Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

REVERSE OSMOSIS
disusun untuk memenuhi Laporan Praktikum Pengolahan Limbah Industri
DOSEN PEMBIMBING : Dian Ratna S., ST., MT

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

Ranggi Octaviani P 161411046


Ratih Widiana 161411047
Reski Rizkina 161411048
Revian Prisca Erninda 161411049

3B – TEKNIK KIMIA

Tanggal Praktikum : 9 Oktober 2018


Tanggal Pengumpulan Laporan : 16 Oktober 2018

PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
REVERSE OSMOSIS

I. Tujuan Praktikum
1. Memahami proses pemisahan air baku dengan sistem Reverse Osmosis
2. Mengetahui kualitas permeat dan konsentrat air baku dengan cara mengukur TDS,
DHL, pH dan laju alir
3. Menghitung persen zat terlarut yang ditolak (% Reject)

II. Dasar Teori


2.1 Air Baku

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005, bahwa


yang dimaksud dengan “Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum”
Tabel 1. Parameter Air Minum

Sumber : Permenkes No. 492 Tahun 2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
2.2 Reverse Osmosis

Gambar 1. Osmosis dan Reverse Osmosis


Sumber : Publish Literatur Dow.com
Osmosis merupakan proses perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya
rendah menuju larutan yang konsentrasinya tinggi dikarenakan adanya tekanan osmosis.
Proses perpindahan ini melalui membran semipermeabel, dimana proses perpindahan air
akan berhenti setelah konsentrasi kedua larutan sama. Sedangkan, RO membutuhkan
tekanan hidrostatik lebih besar daripada perbedaan tekanan osmotiknya sehingga air bisa
mengalir dari larutan yang konsentrasinya lebih tinggi melalui membran semipermeabel.
Reverse osmosis (RO) adalah sebuah metode filtrasi yang mampu menyisihkan
banyak jenis molekul dan ion besar dari larutan dengan memberikan tekanan pada
larutan yang berada pada salah satu sisi membran selektif (Mulder, 1996 dalam wenten).
Tekanan eksternal diaplikasikan pada larutan untuk melawan tekanan osmotiknya.
Sehingga hasilnya adalah perpindahan air dari larutan hipertonik ke larutan hipotonik.(
Wenten, dkk ,2014).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Reverse Osmosis

Dalam proses filtrasi dengan menggunakan membran reverse osmosis,


terdapat beberapa faktor-faktor yang saling berkaitan sehingga akan mempengaruhi pula
kualitas air hasil filtrasi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tekanan
Menurut Heitmann (1990) dalam Yusuf,dkk (2009), tekanan
mempengaruhi laju alir bahan pelarut yang melalui membran itu. Laju alir
meningkat dengan terus meningkatnya tekanan, dan mutu air olahan (permeate)
juga semakin meningkat. Tekanan memegang peranan penting bagi laja
permeate yang terjadi pada proses membran. Semakin tinggi tekanan suatu
membran, maka semakin besar pula fluks yang dihasilkan permeate (Nassa dan
Dewi, 2004)

2. Temperatur/Suhu
Standar temperatur yang digunakan dari 70 oF (21oC), tetapi umumnya
yang digunakan mulai dari 85oC (29oC) (Eckenfelder, 2000 dalam Yusuf, 2009)

3. Kepadatan/Kerapatan Membran
Semakin rapat membran, maka semakin baik air olahan yang dihasilkan
(Eckenfelder, 2000 dalam Yusuf,dkk, 2009)

4. Fluks
Gerakan air yang terus menerus. Untuk menentukan fluks dapat diperoleh
dengan menghitung laju alir permeate per satuan luas membran (Nassa dan
Dewi, 2004).

