Anda di halaman 1dari 23

CHEAT MATERI UKAI by UKAI SPIRIT

MATERI KLINIS
1. Sistem Kardiovaskular
Kategori menurut JNC 8:

Tata Laksana
Target Tekanan Darah Pasien HT
Kondisi Target TD
Pasien >60 tahun tanpa penyakit penyerta <150/90 mmhg
Pasien < 60 tahun tanpa penyakit penyerta <140/90 mmhg
Pasien segala usia dengan penyakit penyerta DM dan CKD <140/90 mmhg
Sumber : JNC 8
Note :
o Terapi HT dimulai dengan pemberian ACEI atau ARB atau tiazid atau CCB tunggal atau kombinasi.
Jika pemberian tunggal tidak efektif, maka dapat dikombinasi.
o ARB memiliki aktivitas nefroprotektif melalui penghambatan aktivitas angiotensin yang menyebabkan
penurunan tekanan intraglomerular.
o Finasteride bekerja sebagai selektif inhibitor dari isoform 5-a-reduktase tipe 1 dan tipe 2
o Amlodipine dapat meningkatkan kadar simvastatin sehingga berdampak pada peningkatan resiko
terjadinya miopati/rhabdomiolisis
o Lisinopril dapat meningkatkan konsentrasi glimipiride sehingga meningkatkan efek glimipiride yang
akan meningkatkan kemungkinan hipoglikemia
o Captopril diminum 1 jam sebelum makan atau saat perut kosong
o Valsartan atau ARB dapat mengakibatkan efek samping hiperkalemia
a. Darah
Anemia
Klasifikasi Ketentuan
Makrositik Sel lebih besar daripada ukuran normal
Nilai MCV besar
Terapi : Sianokobalamin (Vitamin B12) dan Asam folat
Mikrositik Sel lebih kecil daripada ukuran normal
Nilai MCV rendah
Hb rendah
Terapi : Fe sulfat, Fe fumarat
Normositik Berkaitan dengan kehilangan jumlah darah dalam jumlah yang banyak karena penyakit
kronis
Terapi :
Jika Hb < 10 g/dl dan serum feritin <500 ng/ml = Eritropoietin
Jika Hb < 6 g/dl = Tranfusi darah atau RBC
Istilah yang digunakan dalam darah dan anemia
Hemoglobin Protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke
seluruh tubuh
Hematokrit Konsentrasi rata-rata hemoglobin dalam suatu volume sel darah merah
MCV Corpuscular volume menggambarkan ukuran/volume dari sel darah merah
MCH Mean corpuscular hemoglobin menunjukkan bobot hemoglobin dalam darah
MCHC Mean corpuscular hemoglobin consentration adalah konsentrasi rata-rata Hb dalam
suatu volume sel darah merah
Sumber: Dipiro 11th edition, Pionas

2. Infeksi
o Toxoplasma gondi → Primetamin dan sulfadiazine (Utama) dan Spiramisin (Ibu Hamil)
o Demam Tifoid
Penyebab : Salmonella typhi atau Salmonella para typhi
Gejala : Demam dan gangguan saluran cerna (diare)
Lini pertama: kloramfenikol, ampicilin, amoxicillin, kotrimoksazol
Lini kedua : ceftriakson, cefixime, quinolon
Sumber : KMK No. 346 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid

o Tuberkulosis
Kategori Terapi Keterangan
Kategori 1 2HRZE1 + 4H3R32 2HRZE digunakan 1x sehari
(Kasus baru) 1 : Fase intensif selama 2 bulan
2 : Fase lanjutan 4H3R3 =digunakan 3xseminggu
selama 4 bulan
Kategori 2 2HRZE1 + HRZE2 + 5H3R3E33 2HRZE digunakan 1x sehari
(Kasus lama: kambuhan, 1 : Fase intensif selama 2 bulan
pindahan, lalai, gagal, kronis) 2 : Fase sisipan HRZE digunakan 1x sehari selama
3 : Fase lanjutan 1 bulan
5H3R3E3 digunakan 3xseminggu
selama 5 bulan
TB ANAK 2HRZ/4HR 2HRZ digunakan 1x sehari selama
2 bulan
4HR digunakan 1x sehari selama 4
bulan
Nama obat Efek samping Peringatan
Isoniazid Neuritis perifer (kesemutan Gangguan fungsi hati
Penanganan: Vitamin
B6/piridoksin
Rifampisin Urine berwarna merah, tidak nafsu DM (interaksi dengan sulfunilorea)
makan
Pirazinamid Nyeri sendi, meningkatkan asam Sirosis hati/ hepatitis kronis
urat
Etambutol Gangguan penglihatan Gagal ginjal
Streptomisin Gangguan pendengaran dan Ibu hamil
keseimbangan (ototoksik) Gagal ginjal
Sumber: Permenkes no 67 tahun 2016 tentang penanggulangan TB

o Filariasis
Jenis Cacing 1st 2nd
Fasciolopis buski Prazikuantel -
Filariasis Dietilkarbamazin Ivermectin
Ascariasis lumbricoides- Albendazole Ivermectin
gelang Mebendazole
Enterobius-kremi
Ancylostoma-tambang Albendazole Pirantel Pamoat
Trichuriasis-cambuk Mebendazol
Sumber : Pedoman penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas, 2007
Dipiro 11th edition 2020

o HIV/AIDS
Indikasi mulai terapi
Dewasa
Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat stadium klinis dan nilai CD4 (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
Terapi ARV harus dimulai pada semua ODHA yang hamil dan menyusui, tanpa memandang stadium klinis
WHO dan nilai CD4 dan dilanjutkan seumur hidup (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
Remaja (10 – 18 tahun)
Terapi ARV harus diberikan pada seluruh remaja terinfeksi HIV tanpa melihat stadium klinis dan status
imunosupresi (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti rendah).
Anak (< 10 tahun)
Terapi ARV harus diberikan pada seluruh anak terinfeksi HIV tanpa melihat stadium klinis dan status
imunosupresi:
- Anak terinfeksi HIV yang didiagnosis sebelum usia 1 tahun (sangat direkomendasikan, kualitas bukti
tinggi).
- Anak terinfeksi HIV berusia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari 10 tahun (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
Terapi lini pertama
Lini Kedua

