Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PT.TRITUNGGAL SENTRA BUANA POM

NAMA

: ISWANA

INSTITUSI

: POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN

: TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

STASIUN : SORTASI

A. Rincian Kegiatan di Sortasi


No

Waktu pelaksanaan

Kegiatan

.
1.

2.

3.

4.

5.

Selasa, 15 September 2015

Rabu, 16 September 2015

Membersihkan lantai loading ramp


Menggrading buah inti yang masuk ke

PKS
Membersihkan lantai loading ramp
Menggrading buah inti yang masuk ke

PKS
Membersihkan lantai loading ramp
Menggrading buah inti yang masuk ke

PKS
Mensortir buah dari luar yang masuk ke

PKS
Membersihkan lantai loading ramp
Menggrading buah inti yang masuk ke

PKS
Mensortir buah dari luar yang masuk ke

PKS
Membersihkan lantai loading ramp
Menggrading buah inti yang masuk ke

PKS
Mensortir buah dari luar yang masuk ke

Kamis, 17 September 2015

Jumat, 18 September 2015

Sabtu, 19 September 2015

PKS

B. Safety
Pada saat berada di area pabrik kelapa sawit diharapkan menggunakan
alat pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety, sarung tangan dan masker.
C. Pembahasan

Stasiun sortasi merupakan tempat penerimaan tandan buah segar yang


berasal dari perkebunan pabrik kelapa sawit (buah inti) maupun dari
perkebunan masyarakat (buah luar). Tandan buah segar yang diterima sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan berdasarkan standar kematangan buah
inti/plasma yang diterima pabrik. Adapun standar kematangan buah inti yaitu:
1. Buah mentah / unripe
0%
2. Buah mengkal / underripe
<2%
3. Buah masak / ripe
>95%
4. Buah lewat masak / overripe
<3%
5. Buah busuk / rotten
0%
6. Janjang kosong / empty bunch 0%
Adapun klasifikasi buah yaitu:
- Buah mentah : merupakan buah yang belum ada berondol atau
brondolannya 0 dan tandan berwarna hitam dan daging buah berwarna
-

kuning
Buah mengkal : merupakan buah yang berwarna merah, jika tandan kurang
dari 5 kg terdapat 1-4 brondol pada tandan mengkal dan tandan lebih dari 5

kg terdapat 1-9 brondol pada tandan mengkal


Buah masak : merupakan buah yang memiliki 10%-50% brondolan lepas
Buah lewat masak : merupakan buah dengan tandan lebih dari 50% tetapi

kurang dari 90% brondolan yang jatuh


Buah busuk : merupakan buah yang tandannya berwarna hitam, berbau

busuk dan biasanya tandannya terlihat basah


Tandan kosong : merupakan buah dengan total brondol yang lepas lebih

dari 90% tetapi masih segar tangkainya


Tangkai panjang : merupakan buah yang memiliki tangkai > 2,5 cm

Tujuan Grading
1. Memberikan estimasi mutu TBS harian, bulanan dan to date dari setiap
devisi untuk masing-masing estate dan perusahaan lain yang
mengirimkan TBS ke PKS

2. Memberikan estimasi mutu rata-rata TBS harian, bulanan dan to date


yang masuk ke PKS
3. Mengontrol kualitas TBS yang masuk ke pabrik yang dinilai dari segi
kematangan, % brondolan, tangkai panjang, kesegaran dan kontaminasi
4. Mengontrol kualitas buah luar agar sesuai dengan harga yang dibayar
dan tidak terjadi subsidi rendemen ke buah luar
Waktu pelaksanaan grading
1. Bersamaan dengan waktu penerimaan TBS di PKS
2. Sampling harus berkesinambungan selama waktu penerimaan TBS
harian
Metode grading
1. Truk yang akan digrading dibongkar diatas lantai loading platform.
Rincian truk dan asal muatan dicatat pada form grading
2. Buah dituang dilantai loading ramp dan diambil secara acak sebanyak
100 tandan yang diambil dari 25 sisi kiri, sisi kanan, depan dan
belakang
3. Semua hasil pemeriksaan pengiriman TBS dengan target seperti
persentase buah mentah, buah mengkal, lewat masak, buah busuk,
tandan kosong, tangkai panjang dicatat pada form grading
Standar sortasi buah masyarakat dan agen buah
1. Buah dura yang masak hanya 16-17% rata-rata
2. BJR atau komidal min > 4 kg
3. Tandan yang tidak boleh diterima : hitam/mentah, buah pasir <4 kg,
tandan kosong, tandan parthenocarpic, tandan busuk, buah landak,
tandan sakit, buah cincang
4. Warna mesocarp buah yang diterima minimal harus orange merah jika
warna kuning pucat ditolak

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dilihat dilapangan dapat disimpulkan


bahwa hasil grading TBS yang masuk ke PKS ada beberapa hal yang belum
sesuai dengan standar kematangan buah inti/plasma yaitu dapat dilihat pada
tabel berkut:
Standar kematangan
Karakteristik Buah
Buah mentah / unripe
Buah mengkal / underripe
Buah masak / ripe
Buah lewat masak / overripe
Buah busuk / rotten
Janjang kosong / empty bunch

Hasil grading

buah berdasarkan SOP dilapangan pada tanggal


15 September 2015
0%
5%
64 %
16 %
2%
13 %

0%
<2 %
>95 %
<3 %
0%
0%

E. Saran
Diharapkan semua karyawan pada stasiun sortasi menggunakan masker,
kacamata safety, sarung tangan safety pada saat melakukan penyortiran buah

Gambar Tandan Buah Segar (TBS)

Buah mentah

Buah mengkal

Buah masak
Buah lewat masak

Buah busuk

Tandan kosong
Diketahui Oleh
Jumardi

STASIUN : LOADING RAMP DAN WTP

A. Safety
Pada saat berada di area pabrik kelapa sawit diharapkan menggunakan
alat pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety, sarung tangan dan masker.