5. Salt Rejection (rejeksi garam-garaman)


Garam rejeksi tergantung dari tipe dan karakteristik pemilihan membran.
Namun juga sangat tergantung pada kondisi operasi, konsentrasi larutan umpan
dan debit aliran. Nilai rejeksi merupakan angka mutlak (Nassa dan Dewi, 2004).
Umumnya nilai rejeksi dari 85% – 99,5% dengan 95% yang lebih sering
digunakan (Eckenfelder, 2000 dalam Yusuf, dkk, 2009).
6. Ketahanan Membran
Membran hanya dapat bertahan sebentar (akan cepat rusak) apabila
terlalu banyak komponen – komponen yang tidak diinginkan ikut masuk di
dalam air umpan, seperti bakteri, jamur, phenol, dan bahkan nilai pH terlalu
tinggi/rendah. Biasanya membran dapat bertahan selama 2 tahun dengan
perubahan pada efisiensinya (Eckenfelder, 2000 dalam Yusuf, dkk, 2009).

7. pH
pH pada membran yang sering digunakan memiliki batasan operasi antara
6 – 7,79) Kekeruhan (Turbidity) Reverse Osmosis digunakan untuk
memindahkan/menyingkirkan kekeruhan dari air umpan (air masuk).
(Eckenfelder, 2000 dalam Yusuf, dkk, 2009). Adanya kemampuan yang terbatas
dari suatu media akan memberikan pengaruh dalam pertimbangan mendesain
debit aliran.

2.4 Membran Reverse Osmosis


Membran RO Membran RO umumnya digunakan untuk memisahkan bahan-bahan
dengan berat molekul rendah atau garam-garam organik dari larutan. Teknologi
membran RO merupakan teknologi desalinasi yang ramah lingkungan dan tidak
memerlukan lahan yang luas. Contoh penerapan RO dapat dilihat pada desalinasi air laut.
Pada proses ini, membran RO akan menahan komponenkomponen lain selain pelarut.
Atau dengan kata lain, membran ni bersifat permeabel terhadap air, tetapi tidak untuk
garam dan senyawa yang memiliki berat molekul yang lebih besar (Adha dan
Pinem,2014).
Proses RO dikenal juga sebagai proses hiperfiltrasi, sebab tekanan yang dibutuhkan
untuk melewatkan umpan lebih besar dari tekanan osmosis umpan sebelum umpan
dilewatkan melalui membran. Umumnya tekanan operasi yang diperlukan minimal tiga
kali lipat dari tekanan osmosis larutannya, yakni berkisar antara 10-100 bar dengan
batasan fluks sebesar 0,05-1,4 L/m2 jam (Mulder,1996 dalam Adha,2014). Membran ini
memiliki suatu lapisan tidak berpori yang tidak terdeteksi oleh SEM. Dengan kata lain
struktur model membran yang digunakan bersifat dense skin layer.
Sistem RO umumnya terdiri dari 4 proses, yaitu :
1. Pengolahan Awal (pretreatment)
Air umpan terlebih dahulu diolah agar sesuai dengan kondisi membran
dengan menghilangkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH operasi dan
menambahkan inhibitor untuk control scaling yang disebabkan konstituen-
konstituen seperti kalsium sulfat.

2. Pemberian Tekanan Air


Air umpan yang sudah diolah dinaikkan tekanannya dengan pompa
sampai tekanan operasi yang diinginkan agar sesuai dengan membran dan kadar
garam air umpan.

3. Separasi Membran
Membran semipermeabel menghambat jalannya air umpan yang
melewatinya. Air hasil keluaran dari membran berupa air bersih yang disebut
permeate, dan yang tertahan pada membran disebut concentrate. Namun, karena
tidak ada membran yang dapat bekerja 100% sempurna, maka ada sebagian
kecil garam yang masih dapat melewati membran

4. Stabilisasi Air
Air hasil keluaran membran (air produk) biasanya disesuaikan pHnya
terlebih dahulu sebelum ditransfer ke sistem distribusi. (Maulana, dkk , 2009).

2.5 Peralatan Reverse Osmosis

Reverse Osmosis menyaring air dalam 5 tahap proses penyaringan sebagai berikut:
1. Sedimen 5 mikron ( Tabung yang berdiri vertikal dan berwarna bening)
Menyaring air langsung dari kran air PAM/sumur terhadap partikelpartikell
yang besar atau >5 mikron, seperti pasir, debu, rambut, lumpur atau endapan-endapan
lainnya secara fisika.

