ANALISIS TANAH
PADA LABORATORIUM BPTP
BALITBANGTAN SULAWESI SELATAN
OLEH:
Holly Aprilia Jusman 33118501
Nur Faimah Idris 33118516
i
HALAMAN PENGESAHAN LABORATORIUM
Mengetahui,
Bismillahirahmaanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan PKL ini yang merupakan suatu bukti bahwa penulis telah melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Profesi di Laboratorium BPTP Balitbangtan
Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Maret 2021 sampai 09 April 2021.
Dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan salah satu
mata kuliah semester pada Politeknik Negeri Ujung Pandang, maka penulis
mempersembahkan suatu laporan PKL yang berjudul “ANALISIS TANAH
PADA LABORATORIUM BPTP BALITBANGTAN SULAWESI
SELATAN”.
Pada kesempatan ini penulis telah melaksanakan PKL mengucapkan
terima kasih atas kerja sama dan bantuan serta sarana yang diberikan oleh
Laboratorium BPTP Balitbangtan Sulawesi Selatan. Sampai kepada penulisan
laporan, penulis juga mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu demi terselesaikannya laporan ini, yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga amal perbuatan yang telah
diberikan dibalas oleh Allah SWT. Aamiin.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu, dengan tulus penulis meminta maaf kepada semua pihak apabila
terdapat kesalahan dan segala sesuatu yang kurang berkenan di hati. Saran dan
kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Dan semoga laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berguna bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Lembar Pengesahan................................................................................................iii
Kata Pengantar........................................................................................................iv
Daftar Isi...................................................................................................................v
Daftar Gambar.......................................................................................................vii
Daftar Grafik.........................................................................................................viii
Daftar Tabel............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.....................................................2
D. Manfaaat Praktek Kerja Lapangan.................................................2
E. Waktu Pelaksanaan........................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib pada setiap Program Studi non kependidikan di Politeknik Negeri Ujung
Pandang. PKL ini dilaksanakan untuk melengkapi salah satu program mata kuliah
semeter. Dengan adanya program PKL mahasiswa dapat merasakan pengalaman
bekerja di lapangan baik industri maupun instansi. Mahasiswa juga dapat
mensimulasikan dan mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sulawesi Selatan ini dilaksanakan pada semester genap dengan bobot satu sks.
PKL yang dilaksanakan berjalan selama sebulan, mulai tanggal 15 Maret 2021
sampai dengan 09 April 2021. PKL dilaksanakan di BPTP karena memenuhi
syarat tempat PKL yang relevan di Program Studi Kimia.
Tanah merupakan bagian kerak bumi yang memiliki susunan dari mineral
serta bahan organik. Bentuk tanah yang memiliki rongga-rongga juga menjadi
1
lokasi yang baik untuk aka, untuk bernafas serta tumbuhan. Tanah juga menjadi
tempat hidup berbagai mikroorganisme. Analisis tanah atau pengujian tanah
adalah aktivitas menganalisis sampel tanah untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik tanah, seperti nutrien, kontaminasi, komposisi, keasaman dan
sebagainya. Analisis tanah menentukan tingkat kecocokan tanah terhadap aktivitas
pertanian dan jenis tanaman yang ditanam.
Tanah memiliki sifat yang sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan
yang berinteraksi dengan cairan dan udara. Pada bidang pertanian, tanah
merupakan media tumbuh tanaman (Suganda et al., 2006). Pertumbuhan tanaman
sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur dan kemampuan
tanah menahan air. Kemampuan tanah untuk menahan air harus mendapat
perhatian serius agar tidak mengganggu ketersediaan air tanah dalam upaya
mendapatkan produksi tanaman yang optimum (Ruslan, 2001). Kemampuan tanah
dalam menyerap dan/atau menahan air di dalam pori-pori tanah, atau
melepaskannya dari dalam pori-pori tanah disebut dengan retensi air tanah.
MANAJER PUNCAK
Dr.Ir.Abdul Wahid,MS
KOORDINATOR ANALIS
Muh.Farezky.
