Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kromatografi Gas-Cair” dengan baik dan lancar.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Dasar-dasar pemisahan Analitik sebagai salah satu syarat mengikuti
kegiatan pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami
harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pihak-
pihak yang membacanya.

Palembang, Maret 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Walaupun agak tidak terlalu jelas, kontribusi kromatografi pada perkembangan kimia
modern tidak dapat dipandang rendah. Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni
(atau hampir murni) akan sangat sukar , dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin.
Di awal abad ke-20, kimiawan Rusia Mikhail Semënovich Tsvet (1872-1919)
menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk kalsium karbonat, dan kedalamnya
dituangkan campuran pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan,
pigmen memisahkan dan membentuk lapisan berwarna di sepanjang kolom. Ia menamakan
kromatografi pada teknik pemisahan baru ini (1906). Kemudian kimiawan dari Swiss
Richard Martin Willstätter (1872-1942) menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni
khlorofil untuk menunjukkan manfaat teknik ini, dan sejak itu banyak perhatian diberikan
pada kromatografi.
Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi
komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang terdapat
pada tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia anagalis, dan
Torenia violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa
kelebihan senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, di antaranya adalah
sebagai antioksidan, antitumor / antikanker, antikolesterol, antivirus, antialergi, dan dapat
mencegah osteoporosis. Dan semua kromatografi bekerja berdasarkan metode
kromatografi.
Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa
murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi
campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya
kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi
reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi
yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip
dasar kromatografi.
Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan
teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan
dipisahkan.
Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-
padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam
dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-
komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda.
Dan dalam makalah ini kami akan membahas mengenai kromatografi lapis tipis.
Penjelasan tentang kromatografi Gas-Cair .

B. Tujuan
Untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Pemisahan Analitik.

C. Manfaat
Setelah mempelajari kromatografi Gas-Cair ini, diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui Pengertian Kromatografi, Pengertian Kromatografi Gas-Cair, Prinsip Kerja
Kromatografi Gas-Cair, Cara Penggunaan Kromatografi Gas-Cair, dan Fungsi
Kromatografi Gas-Cair.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kromatografi
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya
dengan menggunakan gas sebagai fase gerak yang melewati suatu lapisan serapan
(adsorben) yang diam. Kromatografi gas fase geraak dan fase diamnya diantaranya :

•      Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan
partisi sampel antara fase gas bergerak
•      Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada
zat padat penunjangnya
Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal dengan kromatografi gas padat (GSC)
dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (GLC). Keduanya hampir sama kecuali
dibedakan dalam hal cara kerjanya.Pada GSC pemisahan berdasarkan adsorpsi sedangkan
GLC berdasarkan partisi.
Kromatografi Gas (KG), merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia
organik untuk pemisahan. Analisis KG dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari
bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa
situasi KG dapat membantu dalam mengidentifikasi sebuah kompleks. Dalam kromatografi
gas, fase yang bergerak (mobile phase) adalah sebuah operatir gas, yang biasanya gas
murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa
diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni,
didalam bagian dari sistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang
digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatograph (”aerograph”,
”gas pemisah”).
Campuran gas yang sedang dianalisis berinteraksi dengan dinding kolom yang
dilapisi dengan berbagai tahapan stationary. Ini menyebabkan setiap kompleks ke eluen
diwaktu yang berbeda, yang dikenal sebagai ingatan waktu yang kompleks. Perbandingan
dari ingatan kali yang memberikan kegunaan analisis KG-nya. Kromatografi gas yang pada
prinsipnya sama dengan kromatografi kolom(serta yang lainnya bentuk kromatografi,
seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa perbedaan penting.Pertama, proses
memisahkan compounds dalam campuran dilakukan antara stationary fase cair dan gas
fase gerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid
dan gerak adalah fase cair.(Jadi, nama lengkap prosedur adalah ”kromatografi gas-cair”,
merujuk ke ponsel dan stationary tahapan masing-masing). Kedua, melalui kolom yang
lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol,
sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu.Ketiga,
konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap
dari gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses
memisahkan komponen dari campuran, terutama berdasarkan perbedaaan titik didih (atau
tekanan uap).Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan
komponen campuran pada skala besar.
Kromatografi gas terkadang juga dikenal sebagai uap-tahap kromatografi (VPC), atau
gas-cair kromatografi partisi (GLPC). Dalam kasus kromatografi gas-cair, seperti ester
seperti ftail dodesilsulfat yang diabsorbsi di permukaan alumina teraktivitasi, silika gel
atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan ke dalam kolom.
Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa disuntikkan ke
dalam kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas (mobil) dan fasa cair
(diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut dalam fasa diam akan keluar
lebih dahulu.
Metode ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah
menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam
buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.
Efisiensi pemisahan ditentukan dengan besarnya interaksi antara sampel dan
cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa cair standar yang diketahui efektif untuk
berbagai senyawa. Berdasarkan hasil ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih.
Metoda deteksinya, akan mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan
bergantung apakah tujuannya analisis atau preparatif.
B. Bagan Alat Kromatografi Gas

