1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya yang begitu
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus ujian yang
berjudul ”G1P0A0, 21 Tahun, Hamil 40 Minggu 5 Hari J1HIU Preskep Inpartu
Dengan Skizofrenia Paranoid” pada kepaniteraan klinik Ilmu Obstetri dan
Penyakit Ginekologi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Kabupaten
Tegal.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada dr. Ratna Trisiyani, Sp. OG selaku pembimbing yang telah
memberikan waktu dan bimbingannya sehingga laporan kasus ujian ini dapat
terselesaikan.
Penulis berharap laporan kasus ujian ini dapat menambah pengetahuan dan
memahami lebih lanjut mengenai ”G1P0A0, 21 Tahun, Hamil 40 Minggu 5 Hari
J1HIU Preskep Inpartu Dengan Skizofrenia Paranoid” serta salah satunya untuk
memenuhi tugas yang diberikan pada kepaniteraan klinik Ilmu Obstetri dan
Penyakit Ginekologi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Kabupaten
Tegal.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ujian ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran dari semua pihak yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LAPORAN KASUS
NIM : 030.13.001
IDENTITAS PASIEN
I. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di PONEK pada tanggal 3
Oktober 2018 pukul 11.00 WIB.
5
a. Keluhan Utama
Pasien datang dari rujukan Puskesmas Dukuwaru dengan keluhan
kencang-kencang teratur dan terasa mulas sejak jam 01.00 WIB tanggal 3
Oktober 2018.
b. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan kencang-kencang teratur disertai dengan adanya
lendir darah. Namun untuk keluarnya cairan dari jalan lahir disangkal.
6
tersebut biasanya diawali dengan keluhan pusing yang tiba-tiba kemudian
pasien melamun. Pasien juga mengatakan bahwa pasien gampang curiga
terhadap orang terdekat, dan terkadang memiliki rasa ketakutan yang hebat
dikarenakan sering melihat seperti setan yang berada di rumah dan di kamar
mandi, sehingga pasien takut jika ditinggal pergi oleh keluarga dan suaminya.
Berdasarkan dari rekam medik poli jiwa pasien juga pernah merasakan seperti
malaikat. Pasien didiagnosis skizofrenia paranoid sejak berusia 17 tahun.
Selama hamil pasien mengatakan bahwa pernah kambuh pada saat usia
kehamilan 3 bulan. Obat yang dikonsumsi selama ini adalah Haloperidol dan
Trihexyphenidyl. Pasien mengatakan bahwa sering kontrol ke poli jiwa dan
minum obat teratur.
Pasien mengatakan HPHT tanggal 21 Desember 2018. Berdasarkan
HPHT, usia kehamilannya sekarang 40 minggu 5 hari dan tanggal HPL pada
28 September 2018. Di PONEK RSUD Dr. Soeselo Slawi pasien
dikosongkan kandung kemih terlebih dahulu dengan menggunakan kateter,
kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, golongan darah,
protein urin, dan HbsAg.
7
- Riwayat hipertensi, preeklamsia, eklamsia, diabetes millitus, asma, TB,
penyakit jantung, dan alergi (makanan, cuaca, obat-obatan) dalam keluarga
pasien disangkal.
f. Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 12 tahun, lama menstruasi 7 hari dan teratur.
Jumlah darah selama menstruasi sekitar 40 cc dan pasien mengganti pembalut
2 kali sehari, disminorhea disangkal. Hari pertama haid terakhir pasien jatuh
pada tanggal 21 Desember 2017.
g. Riwayat Pernikahan
h. Riwayat Obstetri
i. Riwayat Kontrasepsi
j. Riwayat ANC
8
k. Riwayat Kebiasaan
Pasien makan 3 kali sehari. Pasien juga sering makan buah-buahan, biskuit,
dan makanan ringan. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, dan jamu, serta tidak
merokok.
Pasien tinggal serumah dengan suami dan orang tua. Suami pasien bekerja
sebagai petani.
