Anda di halaman 1dari 43

Diagnosis, Klasifikasi

dan Pengobatan Kusta

dr. Rhomy Leokrisnha


Kusta
- Penyakit menular →kuman Mycobacterium
leprae →intraselular obligat & menahun
- Saraf tepi/perifer → afinitas pertama,
kemudian kulit dan mukosa saluran napas
bagian atas, kemudian dapat ke organ tubuh
lainnya kecuali susunan saraf pusat
Tanda Utama Penyakit Kusta
1. Lesi kulit (bercak keputihan/ kemerahan) yang mati rasa
2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf.
Ggn fungsi saraf: sensoris (mati rasa), motoris (paresis dan
paralisis), otonom (kulit kering/ retak2)
3. Adanya BTA di dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)
Apabila ditemukan 1 dari 3 tanda utama diatas →diagnosa
kusta
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Anamnesis Fisik Lesi Kulit Saraf Tepi

Bakteriologis 2 telinga kanan & kiri + 1 lesi (aktif)


Klasifikasi Penyakit Kusta (1)
Dasar:
- Manifestasi klinis
- Hasil pemeriksaan BTA
Tujuan:
- Jenis pengobatan
- Lama pengobatan
- Perencanaan logistik
Klasifikasi Penyakit Kusta (2)
Menurut WHO (1995)
A. TYPE PAUSI BASILER ( PB )
- Bercak kusta jumlahnya 1-5
- Penebalan saraf tepi disertai ggn fungsi hanya satu saraf
- BTA negatif
Klasifikasi Penyakit Kusta (3)
B. TYPE MULTI BASILER (MB)
- Bercak kusta jumlahnya >5
- Penebalan saraf tepi disertai ggn fungsi lebih dari satu
saraf
- BTA positif
Lesi kulit pada kusta
Penebalan saraf tepi pada kusta
Tatalaksana penyakit kusta
Non
medikamentos
medikamentos
a
a

konseling

Penilaian keb
intervensi
MDT
Penilaian cacat

Ajuvan bila perlu


POD
Tujuan pengobatan MDT

• Memutuskan mata rantai penularan


• Mencegah resistensi obat
• Memperpendek masa pengobatan
• Meningkatkan keteraturan berobat
• Mencegah terjadinya cacat atau mencegah
bertambahnya cacat
MDT
MDT
Obat MDT
• Sediaan berbentuk kapsul 150 mg, 300 mg, 450 mg dan 600 mg
Rifampisin • Bakterisidal
• Diberikan peroral ½ jam sebelum makan agar absorbsi max

• Sediaan berbentuk tablet putih 50 mg dan 100 mg


Dapson • Bakteriostatik
• Disebut juga DDS (Diethyl Diamino Sulfone)

• Sediaan berbentuk kapsul lunak 50 mg dan 100 mg


Clofazimine • Bakteriostatik, bakterisidal lemah, antiinflamasi
• Diberikan peroral setelah makan agar tdk mengganggu GI tract
Lama pengobatan
Kelompok usia obat Dosis dan frekuensi
MB PB
dewasa Rifampisin 600mg perbulan

Klofazimin 300mg perbulan dan 50mg


perhari
Dapson 100mg perhari

Anak (10 – 14 th) Rifampisin 450mg perbulan


6 blister,
Klofazimin 150mg perbulan, dan 50mg 12 blister tanpa
selang 2 hari (habis klofazimin
dalam 12- (habis
Dapson 50mg perhari 18 bulan) dalam 6 –
9 bulan)
Anak < 10 th atau Rifampisin 10-15mg/kgbb perbulan
berat < 40kg

Klofazimin 6mg/kgbb perbulan, dan


1mg/kgbb perhari
Dapson 1-2mg/kgbb perhari

(WHO 1982, WHO 1995, Pedoman nasional kusta 2012, PNPK Tatalaksana Kusta 2019)
Tabel pedoman praktis dosis MDT
Tipe PB

Jenis Obat < 5 th 5-9 th 10-14 th (PB anak) > 14 th (PB dws) Keterangan
Rifampisin 300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln Minum di depan petugas
Berdasar
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln Minum di depan petugas
Dapson kan BB
25 mg/hr 50 mg/hr 100 mg/hr Minum di rumah