keterangan
1. Gas Pengangkut
2. Pengatur aliran dan tekanan
3. Tempat injeksi sampel
4. Kolom
5. Oven kolom
6. Detektor 
7. Pencatat (recorder)
Bagian-bagian dari kromatografi gas :
1. Gas pengangkut/ gas pembawa
Gas pengangkut (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi. Biasanya
tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan
secara Iansung. Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan :
a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material dalam
kolom.
b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c. Sesuai/cocok untuk detektor.
d. Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan
hidrogen. Gas helium dan argon  sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal.
H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang
digunakan juga C02.
Pemilihan  gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh detektor yang
digunakan.Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan
pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan
aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor   gas
lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat
yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada
kromatograf. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur
pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150
mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom kapiler.

2. Pengatur aliran dan pengatur tekanan


Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5 atm,
dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk dari
kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam kolom. Ini disebabkan,
kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai tekanan atmosfir biasa. Juga
oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang diatur oleh thermostat, maka aliran
gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga.

Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap yang
disebut waktu penahanan (the retention time), t R.Karena kecepatan gas tetap, maka
komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas pengangkut=volume
penahanan(the retention volume), v r. Kecepatan gas akan mempengaruhi effisiensi
kolom. Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang memiliki
diameter luar.

1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min


1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min.
3. Tempat injeksi (The injection port)
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap
dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan
dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan
pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam
kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor.
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari
tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa
suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang
mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih
komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari
tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti
bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi
tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau

penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.

Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat


injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut " a
gas tight syringe".
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu
banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada
waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml  gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan seperti pada
gambar di bawah.
   

4. Kolom
Kolom

merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok, misal
berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah kumparan.
Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini dapat terbuat dari:
a. Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b. Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c. Baja (stainless steel), (mahal)
d. Alumunium
e. Gelas
Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai
ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara
0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan
diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi
dengan penyerap (adsorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support"
(padatan pendukung) yang diikat oleh fase diam. `
5. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa
teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat
dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001).
6. Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan
dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih
tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah
sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut
diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
7. Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara
membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan
menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal
analitik  yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh rangkaian  elektronik agar bisa
diolah  oleh rekorder atau sistem data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan
kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang
digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai
dengan dinamika keluaran    penguat sinyal detektor.

Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang
sesuai dengan kondisi sampel  dan jenis detektor yang digunakan. Rekorder biasanya
dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit
pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik
yang dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram
dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer
dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat
(CPU, Central Procesing Unit).
C. Cara Kerja

