Anda di halaman 1dari 18

Bimbel UKOM

Remaja

Oleh: Niken Bayu Argaheni, S.ST., Bdn., M.Keb.

29 September 2023
Soal 1
Kelompok berisiko tinggi mengalami anemia dan malnutrisi. Bidan melakukan pemeriksaan anemia
pada remaja putri di sekolah negeri maupun swasta. Bidan mengambil darah untuk estimasi kadar
hemoglobin dan dari 95 remaja putri, 14,74% remaja putri mengalami anemia, rata-rata tinggi badan
dan berat masing-masing adalah 1,58 meter dan 44,11 kg. Bidan berupaya melakukan pencegahan
kasus tersebut.
Apa tindakan yang tepat dilakukan bidan?

A. Mengadakan kampanye untuk meningkatkan konsumsi zat besi dalam makanan remaja putri.
B. Melakukan program penurunan berat badan pada remaja putri.
C. Menyarankan remaja putri untuk mengonsumsi lebih banyak gula dan makanan cepat saji.
D. Tidak melakukan tindakan apa pun karena kondisi ini adalah masalah individual.
E. Menyarankan remaja putri untuk menghindari makanan berprotein tinggi.
Jawaban : Jawaban yang tepat adalah A. Mengadakan kampanye untuk meningkatkan
konsumsi zat besi dalam makanan remaja putri.

Pembahasan :
Dalam kasus ini, 14,74% remaja putri mengalami anemia, yang sering
disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam diet. Oleh karena itu, tindakan
yang paling tepat adalah mengadakan kampanye untuk meningkatkan
konsumsi zat besi dalam makanan remaja putri. Ini dapat membantu
mencegah dan mengatasi masalah anemia pada kelompok berisiko tinggi ini.
Pilihan lain seperti penurunan berat badan, konsumsi gula berlebihan, atau
menghindari makanan berprotein tinggi tidak relevan dalam konteks
pencegahan anemia.
Soal 2
Seorang bidan yang bekerja di klinik remaja menerima seorang pasien perempuan usia 17 tahun
yang datang untuk berkonsultasi tentang kesehatan reproduksi. Pasien mengaku aktif secara seksual
dan ingin tahu lebih banyak tentang cara mencegah infeksi menular seksual (IMS).
Apakah edukasi yang tepat pada kasus tersebut?

A. Menganjurkan pasien untuk menghindari pembicaraan terbuka tentang seksualitas dengan


pasangannya.
B. Memberikan informasi tentang metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, tanpa membahas
IMS.
C. Memberikan informasi komprehensif tentang IMS, cara mencegahnya, dan pentingnya
penggunaan kondom.
D. Meresepkan antibiotik sebagai langkah pencegahan IMS.
E. Menyarankan pasien untuk berhenti aktif secara seksual sebagai cara terbaik mencegah IMS.
Jawaban : C. Memberikan informasi komprehensif tentang IMS, cara
mencegahnya, dan pentingnya penggunaan kondom.

Pembahasan : Dalam kasus ini, pasien remaja telah mengaku aktif secara seksual dan menginginkan informasi tentang cara mencegah IMS. Tindakan
yang paling tepat adalah memberikan edukasi yang komprehensif tentang IMS. Ini meliputi informasi tentang:

Risiko IMS: Penjelasan mengenai berbagai jenis IMS dan risiko yang terkait dengan aktivitas seksual.

Cara mencegah IMS: Memberikan informasi tentang penggunaan kondom sebagai salah satu metode pencegahan yang efektif, bersama dengan
edukasi tentang pentingnya penggunaan kondom setiap kali berhubungan seks.

Pentingnya pembicaraan terbuka: Memberikan dorongan kepada pasien untuk berbicara terbuka dengan pasangannya tentang kesehatan seksual,
persetujuan, dan praktik aman.

Pilihan A (menghindari pembicaraan terbuka tentang seksualitas) tidak merupakan tindakan yang baik karena membicarakan kesehatan seksual
dengan pasangan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan seksual yang aman.

Pilihan B (memberikan informasi tentang kontrasepsi tanpa membahas IMS) tidak memenuhi kebutuhan pasien yang ingin tahu tentang IMS.

Pilihan D (meresepkan antibiotik sebagai pencegahan IMS) adalah tindakan yang tidak sesuai, karena IMS bukan penyakit yang dapat dicegah atau
diobati dengan antibiotik tanpa diagnosis yang tepat.

