Fertilitas
• Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata
dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Kesuburan (fekunditas) atau kemandulan (infekunditas) yang disebabkan hal-hal yang tidak
disengaja
Faktor laki- laki (produksi sperma, cacat, kesulitan inseminasi) 30- 40%
Faktor ovulasi 5- 25 %
Faktor tuba atau uterus 15- 25%
Faktor serviks/ imunologik 5-10%
Faktor lainnya 10 – 25
Fertilitas Dipengaruhi Umur
Fertilitas menurun setelah usia 35 tahun (wanita) :
Suami :
Spermatogenesis (Testis, Endokrin)
kelainan mekanis (Sperma)
Ketidak mampuan ejakulasi (hipospadia, epispadia, deviasi penis)
Istri : Gangguan Ovulasi
Pemeriksaan
Pemeriksaan sperma
Pemeriksaan ovulasi
Pemeriksaan lendir serviks
Pemeriksaan tuba
Pemeriksaan endometrium
1. Pemeriksaan semen dan sperma
• Analisis semen merupakan tes untuk mengukur jumlah semen dan sperma seorang pria. Semen
merupakan cairan berwarna putih kental berisi sperma yang dilepaskan saat ejakulasi. Pengumpulan
sampel sperma dapat diambil melalui masturbasi untuk kemudian dimasukan ke dalam kontainer
steril. Juga, dapat dikumpulkan selama persenggamaan dengan menggunakan kondom khusus.
• Persiapan yang harus dilakukan untuk pemeriksaan ini adalah tidak melakukan aktivitas seksual yang
menyebabkan ejakulasi dalam 2-3 hari sebelum tes. Tes ini penting untuk mengevaluasi fertilitas
seorang pria. Dengan tes ini dapat ditentukan apakah permasalahannya karena gangguan produksi
sperma atau kualitas sperma yang menyebabkan infertilitas.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
Pemeriksaan sampel harus dilakukan dalam 2 jam sejak pengumpulan sampel. Semakin
cepat diperiksa, hasilnya semakin akurat.
Koagulasi cairan (menjadi bentuk padat) dan pencairan
Kekentalan cairan, keasaman dan kandungan gula
Resistensi terhadap aliran (viskositas)
Pergerakan sperma dan motilitas
Jumlah dan struktur sperma
Volume semen
Pada analisis semen dan sperma, hasilnya dapat disimpulkan normal apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
Gangguan ovulasi
Kerusakan tuba yg mencegah perjalanan sperma
Faktor uterus
Penolakan lendir serviks
2. Pemeriksaan Ovulasi
Kekentalan servik
PH lendir servik
Enzim proteolitik
Jenis, dan kadar imunoglobulin
Mikroorganisme pada servik
Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa adalah
c) Enzim proteolitik.
• Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner
Test kurang baik dan dilakukan pada pertengahan siklus.
4. Pemeriksaan Tuba
Untuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan :
a) Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan ini dilakukan dengan
memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri.
c) Koldoskopi; cara ini dapat digunakan untuk melihat keadaan tuba dan ovarium.
e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan genetalia interna dan sekitarnya.
5. Pemeriksaan Endometrium
• Pada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan
mikrokuretase. Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium
tidak bereaksi terhadap progesteron, produksi progesterone kurang.