANG ENERGI DAN
PROTEIN (KEP)
Gizi-kurang lazim disebut:
KEP ringan/ sedang dan
Gizi-buruk bisa dikategorikan sebagai:
- marasmus
- kwashirkor
- marasmic-kwashiorkor
MARASMUS DAN KWASHIORKOR
 Gizi buruk = kwashiorkor, bila defisiensi
didominasi oleh defisiensi protein.
Nampak dari adanya edema yang luas terutama
pada tungkai dan perut.
 Gizi buruk = marasmus, bila defisiensi
didominasi oleh defisiensi energi, anak nampak
sangat kurus tetapi tanpa oedem.
 Marasmic-kwashiorkor anak sangat kurus dan
disertai edema.
STATUS ENERGI PROTEIN DG STATUS
GIZI VITAMIN-MINERAL

 Status gizi berdasarkan berat menurut umur tidak/kurang


mencerminkan status zat gizi yg lainnya (vitamin dan mineral).
 Status gizi lebih dan gizi baik belum tentu status vitamin dan
mineralnya baik.
 Namun ada kesejajaran antara status gizi kurang/buruk dengan
kurang vitamin dan mineral.
DAMPAK KEP

 Gizi kurang dan gizi buruk akan menurunkan


kemampuan tubuh dalam mensintesis protein yang
diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
Ketidakmampuan dlm mensintesis protein termasuk
antibodi menyebabkan daya tahan tubuh menurun 
mudah terserang infeksi.
 Tingginya angka kejadian KEP pada balita adalah
penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian
anak usia balita.
STATUS ENERGI PROTEIN BALITA
INDONESIA.

 Walaupun dewasa ini angkanya belum pasti, namun sudah


banyak anak balita yang berstatus gizi lebih.
 Tetapi angka gizi kurang dan gizi buruk masih tinggi yaitu
kira-kira 30% anak balita Indonesia menderita gizi kurang
dan 1–3% menderita gizi buruk.
GENERASI BANGSA YANG HILANG

 Tingginya angka KEP di kalangan balita menyebabkan


tingginya angka kematian/kesakitan dan rendahnya
tingkat kecerdasan. Balita KEP yg berhasil
disembuhkan, kelak akan menjadi dewasa yang bodoh.
 Dg demikian bila angka KEP tidak berhasil diturunkan,
maka kelak akan muncul generasi yang bodoh, seolah-
olah generasi bangsa yang akan datang hilang
(“generation loss “).
USAHA PERBAIKAN GIZI BALITA
 Merupakan usaha pemerintah dg peran serta masarakat
yang diintegrasikan dg usaha perbaikan gizi keluarga.
 Usahanya berupa:
 penimbangan BB rutin tiap bulan
 pemberian makanan tambahan
 pemberian vitamin A dosis tinggi dan
 upaya penyuluhan gizi pada masyarakat.
 Upaya nutrisi untuk mencegah dan mengatasi defisiensi
vitamin dan mineral serta mencegah dan mengatasi
masalah kelebihan gizi, akan dibahas bersamaan dg
bahasan anak usia sekolah

Anda mungkin juga menyukai