B. Pembahasan
Loading Ramp
Loading ramp merupakan tempat penampungan TBS sementara
sebelum masuk ke proses sterilizer yang diangkut dengan menggunakan alat
conveyor. Pada conveyor terdapat scraper yang berfungsi untuk
mengangkut TBS yang bermuatan minimal 3 TBS yang berukuran besar dan

maksimal 5 TBS yang berukuran kecil. Waktu pengisian conveyor minimal


15 menit dan maksimal 20 menit. Pintu loading ramp dioperasikan dengan
menggunakan pompa hidrolik.
Adapun masalah yang sering terjadi pada stasiun loading ramp
adalah rusaknya pintu loading ramp yang disebabkan oleh benturan TBS
pada saat dilakukan penuangan buah pada lantai laoding ramp.
WTP (Water Treatment Plant)
WTP (Water Treatment Plant) merupakan proses pengolahan air
baku yang masih memiliki kualitas air rendah yang diolah menjadi kualitas
air yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan akan digunakan dalam
proses industri dan dikonsumsi.
Adapun bagian-bagian pada WTP:
1. Sumber air (waduk)
Sumber air (waduk) yang digunakan pada industri adalah sumber air
buatan
2. Clarifier
Pada industri ini terdapat 2 unit clarifier dengan kapasitas sebanyak 30
ton. Clarifier adalah tempat pengendapan zat padat yang tersuspensi
dengan cara koagulasi dan flokulasi. Sebelum masuk ke clarifier
diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu soda ash yang berfungsi untuk
menaikkan pH air dari waduk dengan pH 5 menjadi 6,5-9 sehingga
dapat terbentuk flok-flok apabila diinjeksikan aluminium sulfat
Al2(SO4)3 kemudian diinjeksikan NALCO 8173 yang berfungsi untuk
memberatkan flok-flok yang terbentuk. Jumlah bahan kimia yang
digunakan tergantung pada kondisi air, apabila kondisi air normal
(jernih) masing-masing bahan kimia digunakan sebanyak 25 kg/hari dan

apabila kondisi air keruh masing-masing digunakan bahan kimia


sebanyak 50 kg/hari. Pada clarifier dilakukan pembuangan lumpur jika
pada ketinggian 3 meter air yang dihasilkan sudah keruh. Pada proses ini
lumpur tidak dibuang seluruhnya dengan tujuan untuk mempercepat
terjadinya pengendapan.
3. Water Bath
Water bath adalah tempat penampungan air sementara yang keluar dari
clarifier sebelum masuk ke sand filter dan hydrant. Pada unit ini
dilakukan pengecekan pH, jika pH rendah maka penginjeksian soda ash
diperbanyak.
4. Sand Filter
Sand filter adalah tempat penyaringan kotoran-kotoran dengan
menggunakan media pasir kuarsa, partikel-partikel yang tersangkut pada
media penyaring akan menghambat proses penyaringan sehingga perlu
dilakukan backwash. Backwash dilakukan jika air yang keluar dari sand
filter sudah keruh. pH air yang keluar dari sand filter sebesar 6,5- 7,5.
5. Tower Tank
Tower Tank adalah tempat penampungan air yang telah siap digunakan
yang akan dialirkan pada proses industri, umpan boiler, lab dan
perumahan.

Clarifier 1

ALUM

NALCO

Clarifier 2

Tower Tank

SODA ASH

Sand Filter
Water Bath

Waduk
Hydrant

Gambar 1. Diagram Alir Water Treatment Plant (WTP)


C. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dilapangan dapat ditarik


kesimpulan bahwa pada proses WTP ada beberapa hal yang tidak sesuai
dengan SOP karena harus menyesuaikan dengan kondisi air dilapangan. Seperti
waktu pelaksanaan backwash seharusnya dilakukan 3 jam sekali. Akan tetapi
dilapangan dilakukan backwash apabila air yang keluar dari sand filter sudah
keruh atau turbidity meningkat dan tekanan pada tanki sand filter lebih besar
dari 2,5 bar yang menunjukkan sudah banyak terdapat lumpur atau kotoran
yang tertahan pada sand filter.
Jumlah bahan kimia yang digunakan tergantung pada kondisi air,
apabila kondisi air normal (jernih) masing-masing bahan kimia digunakan
sebanyak 25 kg/hari dan apabila kondisi air keruh masing-masing digunakan
bahan kimia sebanyak 50 kg/hari.

Diketahui Oleh

Syahid

STASIUN : STERILIZER

A. Safety
Pada saat berada di stasiun sterilizer diharapkan menggunakan alat
pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety, sarung tangan dan masker.