Kesadaran : Composmentis
Antropometri
- BB : 63 kg
- TB : 146 cm
Tanda vital
9
STATUS GENERALIS
1. Kulit : warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-)
2. Kepala : normosefali, bentuk normal, rambut hitam dengan distribusi
merata
3. Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor,
gerakan normal, refleks cahaya (+/+)
4. Telinga : normotia, sekret (-), darah (-), nyeri tarik helix (-), nyeri tekan
tragus (-)
5. Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-), edema mukosa (-),
napas cuping hidung (-)
6. Mulut
- Bibir : bentuk normal, simetris, merah muda, basah
- Mulut : oral hygiene baik
- Lidah : bentuk normal, simetris, hiperemis (-), deviasi (-)
- Uvula : letak di tengah, tremor (-), hiperemis (-), ukuran normal
- Faring : hiperemis (-)
- Tonsil : T1-T1 tenang
7. Leher : pembesaran KGB (-), trakea di tengah, teraba kelenjar tiroid (-),
JVP 5+2cm
8. Thorax
- Inspeksi : Bentuk normal, simetris, retraksi sela iga (+), tipe pernapasan
thorako – abdominal, ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Vocal fremitus dx = sin, ictus cordis ±1 cm di ICS VI linea
midclavicularis sin
- Perkusi : Paru sonor (+/+),
- batas jantung kanan: ICS IV linea parasternal dextra.
- batas jantung kiri: ICS VI ± 1 cm lateral linea midclavicularis
sinistra.
- batas atas jantung: ICS II linea parasternalis sinistra.
- pinggang jantung: ICS III ± 1 cm lateral linea parasternal
sinistra
10
- Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-),
S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
9. Abdomen
- Inspeksi : dinding perut tegang, striae gravidarum (+)
- Auskultasi : bising usus 5x/menit
- Palpasi : supel, pembesaran organ (-), nyeri tekan (-)
- Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
10. Ekstremitas
- Atas : akral hangat, CRT <2”, deformitas (-), oedem -/-
- Bawah : akral hangat, CRT <2”, deformitas (-), oedem -/-
STATUS OBSTETRI
- Palpasi :
Leopold I : TFU 31 cm, bagian fundus teraba bagian bulat dan lunak.
Leopold II : Teraba agak rata keras seperti papan dibagian kiri, teraba
bagian kecil lunak di bagian kanan
Leopold III : Teraba bagian keras, bulat, melenting di bagian bawah
Leopold IV : kepala masuk pintu atas panggul
STATUS GINEKOLOGI
Vagina Toucher :
- Pembukaan serviks : 4 cm
11
- Penurunan kepala : Hodge I
38 35 – 47
Hematokrit %
87 80 – 100
MCV fL
30 26 – 34
MCH Pg
35 32 – 36
MCHC g/dL
Diff count:
*0,20 2.00 – 4.00
Eosinofil %
0.20 0–1
Basofil %
*82.20 50 – 70
Netrofil %
*11.50 25 – 40
Limfosit %
6.00 2–8
Monosit %
12
10.5 7.2 – 11.1
MPV fL
A
Golongan darah
+
Rhesus
Urin:
(-) Negatif
Protein Urine
Sero Imunologi :
Non Reaktif Non Reaktif
HbsAg
IV. RESUME
13
kambuh pada saat usia kehamilan 3 bulan. Obat yang dikonsumsi selama ini
adalah haloperidol dan Trihexyphenidyl.
Menarche pasien pada usia 12 tahun, lama menstruasi 7 hari dan teratur.
Jumlah darah selama menstruasi sekitar 40 cc dan pasien mengganti pembalut 2x
sehari, disminorhea disangkal. Pasien mengatakan ini merupakan pernikahan
pertama dan menikah pada usia 19 tahun. Kehamilan ini merupakan kehamian
yang pertama bagi pasien. Sebelumnya pasien belum menggunakan kontrasepsi.
14
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Masuk
Diagnosis Akhir
P1A0, 21 tahun Post Partus Spontan tanggal 3 Oktober 2018 Jam 13.10 WIB
dengan Skizofrenia Paranoid
VI. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• IVFD RL 20 tpm
• Konsul spesialis penyakit jiwa
• Rencana dilakukan amniotomi
Non Medikamentosa
• Pengawasan KU, TTV, DJJ, His.
• Pengosongan Vesikaurinaria
• Cek golongan darah, darah rutin, protein urin, HbsAg
VII. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
15
VI. FOLLOW UP
PONEK VK 2, 3 Oktober 2018 Jam 11.00 WIB PONEK VK 2, 3 Oktober 2018 Jam 13.00
Pasien datang kiriman dari Puskesmas Dukuwaru dengan Pasien merasakan perut semakin kencang dan mulas, serta
S
keluhan kencang-kencang teratur sejak jam 01.00 WIB adanya rasa ingin mengejan
dan disertai dengan adanya lendir darah. Pasien sering
berobat ke poli jiwa dengan diagnosis skizofrenia
paranoid.