2. Granular Actived Carbon (GAC) ( Tabung yang berdiri vertikal berada ditengah
dan berwarna putih)
Menyaring air sebagai kelanjuta tahap 1 untuk membuang zat-zat kimia yang
ada di dalam air seperti deterjen kaporit/klorin dsb.

3. Clorine Taste Odor (CTO) Carbon Block ( Tabung yang berdiri vertikal berada
kiri dan berwarna putih)
Menyaring air sebagai kelanjutan tahap 1 untuk membuang zat-zat kimia yang
ada di dalam air kaporit/klorin, netralisir rasa, bau, trikolometana dengan tingkat lebih
baik. Juga menyaring partikel >10 mikron

4. Membrane Reverse Osmosis ( Tabung besar berwarna putih melintang secara


horisontal )
Penyaringan pada tahap ini berbeda dari tahap sebelumnya, pada tahap
penyaringan ini memiliki dua saluran yaitu pertama, air minum RO, air yang telah
melalui filter 0.0001 mikron dan kedua, air limbah atau air buangan yang tidak dapat
masuk kedalam membran seperti pencemaran kimia dan fisika, bakteri dan virus.

5. Post Carbon (Tabung kecil berwarna putih melintang secara horisontal diatas
membrane)
Menyaring air sebagai kelanjutan tahap 1 untuk membuang zat-zat kimia yang
ada di dalam air kaporit/klorin, netralisir rasa, bau, trikolometana dengan tingkat lebih
baik. Juga menyaring partikel >10 mikron.

6. Pompa Diafragma
Pompa diafragma adalah jenis Positive displacement pumps menggunakan
kombinasi dari perlakuan reciprocating dari karet , termoplastik atau teflon diafragma
dan cocok untuk penggunaan pada katup searah / check valve untuk memompa fluida
. Kadang-kadang pompa jenis ini juga disebut pompa membrane (Buku Manual
Desalite)

2.6 Efisiensi Reverse Osmosis


Untk menentukan efisiensi pemisahan, maka dapat dilakukan dengan cara
menentukan koefisien rejection, R menyatakan hubungan antara konsentrasi atau kadar
garam di aliran infuent dan efluent (Permeat)

𝐶𝑚−𝐶𝑝
%R= 𝑥 100%
𝐶𝑚
Keterangan :
Cp = Konsentrasi zat terlarut di aliran influent
Cm = Konsentrasi zat terlarut di aliran permeat
Semakin besar nilai R, maka proses pemisahan semakin baik, artinya permeat
semakin murni.

2.7 Aplikasi Reverse Osmosis


Aplikasi penggunaan Reverse Osmosis dalam Industri :
- Desalinasi air payau (brackish) atau air laut (sea water)
- Demineralisasi untuk umpan boiler
- Pemisahan protein dari whey
- Per-vaporasi (seperti pemisahan alkohol dengan air)
- Treatment khusus untuk industri kimia, makanan, tekstil, kertas dan lain lain
III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
 Seperangkat alat Reverse Osmosis
 Air tanah
 Turbidity meter
 Alat pengukur TDS

3.2 Langkah kerja

Pelejari dahulu alat Reverse


Osmosis

Buka valve di aliran influen

Mengukur laju alir influen

Menyalakan alat Reverse Osmosis

Mencatat tekanan operasi pada


skala antara 1 – 3 bar

Bila aliran berjalan normal, maka


mulailah dengan mengukur DHL,
TDS, dan volume air di aliran
permeat dan konsentrat setiap 10
menit

Hasil pengukuran di aliran permeat


ditampung dan dimasukan ke bak
penampung dan aliran konsentrat
dibuang ke pembuangan

Sebelum selesai, ukur dahulu debit


aliran konsentrat
IV. DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN

4.1 Data Pengamata


Tabel 4.1. Data Pengamatan Konsentrasi di dalam aliran (permeat dan konsentrat).