B. Pembahasan
Sterilizer
Sterilizer (perebusan) merupakan suatu bejana uap yang bertekanan,
yang berfungsi untuk merebus Tandan Buah Segar (TBS) dengan
menggunakan steam atau uap. Sterilizer yang digunakan pada PKS ini
yaitu sterilizer berbentuk vertikal yang terdiri dari 4 bejana dengan muatan
dalam satu bejana yaitu 18 ton TBS. Buah diisi melalui pintu atas dan
dikeluarkan melalui pintu bawah. Waktu perebusan dilakukan selama 75
menit dengan tekanan uap sekitar 2,7 3 bar pada suhu 120oC-140oC.
Pola perebusan yang digunakan pada PT.TSB adalah dengan sistem
2 peak, yaitu pertama dilakukan pengisian dan pembuangan uap (steam)
selama 27 menit dengan tekanan 1,5 bar dan pada puncak kedua dilakukan
pengisian dan pembuangan uap (steam) selama 48 menit dengan tekanan
2,7 2,9 bar.
Tujuan sterilizer
Adapun tujuan dari perebusan TBS adalah sebagai berikut:

Mengurangi kadar air


Memudahkan buah lepas dari tandan
Melunakkan brondolan untuk memudahkan pelepasan/pemisahan

daging buah dan biji sawit pada digester


Mematikan enzim lipase penyebab degradasi minyak menjadi asam
lemak bebas

Bagian-bagian Sterilizer
1. Unit sterilizer/bejana : berfungsi sebagai tempat merebus tandan buah
segar (TBS)
2. Valve inlet : berfungsi untuk memasukkan steam (uap) ke sterilizer
3. Valve Condensate : berfungsi sebagai pembuangan steam hasil
kondensasi yang selanjutnya ditampung pada blowdown chamber
4. Exhaust Valve : berfungsi sebagai pembuangan steam perebusan.
5. Safety valve : berfungsi sebagai katup pengaman saat tekanan dalam
sterilizer berlebih (diatas 3 Bar).
6. Pressure gauge : berfungsi untuk mengukur tekanan pada bejana
7. Pressure switch : berfungsi untuk menjalankan program limit switch
8. Kompresor : berfungsi untuk menggerakkan valve
C. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan pada stasiun
sterilizer, dapat disimpulkan bahwa kapasitas bejana dipengaruhi oleh ukuran
TBS yang mempengaruhi kerapatan, apabila ukuran TBS besar maka
kapasitas bejana kurang dari 18 ton. Namun apabila yang dimasukkan
kedalam bejana berupa brondolan, kapasitas bejana lebih dari 18 ton. Hal ini
tidak sesuai dengan bejana perebusan yang dirancang yaitu 18 ton.
Berdasarkan teori untuk mematikan enzim lipase yaitu pada suhu 50oC-120oC
(temperature absolute 70-140 0C), akan tetapi dilapangan suhu pada bejana
perebusan yang digunakan sekitar 141oC (berdasarkan table tekanan dengan

temperature absolute). Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada minyak


karena suhu yang terlalu tinggi.
Dari data yang diperoleh dilapangan dapat dihitung throughput
sterilizer dimana diketahui:
Jumlah bejana rebusan (n) = 4
Kapasitas masing-masing bejana (C) = 18 ton
Waktu perebusan (t) = 75 menit
Waktu pengisian (t1) = 20 menit
Waktu pembongkaran (t2) = 20 menit
n x C x 60
Throughput = t +t 1+t 2
Throughput =

4 x 18 ton x 60
75 menit +20 menit+ 20 menit

Throughput = 37,56

ton
jam

D. Saran
Sebelum melakukan proses kerja seharusnya dilakukan pengecekan pada
setiap alat untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

Diketahui Oleh

Ikhsan dan Wahyudi

STASIUN : THRESING DAN PRESSING

A. Safety
Pada saat berada di stasiun thressing dan pressing diharapkan
menggunakan alat pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety, sarung
tangan dan masker.
B. Pembahasan
1. Threshing
Sebelum masuk kedalam alat threser buah dari sterilizer dibawa
menggunakan SFB-01 (sterilizer fruit bunch) menuju hopper yang
berfungsi untuk menjaga kontinuitas umpan sebelum masuk ke auto
feeder. Sebelum masuk ke auto feeder buah dibawa menggunakan SFB-2.
Auto feeder berfungsi untuk menjaga jumlah umpan agar tidak terjadi
overload ke drum thresher, mencegah kerusakan akibat overload, menjaga
jumlah umpan ke drum thresher sesuai rpm spikel yang kita butuhkan.
Thresher sendiri adalah alat yang berfungsi untuk melepaskan
/memisahkan buah dari janjang dengan cara membanting tandan buah
kedalam drum thresher. Pada pabrik ini menggunakan thresher tipe rotary
drum thresher yang memiliki panjang 6 meter dan diameter 2,3 meter.
Adapun putaran thresher ini 23 rpm berputar secara horizontal. Drum

dirancang dengan kisi-kisi yang berfungsi untuk meloloskan brondolan,


adapun jumlah brondol sebanyak 67% dan janjang kosong sebanyak 21%
janjang ini akan keluar setelah minimal enam kali putaran/bantingan
didalam rotary drum trhesher.
2. Pressing
Buah yang keluar dari thresher kemudian masuk ke dalam
under thresher pada alat ini brondol akan dilumatkan agar digester
tidak bekerja terlalu keras dalam pelumatan buah. Selain iu alat ini
juga berfungsi sebagai alat angkut brondolan menuju fruit elevator,
fruit elevator berfungsi untuk membawa brondol menuju distribution
conveyor yang berfungsi untuk membawa dan membagi brondol ke
digester.
Digester berfungsi untuk melumatkan buah, alat ini dilengkapi
dengan alat pengaduk (blade dengan type long arm yang terdiri dari 4
pasang dan diletakkan secara selang seling blade ini berfungsi untuk
melumatkan buah hingga terjadi pelepasan buah dari daging buah
dengan biji bersamaan dengan pemecahan kantong-kantong minyak
sehingga memudahkan proses pengempaan buah dan expeller arm
untuk melempar brondolan ke press. Selain itu juga berfungsi untuk
menghindari penumpukan buah dalam digester dan memindahkan
panas dari mantel digester. Tipe digester yang digunakan dipabrik ini
C-350 dan terdapat 4 unit dengan kapasitas masing-masing 5,2 ton,
waktu pengadukan selama 20-25 menit. Setelah itu buah yang telah
dilumatkan menuju screw press.