3. Sistem Endokrin
o Diabetes Melitus
Golongan Obat Mekanisme Efek samping Cara Minum
Sulfunilurea Glibenklamid Meningkatkan BB naik Sebelum makan
Glimipiride sekresi insulin Hipoglikemia Atau 1 jam sebelum
Gliburid makan
Glipizid (glibenklamid)
Glinid Repaglinide Meningkatkan BB naik Sebelum makan
sekresi insulin Hipoglikemia
Biguanide Metformin Menurunkan Dispepsia Bersama/sesudah
produksi glukosa Diare makan
hati dan Asiosis laktat
meningkatkan
sensitivitas
Thiazolidinedione Pioglitazon Meningkatkan Edema Kapan saja
sensitivitas terhadap KI : Osteoporosis
insulin
Penhambat Acarbose Menghambat Flatulen Tinja Bersama suapan
alfa glukosidase absorbsi glukosa lembek pertama
Penghambat Sitagliptin Meningkatkan Sebah, muntah Kapan saja
DPP-4 Linagliptin sekresi insulin dan
Vildagliptin menghambat sekresi
glukagon
(berkaitan dengan
inkritin)
Penghambat Dafaglifosin Menghambat Infeksi saluran Kapan saja
SGLT-2 Canaglifosin reabsorbsi glukosa kemih genital
di tubulus ginjal
Agonis GLP-1 Exenatide Glukagon like GI -
Semaglutide peptide 1 reseptor Denyut jantung
agonis meningkat
Sumber: PERKENI 2019

o Dislipidemia
Kondisi Pilihan terapi
LDL Tinggi 1. Statin
2. Ezetimibe (tunggal) dapat diberikan jika pasien tidak dapat
mentoleransi pemberian statin
TG Tinggi 1. Statin
2. Fibrat jika
-TG > 500 mg/dl
-TG > 200 mg/dl dan HDL < 40 mg/dl
Sumber : Pedoman Pegelolaan Dislipidimia Indonesia 2020

Total kolesterol LDL HDL


Normal : < 200 mg/dL Optimal : < 100 mg/dL Rendah : < 40 mg/dL
Diatas normal : 100 – 129 mg/dL
Batas tinggi : 200 – 239 mg/dL Batas tinggi : 130 – 159 mg/dL Normal : 40 – 59 mg/dL
Tinggi : 160 – 189 mg/dL
Tinggi : > 240 mg/dL Sangat tinggi : >190 mg/dL Tinggi : > 60 mg/dL

4. Sistem Pernafasan
o Sinusitis
1st line terapi
Amoksisilin/amoksiklav,kotrimoksazole,
eritromisn, doksisiklin Penggunaan10-14 hari
2nd line terapi Sefalosporin 2, makrolida,
quinolone (levofloksasin)
Sumber: Pharmaceutical care untuk ISPA, Depkes RI

o Community aquired Pneumonia (CAP)


Kondisi 1st 2nd
Sehat dan tidak menggunakan Makrolida Doksisiklin
antibiotik sebelumnya (azitromisin, eritromisn,
klaritomisin)
Disertai penyakit penyerta DM, Floroquinolon Beta laktam + makrolida
Ginjal, Jantung/pernah
menggunakan antibiotik
sebelumnya 3 bulan terakhir
Anak-anak diatas 3 bulan (secara Amoxicillin Ceftriakson
umum)

o Hospital aquired Pneumonia (HAP)


Non ICU Fluoroquinolone ata beta laktam + makrolida
/tetrasiklin
ICU Piperacilin/meropenem/cefepime +
fluoroquinolone/Aminoglikosida/azitromisin

5. Sistem Gastrointestinal
o Diare akibat mikroorganisme
Dewasa Anak
Bakteri
1st line 2nd line 1st line 2nd line
Entamoeba
histolitica
Metronidazole Vankomisin Metronidazole Vankomisin
Clostridium
officiale
E. Coli Azitromisin Ciprofloksasin Azitromisin Ceftriakson
Vibrio chlolera Doksisiklin Ciprofloksasin Eritromisin Azitromisin
TetrasiklinEritromisin
Shigella Ceftriakson Azitromisin Ceftriakson
Kotrimoksazol
Salmonella non Ceftriakson Ceftriakson Azitromisin
Ciprofloksasin
thypoid Kotrimoksazol
Campylobacter Azitromisin Eritromisin Quinolon
jejui Eritromisin Tetrasiklin
Sumber: Dipiro 11th edition 2020

o Diare Pada Anak < 2 tahun


Tata laksana diare anak
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet zink selama 10 hari
10 mg untuk usia <6 bulan 1x sehari
20 mg untuk usia >6 bulan 1x sehari
3. Teruskan ASI/Makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat kepada ibu/keluarga

Sumber: Kemenkes tentang Situasi Diare di Indonesia, 2011

o Saluran Cerna
Obat Efek samping
Antasida (Al) Konstipasi
Antasida (Mg) Diare
Omeprazole Sakit kepala
Simetidine Gynekomastia (payudara membesar untuk pria)
Bismuth Melena (feses berwarna hitam)
Metoklopamid Dyskinea/gangguan sistem saraf pusat/gerak
tidak terkendali
Antasida secara umum Kejang perut, Milenium (feses berwarna putih)

o Tukak Peptik (Helicobacter pylori)