Tekanan
KONSENTRASI DI DALAM ALIRAN Operasi
(MPa)
Waktu KONSENTRAT
(menit) PERMEAT
Volume Volume
TDS DHL (mL) TDS DHL (mL)
pH pH
(mg/L) (μS/cm) (mg/L) (μS/cm)

0 0 0.185 0 5 283 497 0 6 110


10 0 0.163 2500 5 254 539 4900 6

20 0 0.160 2500 5 235 537 4600 6

30 0 0.150 2500 5 261 535 4700 6

40 0 0.150 2600 5 275 578 5200 6

50 0 0.148 2500 5 275 576 4800 6

60 0 0.145 2500 5 291 549 4900 6


105
70 0 0.145 2600 5 283 559 4800 6

80 0 0.144 2700 5 284 591 5100 6

90 0 0.146 2500 5 283 583 4800 6

100 0 0.144 2700 5 279 465 4800 6

110 0 0.146 2500 5 272 543 4800 6


110
120 0 0.146 2600 5 258 583 5000 6

Umpan
- Laju Alir = 42,25 mL/s

Konsentrasi
- DHL = 337 μS/cm
- TDS = 205 mg/L
- pH = 6,5
4.2 PENGOLAHAN DATA

Mencari % Rejection
𝐶𝑚−𝐶𝑝
%R = × 100%
𝐶𝑚

Keterangan dengan;
Cm = Konsentrasi zat terlarut dalam konsentrat
Cp = Konsentrasi zat terlarut dalam permeat

Perhitungan
Contoh Perhitungan (pada t = 10 menit)
254−0
%R = × 100% = 100%
254

Contoh Perhitungan (pada t = 120 menit)


258−0
%R = × 100% = 100%
258

Tabel 4.2. Data Pengamatan % Rejection terhadap Waktu (menit).

Waktu
%R
(menit)
0 100%
10 100%
20 100%
30 100%
40 100%
50 100%
60 100%
70 100%
80 100%
90 100%
100 100%
110 100%
120 100%
Kurva TDS terhadap Waktu (PERMEAT)
1
0.9
0.8
0.7
TDS (mg/L)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)

Kurva DHL terhadap Waktu (PERMEAT)


0.2
0.18
0.16
0.14
DHL (S/cm)

0.12 y = -0.0002x + 0.1652


R² = 0.5664
0.1
Series1
0.08
0.06 Linear (Series1)
0.04
0.02
0
0 50 100 150
Waktu (menit)
Kurva TDS terhadap Waktu (KONSENTRAT)
350

300

250
y = 0.1143x + 264.91
TDS (mg/L)

200 R² = 0.0807

150 Series1

100 Linear (Series1)

50

0
0 50 100 150
Waktu (menit)

Kurva DHL terhadap Waktu


(KONSENTRAT)
700
600
DHL (µS/cm)

500 y = 0.2203x + 535.63


400 R² = 0.0553

300 Series1
200 Linear (Series1)
100
0
0 50 100 150
Waktu (menit)
V. PERTANYAAN
1. Jelaskan fungsi masing-masing kolom (tabung) dalam system RO tersebut.
Jawab :

Filtrasi : Untuk mengurangi kadar pengotor yang ada pada air keran seperti :

 Filter Sedimen 5 mikron, memfilter pengotor, karat, dan partikel pasir.

 Filter Sedimen 1 mikron, memfilter TDS (Total Disolve Solids).

 Filter Granular/Block Activated Carbon, memfilter 99% chlorine dan bahan


kimia organic.

Membran Reverse Osmosis : Mampu menghilangkan kontaminan berbahaya


seperti lead, cooper, barium, chromium, mercury, sodium, dan ion-ion.

2. Usaha apa agar radar zat terlarut d aliran permeat dihasilkan TDS atau DHL sekecil
mungkin.
a. Menaikkan pebedaan tekanan, Apabila tekanan meningkat maka laju alir
pun akan meningkat sehingga mutu permeat yang dihasilkan pun
meningkat.
b. Kerapatan membran, semakin rapat membran yang digunakan semakin
banyak ion/ zat terlarut yang tertahan.
c. Kekeruhan air umpan, air umpan yang digunakan haruslah air yang telah
melewati primary treatment dan secondary treatment pada pengolahan air.
d. Perawatan membran/pembersihan membran.
3. Perkiraan hubungan (korelasi) antara konsentrat zat terlarut yang dinyatakan DHL
dan TDS (membentuk persamaan linier/tidak linier)
Jawab : Linier , Karena TDS berbanding lurus dengan DHL, semakin besar nilai
TDS semakin besar pula nilai DHL nya.