Gas pembawa dialirkan dari tangki bertekanan tinggi melalui alat pengatur tekanan
yang dapat menentukan kecepatan aliran gas pembawa yang akan  mengalir ke komponen
yang lain. Sampel dimasukkan dalam injektor yang dipanaskan agar sampel berubah
menjadi gas dan mengalir ke dalam kolom. Pada kolom campuran zat penyusun
mengalami pemisahan proses partisi pada fase cair melalui detekor yang mengirimkan
signal ke recorder setelah mengalami amplifikasi. Bila sampel berupa cairan dapat
dimasukkan dengan syringe, bila berupa gas melalui katup. Sampel masuk kedalam
injektor mengalir dengan gas pembawa masuk kedalam kolom.
D. Prinsip kerja kromatografi gas
Gas pembawa (biasanya digunakan helium, argon atau nitrogen) dengan tekanan
tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel
diinjeksikan ke dalam injektor (injection port) yang suhunya dapat diatur. Komponen-
komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh aliran gas
pembawa menuju kolom. Komponen-komponen akan teradsorpsi oleh fase diam pada
kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd masing-
masing komponen sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal
listrik yng besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lalu diperkuat oleh
amplifier dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa
puncak. Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
E. Fasa Diam Untuk Kromatografi Gas Cair (GLC)

Pada GLC, fase cair diam dilapiskan atau terikat pada bahan pendukung. Pada kolom
kemasan konvensional, fase cair diam disertakan ke partikel-partikel, sedang pada kolom
kapiler menjadi dinding bagian dalam dari tabung.

a. Bahan Pendukung Padat

Fungsi dari bahan pendukung padat adalah untuk menahan fase diam dalam bentuk
merata dengan baik untuk menyediakan bidang sentuhan seluas mungkin antara gas dan
fase cair, sehingga dapat terjadi partisi antara fase gas bergerak dan fase cair diam.

Karakteristik bahan pendukung ideal :

 Permukaan yang luas per unit volume, 1 sampai 20 sq m/gram.


 Inert terhadap bahan kimia – reaksi kimia terhadap sampel sangat kecil.
 Stabilitas termal tinggi
 Diameter pori seragam dengan kisaran ukuran kurang dari 10μ
 Bentuk partikel beraturan terutama yang berbentuk bola yang seragam.
 Secara mekanik cukup kuat untuk menahan prosedur kolom kemasan tanpa
disintegrasi atau pengelompokan

Belum ada bahan yang memenuhi semua karakteristik di atas, tetapi tersedia sejumlah
bahan pendukung yang sesuai termasuk diatomite (diatomaceous earth, Kieselguhr), gelas,
bubuk flourcarbon dan karbon hitam grafit. Lebih dari 90% dari kemasan kolom GLC
menggunakan diatomaceous earth (Tanah diatomae) yang terdiri dari tulang/rangka
diatom, alga sel tunggal.

a. Beberapa Aturan Umum untuk Pemilihan Bahan Pendukung

Fase Diam Non-Polar : Jika sampel yang akan dianalisa bersifat non-polar, maka tidak
perlu diadakan perlakuan pendahuluan pada bahan pendukung. Jika sampel yang akan
dianalisa adalah sampel polar maka bahan pendukung perlu dicuci dengan asam terutama
jika fase diam memuat kurang dari 5%.
Fase Diam Polar Sedang : Biasanya bahan pendukung dicuci dengan asam atau basa,
bahan pendukung seharusnya di silanized jika digunakan pada pemuatan rendah.

Fase Diam Polar : Cairan polar cenderung menutup jalan sisi aktif , oleh karena itu
hanya diperlukan perlakuan pendahuluan sedikit pada bahan pendukung. Bahan p
endukung seharusnya dilakukan pencucian asam pada atau tidak ada perlakuan sama
sekali. Pemuatan kurang dari 5% seharusnya di silanized.

Pencucian asam harus mengandung Carbowax, Ucon Oil dan polialkohol lainnya,
sedangkan pada poliester dan silikon sebaiknya dilakukan pencucian basa. Ukuran partikel
yang biasanya dinyatakan dalam ukuran mesh, sebaiknya 1/8 diameter dalam tabung. Pada
GLC, pemisahan dapat terjadi karena adanya interaksi selektif antara bahan terlarut (analit)
dengan fase cair diam. Semua bahan terlarut akan memerlukan waktu yang sama pada fase
gas.