R.R.ST
ANALIS
Sitti Arah Muh.Farezky. Rosdiana Novia IndrianiAndi Ardianti Rosmila S.TAprilia. A.Md Nurhikma
R.R.ST .A.Md
2.3 Akreditasi
TINJAUAN PUSTAKA
Justus von Liebig (1840) seorang pakar kimia Jerman dianggap sebagai
pelopor dan melandasi konsep ilmu tanah. Teori yang dikembangkan mengenai
keseimbangan menyatakan bahwa tanah merupakan tempat cadangan hara yang
setiap saat dapat diserap tanaman, yang harus selalu digantikan dengan
menggunakan pupuk kandang, kapur dan pupuk kimia. Teori ini dikenal sebagai
hukum minimum Liebig. Implikasi dari teori tersebut adalah bahwa unsur hara
yang paling sedikit jumlahnya akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan
hasil panen yang akan diperoleh. Ramman (1917) mendefinisikan tanah sebagai
batuan yang sudah dirombak menjadi partikel kecil yang sudah diubah secara
kimiawi bersama sisa tumbuhan dan binatang yang hidup di dalam dan di atasnya.
Joffee (1917) memberikan batasan tentang tanah, yaitu merupakan kombinasi sifat
fisik, kimia, dan biologi. Tanah merupakan bangunan alam yang tersusun ata s
horison yang terdiri dari bahan mineral dan organik, tidak padu, dan memp unyai
ketebalan yang beragam. Tanah memiliki perbedaan sama sekali dengan bahan
induk di bawahnya yang meliputi beda morfologi, sifat, susunan fisik, bahan
kimiawi, dan komponen biologinya.
1. Batuan Induk
Bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah disebut batuan induk. Pada
umumnya tanah berasal dari batuan dan sisa-sisa bahan organik. Daun dan
ranting yang gugur dan sisa tanaman yang telah mati membentu bahan
organik. Adanya bahan organik memberikan medium kehidupan bagi jasad
hidup tanah. Kegiatan jasad hidup tanah menghancurkan dan menguraikan
bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik dan anorganik yang
dapat melapukkan batuan.
2. Iklim
Iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan
tanah. Komponen iklim yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan
tanah adalah temperatur udara dan curah hujan, temperatur udara berperan
pada proses pelapukan batuan secara mekanik. Curah hujan berpengaruh pada
proses pelapukan batuan secara fisik dan kimia.
3. Organisme
Organisme hidup yang berperan dalam proses pembunuhan tanah terutama
vegetasi dan jasad renik. Vegetasi akan berpengaruh pada pelapukan fisik,
kimia, dan organik, sedangkan jasad renik akan mempercepat proses
pembusukan sisa-sisa bahan organik.
4. Topografi
Topografi adalah keadaan (relief) muka bumi pada suatu daerah.
Pembentukan tanah memerlukan tempat atau relief tertentu. Pada daerah yang
reliefnya datar, pembentukan tanah akan lebih cepat daripada di daerah yang
miring. Karena di daerah datar, tanah yang sudah terbentuk sulit untuk
tererosi.
5. Waktu
Perubahan batuan induk untuk menjadi tanah memerlukan waktu yang
cukup lama. Biasanya untuk membentuk tanah setebal 30 cm memerlukan
waktu 100 tahun.
Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dilihat dari tekstur, struktur,
konsistensi tanah, warna tanah, temperatur tanah, tata air (drainase) dan tata udara
(aerase) (Abdul Madjid 2007). Tekstur tanah disusun dari butir-butir tanah
dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm
disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah
yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah
dibedakan menjadi 3 yaitu pasir (butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm
sampai dengan 2 mm), debu (butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai
dengan 0,050 mm), dan liat (butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm).
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan
struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama
lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran, dan
kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Struktur tanah dikelompokkan dalam
6 bentuk. Keenam bentuk tersebut adalah:
1. Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar
daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat
pada horison B pada tanah iklim kering.
2. Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil
daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada
lapisan padas liat.
3. Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan
gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat
untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan
sumbu horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada
horison B pada tanah iklim basah.
4. Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar
daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini
terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
5. Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous,
struktur ini terdapat pada horison A.
6. Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat
porous, struktur ini terdapat pada horizon A.
Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya
ditemukan struktur remah atau granular di tanah lapisan atas (top soil) yaitu di
horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil).
anah pasir merupakan salah satu substrat bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman
memerlukan kondisi tanah tertentu untuk menunjang pertumbuhannya yang
optimum. Kondisi tanah tersebut meliputi factor kandungan air, udara, unsur hara
dan penyakit. Apabila salah satu faktor tersebut berada dalam kondisi kurang
menguntungkan maka akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
(Bidwell, 1979).
METODE ANALISIS
4.1.1 Alat
4.1.2 Bahan
Sampel tanah (SP 25 T), Aquades, larutan buffer, KCl 1 M, HCl 25%,
Pereaksi P Pekat, Pereaksi Pewarna P, NaHCO3 0,5 M, H2SO4, K2Cr2O7,
Campuran selen, Asam borat 1%, NaOH 40%, Merah metil (metil red), Hijau
bromkresol (bromcresol green), Etanol 96%, asam sulfat (H2SO4) 0,050 N, H2SO4
95 – 97%, Amonium Asetat 1 M, NaCl 10%, LaCl 3, Pasir kuarsa bersih, HNO3
dan HClO4.
1. Pereaksi
1. Pereaksi
HCl 25%
Mengencerkan 675,68 ml HCl pekat (37%) dengan air bebas ion
menjadi 1 L.
Pereaksi P Pekat
Larutkan 12 g (NH4)6 Mo7O24.4H2O dengan 100 ml air bebas ion dalam
labu ukur 1 l. Tambahkan 0,277 g H2O (SbO) C4H4O6 0,5 K dan secara
perlahan 140 ml H2SO4 pekat. Jadikan 1 l dengan air bebas ion.
Pereaksi Pewarna P
Campurkan 1,06 g Asam Askorbat dan 100 ml pereaksi P pekat,
pereaksi P ini harus selalu di buat baru.
Standar induk 1.000 ppm PO4 (Titrasol)
Pindahkan secara kumulatif larutan standar induk PO4 Titrasol di dalam
ampul ke dalam labu ukur 1 l. Impitkan dengan air bebas ion sampai
dengan tanda garis, homogenkan.
Standar induk 200 ppm PO4
Memipet 50 ml standar induk PO4 1.000 ppm ke dalam labu 250 ml.
Impitkan dengan air bebas ion sampai dengan tanda garis, homogenkan.
Standar 1.000 ppm K (Titrasol)
Memindahkan secara kumulatif larutan standar induk K Titrasol di
dalam ampul ke dalam labu ukur 1.000 ml. Impitkan dengan air bebas
ion sampai dengan tanda garis lalu homogenkan.
Standar 200 ppm K
Memipet 50 ml dari standar induk 1.000 ppm K ke dalam labu ukur 250
ml. Impitkan dengan air bebas ion sampai dengan tanda garis lalu
homogenkan.
Deret standar PO4 (0; 4; 8; 16; 24; 32; dan 40 ppm)
Memipet berturut turut 0; 2; 4; 8; 12; 16; 20 ml standar 200 ppm PO 4 ke
dalam labu ukur 100 ml. Masing-masing ditambah 5 ml HCl 25% dan
air bebas ion hingga tanda garis lalu homogenkan.
Deret standar K (0; 2; 4; 8; 12; 16; 20)
Memipet berturut-turut 0; 1; 2; 4; 6; 8; dan 10 ml standar 200 ppm K ke
dalam labu ukur 100 ml. Masing-masing ditambah 5 ml HCl 25% dan
air bebas ion hingga tanda garis lalu homogenkan.
2. Cara Kerja
1. Pereaksi
2. Cara Kerja
1. Pereaksi
2. Cara Kerja
1. Pereaksi
2. Cara Kerja
1. Pereaksi
Amonium Asetat 1 M, pH 7,0
Menimbang 77,08 g serbuk NH4-Asetat p.a. ke dalam labu ukur 1
liter Tambahkan air bebas ion hingga serbuk melarut dan tepatkan
1 liter. Atau dapat pula dibuat dengan cara berikut: Campurkan 60
ml Asam Asetat Glasial dengan 75 ml Ammonia pekat (25%) dan
diencerkan dengan air bebas ion hingga sekitar 900 ml. pH
campuran diatur menjadi 7,00 dengan penambahan Amonia atau
Asam Asetat, kemudian diimpitkan tepat 1 liter.