VI. PEMBAHASAN
Ranggi Octaviani Pratiwi (161411046)

Telah dilakukan praktikum reverse osmosis (RO) pada air baku. Dimana
reverse osmosis merupakan proses pemisahan zat-zat terlarut yang terdapat dalam suatu
larutan dengan menggunakan membran semi-permeabel yang memiliki besar pori
tertentu sehingga ion-ion dan zat terlarut lain dalam larutan dapat tertahan dan akan
menghasilkan air yang lebih murni dengan TDS dan DHL yang sangat rendah. Driving
force yang bekerja adalah perbedaan tekanan (∆P) antara aliran influen dengan efluen.
Pada praktikum reverse osmosis larutan yang digunakan ialah air keran (air tanah) yang
berada di gedung Teknik Kimia Atas Politeknik Negeri Bandung.

Alat utama pada reverse osmosis yang digunakan terdiri dari 5 tabung filter yang
berisi media filter yang berbeda beda. Kelima media filter yang biasa digunakan adalah
SPUN atau filter sedimen ini berfungsi untuk menyaring partikel debu, lumpur, pasir,
karat dan kotoran pada ir yang memperngaruhi rasa, bau, dan warna dari air. Kemudia
ada GAC (Granular Activated Carbon) untuk menyaring zat zat kimia yang berbahaya
seperti kaporit, karsinogen, detergen. Lalu tabung ketiga ada CTO yang berfungsi untuk
menyaring senyawa organik seperti chlorine dan logam berbahaya. Lalu pada tabung ke
4 barulah masuk ke membran reverse osmosis yang merupakan membran
semipermeabel yang memiliki ukuran pori < 1 nm. Membran reverse osmosis mampu
menyaring polutan berbahaya seperti virus, bakteri, Pb, Hg, Cd, Ar. Lalu yang terakhir
adalah Carbon post filter yang berfungsi untuk menangkap zat kimia dan memurnikan
air. Prinsip kerja alat RO ini yaitu umpan di hisap menggunakan pompa dan dialirkan
ke sistem filtrasi, pertama melalui 3 tahap media filter dahulu agar padatan/pengotor
yang memiliki ukuran lebih besar dari ion dalam air baku tertahan/tersaring, sehingga
mempermudah pengerjaan dari membran semipermeabel (agar membran tidak cepat
jenuh). Biasanya sebelum unit Reverse Osmosis terdapat unit filtrasi yang berguna untuk
membantu kerja unit Reverse Osmosis agar tidak terlalu berat dikarenakan pengotor
yang ukurannya lebih besar akan tersaring oleh unit filtrasi. Hal tersebut dapat
memperpanjang waktu pakai membran semi-permeabel pada unit Reverse Osmosis.
Selanjutnya setelah melewati membrane terdapat 2 aliran yaitu aliran permeat dan aliran
konsentrat. Aliran permeat adalah aliran hasil dari proses Reverse Osmosis yaitu air
dengan kemurnian yang sangat tinggi dan kadar zat terlarut (TDS) serta daya hantar
listrik (DHL) yang relatif sangat rendah. Sedangkan aliran konsentrat adalah aliran yang
mengandung air dengan ion-ion maupun TDS yang tersaring/tertahan oleh membran.

Laju alir dilakukan dengan cara mengatur bukaan keran sebagai aliran umpan
masuk. Dilakukan pengukuran terhadap 2 parameter pada aliran umpan, aliran
konsentrat dan aliran permeat yaitu pengukuran TDS (Total Dissolved Solid) dan DHL
(Daya Hantar Listrik). Pengukuran TDS dan DHL ini dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi padatan terlarut di dalam air dan juga daya hantar listrik yang disebabkan
oleh ion - ion yang ada di dalam air.

