Anda di halaman 1dari 4

Pengertian HPLC

Kromatografi cair berperforma tinggi ((Inggris): high performance liquid


chromatography, HPLC) merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang biasanya disertai
dengan tekanan tinggi. Seperti teknik kromatografi pada umumnya, HPLC berupaya untuk
memisahkan molekul berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap zat padattertentu. Cairan yang akan
dipisahkan merupakan fase cair dan zat padatnya merupakan fase diam (stasioner). Teknik ini sangat
berguna untuk memisahkan beberapa senyawa sekaligus karana setiap senyawa mempunyai afinitas
selektif antara fase diam tertentu dan fase gerak tertentu. Dengan bantuan detektor serta integrator kita
akan mendapatkan kromatogram. Kromatorgram memuat waktu tambat serta tinggi puncak suatu
senyawa.

Prinsip Kerja HPLC

Kerja HPLC pada prinsipnya adalah pemisahan analit-analit berdasarkan kepolarannya, alatnya


terdiri dari kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu sebagai fasa geraknya. Yang paling
membedakan HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada HPLC digunakan tekanan tinggi untuk
mendorong fasa gerak. Campuran analit akan terpisah berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk
sampai ke detektor (waktu retensinya) akan berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang puncak-
puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon < golongan hidrokarbon < senyawa terhalogenasi
< golongan eter < golongan ester < golongan keton < golongan alkohol < golongan asam.
HPLC dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Pada proses kualitatif cara yang paling
umum untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat Retention time (RT). Peakyang mempunyai RT
yang sama dengan standard umumnya adalah sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal lain yang
perlu dilihat adalah spektrum 3D dari signal kromatogram. Zat yang sama akan mempunyai spektrum 3D
yang juga sama. Sehingga jika spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka kedua zat tersebut juga
dipastikan adalah zat yang berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui kadar komponen yang dianalisis di dalam
sampel.  Yang berperan dalam proses separasi pada system HPLC adalah kolom. Ada kolom yang
digunakan untuk beberapa jenis analisa, misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk analisa
carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya. Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan
analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent) yang khusus digunakan untuk analisa
karbohidrat (mono-, di-, polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat dipengaruhi oleh pemilihan
jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap selanjutnya adalah proses
identifikasi. Hasil analisa HPLC diperoleh dalam bentuk signal kromatogram. Dalam kromatogram akan
terdapat peak-peak yang menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sample.
Sample yang mengandung banyak komponen didalamnya akan mempunyai kromatogram dengan
banyak peak. Bahkan tak jarang antar peak saling bertumpuk (overlap). Hal ini akan menyulitkan dalam
identifikasi dan perhitungan konsentrasi. Oleh karena itu biasanya untuk sample jenis ini dilakukan
tahapan preparasi sample yang lebih rumit agar sample yang siap diinjeksikan ke HPLC sudah cukup
bersih dari impuritis. Sample farmasi biasanya jauh lebih mudah karena sedikit mengandung komponen
selain zat aktif. Sample ini umumnya hanya melalui proses pelarutan saja.

Gas Chromatography (GC)
Kromatografi gas adalah suatu pemisahan komponen dalam fasa gas atau komponen yang
mudah menguap dengan pemanasan tanpa terdegradasi.
prinsipnya sama dengan prinsip kromatografi pada umumnya, yang berdasarkan atas partisi atau adsorpsi
komponen yang dianalisis di antara dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam.
Dalam kromatografi gas, fasa mobil berbentuk gas yang dinamakan gas pembawa dan analit-
analit yang akan dianalisis harus larut atau bercampur dengan baik sehingga mudah terbawa oleh gas
pembawa tersebut. Fasa diamnya dapat berupa cairan atau padatan, untuk itu dikenal 2 type kromatografi
gas yaitu :
a. Kromatografi padatan gas
Fase bergerak dalam GSC berupa gas sedangkan fase diamnya berupa padatan seperti molekular
sieve, chromosob, dan porapak. Proses yang terjadi dalam Gas Solid Chromatography (GSC) adalah
proses adsorbsi.
b. Kromatografi Cairan Gas
Fase bergerak dalam GLC berupa gas sedangkan fase diamnya berupa cairan yang stabil dan inert.
Proses yang terjadi adalah proses partisi. GLC lebih disukai karena memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya :
1) Sederhana dan lebih murah.
2) Sensitifitasnya baik.
3) Waktu pemisahannya sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh cepatnya kesetimbangan yang terjadi antara
fase diam dan fase bergerak.
4) Hanya memerlukan sejumlah kecil contoh. Biasanya dalam ukuran mikro liter.
5) Dapat digunakan untuk analisis kualitatif, yaitu dengan membandingkan waktu retensi, dan analisis
kuantitatif, yaitu dengan perhitungan luas puncak.
6) Alat GLC dapat dipakai dalam waktu lama dan berulang-ulang.
Teknik kromatografi gas dapat digunakan untuk menganalisis campuran kompleks yang mana
kandungannya dapat dibedakan secara baik menurut sifat alami dan volatilnya. Dalam banyak hal,
kromatografi gas adalah suatu metode mikroanalitik di mana pemisahannya dilakukan dalam orde
miligram bahkan mikrogram.
Prinsip kerja alat ini adalah proses partisi (pemisahan komponen). Mula-mula cairan yang
diinjeksikan dijadikan gas (melalui pemanasan). Jika dialirkan gas pembawa sebagi fase geraknya, maka
molekul cuplikan yang dibawa oleh gas akan tertahan oleh fasa cair. Lamanya penahanan komponen
tergantung pada afinitas komponen dengan fasa cair.
Bila penahanannya lemah, maka waktu tambatnya akan lebih cepat, sehingga komponen dapat
segera keluar dari kolom. Bila afinitasnya kuat, maka penahanan akan lebih lama, sehingga waktu
tambatnya akan lebih lama pula. Sehingga dapat terjadi pemisahan zat pada kolom dalam analisis
khromatografi gas.