Fase diam cair yang digunakan pada kromatografi gas harus memiliki karakteristik :

 Non-volatil – Tekanan uap harus dibawah 0,01 hingga 0,1 m pada temperatur
operasional untuk keawetan umur kolom. Coloumn bleed dapat terjadi yang
menimbulkan penurunan umur kolom dan mempengaruhi kerja detektor.
 Stabilitas kimia – Fase diam seharusnya tidak breakdown atau tidak bereaksi
dengan komponen komponen atau pelarut untuk membentuk peluruhan hasil.
 Sifat sifat Pelarut yang Layak – Yaitu kekuatan melarutkan bahan terlarut untuk
dipisahkan dengan berbagai selektifitas bahan terlarut.
 Stabilitas Termal – Fase harus tidak breakdown pada temperatur melebihi
temperatur operasional. Breakdown sering terjadi karena pengaruh bahan katalitik
terhadap bahan pendukung.
 Viskositas Rendah – Fase dengan viskositas rendah umumnya memberikan puncak
yang tajam. Sebaiknya memiliki viskositas 1 poise atu kurang. Viskositas
memberikan efek resistan pada transfer massa dalam fase cair (Cl)
 Dapat larut dalam pelarut volatil – Hal ini boleh melapisi bahan pendukung

Dalam prakteknya hanya ada sedikit fase cair yang memenuhi semua syarat tersebut di
atas.
b. Klasifikasi dan Pemilihan Fase Diam.

Pemilihan fase cair (fase diam untuk GC) mengikuti aturan umum dari fase cair yang
serupa untuk sampel yang serupa. Dengan begitu seseorang memilih fase diam non-polar
untuk sampel non-polar dan fase diam polar untuk sampel polar. Perlu ditunjukkan bahwa
tidak ada metode yang sangat mudah untuk memilih fase terbaik yang dapat memberikan
pemisahan yang baik. Bagaimanapun beberapa operator mencoba dengan beberapa
keberhasilan untuk mengembangkan kriteria kualitatif maupun kuantitatif untuk pemilihan
dan klasifikasi fase diam.

 Pendekatan Kualitatif

Dengan campuran komponen-komponen yang memiliki titik didih hampir sama tetapi
berbeda komposisi kimianya, maka pemisahan harus benar-benar didasarkan pada
kekuatan interaksi tiap analit (bahan terlarut) dengan fase diam. Dengan memvariasi
polaritas fase diam maka interaksi yang terjadi dapat mengantarkan pada pemisahan
komponen-komponen.

Pendekatan kualitatif ini didasarkan pada penyesuaian fase diam dengan komponen-
komponen bahan terlarut untuk memberikan pemisahan yang terbaik.Baik bahan terlarut
maupun fase diam dapat diklasifikasikan menurut sifat kimia dan terpilih pasangan-
pasangan yang sangat cocok. Jenis pendekatan ini diteliti oleh Ewell dan asistennya.

 Pendekatan Kuantitatif

Bila lebih dari tiga atau empat senyawa yang akan dipasahkan dengan sifat kimia yang
berbeda, pendekatan empiris sering kali tidak cukup untuk memilih fase diam. Salah satu
pendekatan sukses yang dilakukan pada pemilihan fase diam yang lebih baiktelah
dikembangkan oleh Kovats yang merumuskan Indeks Retensi (Retention Index). Retention
Index digunakan selanjutnya oleh Rohrschneider dan McReynolds untuk mengukur
selektivitas dari fase diam.
F. Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan yaitu ,
a. Detektor Nyala Hydrogen
b. Detektor Ionisasi Nyala
c. Detektor Penghantar Panas

FID ( Detektor pengionan nyala)