Percobaan yang dilakukan menggunakan variasi waktu selama 120 menit (2 jam)
dengan pengambilan sampel setiap 10 menit sekali pada aliran konsentrat dan aliran
permeat, dan diukur laju alir, TDS dan konduktivitasnya (DHL) . Dari hasil nilai TDS
dan DHL pada aliran permeat lebih kecil dibandingkan dengan nilai TDS dan DHL pada
aliran umpan dan aliran konsentrat. Hal tersebut menunjukkan bahwa ion-ion telah
tersaring oleh membran akan mengalir keluar disebut aliran konsentrat yang kandungan
ion-ion terlarutnya banyak sementara hasil saringan akan mengalir keluar disebut aliran
permeat yang ion-ion terlarutnya sedikit. Pada perthitungan % rejection didapatkan
hasilnya adalah 100% ditandai dengan nilai TDS sebesar 0, yang menandakan kinerja
alat reverse osmosis yang ada di laboratorium bisa dikatakan sangat baik karena
menghasilkan air aquademin dengan konsentrasi TDS dan DHL rendah. Pada aliran
konsentrat nilai TDS tidak menentu (fluktuasi) walaupun perbedaan nya kecil, hal ini
disebabkan oleh jumlah zat yang terlarut dalam aliran umpan tidak tergantung dari
waktu melainkan tergantung volume atau laju alir dengan kata lain semakin banyak
umpan yang masuk maka TDS pun akan mengingkat. Sama halnya pada pengukuran
DHL. Atau juga diakibatkan oleh perbedaan tekanan yang fluktuasi juga pada tekanan
110 mPa ke 105 Mpa lalu kembali ke 110 Mpa dengan ini menyebabkan fluktuasi nilai
DHL dan TDS dapat disebabkan oleh laju alir umpan yang tidak konstan pada aliran
konsentrat. Dengan nilai TDS yang mencapai nilai 0 pada setiap waktu (selama 120
menit) pada aliran permeat maka persen rejection (%R) nya pun yang didapat sebesar
100% sepanjang 120 menit. Hal ini mengakibatkan effisiensi dari alat ini adalah 100%.

Agar tetap menjaga kinerja pada alat reverse osomosis ini berjalan secara
optimal maka dilakukan perawatan pada membran secara berkala, dengan mengunakan
membran yang memiliki kecepatan yang besar agar zat terlarut banyak yang tertahan.
Dan menjaga kekeruhan pada air umpan yang akan masuk ke membran agar tidak mudah
jenuh. Serta menggunakan operasi beda tekanan yang cukup besar agar laju alir dapat
mendorong dengan cepat/mudah sehingga zat terlarut yang tertahan akan semakin
banyak(tebal) pada filter.

Ratih Widiana (161411047)

Telah dilakukan praktikum reverse osmosis yang bertujuan untuk menghasilkan


air baku yang memiliki nila DHL dan TDS yang kecil atau sesuai dengan standar air yang
dapat diminum. Air bak yang digunakan yaitu air kran (air tanah). Air yang digunakan
memiliki kandungan TDS dan DHL yang tinggi. Pada proses ini, air akan menghasilkan
kemurnian yang tinggi (nilai DHL dan TDS yang rendah). Operasi ini dilakukan pada
tekanan operasi dari 105 – 110. Indikator yang diukur pada praktikum ini ialah mengukur
DHL, pH, TDS, lajur alir pada permeat dan konsentrat. Praktikum dilakukn selama 2 jam
dimana setiap selang 10 menit dilakukan pengambilan sampel.

Air yang melewati alat reverse osmosis ini terbagi menjadi dua aliran yaitu aliran
konsentrat dan permeat. Konsentrat akan memiliki harga TDS dan DHL yang tinggi
karena mengandung zat terlarut dan ion – ion pada alirannya sedangkan permeat
memiliki harga TDS dan DHL yang rendah karena mengandung zat terlarut dan ion – ion
yang sangat rendah.