Kesadaran : Compos Mentis Jam 13.00
O
TD: 130/80 mmHg RR: 20x/menit Kesadaran : Compos Mentis
HR: 80x/menit T : 36,60C TD: 120/80 mmHg, RR: 20 x/menit
SpO2 : 97% HR: 85 x/menit, T : 36,5ºC
DJJ : 140x/ menit SpO2: 98%
His : 2x10’x25”, teratur DJJ: 144 x/menit
Vt : 4 cm, kulit ketuban utuh, portio tebal lunak, kepala His : 5x10’x45”, teratur
H-I VT : 10 cm, KK (-), potio lunak, kepala H-III
Bishop Score : 8
G1P0A0, 21 tahun Hamil 40 minggu 5 hari J1HIU G1P0A0, 21 tahun Hamil 40 minggu 5 hari J1HIU preskep
A
preskep inpartu dengan skizofrenia paranoid inpartu dengan skizofrenia paranoid
16
IVFD RL 20 tpm Planning :
P
Rencana dilakukan amniotomi Mengajarkan ibu mengejan
Konsul ke dokter spesialis kejiwaan Pimpin Persalinan
17
PONEK VK 2, 3 Oktober 2018 Jam 15.00 WIB Ruang rawat Nusa Indah, 4 Oktober 2018
Nyeri pada jahitan Perdarahan yang keluar dari jalan lahir + namun sedikit,
S
BAK spontan (+), BAB (+), Flatus (+), mobilisasi (+)
Jam 15.00 Kesadaran : Compos Mentis
O
Kesadaran : Compos Mentis TD: 120/80 mmHg, RR: 20 x/menit
TD: 120/80 mmHg, RR: 20 x/menit HR: 86 x/menit, T : 36,5ºC
HR: 84 x/menit, T : 36,5ºC TFU : 2 jari dibawah pusat
TFU : 2 jari dibawah pusat PPV : dalam batas normal
PPV : dalam batas normal
P1A0 21 tahun Post partus spontan atas indikasi P1A0 21 tahun Post partus spontan atas indikasi skizofrenia
A
skizofrenia paranoid paranoid
IVFD RL 20 tpm IVFD RL 20 tpm
P
Terapi Post partum : Terapi Post partum :
Amoxicilin 3x500 mg Amoxicilin 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg Asam mefenamat 3x500 mg
Metilet 2x1 Metilet 2x1
SF 2x1 SF 2x1
Terapi dari dr. Glorio, Sp.KJ Terapi dari dr. Glorio, Sp.KJ
18
Haloperidol 2x1/2 tab Haloperidol 2x1/2 tab
Trihexyphenidil 2x1 tab Trihexyphenidil 2x1 tab
Sudah boleh rawat jalan
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kehamilan
3.1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di artikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40).(6)
3.2 Skizofrenia(1)
20
dan perbuatan yang paling utama sering terasa atau diketahui oleh atau terbagi
rasa dengan orang lain, dan waham-waham dapat timbul, yang menjelaskan
bahwa kekuatan alami dan supernatural sedang bekerja mempengaruhi pikiran dan
perbuatan penderita dengan cara-cara yang sering tidak masuk akal atau bizarre.
Individu mungkin mengganggap dirinya sebagai pusat segala-galanya yang
terjadi. Halusinasi, terutama auditorik, lazim dijumpai dan mungkin memberi
komentar tentang prilaku dan pikiran individu itu. Persepsi sering terganggu, dan
kebingungan juga lazim dijumpai pada awal penyakit dan sering mengakibatkan
keyakinan bahwa situasi sehari-hari itu benar memiliki makna khusus, biasanya
bernada seram atau mengancam, yang ditujukan secara khas pada individu
tersebut.
Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah diketahui menjadi penyebab
skizofrenia. Penyakit ini mungkin mewakili sekelompok heterogen gangguan
yang mempunyai gejala-gejala serupa. Secara genetik, sekurang-kurangnya
beberapa individu penderita skizofrenia mempunyai kerentanan genetik herediter.