Pilihan E (menyarankan untuk berhenti aktif secara seksual) juga bukan solusi yang realistis dalam konteks kesehatan seksual remaja.
Soal 3
Seorang remaja perempuan berumur 15 tahun diantar ibunya datang ke Praktik
Mandiri Bidan. Ibu mengatakan bahwa anaknya di rumah mudah menangis, sering
merasa cemas, dan mudah frustasi serta bersikap lebih agresif. Apakah tindakan awal
bidan yangh sesuai dengan kode etik profesi pada kasus tersebut?
A. Memberikan resep obat untuk mengatasi gejala-gejala psikologis remaja tersebut.
B. Melakukan konseling kepada remaja tersebut untuk mendengarkan dan memahami
masalahnya.
C. Mengabaikan keluhan ibu dan merujuk pasien ke seorang psikolog.
D. Memberikan nasihat kepada remaja tersebut untuk mengatasi masalahnya sendiri.
E. Mencoba teknik meditasi sebagai alternatif pengobatan.
Jawaban : Jawaban yang tepat adalah B. Melakukan konseling kepada remaja
tersebut untuk mendengarkan dan memahami masalahnya.

Pembahasan :Dalam kasus ini, tindakan yang sesuai adalah memberikan konseling kepada remaja tersebut untuk mendengarkan dan
memahami masalahnya. Masalah psikologis seperti yang dijelaskan oleh ibu memerlukan pendekatan yang empati dan mendengarkan.

Bidan, sebagai penyedia layanan kesehatan, dapat memberikan dukungan psikologis awal dan mencoba memahami sumber stres atau masalah
yang mungkin dialami oleh remaja ini. Konseling dapat membantu remaja merasa didengarkan, dipahami, dan dapat membantu mereka
mengatasi masalah psikologisnya.

Merujuk pasien ke seorang psikolog juga bisa menjadi pilihan yang tepat jika masalahnya cukup kompleks dan memerlukan perawatan
psikologis yang lebih mendalam. Namun, tindakan awal yang baik adalah mendengarkan dan memahami masalah remaja tersebut sebelum
memutuskan apakah perlu merujuk ke seorang spesialis. Pilihan lain seperti memberikan resep obat, mengabaikan keluhan ibu, memberikan
nasihat untuk mengatasi sendiri, atau mencoba teknik meditasi mungkin bukan tindakan yang sesuai dalam kasus ini tanpa evaluasi lebih lanjut.
Soal 4
Seorang remaja berusia 16 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan ditemani ibunya mengeluh belum pernah
menstruasi, setiap bulan merasakan nyeri siklik +5 hari. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 110/70 mmHG, N 78
x/menit, P 20 x/menit, S 36,80C, muka pucat dan perut membesar dengan TFU 3 jari di bawah pusat, serta
teraba lunak dengan ballotemen negatif.

Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut berdasrkan kode etik justice?

A. Merujuk pasien untuk pemeriksaan dan penilaian lebih lanjut oleh seorang spesialis ginekologi atau
endokrinologi.
B. Memberikan informasi yang komprehensif kepada pasien dan ibunya tentang kemungkinan penyebab
masalah menstruasi dan opsi perawatan yang tersedia.
C. Memberikan perawatan dan penanganan pada pasien tanpa memperhatikan perbedaan sosial, ekonomi,
atau latar belakang lainnya.
D. Menyarankan pasien untuk menunggu beberapa tahun lagi sebelum mencari perawatan lebih lanjut.
E. Memberikan perawatan berdasarkan preferensi individu pasien.
Jawaban : B. Memberikan informasi yang komprehensif kepada pasien dan ibunya tentang
kemungkinan penyebab masalah menstruasi dan opsi perawatan yang tersedia.

Pembahasan : Prinsip keadilan dalam konteks pelayanan kesehatan adalah memastikan


bahwa pasien diberikan informasi yang adil, merinci, dan memadai tentang kondisinya dan
opsi perawatan yang tersedia.

Dalam kasus ini, seorang remaja datang dengan keluhan yang mengindikasikan masalah
menstruasi yang belum pernah terjadi. Tindakan yang paling tepat adalah memberikan
informasi yang komprehensif kepada pasien dan ibunya tentang kemungkinan penyebab
masalah menstruasi, risiko, dan opsi perawatan yang tersedia. Dengan demikian, pasien dan
keluarganya akan memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan yang
berdasarkan informasi dalam mencari perawatan medis yang sesuai.
Soal 5
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke Puskesmas
dengan keluhan haid hanya dua kali sejak enam bulan
terakhir. Hasil anamnesis: biasanya haid teratur setiap bulan
dengan siklus 28-30 hari.. Hasil pemeriksaan : TD 120/80
mmhg, N: 88x/mnt, P : 20x/mnt, S: 37◦c, pada abdomen dan
mammae tidak ditemukan massa.
Apakah diagnosis yang paling memungkinkan pada kasus
tersebut?
A. Menorhagia
B. Metrorhagia
C. Polimenorhea
D. Hipomenorhea
E. Oligomenorhea
Jawaban : Oligomenorhea.

Pembahasan : Oligomenorhea adalah kondisi ketika seorang wanita mengalami haid dengan frekuensi yang lebih jarang dari biasanya.
Pada kasus ini, pasien biasanya memiliki siklus menstruasi yang teratur setiap bulan dengan siklus 28-30 hari. Namun, sejak enam bulan
terakhir, dia hanya mengalami haid dua kali, yang menunjukkan perubahan yang signifikan dalam frekuensi haid.