Screw press (CB 15) berfungsi untuk mengeluarkan minyak


semaksimal mungkin dari mesocarp buah yang telah dilumatkan di
digester serta memisahkan minyak dari fiber serta nut. Tekanan
hidrolik pada press berkisar 35-100 bar (seharusnya 50-60 bar).
Dengan kapasitas 15 ton namun biasanya maksimal hanya 12 ton,
pada screw press ini ditambahkan air pengencer (water dilution)
dengan rasio persentasi air 35% terhadap rendemen CPO yang
dihsilkan.
3. Empty Bunch Press
Empty bunch press adalah tempat pengepressan tandan kosong
yang keluar dari thresser setelah proses pemipilan yang bertujuan
untuk mengutip mimyak yang masih terdapat pada tandan kosong.
Minyak hasil kutipan dialirkan ke sludge fit tank.

C. Kesimpulan
Berdasarkan kondisi proses dilapangan ada beberapa hal yang berbeda
yaitu:

Temperatur pada masing-masing screw press yaitu 75oC, 80oC dan


100oC namun seharusnya temperatur pada screw press berkisar
antara 85 oC - 90 oC. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi buah,
apabila pada proses perebusan kurang sempurna maka temperatur
pada screw press dinaikkan namun jika fiber dan nut yang keluar

masih basah maka temperatur diturunkan.


Standar oil losses pada screw press yaitu 4.5%, namun hasil
analisa tidak sesuai standar yaitu 5-6%.
Diketahui data sebagai berikut:
m
1040,8 gram
Berat jenis () brondolan = v =
1 liter

g
L

1,0408

= 1040,8

kg
L

Kapasitas digester = 5300 L


Waktu Pengepressan (press no 3) = 20.35 menit
Kapasitas digester dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
kg
1,0408
Kapasitas digester =
L x 5300 L x 71% = 3916 kg =
3,9 ton.

kg
menit
1ton
x 60
x
L
jam 1000 kg
20.35 menit

5300 L x 1,0408
Kapasitas press =

= 16,26

D. Saran

ton
jam

Disarankan untuk menyediakan karyawan khusus yang bertugas untuk


membersihkan stasiun press bunch karena operator dan asisten operator
sangat sibuk untuk mengotrol kondisi proses pada stasiun ini.
Diketahui oleh
Rahim dan Hendra

STASIUN : KLARIFIKASI

A. Safety
Pada saat berada di stasiun klarifikasi diharapkan menggunakan alat
pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety, sarung tangan dan masker.
B. Pembahasan
1. Sand Trap Tank
Sand Trap Tank berfungsi untuk mengendapkan pasir sebelum
dialirkan ke vibrating screen dengan sistem gravitasi dan temperatur
operasi 90oC. Selain itu sand trap tank juga berfungsi untuk mengurangi

kinerja dari vibrating screen dan mencegah terjadinya keausan pada


ayakan dan didrain 3 jam sekali
2. Vibrating Screen
Vibrating Screen berfungsi untuk memisahkan non oil solid
(NOS) dengan ukuran ayakan 20 dan 30 mesh. Pada vibrating screen
ditambahkan air pengencer dengan tujuan agar partikel-partikel pasir
dapat memisah dengan baik dan cake kembali ke press
3. Crude Oil Tank
Crude Oil tank berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
yang tidak larut dari vibrating screen dan menampung minyak sebelum
dialirkan ke continous settling tank. Dan temperatur crude oil tank
dipertahankan pada 90-95oC.
4. Continous Settling Tank
Continous Settling Tank berfungsi untuk mengendapkan kotorankotoran yang terdapat pada minyak. Temperatur dijaga 90oC jika
temperatur kurang dari 90oC maka minyak sulit terpisah dengan sludge.
Ketebalan minyak dalam CST minimal 60 cm, jika kurang dari itu
minyak tidak dialirkan ke oil tank. Sedangkan under flow dengan standar
oil losses < 8% yang berupa sludge dialirkan ke sludge tank. Waktu
retensi diperoleh 0,28 menit dengan perhitungan dibawah ini.
Diketahui : Diameter tangki : 4,98 m
Tinggi tangki

: 6,3 m

CPO

: 0,89 ton/m3

troughout

: 65% x 36 ton/jam = 23,4 ton/jam

Volume CST : x r2 x t
: 3,14 x (2,49 m)2 x 6,3 m

: 122,71 m3
Vx
troughout

Waktu Retensi :

122,71 m x 0,89 ton/m


23,4 ton/ jam

: 4,67 jam
5. Oil Tank
Oil tank merupakan tempat penampungan minyak yang keluar
dari continous settling tank dengan temperatur 80oC. Moisture rata-rata
inlet 1,06 % dan moisture rata-rata outlet 1,04 %.
Diketahui : Diameter tangki : 3,65 m
Tinggi tangki