Penelitian Computed Tomography (CT) otak dan penelitian post mortem
mengungkapkan perbedaan-perbedaan otak penderita skizofrenia dari otak normal
walaupun belum ditemukan pola yang konsisten. Penelitian aliran darah,
glukografi, dan Brain Electrical Activity Mapping (BEAM) mengungkapkan
turunnya aktivitas lobus frontal pada beberapa individu penderita skizofrenia.
Status hiperdopaminergik yang khas untuk traktus mesolimbik (area tegmentalis
ventralis di otak tengah ke berbagai struktur limbic) menjadi penjelasan
patofisiologis yang paling luas diterima untuk skizofrenia.
Pedoman diagnostik skizofrenia harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang
tajam atau kurang jelas) :
a. – Thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
21
- Though insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk
ke dalam pikirannya (Insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- Though broadcasting : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
b. - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- Delusion of influence : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap sesuatu dari luar; atau
- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap sesuatu kekuatan dari luar;
(tentang ‘dirinya’ : secara jelas merujuk ke pergerakkan tubuh/anggota
gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
- Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat;
c. Halusinasi auditorik :
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas
manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non
psikotik prodromal);
22
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan penarikkan diri secara sosial.
23
c. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol.
d. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau “passivitity” dan keyakinan yang dikejar-kejar yang
beraneka ragam yang paling khas
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata atau tidak menonjol.
24
3.7 Manajemen Kehamilan dengan Skizofrenia Paranoid
25
3.7.1.2 Selama masa kehamilan
Jika terus meminum obat antipsikotik, berikan resep dalam dosis efektif
terendah dan berikan dalam dosis terbagi. Dosis sering perlu ditingkatkan pada
kehamilan karena ada perubahan lebih lanjut dalam berat badan, metabolisme,
ekskresi dan rasio lemak / lemak. Pasien harus menghindari diuretik dan diet
rendah garam. Polifarmasi harus dihindari. Jika wanita mengambil antipsikotik
atipikal, pemeriksaan rutin untuk diabetes gestasional sangat penting dan upaya
harus dilakukan untuk menghindari kenaikan berat badan yang berlebihan. Obat
antipsikotik tidak boleh dimulai pada kehamilan karena kurangnya fleksibilitas
dalam pemberian dosis. (10)
Dokter anak atau ahli neonatologi harus waspada terhadap wanita yang
menggunakan obat antipsikotik. Jika ibu menggunakan antipsikotik tipikal selama
kehamilan, bayi yang baru lahir harus dipantau untuk efek samping
ekstrapiramidal selama beberapa hari. Terjadinya sindrom neonatal harus diobati
secara simtomatik. Jika ibu mengambil clozapine, jumlah neutrofil bayi harus
diperiksa. (10)
26
3.7.1.4 Postpartum
Penilaian kompetensi mereka untuk merawat bayi yang baru lahir harus
dilakukan. Layanan anak-anak mungkin diperlukan untuk menawarkan dukungan
kepada ibu. Kelas pengasuhan mungkin diperlukan untuk membantu wanita itu
memperhatikan kebutuhan bayi mereka. Menyusui dimungkinkan saat mengambil
antipsikotik. Ibu mungkin menganggap bahwa, untuk menjadi sangat aman,
mereka harus menghindari minum obat sampai mereka selesai menyusui. Sekali
lagi, penting untuk mengedukasi kepada wanita yang skizofrenia paranoid bahwa
mereka harus tetap minum obat antipsikotik, jika tidak meminum antipsikotik
maka dapat berisiko perawatan bayi yang buruk, penolakan bayi, hubungan orang
tua yang buruk, bunuh diri, pembunuhan anak, kegagalan jangka panjang untuk
menjalin ikatan dengan anak, menunda perkembangan bayi; dan gagal
berkembang. (10)
Semua obat antipsikotik masuk ke ASI tetapi dalam kadar jauh lebih rendah
daripada di ibu. Ekskresi obat ke dalam ASI kurang dari 10% dari dosis ibu tidak
mungkin menyebabkan efek samping terkait dosis pada bayi. Awasi bayi untuk