Dari pengukuran indikator yang dilakukan seperti DHL, TDS, pH dan laju alir
dapat menentukan %rejection. %rejection ini untuk menentukan efisiensinya pemisahan.
Dari praktikum yang dilakukan selama 2 jam (dari 10 menit – 120 menit) diperoleh
%rejection 100%. Artinya proses ini terjadi secara baik sekali, hal ini ditunjukan pdengan
nilai indikator pada permeat yaitu kadar zat terlarut / TDS sebesar 0 mg/L, DHL 0,146
μS/cm, pH sebesar 5, dan laju alir sebesar 4,3 ml/s.
Sedangkan, pada konsentrat nilai TDS dan DHL yang didapatkan terjadi fluktuatif
tetapi tidak terlalu signifikan, hal ini disebabkan karena laju alir yang besar sehingga
akan mengakibatkan adanya ion – ion dan zat terlarut yang lolos dari membran dan
tekanan operasi Reverse Osmosis yang berubah pada rentang 105 – 110 Mpa untuk
melawan tekanan osmosisnya. Karena semakin besar tekanan operasinya semakin
banyak ion – ion atau partikel terlarut yang tertahan. Didapatkan DHL Konsentrat sebesar
583 μS/cm, TDS sebesar 258 mg/l, pH sebesar 6, dan laju alir sebesar 8,3 ml/s.

Reski Rizkina (161411048)

Pada percobaan ini, proses reverse osmosis dilakukan terhadap air baku yang
merupakan air kran di Laboratorium Pilot Plant Gedung Teknik Kimia A. Alat utama
yang digunakan adalah unit filtrasi yang terdiri dari 3 tabung berisi filter dan unit reverse
osmosis yang terdiri dari dua tabung kecil berisi membran semipermeabel. Pada
membrane reverse osmosis terdapat 3 lapisan utama yang sangat berperan penting pada
proses reverse osmosis yaitu poliamide bagian atas, polysulfone dilapisan kedua yang
berfungsi untuk menangkap bakteri dan pengotor pengotor lainnya yang lolos dari unit
filtrasi dan lapisan yang ketiga adalah polyester sebagai lapisan dasar. Unit filtrasi
dipasang sebelum unit reverse osmosis supaya kerja yang dilakukan unit reverse osmosis
tidak terlalu berat, karena dengan demikian pengotor yang ukuran partikelnya besar akan
tersaring oleh unit filtrasi. Hal ini akan memperpanjang waktu pakai membran
semipermeabel pada unit reverse osmosis.
Percobaan dilakukan dengan variasi waktu selama 120 menit dan diambil sampel
setiap 10 menit sekali pada konsentrat dan permeat kemudian di cek laju alir, TDS dan
konduktivitasnya (DHL) . Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses reverse osmosis
yang telah dilakukan tersebut berhasil menghasilkan permeat yang nilai TDS dan
DHLnya lebih rendah dari air baku terutama nilai TDS nya senilai 0 setiap waktu
sehingga % rejection untuk nilai TDS nya 100%. Sedangkan pada konsentrat nilai TDS
dan DHLnya mengalami fluktuasi tetapi tidak terlalu signifikan, hal ini dikarenakan pada
saat operasi terjadi tekanan yang berubah dari 110 mpa ke 105 mpa kemudian kembali
ke 110 mpa, dengan perubahan tekanan menyebabkan perubahan laju alir sehingga
terjadi nilai TDS dan DHL yang fluktuasi.
Berdasarkan pengolahan data tersebut didapat bahwa nilai TDS dan DHL pada
permeat (nilai DHLnya) maupun konsentrat cenderung fluktuatif dan tidak terlalu
signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu proses reverse osmosis tidak terlalu
berpengaruh terhadap nilai TDS dan DHL.

Revian Prisca Erninda (161411049)

Telah dilakukan praktikum proses filtrasi pada air dengan menggunakan metode
Reverse Osmosis. Air umpan yang digunakan pada Reverse Osmosis adalah air keran /
air tanah. Pertama dilakukan kalibrasi terhadap air keran dengan setengah bukaan keran,
didapatkan laju alir air keran sebesar 42,25 ml/s. Dilakukan pengecekkan awal terhadap
air keran, diketahui DHL sebesar 337 μS/cm, TDS sebesar 205 mg/L, dan pH sebesar
6,5. Air keran dilewatkan ke dalam 3 buah filter/penyaringan. Penyaringan yang pertama
pada tabung sedimentasi 5 mikron, dilakukan terhadap partikel – partikel yang besar >5
mikron, seperti pasir, debu, rambut, atau endapan fisika. Penyaringan yang kedua pada
tabung Granular Actived Carbon (GAC), untuk membuang zat kimia yang ada didalam
air seperti deterjen. Penyaringan yang ketiga pada Clorine Taste Odor (CTO), untuk
menyaring kandungan klorin, menetralisir rasa, dan bau. Selanjutnya air akan mengalir
kedalam Membran Semipermeable 0,0001 mikron, untuk mendapatkan permeat berupa
air murni (kadar kation / zat terlarut rendah)dengan zat terlarut yang tidak dapat melalui
membran dan mengendap di konsentrat.