Tipe MB

Jenis Obat < 5 th 5-9 th 10-14 th (MB anak) > 14 th (MB dws) Keterangan
Rifampisin 300 mg/bln 450 mg/bln 600 mg/bln Minum di depan petugas
25 mg/bln 50 mg/bln 100 mg/bln Minum di depan petugas
Dapson Berdasar
25 mg/hr 50 mg/hr 100 mg/hr Minum di rumah
kan BB
100 mg/bln 150 mg/bln 300 mg/bln Minum di depan petugas
Clofazimine
50 mg 2xseminggu 50 mg setiap 2 hr 50 mg/hr Minum di rumah
Pasien dengan keadaan khusus
Hamil dan menyusui

• Regimen MDT aman untuk bumil, busui dan anaknya

Tuberkulosis

• Tipe PB : Cukup ditambahkan Dapson 100 mg


• Tipe MB: Cukup dengan Dapson dan Lamprene

PB alergi Dapson

• Dapson diganti lamprene

MB alergi Dapson

• Pengobatan hanya Rifampisin dan lamprene


Efek samping MDT dan penanganannya
Masalah Nama Obat Penanganan
Ringan
Air seni berwarna merah Rifampisin Menenangkan penderita dan konseling
Warna kulit coklat Clofazimin Konseling
Masalah saluran cerna Clofazimin Obat diminum setelah makan
Anemia Dapson Berikan tab Fe dan asam folat
Serius
Ruam kulit gatal Dapson Hentikan dapson, rujuk
Urtikaria Dapson atau Rifampisin Hentikan keduanya, rujuk
Ikterus Rifampisin Hentikan Rifampisin, rujuk
Shock, purpura, gagal ginjal Rifampisin Hentikan Rifampisin, rujuk
Monitoring pengobatan standar
RFT/COT
• PB  6 dosis dalam 6 - 9 bulan, tanpa harus pemeriksaan lab.
• MB 12 dosis dalam 12-18 bulan, tanpa harus pemeriksaan
lab.

Masa pengamatan: semi-active surveillance


• PB 2 tahun RFC
• MB 5 tahun; tanpa pemeriksaan lab

Default /DO
• > 3 bln (PB) atau >6 bln (MB) tdk konsumsi MDT harus dinilai
ulang, jika aktif obati kembali. Jika tidak aktif dianggap RFT
KONSELING dan
PENYULUHAN
o Lama pengobatan
o Cara minum obat
o Kusta dapat disembuhkan, bila minum obat teratur dan
lengkap
o Bahaya yang terjadi bila minum obat tidak teratur🡪 dapat
menularkan keluarga dan orang lain, dan juga dapat
menjadi cacat.
o Bila ada keluhan apapun yang terjadi selama masa
pengobatan, diminta segera memeriksakan diri ke
puskesmas.
o Bila penderita saat pertama datang sudah dalam keadaan
cacat, maka jelaskan bahwa pengobatan tidak untuk
menyembuhkan cacat yang sudah terlanjur diderita.
REAKSI

Reaksi kusta adalah episode akut pada perjalanan


penyakit Kusta, sebagai akibat dari perubahan
sistem kekebalan tubuh.
Dapat timbul sebelum, selama dan sesudah
pengobatan.
Ditandai dengan peradangan akut pada kulit, saraf ,
organ lain dan bisa disertai gangguan keadaan
umum.

TIPE I : TIPE II :
ME KEKEBALAN ME KEKEBALAN
SELULER HUMORAL
Faktor pencetus
◼ Infeksi parasit (malaria, kecacingan, filariasis)
◼ Penyakit akut atau infeksi fokal (typhoid, varicella,
DHF, infeksi gigi, THT, keputihan, ISK, ISPA )
◼ Stress fisik dan mental
◼ Sesudah mendapat imunisasi
◼ Kehamilan, nifas, menstruasi
◼ Operasi
◼ Anemia, kurang gizi, kelelahan
◼ Penggunaan obat imunomodulator
REAKSI TIPE 1 (Reversal)

• Terjadi pada kusta tipe borderline(BT, BB, BL)


• Umumnya timbul setelah 1-2 bulan setelah pengobatan
kusta
• Merupakan respon hipersensitivitas seluler saat
peningkatan Cellular-Mediated Immunity (CMI)
RR ringan RR berat

• Lesi kulit yang ada • Lesi kulit menjadi lebih


menjadi lebih merah merah, lebih tebal dan
• Saraf dapat membesar nyeri bila disentuh
atau tidak, tidak nyeri, • Saraf membesar dan nyeri
fungsi tidak terganggu. tekan, fungsi terganggu
• Lesi tidak mengenai • Lesi di wajah yang merah
wajah dan tebal
• Tidak ada edema tangan • Edema pada tangan, kaki,
dan kaki & wajah
• Tidak ada gejala sistemik • dapat diserta demam dan
malaise
Reaksi reversal
Pengobatan RR ringan Pengobatan RR berat