kewaspadaan. Hindari polifarmasi dan gunakan dosis efektif terendah. Sebaiknya
hindari menyusui saat mengonsumsi clozapine. (10)
27
dan rujukan kepada lembaga masyarakat sudah ada sebelum pengiriman (lihat
Tabel 3.3). Wanita dan orang yang signifikan atau anggota keluarga, yang
diidentifikasi untuk membantunya selama periode kehamilan dan pasca
melahirkan, harus dirujuk ke kelas persalinan. Wanita hamil dengan skizofrenia
mungkin tidak mau atau tidak dapat menghadiri kelas melahirkan tradisional
karena kondisi mental mereka saat ini, kurangnya dana atau transportasi. Rujukan
ke kelas pengasuhan untuk mempelajari dasar-dasar mengasuh anak merupakan
intervensi penting lainnya. Perawat juga dapat merujuk anggota keluarga untuk
mendukung kelompok dan sumber daya layanan masyarakat yang dapat
membantu keluarga dalam menangani masalah emosional, keuangan dan
lainnya.(9)
3.7.3 Medikamentosa
28
digunakan dengan aman selama kehamilan. Karena beberapa antipsikotik
meningkatkan berat badan, ada baiknya untuk berbicara dengan dokter atau bidan
.(11)
29
Olanzapine obat kategori C oleh Food and Drug Administration AS (yaitu,
"Risiko tidak dapat dikesampingkan secara memadai. Penelitian pada hewan dan
manusia telah menunjukkan efek yang merugikan (yaitu, teratogenik atau embrio-
mematikan), tetapi tidak ada manusia yang cukup studi) dan tidak ada bukti yang
jelas tentang bahaya pada janin. (4)
a. Teratogenesis
Sulit membedakan antara efek obat versus efek penyakit itu sendiri. Diav-
Citrin menemukan peningkatan risiko prematuritas dan berat lahir rendah pada
bayi yang terpapar haloperidol atau penfluridol selama kehamilan. Newham dkk
menemukan bahwa mereka yang terkena antipsikotik khas selama kehamilan
memiliki berat lahir rata-rata yang lebih rendah secara signifikan dan insiden yang
lebih tinggi dari kecil untuk bayi usia kehamilan daripada kelompok referensi.
Namun, Lin et al menyimpulkan bahwa risiko untuk berat lahir rendah dan kecil
untuk bayi usia kehamilan di antara wanita dengan skizofrenia tidak berbeda tanpa
paparan antipsikotik meskipun ada peningkatan risiko kelahiran prematur (OR =
2,46), setelah disesuaikan dengan potensi pembaur. (10)
30
c. Efek pada Neonatus
Intelegensi Quotient pada usia empat tidak ditemukan berbeda pada anak-
anak yang terpapar antipsikotik selama empat bulan pertama kehamilan
dibandingkan dengan anak-anak kontrol. Tidak ada perbedaan yang ditemukan
dalam perilaku, sosialisasi atau kognisi pada anak usia sembilan dan sepuluh
tahun yang terpapar klorpromazin dalam rahim. (10)
a. Keguguran
Terdapat dua laporan kasus keguguran karena cacat tabung saraf yang
tinggi pada wanita yang menggunakan aripiprazole. Dalam 23 kasus wanita yang
memakai olanzapine, Goldstein dkk, menemukan tingkat keguguran (13%) berada
31
dalam kisaran normal. Einarson et al melaporkan risiko keguguran 8,8% pada 57
kasus wanita yang dilaporkan berbicara ziprasidone. (10)
b. Teratogenesis
32
bahwa bayi yang terpapar dengan atypical memiliki risiko lebih besar secara
signifikan untuk usia kehamilan daripada kontrol atau bayi yang ibunya
mengonsumsi antipsikotik tipikal. Yaeger dkk juga telah menjelaskan peningkatan
risiko hipoglikemia dan makrosomia yang mengakibatkan distosia bahu dan
kelahiran yang terkait cedera seperti fraktur dan palsi saraf. Kenaikan berat badan
dan kemungkinan diabetes gestasional yang disebabkan oleh atipikal
meningkatkan risiko makrosomia, hipoglikemia, distosia bahu dan cedera
kelahiran terkait. (10)
Sebaliknya, McKenna dkk menemukan 10% risiko bayi berat lahir rendah
pada mereka yang terpapar antipsikotik generasi kedua dibandingkan dengan 2%
pada wanita yang tidak terpapar. Newport et al menemukan kecenderungan ke
arah tingkat yang lebih tinggi dari berat badan lahir rendah dan perawatan intensif
neonatal pada bayi yang terkena olanzapine. (10)
Penilaian kompetensi mereka untuk merawat bayi yang baru lahir harus
dilakukan. Layanan anak-anak mungkin diperlukan untuk menawarkan dukungan
kepada ibu. Kelas pengasuhan mungkin diperlukan untuk membantu wanita yang
menderita skizofrenia paranoid untuk memperhatikan kebutuhan bayi mereka.