: 3,5 m

CPO

: 0,89 ton/m3

troughout

: 28% x 36 ton/jam = 10,08 ton/jam

Volume Oil Tank : x r2 x t


: 3,14 x (1,825 m)2 x 3,5 m
: 36,62 m3
Vx
troughout

Waktu Retensi :

36,62 m3 x 0,89 ton/m 3


10,08 ton/ jam

: 3,22 jam
6. Vacuum Drier

Vacuum drier berfungsi untuk mengurangi kadar air yang


terkandung didalam CPO dengan temperatur operasi berkisar antara 7080oC dan tekanan (-) 0,90 bar. Kemudian CPO akan dialirkan ke storage
tank. Kapasitas vacuum drier dapat dihitung sebagai berikut:
Diketahui : moisture inlet
Moisture outlet

: 0,97 %
: 0,98 %

Moisture produksi : 0,2 %


vacuum drier :

moisture inlet moisture produksi


x 100
moisture outlet
0,97 0,2
x 100
0,98

: 78 %

7. Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi untuk mengendapkan pasir-pasir halus
yang terdapat di dalam sludge dengan pemanasan 90oC.
Diketahui : Diameter tangki : 3,65 m
Tinggi tangki

: 3,5 m

Volume Sludge Tank : x r2 x t


: 3,14 x (1,825 m)2 x 3,5 m
: 36,62 m3

8. Sand Cyclone

Sand cyclone berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dan


padatan kasar dengan cara gravitasi dan bantuan pompa. Tekanan kerja
pada sand cyclone 2,8 3 bar.
9. Buffer Tank
Buffer tank berfungsi untuk memanaskan kembali sludge dari
sand cyclone agar kondisi kering atau solid dengan temperatur 90oC.
10. Decanter
Decanter befungsi untuk memisahkan heavy phase, light phase
dan solid. Heavy phase dialirkan ke recovery tank sebelum dibuang
kelimbah dan sebagian masuk ke sludge feed. Light phase dialirkan ke
reclamed sebelum dialirkan ke COT untuk mengencerkan CPO yang
keluar dari press. Dan solid dibuang menggunakan CBC ke tempat
pembuangannya. Kapasitas decanter nomor 1 sebesar 18,5 ton/jam dan
kapasitas decanter nomor 2 sebesar 9,5 ton/jam. Flowrate decanter yaitu
sebesar 7,3755 m3/jam.

Gambar 1 Diagram Alir Klarifikasi

C. Kesimpulan
Berdasarkan kondisi proses dilapangan ketebalan minyak pada CST
minimum 60 cm, sedangkan pada SOP ketebalan minyak sekitar 20-30 cm.
Apabila CPO dari COT kental maka underflow pada CST tidak dapat mengalir.
Dan jika CPO yang keluar dari press kental maka pemisahan pasir sulit terjadi.

Diketahui oleh

Hermawan dan Darmanto

STASIUN : KERNEL PLANT

A. Safety
Pada saat berada di stasiun kernel plant diharapkan menggunakan alat
pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety, sarung tangan dan masker.
B. Pembahasan
1. Depericarper
Ampas yang keluar dari screw press yang terdiri dari fiber dan nut
yang masih mengandung air yang tinggi ( 25%) dan masih berbentuk
gumpalan sehingga perlu dipecah dengan alat cake breaker conveyor.
Pemecahan gumpalan ampas yang sempurna dapat membantu proses
pemisahan fiber dan nut dalam depericarper.
Depericarper adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan fiber dan
nut, sehingga proses pemecahan biji lebih efisien.
2. Polishing Drum
Polishing drum berfungsi untuk menghilangkan serat-serat atau fiber
yang masih melekat pada nut (melicinkan nut) dengan kecepatan putaran 17
rpm. Semakin lama nut dipoles dalam drum maka kualitas nut semakin baik
karena serat yang terdapat dalam biji semakin sedikit. Fiber yang terpisah
dari nut digunakan sebagai bahan bakar boiler sedangkan nut yang
merupakan heavy phase dibawa ke nut silo.
3. Nut Silo
Nut silo adalah tempat terjadinya fermentasi karena nut banyak
mengandung pektin yang berfungsi sebagai perekat kernel dan cangkang,
sehingga perlu dilakukan proses fermentasi. Adapun standar temperatur atas
berkisar antara 80-90C, temperatur tengah 70-80oC sedangkan temperatur
bawah 50-70oC. Pemanasan dengan suhu rendah bertujuan untuk membantu

proses hidrolisa, jika suhu terlalu tinggi mengakibatkan pectin mongering


sehingga sulit terjadinya nproses hidrolisa yang menyebabkan kernel pecah,
kernel lengket pada cangkang dan dapat menurunkan kualitas kernel. Waktu
tunggu pemeraman yang memenuhi criteria 24-48 jam dengan kadar air nut
sebesar 15%.
4. Ripple Mill
Ripple mill adalah alat pemecah nut dengan cara menekan nut dengan
rotor pada dinding bergigi sehingga menyebabkan pecahnya nut. Efisiensi
pemecahan dipengaruhi kecepatan putaran rotor. Tipe ripple mill pada PKS
ini adalah CB 8T dengan kecepatan putaran 730 rpm. Jika gerigi tumpul dan
rotor bengkok menyebabkan pemecahan nut tidak efektif. Jika putaran rotor
terlalu cepat menyebabkan nut hancur, sedangkan jika terlalu lambat
menyebabkan banyak nut yang tidak pecah.
5. Claybath
Claybath berfungsi untuk memisahkan kernel dan cangkang dimana
memiliki berat jenis yang berbeda. Kernel memiliki berat jenis 1,07 kg/m3
sedangkan cangkang memiliki berat jenis 1,15-1,2 kg/m3. Sehingga untuk
memisahkan kernel dan cangkang maka dibuat larutan yang memiliki
diantara berat jenis kernel dan cangkang. Adapun larutan yang digunakan
yaitu CaCO3.
Inti yang mengapung over blow ke screen talang dan diayak dibagian
kernek serta disiram dengan air agar inti bersih, sedangkan cangkang dari
dasar bak under blow melalui pompa goose band ke screen bagian shell