Prinsip
dasar
detektor
pengionan nyala
adalah energi kalor dalam nyala hidrogen cukup untuk menyebabkan banyak molekul
untuk mengionisasi.Gas efluen dari kolom dicampur dengan hidrogen dan dibakar pada
ujung jetlogam dalam udara berlebih.Suatu potensial diberikan antara jet dan elektroda
kedua yang bertempat di atas atau sekitar nyala itu.Ketika ion ± ion itu dibentuk dalam
nyala, ruang gasantara kedua elektroda menjadi lebih konduktif dan arus meningkat
mengalir dalam sirkuit.Arus ini melewati resistor, tegangan terbentuk yang dikuatan untuk
menghasilkan suatuisyarat yang diterima perekam.Dengan detektor pengionan nyala,
konsentrasi ion ± iondalam ruang antara elektroda dan besarnya arus tersebut sangat
bergantung pada laju dimanamolekul ± molekul zat terlarut dikirim ke nyala. Berat zat
terlarut yang mencapai nyaladalam satuan waktu akan mnghasilakan respon detektor yang
sama berapapun tingkat pengenceran oleh gas pembawa.Ini dasar untuk pernyataan bahwa
detektor ini memberirespon bukan pada konsentrasi zat terlarut tetapi pada laju alir massa
zat terlarut tersebut. Juga harus diperhatikan bahwa Detektor pengionan nyala dapat
menghancurkan komponen ± komponen sampel.Kekurangan utama dari detektor ini adalah
pengrusakan setiap hasil yangkeluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi.Jika anda
akan mengirimkan hasil kespektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak
dapat menggunakan detektor tipe ini.

Detektor ionisasi nyala


Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan dalam
nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup dalam oven
yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu menghentikan kondensasi
dalam detektor.

Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari


kolom, anda hanya memiliki nyala hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah
bahwa satu senyawa dalam campuran anda analisa mulai masuk ke dalam detektor.

Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron


dalam nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan elektron-
elektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan anoda. Hal ini
serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan menjadi
netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada elektroda
positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada elektroda dan menjadi
netral.Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda lain,
akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke katoda.
Dengan kata lain, anda akan memperoleh arus listrik.Arus yang diperoleh tidak besar,
tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-senyawa organik lebih banyak dalam nyala, maka
akan banyak juga dihasilkan ion-ion, dan dengan demikian akan terjadi arus listrik yang
lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang
senyawa-senyawa yang serupa, arus yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa
dalam nyala.

 Kekurangan detektor ionisasi nyala

Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang keluar dari
kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke spektrometer
massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan detektor tipe ini.

 Penerjemahan hasil dari detector

Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu
senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-
hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu
mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah
menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah melewati
detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang dihubungkan
dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang berwarna hijau dalam
gambar yang disederhanakan.Perlu dicatat bahwa tinggi puncak tidak merupakan masalah,
tetapi total area dibawah puncak. Dalam beberapa contoh tertentu, bagian kiri gambar
adalah puncak tertinggi dan memiliki area yang paling luas. Hal ini tidak selalu merupakan
hal seharusnya.. Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat
terbukti dari kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran
area selain tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.

 Perangkaian kromatogram gas pada spektrometer massa

Hal ini tidak dapat dillakukan menggunakan detektor ionisasi nyala, karena detektor
dapat merusak senyawa yang melaluinya. Anggaplah anda menggunakan detektor yang
tidak merusak. Senyawa, Ketika detektor menunjukkan puncak, beberapa diantaranya
melalui detektor dan pada waktu itu dapat dibelokkan pada spektrometer massa. Hal ini
akan memberikan pola fragmentasi yang dapat dibandingkan dengan data dasar senyawa
yang telah diketahui sebelumnya pada komputer. Itu berarti bahwa identitas senyawa-
senyawa dalam jumlah besar dapat dihasilkan tanpa harus mengetahui waktu retensinya.

TCD ( Thermal conduktivity detektor)

Detektor
ini banyak
digunakan untuk
GLC.Gas pe mbawa
detektor ini adalah
hidrogen dan
helium.Alat ini cukup sederhana, tidak mahal,memiiki kepekaan yang cukup bagi banyak
kegunaan.Alat ini mengandung baik suatu filamenlogam yang dipanaskan maupun suatu
termistor.