Definisi Akurasi

Ada dua definisi umum tentang akurasi istilah. Dalam matematika, sains, dan teknik, akurasi mengacu
pada seberapa dekat pengukuran dengan nilai sebenarnya.

ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) menerapkan definisi yang lebih kaku, di mana akurasi
mengacu pada pengukuran dengan hasil yang benar dan konsisten. Definisi ISO berarti pengukuran yang
akurat tidak memiliki kesalahan sistematis dan tidak ada kesalahan acak. Pada dasarnya, ISO
menyarankan istilah akurasi digunakan ketika pengukuran akurat dan tepat.

Definisi Presisi

Presisi adalah seberapa konsisten hasil ketika pengukuran diulang. Nilai presisi berbeda satu sama lain
karena kesalahan acak, yang merupakan bentuk kesalahan pengamatan.

Contoh Akurasi dan Presisi

Anda dapat memikirkan akurasi dan presisi dalam hal pemain bola basket. Jika pemain selalu memasukan
ke keranjang, meskipun ia memukul bagian pelek yang berbeda, ia memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
Jika dia tidak banyak memasukan ke keranjang, tetapi selalu memukul bagian yang sama dari pelek, dia
memiliki tingkat presisi yang tinggi. Seorang pemain yang melempar lemparan bebas yang selalu
memasukan ke keranjang dengan cara yang sama persis memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.

Ambil pengukuran eksperimental untuk contoh presisi dan akurasi lainnya. Jika Anda melakukan
pengukuran massa sampel standar 50,0 gram dan mendapatkan nilai 47,5, 47,6, 47,5, dan 47,7 gram,
skala Anda presisi, tetapi tidak terlalu akurat. Jika skala Anda memberi Anda nilai 49,8, 50,5, 51,0, 49,6,
itu lebih akurat daripada pengukuran pertama, tetapi tidak terlalu presisi. Skala yang lebih presisi akan
lebih baik digunakan di lab, asalkan Anda membuat penyesuaian untuk kesalahannya.

Akurasi, Presisi, dan Kalibrasi

Apakah menurut Anda lebih baik menggunakan instrumen yang mencatat pengukuran akurat atau yang
mencatat pengukuran presisi? Jika Anda menimbang diri Anda pada skala tiga kali dan setiap kali
angkanya berbeda, namun mendekati berat sebenarnya, timbangan itu akurat. Namun, mungkin lebih baik
menggunakan skala yang tepat, bahkan jika itu tidak akurat. Dalam hal ini, semua pengukuran akan
sangat dekat satu sama lain dan “mati” dari nilai sebenarnya dengan jumlah yang sama. Ini adalah
masalah umum dengan skala, yang sering kali memiliki tombol “tara” untuk menguranginya.

Meskipun skala dan keseimbangan memungkinkan Anda melakukan tara atau membuat penyesuaian
untuk membuat pengukuran menjadi akurat dan presisi, banyak instrumen membutuhkan kalibrasi.
Contoh yang bagus adalah termometer. Termometer sering membaca lebih andal dalam rentang tertentu
dan memberikan nilai yang semakin tidak akurat (tetapi tidak selalu tidak tepat) di luar rentang itu. Untuk
mengkalibrasi instrumen, catat seberapa jauh pengukurannya dari nilai yang diketahui atau benar. Catat
kalibrasi untuk memastikan pembacaan yang tepat. Banyak peralatan yang membutuhkan kalibrasi
berkala untuk memastikan pembacaan yang akurat dan presisi

EDTA berfungsi sebagai chelating agent, builder sekaligus


pengawet padadetergent/sabun dan kosmetik, juga berfungsi untuk membantu efisiensi
surfaktan dalam proses pembersihan kotoran, sekaligus menyingkirkan ion penyebab
kesadahan dari cairan pencuci dan mencegah ion tersebut merusak kerja surfaktan.

Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat menurunkan tegangan antar muka antara
minyak dan air dan membentuk film yang liat mengelilingi tetesan terdispersi sehingga mencegah
koalesensi dan terpisahnya fase terdispersi ( Parrot, 1971 ).

Berdasarkan struktur kimianya emulgator diklasifikasikan menjadi :

1.        Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk film monomolekuler, contohnya adalah :

1)        Golongan anionik misalnya sabun trietanolamin stearat, natrium lauril sulfat.

2)        Golongan kationik misalnya senyawa amonium kwarterner.

3)        Golongan nonionik misalnya ester asam lemak sorbitan, ester asam lemak polioksietilen
sorbitan.
2.        Emulgator alam

1)        Emulgator alam yang membentuk film multi molekuler misalnya akasia, gelatin.

2)        Emulgator alam yang membentuk film monomolekuler misalnya lesitin, kolesterol.

3.        Emulgator yang membentuk film berupa partikel padat misalnya bentonit, vegum
( Gennaro,1990 ).

Contoh dari aerosol padat dan aerosol cair yaitu : Aerosol padat : debu, asap kendaraan,


asap pabrik, asap pembakaran dan asap rokok. Aerosol cair : hair spray, awan, semprot obat
nyamuk, parfum, cat semprot, spray deodoran dan kabut.

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PROGRAM PENGENDALIAN


RESISTENSI ANTIMIKROBA DI RUMAH SAKIT. Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud
dengan: 1. Resistensi Antimikroba adalah kemampuan mikroba untuk bertahan hidup terhadap
efek antimikroba sehingga tidak efektif dalam penggunaan klinis. Pkm no 8

Anda mungkin juga menyukai