Anda di halaman 1dari 3

Mikroorganisme Pendegradasi Fenol

Proses degradasi fenol


Senyawa fenol tersebut secara umum dapat didegradasi oleh mikroorganisme secara
aerob maupun anaerob. Akan tetapi, degradasi fenol secara aerob lebih cepat daripada secara
anaerob. Selain itu, penambahan glukosa atau asam amino ke dalam substrat dapat mendukung
aktivitas biodegradasi fenol (Haris 2003).
Nair et al. (2008) menuliskan bahwa kemampuan mendegradasi fenol yang dimiliki oleh
beberapa mikroorganisme merupakan akibat dari adanya aktivitas kerja enzim diantaranya,
oksigenase hidroksilase, peroksidase, tirosinase dan oksigenase (termasuk monooksigenase dan
dioksigenase). Menurut Santos et al. (2009), proses biodegradasi alamiah terdiri atas dua proses
yaitu proses secara enzimatik dengan menggunakan limbah organik tersebut sebagai sumber
karbon dan energi, dan proses secara kimia dengan mengkonversi limbah tersebut menjadi
massa sel baru dan produk nontoksik.
Omokoko et al. (2008) menuliskan degradasi aerobik senyawa aromatik secara umum
dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu aktivasi cincin aromatik, pembelahan cincin, dan
pemutusan produk pembelahan cincin aromatik menjadi senyawa intermediet siklus asam sitrat
(TCA). Selanjutnya, mekanisme tersebut dibagi ke dalam dua lintasan biodegradasi fenol yaitu
lintasan meta dan ortho yang setiap mikrooganisme mempunyai lintasan yang spesifik (Tabel
4).
Teknik Pengolahan Fenol

Menurut Subha dkk, 2015, terdapat beberapa teknik pengolahan fenol dalam air, diantaranya
yaitu dengan menggunakan membrane filtration, solvent extraction, ion exchange process,
advanced oxidation process, dan Adsorption..

1. Membrane Filtration
Membran adalah lapisan tipis berbahan semi-permeable yang memisahkan
komponen-komponen ketika larutan dilewatkan pada lapisan tersebut. Membrane
process banyak digunakan untuk menghilangkan bakteri, mikroorganisme, partikulat,
dan material organik alam yang dapat memberikan warna, rasa, atau bau pada air.
(www.mrwa.com). Pada teknik membran filtrasi ini terdapat 3 pemilihan metode,
yaitu Reverse osmosis, Ultrafiltration, Nanofiltration.

1.1 Reverse Osmosis


Reverse osmosis (RO) adalah teknologi yang digunakan untuk menurunkan
kontaminan dalam jumlah besar dari dalam air untuk keperluan demineralize atau
deionize, dengan menekan air dibawah tekanan sehingga melewati membran semi
permeabel. (puretecwater.com)
Metode pemisahan fenol menggunakan membran lebih hemat energi, dan dapat di
operasikan pada temperatur ruang. Pemisahan pelarut organik dari larutan dengan
menggunakan

Sistem kerja RO menggunakan pompa bertekanan tinggi untuk meningkatkan tekanan pada salt
side dan menekan air melewati membran semi permeabel, hal tersebut meninggalkan hampir 95-
99% garam terlatut dibalik reject stream. Total tekanan yang diperlukan didasarkan pada
konsentrasi garam dalam umpan air.
Air desalinasi yang di demineralisasi atau deionisasi disebut permeat atau air produk.
Aliran air yang membawa kontaminan terlarut yang tidak melewati membran RC disebut reject
atau konsentrat.
Ketika umpan air masuk ke membran RO dibawah tekanan, molekul air akan melewati membran
sedangkan garam dan kontaminan lain tidak melewati membran. (puretecwater.com)
1.2 Ultrafiltration
Pada proses ultrafiltrasi terjadi difusi melewati membran yang dipercepat dengan
perbedaan tekanan (www.britannica.com). Filtrasi bertekanan tinggi melewati
membran dimana partikel koloid ditahan ketika sejumlah kecil zat terlarut dan
pelarut dipaksa berpindah melewati membran oleh gaya tekan hidrostatik. Proses
ini banyak digunakan di industri dan keperluan penelitian untuk pemurnian dan
menghilangkan makromolekul (103 106 Da) dalam larutan.

Anda mungkin juga menyukai