Praktikum ini dilakukan dengan variasi waktu selama 2 jam (120 menit), dan
diambil sampel setiap 10 menit sekali pada aliran Permeat dan Konsentrat. Pada Permeat
dan Konsentrat akan dilakukan pengecekkan laju alir, TDS, DHL dan pH. Dari
pengolahan data didapatkan % Rejection dari menit ke 10 hingga menit ke 120
menunjukkan 100%. Hal ini dapat menunjukkan bahwa proses Reverse Osmosis yang
terjadi baik sekali karena dapat menghasilkan Permeat dengan kadar zat terlarut / TDS
sebesar 0 mg/L. DHL Permeat pada menit terakhir (120 menit) sebesar 0,146 μS/cm, pH
sebesar 5, dan laju alir sebesar 4,3 ml/s.

Sedangkan, pada konsentrat nilai TDS dan DHL yang didapatkan terjadi fluktuatif
tetapi tidak terlalu signifikan, hal ini disebabkan karena akumulasi zat terlarut yang
mengendap di Konsentrat dan laju alir yang juga bervariasi karena laju alir umpannya
(Air keran) tidak ditetapkan, dan juga tekanan operasi Reverse Osmosis yang berubah
pada rentang 105 – 110 Mpa untuk melawan tekanan osmosisnya. Didapatkan DHL
Konsentrat pada menit terakhir (120 menit) sebesar 583 μS/cm, pH sebesar 6, dan laju
alir sebesar 8,3 ml/s.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Dari proses reverse osmosis air baku akan menghasilkan air yang kemurniannya
tinggi. Hal ini ditunjukan dengan nilai TDS dan DHL yang rendah
2. Pada permeat diperoleh kadar zat terlarut / TDS sebesar 0 mg/L, DHL Permeat
pada menit terakhir (120 menit) sebesar 0,146 μS/cm, pH sebesar 5, dan laju alir
sebesar 4,3 ml/s.
3. Pada konsentrat nilai DHL sebesar 583 μS/cm, TDS sebesar 258 mg/l, pH
sebesar 6, dan laju alir sebesar 8,3 ml/s.
4. %rejection diperoleh sebesar 100%, yang berarti proses pemisahan ini terjadi
baik sekali yang ditunjukkan oleh nilai DHL dan TDS pada permeat yang
rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Adha dan Pinem.2014. “Kinerja Membrane Reverse Osmosis terhadap Rejeksi Kandungan
Garam Air Payau”. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Riau.

Buku Manual Reverse Osmosis. http://www.destalite.com/download/buku-manual-reverse-


osmosis.pdf [diunduh tanggal 7 Oktober 2018]

Imam, Joy. 2011. “Peraturan Mentri Kesehatan 492”. http://www/slideshare.net/metrosanita/


[diunduh tanggal 7 Oktober 2018]

Nasa, et all. 2014. “Pengaruh Trans Membrane Pressure dan Permeabilitas pada Rejeksi
Ultrafiltrasi”. Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Wenten, et all. 2014. Osmosis Balik. Teknik Kimia - Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN

No Gambar Keterangan
1

Proses reverse osmosis ini


dilakukan selama 2 jam

Membran dan aliran permeat


dan konsentrat

Pompa diafragma
4

Air baku yang berasal dari air


kran (air tanah)

Wadah penampung untuk


permeat

Wadah untuk menampung


konsentrat

Pengukuran TDS
8

Pengukuran DHL (daya hantar


listrik) menggunakan alat
konduktometer

Pengukuran pH menggunakan
pH universal

Anda mungkin juga menyukai