kemudian dikirim ke bak penampungan cangkang. Pompa claybath hanya


mensirkulasi dari bak claybath ke cone tempat pemisahan kernel dan shell
6. Kernel Dryer
Kernel dryer berfungsi untuk menurunkan kadar air < 7% di kernel
silo sehingga kernel dapat tahan lama disimpan dan memperlambat
terjadinya pembentukan asam lemak bebas. Kemudian kernel masuk ke bulk
silo.
C. Kesimpulan
Penggunaan larutan CaCO3 pada claybath memiliki kelemahan yaitu jika
proses berhenti maka kapur (CaCO3) langsung akan mengendap dan sangat sulit
untuk diaktifkan kembali serta terjadinya pembentukan busa.

Diketahui oleh
Nahum dan Sabir

STASIUN : BOILER
A. Safety

Sebelum memasuki pabrik kelapa sawit dianjurkan untuk menggunakan


alat pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety dan masker.
B. Pembahasan
1. Boiler
Boiler adalah instalasi penghasil uap (steam) yag dipakai untuk
menggerakkan turbin sebagai pembangkit tenaga di pabrik kelapa sawit dan
uap sisa dari turbin digunakan untuk proses pengolahan. Kemampuan boiler
menghasilkan steam dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
a. Pengoperasian boiler
b. Karakteristik bahan bakar
c. Jenis boiler
d. Sistem pembakaran dalam furnace
Bahan bakar yang digunakan boiler berupa fiber dan cangkang
(cangkang kering dan cangkang basah), suhu furnace dijaga tidak boleh
melewati 300 oC jika suhu diatas 350 oC maka tube yang ada dalam furnace
akan bengkok dan terjadi penumpukan kerak yang dapat mengakibatkan tube
pecah. Adapun bagian- bagian dari boiler sebagai berikut:
1. Compressor berfungsi sebagai penggerak alat-alat yang bekerja secara
automatis
2. Force Draft Fan berfungsi untuk mensuplai udara untuk pembakaran
bahan bakar, dan pendingin roster
3. Secondary Force Draft Fan berfungsi sebagai penyebar bahan bakar
4. Rotary feeder berfungsi sebagai tempat pengaturan masuknya bahan
bakar (umpan) boiler
5. Dust collector berfungsi sebagai penyaring abu halus agar tidak terikut
dalam asap yang akan menjadi polusi

6. Induced draft fan berfungsi menginduksi gas sisa dari bahan bakar
kedalam cerobong dan menjaga tekanan dapur berada pada tekanan
yang diinginkan
7. Furnace draft control untuk mengatur dumper yang ikut ke steam
8. Furnace sebagai tempat pembakaran bahan bakar
Air dari water treatment plant masuk ke dalam tangki softener, di dalam
tangki ini air melewati resin untuk menghilangkan kandungan mineral
sseperti ion Ca dan Mg pada air baku untuk mengurangi kesadahan
pada air (total hardness) yang dapat menyebabkan kerak.
Pada proses penukaran ion positif maka akan terjadi kejenuhan pada
resin sehingga perlu dilakukan regenerasi menggunakan garam (NaCl),
regenerasi dilakukan kurang lebih 1 kali dalam satu minggu tergantung
dari hasil analisa dari laboratorium. Jika nilai TDS melewati standar
yaitu 1500-2000 ppm dan pH diatas 10,5-11,5 maka harus lakukan
diregenerasi.
Air yang keluar dari tangki softener masuk ke dalam feed tank,
kemudian dialirkan ke deaerator air umpan kemudian diinjeksikan
bahan kimia berupa:
- NALCO 2811 yang berfungsi untuk mengikat oksigen dalam air
umpan boiler, untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler dan
-

kondensat yang disebabkan oleh oksigen


NALCO 3273 berfungsi untuk mencegah kerak dan pembentukan

deposit dalam air


NALCO 8507 berfungsi untuk menaikkan pH air serta mencegah
terjadinya safonifikasi pada air

NALCO 22310 berfungsi untuk membilas atau membersihkan pipapipa boiler dari sisa-sisa kotoran atau kerak
Adapun banyaknya bahan kimia yang digunakan berdasarkan
laporan hasil analisa laboratorium. Kemudian air umpan masuk ke
dalam deaerator untuk menghilangkan oksigen dan gas-gas yang
masih terkandung dalam air umpan dengan pemanasan pada
termperatur 100 oC.

2. Power House
Power house adalah stasiun yang mengatur pendistribusian steam yang
dihasilkan oleh boiler dan mengatur peralatan pembangkit listrik. distasiun
ini terdapat beberapa peralatan seperti:
- Turbin yang berfungsi sebagai pembangkit listrik utama dengan
menggunakan steam sebagai media penggeraknya. Dimana standar
putaran pada turbin yaitu sebesar 5940 rpm dengan tekanan steam sama
dengan yang dihasilkan oleh boiler. Jika putaran diatas 5940 rpm maka
-

akan terjadi trip (turbin akan mati).


Genset berfungsi sebagai pembangkit listrik yang digunakan untuk start
awal proses dan sebagai pembangkit listrik apabila terjadi penurunan

tekanan pada turbin. Genset ini menggunakan bahan bakar solar


BPV berfungsi sebagai tempat penerima/penampungan steam sisa dari
turbin yang akan didistribusikan pada stasiun-stasiun yang
membutuhkan steam pada prosesnya. Adapun tekanan steam yang

berada dalam BPV sebesar 3,2 bar namun apabila digunakan untuk
proses tekanan akan turun.

C.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dilapangan ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan
standar prosedur pengoperasian yaitu pengorekan kerak pada furnace dilakukan
hanya 2 kali dalam sehari seharusnya pengorekan ini dilakukan 4 jam sekali
dalam sehari sehingga steam yang dihasilkan dapat lebih stabil.
Rentang waktu regenerasi resin terlalu lama sehingga dapat menyebabkan
resin terlalu jenuh, hal ini dapat menyebabkan masuknya air umpan yang kurang
bagus ke dalam boiler yang akan berdampak pada rusaknya pipa-pipa pada
boiler.

Diketahui oleh

Usman dan Sudirman T.

STASIUN : EFFLUENT
Safety
Sebelum memasuki pabrik kelapa sawit dianjurkan untuk menggunakan
alat pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety dan masker.
Effluent
Limbah cair kelapa sawit merupakan limbah cair yang berasal atau
dihasilkan pabrik dari hasil pengolahan air kondensat, air claybath dan stasiun
klarifikasi atau lebih dikenal dengan istilah Palm Oil Mill Effluent (POME) yang
merupakan sisa buangan yang tidak beracun namun memiliki daya pencemaran
yang tinggi karena memiliki kandungan organic yang sangat tinggi. Tujuan dari
pengolahan limbah cair (effluent) adalah untuk menetralisir parameter limbah
yang masih terkandung dalam cairan limbah sebelum diaplikasikan kedalam land
application.
Pengolahan limbah cair terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Kolam Deoiling Pond
Deoiling pond berfungsi untuk mengutip minyak hingga kadar minyak
0,4% dan merupakan instalasi tambahan untuk membantu fat pit dalam
pengutipan minyak. Dengan kapasitas kolam sebesar 880 m3.
2. Kolam Cooling Pond
Cooling pond adalah kolam pendingin yang berfungsi untuk
melakukan pendinginan terhadap limbah cair yang dihasilkan pabrik yang
pada umumnya limbah yang dihasilkan masih panas dengan temperatur
limbah 40-60oC. Kapasitas kolam sebesar 2.808 m3.
3. Kolam Mixing Pond

Mixing pond berfungsi sebagai kolam pendingin kedua dengan


temperatur limbah 20-30oC. Kapasitas kolam sebesar 2.808 m3.
4. Kolam Anaerobic
Pada kolam anaerobic terjadi perlakuan biologis menggunakan bakteri
yang berfungsi untuk mengubah limbah yang kaya akan unsure organic
menjadi bahan yang tidak berbahaya bagi lingkungan. Pada kolam ini terjadi
penurunan BOD dan kenaikan pH minimal 6. Jika BOD pada limbah cair
masih tinggi maka limbah diproses lebih lanjut pada kolam anaerobic II.
Kapasitas kolam sebesar 9800 m3.
5. Kolam Fakultatif Pond
Kolam ini berfungsi sebagai tempat pembuangan akhir limbah, limbah
yang terdapat dalam kolam ini diaplikasikan pada land application sebagai
pupuk kelapa sawit. Adapun parameter yang dianalisa yaitu pH dengan
standar 5-8, apabila pH limbah < 4 berarti masih banyak bakteri yang terdapat
dalam limbah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dilapangan ada beberapa kolam pengolahan limbah
yang tidak terdapat pada PKS ini seperti kolam pengasaman, kolam
pembiakan bakteri dan kolam aerobic dan terdapat parameter yang tidak
dianalisa seperti standar baku mutu limbah cair minyak kelapa sawit dibawah
ini:

No

Parameter

Kadar Maksimum Beban Pencemaran


(mg/L)
Maksimum (kg/ton)

1
2
3
4
5
6
7
8

BOD
COD
TSS
Minyak dan
Lemak
Nitrogen total
Nikel
Kobal
pH

100
350
250

0,25
0,88
0,63

25
50

0,063
0,125
0,5
0,6
6-9

Diketahui Oleh

Yepri

STASIUN : LABORATORIUM
Safety
Sebelum memasuki pabrik kelapa sawit dianjurkan untuk menggunakan
alat pelindung diri seperti helm safety, sepatu safety dan masker.
Stasiun laboratorium
Stasiun laboratorium berfungsi sebagai tempat untuk melakukan analisa
sampel yang diambil dari beberapa sampling point, sehingga dapat
mengontrol proses produksi dan dapat mengetahui mutu hasil produksi.
Adapun beberapa titik pengambilan sampel proses produksi CPO dan PK
yaitu:
- Kandungan minyak di janjang kosong

Untuk menentukan kehilangan minyak dan kernel terikut di janjang


-

kosong.
Pengujian USB
Untuk memeriksa efisiensi sterilisasi dan threshing.
Kondensat
Mengetahui performance perebusan atau efektifitas waktu perebusan.
Mass passing to digester (MPD)
Untuk mengobservasi komposisi brondolan eks rebusan seperti %
pericarp/brondolan, % oil/pericarp, % kernel/nut, dan nilai akhir

diperoleh brondolan atau TBS dan memprediksi % kernel atau TBS.


Komposisi press cake
Untuk menentukan komposisi press cake sebagai mutu hasil pressan.
Fiber cyclone
Untuk menentukan kehilangan kernel pada fiber cyclone.
Campuran pecahan nut
Untuk mementukan efisiensi ripple mill/ nut cracker.
Dry kernel below LTDS 1
Untuk mementukan kualitas sebaran kernel di separating column
Dry kernel below LTDS 2
Untuk mementukan kualitas sebaran kernel di separating column
Kernel claybatch
Untuk menentukan kualitas sebaran kernel di claybatch.
LTDS 1 & LTDS 2
Untuk menentukan kehilangan kernel di LTDS
Cangkang claybatch
Untuk menentukan proporsi cangkang pada tiap pengeluaran cangkang
di tiap line
Kernel silo
Untuk menentukan mutu kernel dari tiap silo.
Kernel produksi
Untuk menentukan mutu kernel produksi.
Pengiriman kernel
Untuk menentukan mutu kernel pengiriman.
Komposisi crude oil
Untuk mengukur penambahan dilution water pada diluted crude oil
(DCO) keluaran mesin press.
Sludge underflow clarifier / sludge ex D3PRO

Untuk menentukan kandungan minyak pada sludge underflow yang


-

berasal dari tangki vertical klarifikasi atau heavy phase ex D3PRO.


Heavy phase ex centrifuge / decanter / separator
Untuk menentukan kandungan minyak yang keluar dari centrifuge /
decanter / separator.
Sludge sebelum recovery
Untuk menentukan komposisi drainase stasiun klarifikasi.
Sludge setelah recovery
Untuk menentukan efisiensi recovery.
Final effluent
Untuk menentukan kehilangan minyak di final effluent.
Minyak umpan oil tank / purifier
Untuk menentukan minyak yang dikutip dari tangki klarifikasi atau
light phase ex D3PRO.
Minyak setelah oil tank / purifier
Untuk menentukan efisiensi oil tank atau purifier.
Minyak produksi
Untuk menentukan mutu minyak produksi dengan standar % FFA <
3,5 %
Pengiriman minyak
Untuk mengukur mutu pengiriman minyak.
Solid eks 3 phase decanter
Untuk menentukan kehilangan minyak di solid yang keluar dari 3
phase decanter.

Adapun beberapa titik pengambilan sampel water treatment yaitu:


- Raw water
- Klarifier
- Sand filter tank
- Softener tank
- Feed water tank
- Deaerator
- Boiler
Adapun parameter parameter yang diuji sebagai berikut:
- pH

untuk menentukan tingkat keasaman pada air dengan standar


pada klarifier yaitu 6.5- 9, softener 7- 9 dan pada boiler 10.5
-

-11.5
conductivity
untuk menentukan kemampuan air untuk dapat menghantarkan
arus listrik dengan standar yaitu maksimal 3000 mhos pada

boiler
TDS
Untuk menentukan jumlah padatan terlarut dalam air dengan
standar yaitu 1750- 2000 ppm pada boiler

Total Hardness
Untuk menentukan kandungan mmineral-mineral tertentu pada
air seperti ca dan mg dengan standar yaitu trace
P-Alkalinity
Untuk menentukan
M-Alkalinity
Untuk menentukan dengan standar max 700 ppm CaCO3
O-Alkalinity
Untuk menentukan dengan standar min 2,5 x SiO2
Sulfite
Untuk menentukan kandungan SO3 yang terlarut dalam air

dengan standar 30-50 ppm SO3 pada boiler


Phosphate
Untuk menetukan kandungan PO4 yang terlarut dalam air

dengan standar 30-50 ppm PO4 pada boiler


Silica
Untuk menentukan kandungan SiO2 yang terlarut dalam air
dengan standar max 5 pada feed water tank dan max. 150 ppm

SiO2 pada boiler


Iron

Untuk menentukan kandungan besi pada air dengan standar


-

max 0.1 pada feed water tank dan max 2 pada boiler
Turbidity
Untuk menentukan tingkat kekeruhan pada air dengan standar
max 1 pada klarifier tank, sand filter tank, softener dan feed
water tank.

Selain parameter-parameter diatas juga dilakukan analisa jar tes untuk


menentukan dosis chemical yang akan digunakan pada water treatment
plant.
1. Analisa DOBI (Deterioration Of Bleachability Index) untuk
mengetahui angka pemucatan warna minyak (CPO) dan petunjuk
kerusakan minyak dengan menggunakan alat UV-Vis pada
panjang gelombang 469 nm.
2. Analisa FFA (Free Faty Acid) untuk mengetahui indikator mutu
minyak. Cara perhitungan FFA sebagai berikut :
25,6 x V NaOH x N NaOH
% FFA =
Berat sampel
3. Analisa Moisture adalah air yang terdapat dalam minyak yang
dapat ditentukan dengan cara pengeringan dengan menggunakan
alat moisture analyzer.
4. Analisa Dirty adalah kotoran yang terdapat didalam minyak yang
dapat ditentukan dengan cara menimbang residu kering yang telah
dipisahkan dari sampel menggunakan pelarut N-Hexan.
W 3W 2
Dirty =
x 100%
W1
Keterangan :
W1 = Berat sampel basah (gram)

W2 = Berat wadah sampel (gram)


W3 = Berat wadah sampel + sampel kering (gram)

Diketahui Oleh
M. Nizar dan M. Aris

Anda mungkin juga menyukai