33
Menyusui dimungkinkan saat mengambil antipsikotik. Ibu mungkin menganggap
bahwa, untuk menjadi sangat aman, mereka harus menghindari minum obat
sampai mereka selesai menyusui. Sekali lagi, penting untuk mengklarifikasi
dengan mereka kemungkinan risiko tidak mengobati penyakit kejiwaan besar
selama waktu ini. Ini termasuk: perawatan bayi yang buruk; penolakan bayi;
hubungan orang tua yang buruk; bunuh diri; pembunuhan anak; kegagalan jangka
panjang untuk menjalin ikatan dengan anak; kesalahan; menunda perkembangan
bayi; dan gagal berkembang. (10)
Semua obat antipsikotik masuk ke ASI tetapi dalam kadar jauh lebih
rendah daripada di ibu. Ekskresi obat ke dalam ASI kurang dari 10% dari dosis
ibu tidak mungkin menyebabkan efek samping terkait dosis pada bayi. Awasi bayi
untuk kewaspadaan. Hindari polifarmasi dan gunakan dosis efektif terendah.
Sebaiknya hindari menyusui saat mengonsumsi clozapine.(10)
34
BAB IV
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Pasien Ny. F, G1P0A0, 21 tahun, hamil 40 - Penegakkan diagnosis pasti pada skizofrenia
minggu 5 hari, J1HIU, preskep, inpartu dengan paranoid dapat dengan melakukan anamnesis
skizofrenia berat datang kiriman Puskesmas untuk memastikan ada atau tidaknya
Dukuwaru dengan keluhan kencang-kencang halusinasi maupun waham, serta harus
dan disertai adanya lendir darah. dilakukan rujukan ke spesial penyakit jiwa
Keadaan serviks pasien sudah matang sehingga apabila ada tanda mapun gejala agar
namun kulit ketuban masih utuh, maka dokter mendapatkan penangan lebih lanjut.
mengajurkan untuk dilakukan amniotomi. Dan - Skizofrenia paranoid harus ditemukan 2
diputuskan untuk dilahirkan pervaginam karena gejala yaitu adanya delusi (waham) dan
skizofrenia paranoid pasien dalam keadaan halusinasi.
terkontrol. - Skizofrenia dimulai sejak usia 16-25 tahun
dikarenakan pada usia remaja merupakan
Pemeriksaan Fisik :
tahap perkembangan stressor kehidupan.
Composmentis
- Terapi pertama yang harus di pertimbangkan
TD: 130/80 mmHg adalah psikoterapi untuk mengobati penyakit
N: 80 x/menit kejiwaan selama kehamilan. Dan meminum
S: 36,5° C obat antipsikotik yang diberikan mulai dosis
P: 20 x/menit terendah.
TB: 146 cm BB: 63 kg - Kehamilan dengan skizofrenia paranoid harus
35
Konsistensi serviks: lunak, tebal menentukan apakah persalinan vagina
Posisi serviks : medial dianjurkan.
Non Medikamentosa
• Pengosongan Vesika Urinaria
• Pengawasan KU, TTV, DJJ, His.
• Cek darah lengkap, golongan darah, HbsAg
• Meminta pasien untuk miring ke kiri
36
BAB V
KESIMPULAN
37
Pada pasien ini, skor Bishop 8, sehingga dilakukan observasi dan evaluasi
kemajuan persalinan. Pasien dilakukan persalinan pervaginam karena skizofrenia
pasien dalam keadaan terkontrol dan rutin meminum obat antipsikotik.
Bayi telah lahir secara spontan, bayi lahir hidup, jenis kelamin laki-laki,
BB 3100 gram, skor APGAR 9/10/10, plasenta utuh, air ketuban jernih.
38
DAFTAR PUSTAKA
39