Awal 14 hari PPI Amoksisilin Klaritomisin
Omeporazole (2x20 mg) 2 x 1000 mg 2 x 500 mg
Lansoprazole (2x30 mg)
Jika alergi atau PPI Metronidazole Klaritomisin
resisten Omeporazole (2x20 mg) 2 x 500 mg 2 x 500 mg
amoksisilin Lansoprazole (2x30 mg)
Jika alergi atau PPI Metronidazole Tetrasiklin Bismuth
resisten Omeporazole (2x20 mg) 2 x 500 mg 4 x 500 mg salisilat
klaritomisin Lansoprazole (2x30 mg) 4 x 525 mg
Penggunaan 10-14 hari
Sumber: Dipiro 11th edition
6. Saluran Kemih
o Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Mekanisme kerja Antibiotik
Menghambat sintesis dinding sel Beta laktam Polipeptida
Contoh : Contoh :
Penisilin Bacitrasin
Cephalosporin Vancomysin
Carbapenem
Monobactam
Menghambat sintesis membran sel Polimiksin
Menghambat sintesis protein (30 S) (50 S)
Aminoglikosida Klindamisin
Tetrasiklin Kloramfenikol
Linezolid
Makrolida
Antagonis folat Kotrimoksazole
(Sulfametoksazol dan Trimetoprime)
Mempengaruhi sintesis/ (DNA Gyrase) (RNA Polymerase)
metabolisme asam nukleat Quinolon Rifampisin

7. Sistem Saraf dan Kesehatan Jiwa


o Skizofrenia
Golongan Mekanisme Kerja Contoh Obat
Antipsikotik atipikal Memblokade serotonin (lebih utama) dan Klozapin,olanzapin, resperidone,
(Ekstrapiramidal dopamin tipe 2 quetiapin
rendah)
Antipsikotik tipikal Memblokade reseptor dopamin tipe2 Haloperidol, klorpromazin
(Ekstrapiramidal
tinggi)
Secara urutan
1st. Atipikal (Olanzapine, risperidone, quetiapin), jika tidak ada respon
2nd. Tipikal (Haloperidol), jika masih tidak ada respon
3nd. Clozapine
Sumber: Dipiro 11th edition, 2020
o Epilepsi
Kondisi Dewasa Anak-anak
Kejang fokal atau Partial seizures Fenitoin Karbamazepin
Karbamazepin Natrium valproat
Fenobarbital
Natrium valproat
Tonik klonik atau Grand mal Fenobarbital Fenobarbital
Fenitoin Natrium valproat
Karbamazepin
Natrium valproat
Absence seizures atau petit mal Natrium valproat Natrium valproat
Etosuksimid Etosuksimid
Mioklonik Fenobarbital Fenobarbital
Natrium valproat Natrium valproat
Benzodiazepine Benzodiazepine
Atonik Fenitoin Fenobarbital
Natrium valproat Natrium valproat
Lamotrigine dapat digunakan untuk ibu hamil
Sumber: Kenya National Guidelines For The Management Of Epilepsy
Notes :
- Penggunaan obat pada status epilepticus yaitu untuk obat lini pertama adalah golongan benzodiazepin
(midazolam IM, lorazepam IV, diazepam IV). Jika 3 pilihan obat tersebut tidak tersedia, dapat digunakan
pilihan obat yaitu (fenobarbital IV, diazepam per rektal dan midazolam intranasal). Apabila kejang masih
berlanjut maka menggunakan salah satu dari terapi lini kedua yaitu (fosfenitoin IV, asam valproat IV,
levetiracetam IV). Sumber: Tatalaksana status epileptikus di Instalasi gawat darurat

8. Tulang dan Persendian


o Osteoporosis
Kategori T score Terapi
Tscore ≥ -1 Pertahankan
Tscore -1,1 (–) -2,4 Kalsium dan vitamin D
Tscore ≤ 2,4 Kalsium dan vitamin D
Terapi
1st. Alendronate, risedronate, asam zoledronic
Alternatip terapi
Ibandronate, raloxofen atau teriparatide (jika Tscore ≤ 3)
Last line
Intranasal calcitonin
Aturan Minum Obat
Alendronate, risedronate, Dengan air 180 ml, 30 menit sebelum makan dan tetap dalam posisi
asam zoledronic duduk/tegak selama sekurang-kurangnya 30 menit
Ibandronate Dengan air 180 ml, 60 menit sebelum makan dan tetap dalam posisi
duduk/tegak selama sekurang-kurangnya 30 menit
Sumber: Dipiro 11th edition dan MIMS
Notes :
- Kalsitriol adalah metabolit yang kuat untuk bentuk aktif vitamin D, yang pada gilirannya mengontrol
reabsorbsi kalsium oleh ginjal, mengontrol penyerapan kalasium makanan oleh usus, menurunkan kadar
fosfat serum yang berlebihah, resorpsi tulang dan kadar hormon paratiroid. Sumber: Medscape
o Osteoarthritis
1st line Parasetamol
2nd line Oral NSAID, jika GI bisa topikal NSAID atau
NSAID selektif
3rd line Opioid
Sumber: Dipiro 11th edition 2020
Notes :
- Adalimumab merupakan anti TNF alfa yang digunakan untuk mengurangi gejala dan mencegah kerusakan
struktur pada pasien RA sedang-berat yang aktif dan tidak memberikan respon yang memadai pada
pemberian satu atau lebih DMARD . Sumber: Dipiro 11th edition
o Gout Akut
Kategori Terapi
Ringan – -NSAID (ibuprofen, indometasin, piroxicam, ketoprofen, naproxen, selekoksib)
sedang -Kolkisin
-Kortikosteroid (Prednison, metilprednisolon, triamsinolon)
Berat -Kolkisin + NSAID
-Kolkisin + kortikosteroid
Terapi Gout kronis/hiperuresemia
First line : Allopurinol, Febuxostat
Alternative : Probenesid (jika alergi allppurinol dan untuk ibu hamil
Keterangan
Urikostatik Menurunkan kadar urat dalam serum dengan menghambat enzim xantine oksidase
Contoh: Allopurinol
Urikosurik Meningkatkan ekskresi urat di ginjal dengan menghambat reabsorbsi pada proksimal
tubule
Sumber: Dipiro 11th edition 2020

