PENATALAKSANAAN MORBUS
HANSEN
Pembimbing:
dr. Nadiah Soleman, Sp.KK, M.Kes
Disusun oleh:
Nenny Yulitasari
030.13.144
P E ND AH U L U AN
• Data RSUP Dr. Sardjito periode oktober 2011 sampai oktober 2012
didapatkan 52 penderita lepra MB baru dengan 6 penderita yang
mengalami ENL saat terdiagnosis dari 18 penderita selama MDT.
Jaringan saraf dan Manifestasi klinis
Basil masuk melalui Berkembang keterlibatan saraf
masuk kedalam sel
sistem pernapasan biak 12-14 hari dg < sensasi
Schwann
Patogenesis
Diagnosis
Inspeksi
• Dengan pencahayaan yang cukup (sebaiknya dengan sinar oblik), lesi
kulit (lokasi dan morfologi) harus diperhatikan
Palpasi
◦ Kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada
tangan dan kaki
◦ Kelainan saraf: pemeriksaan saraf tepi (pembesaran, konsistensi, nyeri
tekan, dan nyeri spontan)
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan bakterioskopik
• Pemeriksaan histopatologik
• Pemeriksaan serologik
Penatalaksanaan
Tipe PB lesi tunggal
◦ Penderita dinyatakan:
◦ Inaktif apabila penderita sudah berobat lebih dari 1.5 tahun dan
penderita berobat teratur (lebih 75% dosis seharusnya)
◦ Release from control(RFC) apabila penderita telah dinyatakan
inaktif dan penderita tidak pernah mengalami reaktivasi.
Penatalaksanaan MDT
Pemberian MDT:
• Mencegah dan mengobati resistensi
• Memperpendek masa pengobatan
• Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
Penatalaksanaan
• Pausibasiler
◦ Dapson 100mg/hari,
◦ Rifampisin 600 mg/bulan
◦ Lamanya pengobatan selama 6 bulan, maksimal 9 bulan.
• Multibasiler
◦ Dapson 100 mg/hari,
◦ Rifampisin 600 mg/bulan,
◦ Klofasimin (lampren) 50mg/hari (minum dirumah) dan
300mg/bulan (makan depan petugas)
◦ Setelah 5 tahun tidak timbul lesi baru atau perluasan lesi lama dan tidak
menunjukkan tanda aktif, maka penderita dinyatakan RFC.
Efek Samping