• MDT diteruskan • MDT diteruskan


• Istirahat • Analgetik
• Analgetik • KS: prednison, metil
• Asetosal (acetyl prednisolon, atau
salicylic acid) 4 x prednisolon
500mg • Pemasangan bidai/gips
• Ibuprofen 2-3 x 400mg pada ekstremitas yang
• Parasetamol 3 x500 mg neuritis untuk
imobilisasi
REAKSI TIPE 2 (ENL)

• Terjadi pada kusta tipe lepromatous (LL, BL)


• Umumnya timbul 6 bulan setelah RFT
• Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe III (kompleks
imun) menurut Comb dan Gell
• Merupakan respon imunitas humoral
Komplikasi ENL
• Kulit : ENL
• Mata : iridosiklitis
• Saraf : neuritis
• Kelenjar limf : limfadenitis
• Sendi : daktilitis/arthritis
• Ginjal : nefritis akut
• Testis : orkitis
• Tulang: osteitis (terutama tibia)
ENL ringan ENL berat

• Nodul merah, sedikit nyeri tekan, • Nodul merah, nyeri tekan,


tanpa ulserasi ulserasi
• Tidak ada demam • Demam
• Tidak ada nyeri saraf • Nyeri saraf dan gangguan fungsi
• Tidak ada gangguan fungsi saraf saraf
• Edema tangan dan kaki
• Orkitis, osteitis, iridosiklitis,
limfadenitis
Pengobatan
Pengobatan ENL ringan Pengobatan ENL berat

• Bed rest • Istirahat , imobilisasi


• MDT diteruskan • Analgetik/antipiretik
• Analgetik/antipiretik • MDT tetap diberikan
• Pasien tidak perlu • Faktor pencetus diatasi
dirawat, kontrol 2 • Pemberian KS
minggu, jika reaksi • Klofazimin (untuk ENL
bertambah berat berulang)
diberikan obat • Konsul bagian mata
kortikosteroid. dan fisioterapi
Kortikosteroid
• Diberikan dalam dosis tunggal pagi hari sesudah
makan, karena kadar kortisol alamiah dalam
tubuh paling tinggi pada pagi hari
• Dosis 40 mg prednison, tap off
• Setiap 2 minggu diperiksa ulang untuk melihat
keadaan klinis dengan memeriksa fungsi saraf.
• Bila membaik dosis diturunkan sesuai skema
• Bila menetap dosis dilanjutkan 1 minggu
• Bila memburuk dosis dinaikkan satu tingkat.
• Untuk anak dosis maksimal awal 1 mg /kgBB
1. Pemberian prednisone pada Reaksi Tipe 1 dan 2
berat

     
Dosis
per hari  40
mg 30
mg 20
15
mg 10
mg
mg 5
mg

Minggu
ke :  1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12

     
Follow up Pemeriksaan POD
     
40
mg 30
mg 20
mg 15
mg 10
mg 5
mg
 STOP

9-10 11-12
1-2 3-4 5-6 7-8

LAMPRENE 3 X 100 mg ( 2 bl ) 2 X 100 mg ( 2 bl ) 1 X 100 mg ( 2 bl )

Pemeriksaan POD tiap 2 minggu


Indikasi rujukan reaksi

• ENL dengan lepuh, ulserasi, demam, neuritis


• RR dengan bercak ulserasi, neuritis, lesi di
wajah, oedem ekstremitas
• Reaksi disertai komplikasi penyakit lain yang
berat, misal: hepatitis, DM, hipertensi,tukak
lambung yang berat
• Ibu hamil
• ENL berat berulang pada kusta anak
Relaps Reaksi

1 th sesudah Waktu Biasanya 6 bl


RFT Setelah RFT
Tidak disertai Gangguan umum Demam sp panas
demam tinggi
Timbul lesi baru Kelainan Kulit Aktifasi lesi lama
Cardinal sign + Tanda radang ( 4
OR)
Tidak nyeri tekan Kelainan syaraf Neuritis ( nyeri
syaraf ) dg gg fungsi.
MDT Pengobatan POD -> Prednison
LAMPRENE/CLOFAZIMIN
PENGOBATAN REAKSI KUSTA DGN
LAMPRENE
Tidak sembuh
dengan obat kulit
biasa

Bercak Tidak
merah nyeri
Tidak
gatal
Bercak
putih

INGAT 5 TANDA

Anda mungkin juga menyukai