Termistor adalah bantalan kecil yang disiapkan dengan menggabungkan campuran


logam oksida umumnya dari mangan, kobal, nikel, dan runut logam lainnya.Elemen,
filamen atau termistor dari detektor dipanaskan pada kondisi tunak,memiliki temperatur
tertentu yang ditentukan oleh panas diberikan padanya dan laju hilangnya panas ke dinding
ruang yang mengelilinginya.Detektor itu umunya memiliki dua sisi, masing-masing
elemennya sendiri. Gas pembawa murni menelusuri satu sisi detektor yang terletak didepan
di depan lubang injeksi sampel, sementara efluen kolom mengalir melalui sisi
lainnya.Helium merupakan gas pembawa yang cocok untuk detektor konduktivitas termal
karenakonduktivitas termalnya jauh lebih besar daripada kebanyakan senyawa organik dan
tidak memiliki suatu bahaya ledakan.Kepekaan detektor konduktivitas termal dapat
ditingkatkandengan menjalankan elemen ± elemen pada temperatur yang lebih tinggi
dengan memberikansuatu arus jembatan yang besar, Tetapi melibatkan harapan hidup
elemen tersebut kecil. Detektor ini secara umum tidak bersifat menghancurkan.

G.  Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas


Teknik pemisahan dan analisis campuran yang didasarkan pada adsorpsi selektif pada
bahan itu banyak mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ini karena aktivitas adsorben
sangat tergantung pada cara pembuatan.
 Kelebihan Kromatografi Gas
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
 Kekurangan Kromatografi Gas
1. Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada
tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton
sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.

H. Aplikasi Kromatografi Gas


Kromatografi gas tampil menonjol dalam pekerjaan laboratorium pada topik-topik
yang sedang banyak diamati. Analisanya, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA)
melakukan suatu program pemantauan kadar pestisida dan tanah, air tanah dan
sampel-sampel semacamnya. Pendekatan umumnya melibatkan pengekstrasian
sampel untuk mengkonsentrasikan analit dalam suatu pelarut organik yang sesuai
dengan pengkromatografian ekstrak tersebut.
Sisa-sisa hormon yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan binatang diukur
dalam sampel daging dengan cara yang sama, dan ekstrak spesimen urin juga sama
diuji dengan GLC (Kromatografi gas cair) dalam program penyaringan obat-
obatan.
Aluminium besi dan tembaga dalam aliase telah ditetapkan dengan melarutkan
sampel diikuti dengan ekstraksi logam-logam itu kedalam
larutan trifluoroaseton dalam kloroform yang kemudian dikromatografi.
GLC(kromatografi gas cair) sangat berperan penting dalam upaya memonitor dan
mengendalikan distribusi pencemaran dalam lingkungan, misalnya Badan
Perlindungan Lingkungan (EPA) AS menjalankan suatu program yang ekstensif
untuk memonitor kadar pestisida dalam tanah di berbagai tempat di negeri itu,
tujuannya ialah menegakkan suatu garis pijakan yang menunjukkan dengan eksak
situasi pada masa kini sehingga kecenderungan dalam masa depan dapat ditafsirkan
dengan bermakna program yang serupa sedang dilakukan untuk hasil bumi, air,
ikan, kehidupan bebas.
GLC dapat juga digunakan untuk identifikasi dan pengelompokan pemonitoran
gas-gas pernapasan selama anestesia, penelusuran senyawa organik dan organisme
hidup pada planet lain. Dan masih banyak lagi aplikasi dari GLC yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu dalam kehidupan makhluk hidup di bumi.
IV. KESIMPULAN
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-
komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu
lapisan serapan (sorben) yang diam.
Alat yang dipergunakan dalam proses kromatografi gas antara lain: silinder tempat
gas pembawa, pengatur aliran dan tekanan, tempat injeksi sampel, kolom, detektor,
amplifier, pencatat, dan oven. Gas pembawa dengan tekanan tertentu dialirkan
secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam.
Keuntungan utama kromatografi gas adalah waktu analisis yang singkat dan
ketajaman pemisahan yang tinggi. Sedangkan kekurangannya adalah teknik
kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
Kromatografi gas digunakan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap
cuplikan yang komponen-komponennya dapat menguap pada suhu percobaan.
Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah disebabkan oleh perbedaan dalam
kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada
kecepatan dan waktu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan.


Yogyakarta: Andi Offset
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatat RI,
Farmakope Indonesia, Edisi Ke-3, (Jakarta: 1979), hlm. 784

Anda mungkin juga menyukai