Menorhagia adalah kondisi ketika haid berlangsung lebih lama atau lebih banyak darah yang keluar dari biasanya, dan Metrorrhagia
adalah perdarahan menstruasi yang tidak teratur antara periode menstruasi yang normal. Kedua kondisi ini tidak sesuai dengan
deskripsi kasus, di mana pasien mengalami haid yang lebih jarang dari biasanya.

Polimenorhea adalah keadaan di mana seorang wanita mengalami haid dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya, sedangkan

Hipomenorhea adalah haid dengan jumlah darah yang sedikit. Kedua kondisi ini juga tidak sesuai dengan kasus ini, di mana frekuensi
haid menjadi lebih jarang.

Jadi, berdasarkan deskripsi kasus, diagnosis yang paling memungkinkan adalah Oligomenorhea karena pasien mengalami haid dengan
frekuensi yang lebih jarang daripada yang biasanya dialaminya.
Soal 6
Seorang perempuan usia 17 tahun datang ke PMB dengan
keluhan nyeri saat kencing, keputihan, gatal pada daerah
kemaluan, dan panas. Hasil anamnesis : sering berganti
pasangan seksual. Hasil pemeriksaan : TD 120/80 mmhg, N:
88x/mnt, P : 20x/mnt, S: 37◦c, pada abdomen dan mammae
tidak ditemukan massa.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
A. Vulvitis
B. Vaginitis
C. Servisitis
D. Bartholinitis
E. Endometritis
Jawaban : Vaginitis.

Pembahasan : Vaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vagina yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri saat kencing, keputihan,
gatal pada daerah kemaluan, dan demam. Pasien ini memiliki faktor risiko yang tinggi karena sering berganti pasangan seksual, yang dapat
meningkatkan risiko infeksi vagina.

Vulvitis adalah peradangan pada vulva (bagian luar organ genital eksternal) dan mungkin juga memiliki gejala yang mirip dengan vaginitis,
tetapi biasanya tidak menyebabkan gejala demam.

Servisitis adalah peradangan pada serviks atau leher rahim, yang juga dapat memiliki gejala yang mirip dengan vaginitis, tetapi biasanya
tidak termasuk dalam gejala demam.

Bartholinitis adalah peradangan pada kelenjar Bartholin di vulva, dan gejalanya biasanya melibatkan rasa sakit dan pembengkakan di
daerah tersebut, bukan gejala demam.

Endometritis adalah peradangan pada lapisan dalam rahim (endometrium) dan biasanya tidak menyebabkan gejala seperti gatal pada
daerah kemaluan atau gejala demam.
Jawaban : Vaginitis.

Vulvitis Vaginitis Servisitis Bartholinitis Endometritis


Soal 7
Seorang perempuan berusia 19 tahun datang ke Rumah Sakit dengan
perdarahan dari kemaluan, cepat lelah, susah BAK, nyeri pada perut
bawah. Hasil pemeriksaan : TD 100/70 mmhg, N: 70x/mnt, P : 20x/mnt,
S: 38C, konjunctiva pucat, pada abdomen bawah teraba massa dan nyeri
tekan, pada mammae tidak ditemukan massa, tidak ada lesi pada vulva
dan vagina, ada perdarahan pervaginam.
Apakah diagnosis yang paling memungkinkan pada kasus tersebut?
a. Anemia
b.Infeksi
c. Mioma Uteri
d.Kista Ovarium
e.Prolapsus Uteri
Jawaban : Mioma Uteri

Pembahasan :
•Mioma uteri adalah tumor jinak yang terbentuk di dalam atau di sekitar dinding rahim (miometrium). Gejala
yang sering terkait dengan mioma uteri termasuk perdarahan berlebihan, nyeri pada perut bawah, dan massa
atau pembengkakan pada daerah perut.
•Pasien ini mengalami perdarahan pervaginam, yang merupakan salah satu gejala utama mioma uteri. Selain itu,
teraba massa dan nyeri tekan pada abdomen bawah juga mendukung diagnosis ini.
•Anemia dapat terjadi sebagai akibat dari perdarahan berulang yang disebabkan oleh mioma uteri. Gejala seperti
konjungtiva pucat dan cepat lelah adalah tanda-tanda anemia.
•Infeksi biasanya memiliki gejala yang berbeda seperti demam, kemerahan, dan nyeri pada daerah yang terinfeksi,
yang tidak sesuai dengan gejala yang disebutkan dalam kasus ini.
•Kista ovarium adalah pembengkakan yang terjadi di ovarium, yang juga memiliki gejala yang berbeda seperti
nyeri panggul dan gangguan menstruasi.
•Prolapsus uteri adalah kondisi di mana rahim turun dari posisi normalnya dan dapat menyebabkan gejala seperti
nyeri panggul dan tekanan pada daerah panggul, tetapi tidak biasanya disertai dengan perdarahan pervaginam.
Kista Prolaps Mioma
Ovarium Uteri Uteri
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai