Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

KRISTALISASI

NAMA : ANDI TENRIMEGA TJALO


NIM : G031181511
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN : ACHMAD KHUSNUN NIDHOM

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KRISTALISASI

Andi Tenrimega Tjalo1), Achmad Khusnun Nidhom2)


1)
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin
2)
Asisten Laboratorium Kimia Organik, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,
Universitas Hasanuddin.

Abstract

Crystallization is the process of separating solids from the solution into crystal fatigue. the way to
separate crystallization is the formation of solid particles in a homogeneous phase. the purpose of
discussing this practicum is to find out the best solvent and to find out the recrystallization of a material.
Recrystallization is one method for purifying solids, based on the difference between the solubility of
the desired substance and impurities. In recrystallization, a solution begins to precipitate a compound
when the solution reaches the saturation point of the compound. Purification of solids is important to
get the desired solid. Solvents are substances used in dissolving solids. Solvents are usually liquid but
can also be solids, gases, or supercritical liquids. The amount of a substance that can dissolve in the
volume of a particular solvent varies depending on the temperature.

Keywords: Crystallization, recrystallization, solvents.

I. PENDAHULUAN masing-masing. Pelarut polar akan


I.1 Latar Belakang melarutkan senyawa polar dan pelarut non
Kristalisasi adalah proses polar akan melarutkan senyawa non polar.
pembentukan kristal dari larutan dan kristal Diduga ada sedikit perbedaan polaritas dari
yang dihasilkan dapat dipisahkan secara komponen-komponen yang ada dalam
mekanis. Kristalisasi dikatagorikan sebagai fraksi tidak tersabunkan DALMS, termasuk
salah satu proses pemisahan yang efisien. perbedaan polaritas tokoferol dan
Pada umumnya tujuan dari proses tokotrienol serta masing-masing
kristalisasi adalah untuk pemisahan dan isomernya. Oleh karena itu,
pemurnian. Adapun sasaran dari proses penentuan jenis pelarut yang tepat penting
kristalisasi adalah menghasilkan produk dilakukan pada pembuatan konsentrat
kristal yang mempunyai kualitas seperti vitamin E. Pada proses kristalisasi, pelarut
yang diinginkan. Kualitas kristal antara lain mempengaruhi kecepatan nukleasi dan
dapat ditentukan dari tiga parameter berikut morfologi Kristal.
yaitu : distribusi ukuran kristal (Crystal Rekristalisasi adalah teknik
Size Distribution , CSD), kemurnian kristal pemurnian suatu zat padat dari campuran
(Crystal purity) dan bentuk Kristal. Pada atau pengotornya yang dilakukan dengan
proses kristalisasi kristal dapat diperoleh cara mengkristalkan kembali zat tersebut
dari lelehan (Melt crystallization) atau setelah dilarutkan dalam pelarut (solven)
larutan (Crystallization from solution). Dari yang sesuai atau cocok. Ada beberapa
kedua proses ini yang paling banyak syarat agar suatu pelarut dapat digunakan
dijumpai di industri adalah kristalisasi dari dalam proses kristalisasi yaitu memberikan
larutan. perbedaan daya larut yang cukup besar
Jenis pelarut berperan penting pada antara zat yang dimurnikan dengan zat
proses kristalisasi karena pelarutan pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor
merupakan faktor penting pada proses pada kristal, dan mudah dipisahkan dari
kristalisasi. Kelarutan suatu komponen kristalnya. Secara toritis ada 4 metoda
dalam pelarut ditentukan oleh polaritas untuk menciptakan supersaturasi dengan
mengubah temperatur, menguapkan olvens, pengamatan.Jika sampel tidak larut,
reaksi kimia, dan mengubah komposisi dipanaskan di atas penangas air pada suhu
solven. 90OC lalu dikocok tabuk reaksi dan dicatat
kelarutannya.Setelah itu sampel dibiarkan
I.2 Rumusan masalah
dingin dan diamati perubahan kristalnya
Rumusan masalah dari praktikum
dan tentukan pelarut yang sesuai kristalnya.
ini ialah apakah pelarut yang digunakan
merupakan pelarut yang terbaik dan apakah
II.3.2Rekristalisasi
ada kristal yang terbentuk dari sampel.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil
I.3 Tujuan Praktikum
Tabel 01. Pemilihan Pelarut
Tujuan dari praktikum ini, yaitu : A B C D
1. Untuk mengetahui pelarut terbaik TL L TL L TL L TL L
I √ √ √ √
2. Untuk mengetahui rekristalisasi suatu
6 II √ √ √ √
bahan III √ √ √ √
I √
7 II √
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
III √
II.1 Waktu dan Tempat Praktikum I √ √ √ √
Praktikum Kristalisasi dilaksanakan 8 II √ √ √ √
pada hari Jum’at 1 Maret 2019. Pukul III √ √ √ √
I √ √ √ √
08.00 – 12.00 WITA di Laboratorium 9 II √ √ √ √
Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu III √ √ √ √
Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas I √ √ √ √
10 II √ √ √ √
Hasanuddin, Makassar.
III √ √ √ √
Sumber :Data Primer Praktikum Kimia
II.2. Alat dan Bahan
Organik, 2019.
Alat yang digunakan dalam
A = Bodrex I = Suhuruang
praktikum Kristalisasi yaitu tabung reaksi,
B = Norit II =Dipanaskan
pipet tetes, hotplate, Erlenmeyer, coromg
C = Ponstan III = Didinginkan
buchner, timbangan, alat penentu titik
D = paracetamol
didih.
Bahan yang digunakan dalam
Tabel 02. Rekristalisasi
praktikum Kristalisasi yaitu etanol 95 %,
No Kelompok Randemen
etil aseton, aseton, toluena, n-heksana, 1. Kelompok 6 110%
aquades, es batu. Sampel yaitu parasetamol, 2. Kelompok 7 70%
3 Kelompok 8 80%
bodrex, norit, dn ponstan
4 Kelompok 9 350%
II. 3 Prosedur Kerja 5 Kelompok 10 650%
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia
II.3.1 Pemilihan Pelarut Organik, 2019.
Dimasukkan masing-masing 0,5 gram III.2 PEMBAHASAN
sampel yang telah dihaluskan ke dalam Kristal adalah benda padat yang
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 ml mempunyai permukaan-permukaan datar.
reagen lalu dikocok dan diamati kelarutan Karena banyak zat padat seperti garam,
sampel padasuhu kamar, catat hasil kuarsa dan salju ada dalam bentuk-bentuk
yang jelas simetris, telah lama para gr/mol, Densitas 1000 kg/m3, cair, Tekanan
ilmuwan menduga bahwa atom, ion uap 2,3 kPa, Titik didih: 100oC ( 273 K 32
ataupun molekul zat padat ini juga tersusun F), Berbentuk cairan tidak berwarna. Sifat
secara simetris hal ini sesuai Pinalia (2011) kimia yaitu Tidak dapat terbakar, Tidak
yang menyatakan bahwa kristal yaitu benda beracun, Memiliki pH 7 (netral), Tidak
padat yang mempunyai permukaan datar. terjadi iritasi pada kulit jika terjadi kontak,
Kristalisasi merupakan suatu metode dan Polimerisasi tidak terjadi. Rumus
untuk pemisahan senyawa kimia antara Molekul H20. Hal ini sesuai dengan
bahan padat yang dihasilkan dari suatu Rasyidi (2010) yang menyatakan Aquadest
reaksi kimia yang dapat mengubah merupakan air hasil dari destilasi atau
perpindahan massa dari suatu zat terlarut penyulingan, dapat disebut juga air murni
dari cairan larutan kefase Kristal padat. Hal (H2O). karena H2O hampir tidak
ini sesuai dengan Rasyidi (2010) yang mengandung mineral. Sedangkan air
menyatakan Kristalisasi adalah suatu mineral merupakan pelarut yang universal.
pembentukan partikel padatan didalam Pada pelarut aseton merupakan
sebuah fasa homogen. Pembentukan keton yang paling sederhana, digunakan
partikel padatan dapat terjadi dari fasa uap, sebagaima pelarut polar dalam kebanyakan
seperti pada proses pembentukan reaksi organik. Serta digunakan untuk
kristalsalju atau sebagai pemadatan suatu membuat plastik, serat, obat-obatan, dan
cairan pada titik lelehnya atau sebagai senyawa-senyawa kimia lainnya. Aseton
kristalisasi dalam suatu larutan (cair). dikenal juga sebagai dimetil keton, 2-
Pelarut merupakan suatu zat yang propanon, atau propan-2-on. Aseton
dapat melarutkan zat terlarut baik itu cairan, memiliki gugus karbonil yang mempunyai
padat atau pun gas yang dapat menghasikan ikatan rangkap dua karbon-oksigen terdiri
suatu larutan. Adapun jenis-jenis pelarut atas satu ikatan σ dan satu ikatan π.
yaitu pelarut polar, contohnya pelarut polar Umumnya atom hidrogen yang terikat pada
yaitu air methanol, etamol, dan asam asetat. atom karbon sangat stabil dan sangat sukar
Pelarut semi polar, contohnya pelarut diputuskan. Namun lain halnya dengan
semipolar yaitu aseton, etelasetat, dan atom hidrogen yang berada pada karbon (C)
klorofrom. Pelarut nonpolar, contohnya n- disamping gugus karbonil yang disebut
heksana dan eter. Hal ini sesuai dengan atom hidrogen alfa (α). Hal ini sesuai
Alvin (2017) yang menyatakan Pelarut dengan Saputro (2012) yang menyatakan
polar memiliki tingkat kepolaran yang bahwa Aseton merupakan keton yang
tinggi, adalah: air, metanol, etanol, dan paling sederhana, berbentuk cairan yang
asam asetat. Pelarut semipolar pelarut tidak berwarna dan mudah terbakar yang
semipolar memiliki tingkat kepolaran yang digunakan untuk membuat plastik, serat,
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia
polar. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil lainnya. Atom hidrogen yang berada pada
asetat,dan kloroform. karbon (C) di samping gugus karbonil yang
Pelarut aquades merupakan jenis disebut atom hidrogen alfa.
pelarut polar karena memiliki tingkat
keporan yang tinggi, aquades adalah air
mineral murni yang tidakmengandung
mineral. Sifat fisik Berat molekul 18,02
IV. PENUTUP LAMPIRAN
IV.1 Kesimpulan Lampiran 1. Diagram Alir Pemilihan
1. Dari praktikum kristalisasi ini Pelarut
membuktijkan bahwa adanya
perbedaan kristalisasi pada setiap
pelarut yang digunakan.
2. Pada setiap perlakuansuhu pada
sampel terjadi perbedaan pada
setiap perlakuan suhunya
IV.2 Saran
Obat yang digunakan pada
praktikum berikutnya lebih banyak dan
obat yang umum digunakan agar kita dapat
mengetahui tingkat kristalisasi pada obat
sehari-hari digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Alvin 2017. Kristalisasi. Universitas


Brawijaya. Malang
Pinalia, A., 2011, Kristalisasi Ammonium
Perkoalat (AP) Dengan Sistem
Pendinginan Terkontrol Untuk
Menghasilkan Kristal Berbentuk
Bulat, Majalah Teknologi Dirgantara,
Vol. 9 No. 2.

Rasyidi. 2012. Production of Actived


Carbon From Natural Sources.
Trends in Green Chemistry. Vol 1.
No. 1:7
Saputro. 2012. Proses Definisi Aseton.
Universitas Negeri Gorontalo.
Gorontalo.
Diagram Alir Rekristalisasi

Anda mungkin juga menyukai