o Rheumatoid Artritis
Secara umum RA ditangani dengan Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARD) yang
memiliki potensi untuk mengurangi kerusakan sendir, mempertahankan integritas dan fungsi
sendi dan pada akhirnya mengurangi biaya perawatan dan meningkatkan produktivitas pasien
AR. Obat-obat DMARD yang sering digunakan adalah
Methotrexate (ESO : Mata kabur, + asam folat)
Sulfasalazin
Leflunomide
Hidroksiklorokuin
Siklosporin
Azatioprin
Alternatif terapi jika DMARD tidak berfungsi dengan baik
TNF alpha inhibitor seperti infliximab, adalimumab, etanercept
Sumber :
Dipiro 11th edition
Rekomendasi Perhimpunan Rheumatologi Indonesia untuk Diagnosis dan Pengelolaan artritis
reumatoid, 2014

9. Mata, Hidung, Telinga, dan Tenggorokan


o Mata
Terapi Glaukoma
Terapi Golongan Mekanisme Contoh
Pilihan Beta bloker non selektif Menurunkan produksi cairan mata Timolol, metoprolol
pertama beta 1 dan beta 2
Pilihan Analog prostaglandin Meningkatkan aliran keluar Latanoprost,
kedua uveoscleral dengan mempengaruhi bimatoprost
aliran akous melalui jalur
konvensional trabekulo-kanalikur
Pilihan Kolinergik Kontraksi pupil Pilokarpin
ketiga
Pilihan Karbonik anhidrasi Berhubungan dengan produksi caira Azetolamida,
terakhir akuos terutama melalui sekresi aktif metazolamida
bikarbonat
Keterangan
Timolol kontraindikasi pada kondisi asma
Pilokarpin kontraindikasi pada kondisi hiprtensi
Sumber : Dipiro 9th edition

o Batuk
Kriteria Batuk Solusi Contoh obat
Batuk tidak berdahak Antitusif (menekan batuk) Noskapin, dekstrometorphan, kodein,
Batuk kering yg sulit Ekspektoran (merangsang Amonium klorida, guaifenesin, terpin hidrat
mengeluarkan dahak pengeluaran dahak)
Batuk berdahak Mukolitik (pengencer dahak) Ambroksol, bromheksin, asetilsistein

10.Onkologi, Imunologi, Nutrisi, Gawat Darurat, Vaksin, Produk Biologi


o Onkologi
Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker Kemenkes 2013 bagian tata laksana nyeri
Skala VAS Kategori Analgesik Obat Pilihan Obat lain
STEP 1 Nyeri Non-opioid NSAID (Ibuprofen, Parasetamol
Ringan ± adjuvant naproxen)
1-3
STEP 2 Nyeri tetap Opioid Codein, Tramadol Adjuvant :
Sedang atau lemah ± Amitriptilin, gabapentin,
4-6 meningkat Non-opioid imipramin
± adjuvant
STEP 3 Nyeri tetap Opioid Kuat Morfin, oxycodone Fentanyl
Berat atau ± Non- Adjuvant :
7-10 meningkat opioid ± Amitriptilin, gabpentin,
adjuvant imipramin, petidine, mepiridine

Jenis – jenis Syok


1. Syok Sepsis
Syok yang terjadi akibat adanya sepsis atau peradangan di tubuh.
Terapi : Cairan kristaloid + obat vasopresor/inotropik. Infeksi diatasi dengan pemberian antibiotik yang
sesuai dengan hasil kultur.
2. Syok Kardiogenik
Syok akibat disfungsi kardiak misalnya obstruksi sirkulasi sehingga organ mengalami kekurangan suplai darah.
Terapi : obat yang dapat meningkatkan perfusi ke perifer seperti epinefrin, norepinefrin, dobutamin.
3. Syok Hipovolemik
Kondisi syok akibat perfusi darah tidak adekuat ke organ-organ yang disebabkan karena kehilangan banyak
darah.
Terapi : cairan + PRC (pack red cell) bila kondisi pasien kehilangan banyak darah

FARMAKOKINETIK

𝑅 𝑅 𝐹.𝐷𝑜 Loading dose =


𝑅 ln Cp = –kt + ln Cp0
Css = atau Css = 𝑘
𝐶𝑙 𝐾𝑒 𝑥 𝑉𝑑 𝑉𝑑.𝑘𝜏

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠


Jumlah tetes permenit =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

CrCl (laki – laki) = CrCl (wanita) = 0,85 𝑥


(140 − 𝑢𝑚𝑢𝑟) 𝑥 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
(140 − 𝑢𝑚𝑢𝑟) 𝑥 𝐵𝐵 (𝑘𝑔) 72 𝑥 𝑆𝑐𝑟
72 𝑥 𝑆𝑐𝑟
MATERI INDUSTRI
Kumpulan rumus yang sering keluar di soal :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 100


Rendemen Ekstrak = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑥 100% % terionisasi = 1+10^(pKa – pH)

Konsentrasi Garam 𝐴𝑈𝐶 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑖𝑣


𝑝𝐻 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑟 = 𝑝𝐾𝑎 + 𝑙𝑜𝑔 Bioavailabilitas absolut = 𝐴𝑈𝐶 𝑖𝑣 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
Konsentrasi Asam

3 𝑥 𝑆𝐷 2 (𝑡𝑅2−𝑡𝑅1)
LOD = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 (𝑏) Resolusi : R = Rumus BJ = ρ zat lain/ ρair
(𝑊1+𝑊2)

dial reading (dyne)


Hukum Lambert Beer :
𝛾= x 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 A=εbc
2 x keliling cincin
Keterangan :
A = Absorbansi atau nilai serapan
Berat setelah diuji ε = koefisien ekstingsi molar (M-1 cm-1)
% Kerapuhan = Berat awal – b = tebal kuvet (cm)
Berat awal
c = konsentrasi zat (M)

Perhitungan kadar menggunakan spektro UV/Vis


Absorban sampel
Konsentrasi = x konsentrasi x Faktor pengenceran
absorban baku

1 𝑀𝑆𝐷 𝑥 10^6 𝑚𝑔
MACO = 𝑆𝐹 x 𝑀𝐷𝐷 𝑘𝑔
Keterangan : Penentuan jumlah sampling
SF = Safety Factor o Pola n = 1 + √N
MSD = Minimum Single Dose dari produk Sampel diperkirakan
yang harus dihilangkan homogen dan pemasok
MDD = Maximum Daily Dose dari produk disetujui, pembuatan kebawah
berikutnya x berat unit dosis dalam mg o Pola p = 0,4 √ N
Jumlah koloni bakteri ALT Untuk pengujian identitas,
106 = faktor konversi
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 (mg → kg)
N=
((1 𝑥 𝑛1)+ (0,1 𝑥 𝑛2))𝑥 𝑑
pembulatan keatas
Keterangan o Pola r = 1,5 √N
n1 : jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung Sampel tidak homogen,
n2 : jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung pemasok tidak terkualifikasi,
d : pengenceran pertama yang dihitung biasanya digunakan untuk
Syarat: yang dapat dihitung cawan yang mengandung 30-300 koloni saja sampel bahan alam
Temuan Kesalahan Produk/Obat
Kategori
Keterangan
temuan
Critical Temuan yang sifatnya membahayakan nyawa manusia dan mempengaruhi kulitas produk
Temuan yang berdampak terhadap Kualitas Produk.
Major
Contoh : evaluasi terhadap hasil inspeksi diri tidak dilakukan dengan prosedur yang ditentukkan
Temuan yang sifatnya tidak mempengaruhi kualitas produk secara langsung namun dapat
Minor
menjadi temuan major jika temuan terus berulang

Pemberian Izin Edar Obat


Instansi Pemberi Izin Peraturan terkait
Industri Farmasi Kemenkes PMK 1799 tahun 2010 tentang Industri Farmasi
Industri Obat Kemenkes PMK 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha
Tradisional/IEBA Obat Tradisional
Usaha Kecil Obat Dinas Kesehatan Provinsi PMK 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha
Tradisional (UKOT) Obat Tradisional
Usaha Mikro Obat Dinas Kesehatan Kab/kota PMK 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha
Tradisional (UMOT) Obat Tradisional
Industri Kosmetik Kemenkes PMK 1175 tahun 2010 tentang Izin Produksi
Kosmetika
PBF Kemenkes PMK 1148 tahun 2011 tentang PBF
PBF Cabang Dinas Kesehatan Provinsi PMK 1148 tahun 2011 tentang PBF
Apotek Pemerintah Kab/Kota PMK 9 tahun 2017 tentang Apotek

Standar yang digunakan dalam penetapan kadar


Jenis Standar Fungsi
Standar Sampel dan standar merupakan zat yang sama. Standar dibuat dalam berbagai macam
Eksternal konsentrasi pada labu yang berbeda dari sampel. Dibuat plot regresi linear.
Standar Adisi Sampel dan standar yang digunakan zat yang sama. Standar dengan volume berbeda-beda
ditambahkan ke dalam sampel pada labu yang sama dan volume yang sama
Standar Sampel dan standar berbeda, tetapi memiliki kemiripan bentuk struktur atau mempunyao sifat
Internal fisika dan kimia yang mirip

Ekstraksi Bahan Alam


Jenis Fungsi Kriteria
Ekstraksi
Maserasi Penyarian dengan merendam serbuk simplisia dengan pelarut Mudah, murah, Tidak tahan
organik selama beberapa waktu pada suhu kamar panas
Perkolasi Penyarian dengan mengalirkan penyari secara terus menerus Alat khusus, boros pelarut,
pada serbuk simplisia dengan alat prekolator Tidak tahan panas
Infusa Penyarian menggunakan air mendidih suhu kurang lebih 90 Mudah, murah, Zat harus tahan
derajat selama 15 menit panas
Dekokta Penyarian menggunakan air mendidih suhu kurang lebih 90 Mudah, murah, Zat harus tahan
derajat selama 30 menit panas
Destilasi Untuk menyari simplisia yang memiliki tingkat volatilitas tinggi Cengkeh, eugenol, terpenoid,
menthol oil, minyak kayu putih.
Refluks Penyarian menggunakan titik didih pelarut menggunakan Untuk zat yang tahan panas dan
pendingin balik bentuknya keras (akar, batang,
biji)
Sokletasi Penyarian secara berulang, menggunakan alt sokletasi sehingga Untuk zat yang tahan terhadap
seperti menggunakan pelarut baru pemanasan

Jenis Kromatografi untuk uji bahan obat/obat


Kromatografi Fungsi
Kromatografi Lapis Metode yang paling cepat dan sederhana untuk melakukan identifikasi kandungan BKO
Tipis (KLT) di dalam jamu. Prinsip yg digunakan berdasarkan adsorbsi dan partisi
Contoh: BKO jamu
Kromatografi Gas Untuk pemisahan senyawa yang mudah menguap. Dapat berupa senyawa minyak atsiri.
Bila susah menguap, dilakukan derivitasi senyawa
Contoh : eugenol, terpenoid, menthol oil, minyak kayu putih.
Kromatografi Kolom Proses pemisahan dilakukan menggunakan kolom. Pelarut mengalir secara kontinyu
melewati kolom
Kromatografi Cair -Prinsip kurang lebih sama dengan KLT
Kinerja Tinggi -Lebih rumit tapi hasilnya sangat detail
-Bisa melakukan uji kualitatif (nilai Rf) dan kuantitatif (lebar puncak)
-Bisa memisahkan senyawa dalam banyak campuran
-Bisa digunakan untuk residu
Contoh: campuran tablet

Bagian AHU
Bagian Fungsi
Ductus/ducting Hanya saluran udara, baik udara masuk atau keluar
Cooling coil Mengatur suhu agar dingin
Heater Mengatur kelembapan
Filter Menyaring partikel udara
Dumper Mengatur pendistribusian udara/debit ke ruang produksi masing-masing
Sumber: Petunjuk Teknis CPOB 2012

Sistem Klasifikasi Biofarmasi (BCS)


BCS Permeabilitas Kelarutan Solusi
Kelas I Baik Baik -
Kelas II Baik Buruk - Meningkatkan laju kelarutan
- Memperkecil ukuran partikel
- Pembentukan garam
- Pembentukan kompleks dengan siklodekstrin
Kelas III Buruk Baik Meningkatkan lipofilitas
Ex menggunakan metode (etosom, liposom, transfosom)
Kelas IV Buruk Buruk -
PERMASALAHAN DALAM FORMULASI SEDIAAN PADAT
Masalah Solusi
Keragaman bobot/keseragaman Tambahkan atau tingkatkan konsentrasi glidan atau pengisi
kandungan
Kekerasan tablet Tambahkan atau tingkatkan konsentrasi bahan pengikat
Kerapuhan Tambahkan atau tingkatkan konsentrasi bahan pengikat
Waktu hancur Tambahkan atau tingkatkan konsentrasi bahan penghancur
Sifat alir Tambahkan atau tingkatkan konsentrasi glidan atau pengisi

PERMASALAHAN PADA PENCETAKAN TABLET


Masalah Kondisi Solusi
Bagian atas tablet memisah dengan
Capping
bagian utamanya Reformulasi penambahan pengikat, tingkatkan fines
Pemisahan tablet menjadi dua granul, kurangi volume bulk granul, tekanan punch
Lamination
bagian atau lebih diturunkan
Chipping Rusaknya bagian tepi tablet
Picking Tablet nempel pada punch
Reformulasi penambahan Antaherent, lubrikan, suhu
Sticking Tablet nempel pada die
dan waktu pengeringan granul ditingkatkan
Binding Granul nempel di ruang cetak
Larutkan zat pewarna ke dalam larutan pengikat,
Motling Warna tablet tidak merata gunakan pelarut organik (alcohol), kecepatan panci
penyalut diturunkan.
Double Kesan ganda pada permukaan tablet Gunakan alat pengatur antiturning untuk mencegah free
Impression yang menggunakan punch berlogo rotation

KLASIFIKASI RUANG PRODUKSI


Kelas Sebutan Suhu (oC) Kelembapan (% RH) Keterangan
A Under 16-25 45-55 -Pengelolaan aseptis
LAF -Pengisian salep mata dan suspensi steril
B Steril 16-25 45-55 -Lingkungan latar belakang kelas A
C Steril 16-25 45-55 -Pembuatan larutan bila ada resiko
-Pengisian produk
non-aseptis
D Bersih 20-27 40-60 -Pembuatan obat steril dengan sterilisasi akhir
E Umum 20-27 Maks 70 -Ruang pengolahan dan pengemasan non steril
Keterangan:
White area: kelas A,B,C
Grey area: Kelas D
Black area: Kelas E
Kelas A-D Steril
Kelas A digunakan untuk teknik aseptis
Kelas D digunakan untuk ruang pencucian
Kelas E digunakan untuk pengemasan
PENAMPAK NODA PADA IDENTIFIKASI SENYAWA
Golongan Pereaksi Penampak Bercak
Alkaloid Ninhidrin
Buchardat
Dragendrof
Flavonoid Sitoborat
Terpen Asam fosfomolibdat
Fenol FeCl3
Pereaksi Umum Uap iodium, H2SO4, Vanilin sulfat

BAHAN KIMIA OBAT PADA JAMU :


Sildenafil : Obat kuat
Sibutramin : pelangsing
Siproheptadin : penggemuk badan
Deksametason : antinyeri
Metamizol : antinyeri

EKSIPIEN
Jenis Eksipien Contoh
Basis salep Hidrokarbon : Parafin, vaselin album, vaselin flavum, cera alba,
beeswax
Basis serap/anhidrat: Lanolin, adeps lanae, (w/o)
Basis dapat dicuci air: Vanishing cream, hydrofilik oitment (o/w)
Basis larut air: PEG
Basis suppo PEG, Oleum cacao, PPG, Carbowax, macro gol, gelatin, gliserol,
Catatan ; Oleum cacao disimpan di suhu dingin, PEG suhu ruang bisa
Antioksidan Butylated hyroxyaniasole (BHA), Butylated hydroxy toluena (BHT),
propil galat dan tokoferol
Pengawet/preservatif Oral: Nipagin/metil praben, nipasol/propil paraben, kitosan, natrium
benzoat, asam benzoat, asam sorbat
Parenteral: Amonium kuartener/benzalkonium klorida, klorobutanol,
kresol
Topikal: Formaldehid
Surfaktan Anionik: Natrium lauril sulfat, Natrium stearat, Natrium cetyl sulfate,
natrium mersolate
Kationik: Benzalkonium klorida, Laurylpyridinium klorida, Zehiran
klorida
Non ionik: -Lipofil : Setil alkohol, Span
-Hidrofil : Tween
Amfoter: Albumin, asam amino, lesetin, NH4 Kwartener
Suspending agent CMC, GOM, tragakan, povidone, polisorbat, span
Emulgator w/o: Lanolin, span (sorbitan ester)
o/w: tween(polisorbat), metil selulosa, tragakan
Gelling agent Karbomer (paling sering), tragakan, alginat, pectin, gelatin, povidone,
metilselulosa
Enhancer/peningkat penetrasi PEG, PPG, DMSO, Isopropil miristat, gliserin, mentol
Buffer/pengatur Ph Trietanolamin (TEA), sitrar, fosfat
Chelating agent EDTA
Wettiing agent Gliserin, PEG, PPG, setil alkohol
Thickening agent Propilen, amilum
Softener/pelembut Parafin
Anti capsloking agent/cegah Sorbitol, gliserin, PPG
kristalisasi gula di tutup botol
Pengisotonis Nacl 0,9%, Glukosa 5%
MATERI MANAJEMEN FARMASI

Perhitungan dosis Young Dosis intake sehari


% Dosis maksimal = dosis teoritis sehari x 100%
𝑛
Dosis = 𝑛+12 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎

Kebutuhan obat = (kebutuhan 1 tahun + stok pengaman) – sisa stok

Stok pengaman (Safety stock) = Lead time x rata-rata penggunaan

FARMAKOEKONOMI
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
o ROI (Return of Investment) = x 100%
𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
Laba bersih = Penjualan – Harga obat - seluruh biaya lain (biaya produksi)
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
o ROE (Retun of Equity) = x 100%
𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Laba bersih = Laba kotor – biaya lain (pajak)
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝐻𝑃𝑃)
o TOR (Turn Over Ratio) = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
o ROP (Reorder Point) = (Lead time x pemakaian rata-rata) + stok pengaman
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
o BEP (Break Even Point) = biaya tetap + biaya variabel atau 𝐵𝐸𝑃 = 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛
o HNA (Harga Netto Apotek) = harga obat – PPN
o HJA (Harga Jual Apotek) = (HNA + PPN) x margin
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙
o Margin = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
o ACER (Average Cost Effective Ratio) = 𝑜𝑢𝑡𝑐𝑜𝑚𝑒
o QALY = Survival x Utility
o Stok minimum = (pemakaian rata-rata x lead time) + safety stock
2 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑙𝑖 𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛
o EOQ = √ ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛

Analisis Farmakoekonomi Fungsi


Cost Minimization Analysis (CMA) Hanya melihat harga saja karena indikasi dan efek obat
sama
Cost Effective Analysis (CEA) Melihat harga dan efektivitas terapi yang mana paling baik
Cost Utility Analysis (CUA) Melihat harga dan kualitas hidup pasien (QALY)
Cost Benefit Analysis (CBA) Membandingkan 2 program kesehatan

Surat Pesanan
Jenis Ketentuan SP Contoh obat Rangkap
Regular 1 SP bisa semua Parasetamol, ibuprofen Minimal 2
Obat-obat 1 SP bisa semua Tramadol, amitriptilin, klorpromazin, Minimal 3
tertentu triheksifenidil, dextrometorphan, haloperidol
(OOT)
Prekursor 1 SP bisa semua Kalium permanganate, ergotamine, Minimal 3
pseudoefedrin, ergometrin, norepinefrin, efedrin,
fenilpropanolamin
Psikotropika 1 SP bisa semua Alprazolam, klordiazepoksida Minimal 3
Narkotika 1 SP hanya untuk 1 Kodein, metadon Minimal 3
sediaan

Bahasa latin resep


Tulisan resep Artinya
Urutan pengerjaan resep
1 PIM (Periculum in mora) Berbahaya jika ditunda
2 urgent Sangat penting
3 statim Penting
4 cito Segera
Aturan minum obat
a.c (ante coenam) Sebelum makan
d.c (durante coenam) Pada saat makan
p.c (post coenam) Sesudah makan
a.p (ante prandium) Sebelum sarapan pagi
h.v/n (hora vespertina/nocte) Malam hari
h.s (hora somni) Waktu tidur
h.m (hora matutina) Pagi hari
s.dd (semet de die) 1x1 sehari
b.dd (bis de die) 2x1 sehari
t.dd (ter de die) 3x1 sehari
q.dd (quarter de die) 4x1 sehari
s.o.s/s.n.s/ (si necesse sit/si opus) Bila perlu
s. prn (signa pro re nata) Bila perlu
u.p (usus propius) Untuk dipakai sendiri
u.c (usus cognitus) Pemakaian telah diketahui
i.m.m (in manus medici) Serahkan kepada dokter
gtt (guttae) tetes
C (cochlear) Sendok makan (15 ml)
c.p (cochlear parvum) Sendok bubur (8 ml)
Cth (cochlear theae) Sendok the (5 ml)

Metode Perencanaan Perencanaan berdasarkan


Konsumsi Data penggunaan sebelumnya
Epidemiologi Prevalensi penyakit
Memesan obat jika ada yang membutuhkan sajakarena pertimbangan obat
Just in Time
yang mahal dan minimnya pemakaian

Beyond Use Date (BUD)


Sediaan BUD Racikan
Non aqueous dan solid 6 bulan atau 25% dari kadaluarsa (pilih yang paling cepat)
formation
Topikal atau semisolid 30 hari
Tetes mata/ telinga 28 hari
Tetes mata minidose 3 hari
Sirup kering 7-14 hari (jika ada 2 pilihan maka pilih 14 hari)
Injeksi insulin multidose 28 hari disuhu ruang dan 60 hari di suhu dingin
Oralit 24 jam
Inhaler 3 bulan
TPN (Secara umum) 30 jam

Sistem Distribusi Obat


Sistem distribusi Keterangan
Sentralisasi Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu tempat
yaitu instalasi farmasi. Pada sistem ini seluruh kebutuhan perbekalan farmasi
setiap unit pemakai baik inividu maupun kebutuhan barang dasar ruang
disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut
contoh: digunakan untuk RS kelas D atau jika Tenaga Kefarmasiannya kurang
Desentralisasi Sistem pendistribusiam perbekalan farmasi yang mempunyai cabang di dekat
unit pelayanan. Cabang ini dikenal dengan istilah depo farmasi atau satelit
farmasi
contoh: yang paling sering dipakai
Individual Resep yang ditujukan kepada pasien, dan pasien akan menyerahkannya ke
Praecribing depo farmasi atau satelit farmasi yang bersangkutan
Floor stock Persediaan lengkap diruangan
UDD Unit dose dispensing
Penyiapan obat yang dilakukan per sekali pakai
Guna meningkatkan kepatuhan pasien
ODD One daily dose
Penyiapan obat satu hari pakai
Jarang digunakan karena tertutupi dengan UDD

Penanganan Limbah obat dan peralatan medis di Rumah Sakit


Warna Limbah
Merah Radioaktif
Kuning Infeksius
Coklat Farmasi atau kimia
Ungu Sitostatika

Analisis Diagram VEN-ABC → digunakan untuk melakukan pengurangan obat


A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
o NA → prioritas pertama untuk dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan
o NB → prioritas kedua untuk dikurangi apabila dana masih kurang
o NC → prioritas ketiga untuk dikurangi
ANALISIS PARETO/ ABC
Kategori % Persediaan % dana yang digunakan
A ± 20 70
B ± 30 20
C ± 50 10
Petunjuk Teknis PMK 72 tahun 2016 ttg Standar Yanfar
di RS

ANALISIS VEN Keterangan Contoh


Vital Yang mampu menyelamatkan jiwa (life saving) Obat emergensi, Cairan,
Albumin
Esensial Kelompok obat yang bekerja pada sumber penyebab Anti hipertensi, Anti
penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan diabetic, Analgesik
kesehatan.
Non Esensial Obat yang kerjanya ringan dan biasa dipergunakan Suplemen, Vitamin
untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk
mengatasi keluhan ringan
Petunjuk Teknis PMK 72 tahun 2016 ttg Standar Yanfar di RS

Imunisasi Dasar
Imunisasi Jumlah Waktu Pemberian BUD Kondisi
Pemberian Penyimpanan
Hepatitis B 4 Usia 0-24 jam, bulan ke-2, bulan 4 minggu 2-8 0C
ke-3, bulan ke-4
BCG 1 Usia Bulan ke-1 3 jam 2-8 0C
Polio 4 Usia Bulan ke-1,2,3,4 2 minggu -15 sd -250C
IPV 2-8 0C
DPT 3 Usia Bulan ke-2,3,4 4 minggu 2-8 0C
Hib 3 Usia Bulan ke-2,3,4 4 minggu 2-8 0C
Campak 1 Bulan ke-9 6 jam 2-8 0C
Sumber: Permenkes no 12 tahun 2017 tentang penyelenggaran imunisasi
ANTIDOTUM PADA KASUS KERACUNAN
Senyawa Antidotum
Alkohol/wiski Benzodizepin
Metanol, etilen glikol Etanol, fomepizole
Susu Arang aktif
Fenobarbital Natrium bicarbonat
Parasetamol N-asetilsistein
Logam berat (As, Hg, Cu) BAL/Dimecaprol/British Anti-lewesite
Logam berat (Pb) EDTA
Ferri Diferoksamin
Opioid dan dekstromethorpan Nalokson, Benzodiazepin, Naltexone
Insektisida Atropin, Pralidoksim
Peptisida Atropin, Skopolamin
Beta bloker (atenolol, propranolol) Adrenalin, isoprenalin, glukagon
Benzodiazepin Flumazenil
Anti depresan trisiklik (amitriptiline) Diazepam
Warfarin, Kuamarin Vitamin K
Heparin Protamin
Digoksin Fenitoin, MgSO4, Atropin
Isoniazid Piridoksin
Nitrit Metilen Blue
Karbonmonoksida Oksigen
Natrium decusonate/tetes telinga Minum susu, minum air putih yang banyak
Nikotin Bupropion

ATURAN KONSUMSI PIL KB


Pil KB Hormonal berisa estrogen dan progestin
Estrogen seperti( etinil estradiol, mestranol, estradiol valerate)
Progestin seperti (levonogastrel, desogastreal, linesterol, norethindrone)
Aturan minum Pil KB
Pil KB 21 seluruhnya berisi Diminuum saat haid berakhir
hormon
Pil KB 28 (21 berisi hormon, Diminum saat pertama kali menstruasi (placebo)
7 berisi placebo)
Jika Lupa
Jika lupa < 24 jam segera minum pil KB
Jika lupa 24 - <48 jam minum 1 pil yang terlupa, minum 1 pil lagi pada jam biasa menggunakan
pil (pasien mungkin akan menggunakan 2 pil dalam sehari)
Jika lupa ≥ 48 jam (≥ 2 hari) minum 1 pil ketika ingat an 1 pil pada jam biasa menggunakan obat. Pasien
harus menggunakan kontrasepsi lain (kondom dll) atau menghindari
hubungan seksual hingga pil diminum teratur dalam 7 hari
Sumber: Recomended Actions After Late or Missed Combined Oral Contraceptives, 2013

Anda mungkin juga menyukai