Etanol 96 %
NaCl 10%
Menimbang 100 g NaCl, kemudian dilarutkan dengan air bebas ion.
Tambahkan 4 ml HCl 4 N dan diimpitkan tepat 1 liter.
Pasir kuarsa bersih
Filter flock
Larutan La 0,25%
Ditimbang 4,414 gr LaCl3 dilarutkan tepat 1 liter.
Standar pokok 1000 ppm K
Standar pokok 1000 ppm Na
Standar pokok 1000 ppm Ca
Standar pokok 1000 ppm Mg
Standar campur 200 ppm K, 100 ppm Na, 50 ppm Mg, 250 ppm
Ca Dipipet masing-masing:
• 20 ml standar pokok 1000 ppm K
• 10 ml standar pokok 1000 ppm Na
• 5,0 ml standar pokok 1000 ppm Mg
• 25 ml standar pokok 1000 ppm Ca
Dicampurkan dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan dengan air
murni kemudian diimpitkan.
Deret standar campur yang mengandung (0-20 ppm K), (0-10 ppm
Na), (0-5 ppm Mg) dan (0-25 ppm Ca) dengan memipet 0; 1,2; 4;
8; dan 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan masing-
masing 25 ml NH4 Asetat 1 N lalu impitkan dengan air murni
hingga tanda garis.
Asam borat 1%, timbang 10 gr H3BO3 dalam 1 liter aquadest.
NaOH 40%
Larutkan 1 kg NaOH kering dengan 2,5 liter air murni, hati-hati
reaksi eksoterm.
Peniter Conway
Dilarutkan 0,1 gr merah metil dengan 0,150 gr hijau bromkresol
dengan 200 ml etanol 96%.
Asam sulfat peniter 0,050 N, pipet 50 ml H2SO4 dengan pipet
gondok ke dalam labu ukur 1000 ml, impitkan dengan air murni
hingga tanda garis.
2. Cara kerja
1. Cara Kerja
5.1 Hasil
H2O
KCl
2. pH tanah
6,63 7,04
6. Nitrogen 0,1 %
% Pasir 35
7. Tekstur % Debu 46
% Liat 19
Ca 7,31
9. Nilai Tukar Kation
Mg 29,20
Na 0,96
K 196
5.2 Pembahasan
H2O
KCl H2O KCl
2. pH tanah
6,63 7,04 Asam Netral
K 196 K Sedang
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
ACIAR, 1990. Laboratory techniques for plant and soil analysis. In Lisle, L., J.
Gaudron, and R. Lefroy. UNE-ACIAR-Crawford Fund. Department of
Agronomy and Soil Science, University of New England, Armidale,
Australia and Australian Centre for International Agriculture Research. P.
149.
Black, C.A. 1965. Methods of Soil Analysis, Part 2, Agronomy 9. P. 771-1572 In.
Chemical and Microbiological Properties. American society of Agronomy,
Inc., Publisher. Madison, Wisconsin. USA.
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. Mc Millan Co. Inc., New York.
Bray, R.H. and L.T. Kurtz. 1945. Determination of total organik and available
forms of phosphorus in soils. Soil Sci. 59:39-45.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta. 233 halaman.
ISRIC, 1993. Procedures for Soil Analysis. In van Reeuwijk, L.P. (Ed.) Technical
Paper, International Soil Reference and Information Centre. Wageningen,
The Netherlands. 4th ed. P.100.
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian
Unsri. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com
Olsen, S.R., C.V. Cole, F.S. Watanabe, and L.A. Dean. 1954. Estimation of
available P in soils by extraction with sodium bicarbonate. USDA cir. 939:
242-246
Rayment, G.E and F.R. Higginson. 1992. Australian laboratory handbook of soil
and water chemical methods. Australian soil and land survey handbook.
Inkata Press, Melbourne, Sydney. P. 330.
Sudjadi, M., I.M., Widjik S., dan M. Soleh. 1971. Penuntunn Analisa Tanah.
Publikasi No. 10/71, Lembaga Penelitian Tanah, Bogor. 166 hlm.
Perhitungan:
1. Penetapan Kadar Air Mutlak
1 7,04 6,63
Sumber : Data Primer, 2021
3. Penetapan P dan K Ekstrak HCl 25%
Absorbansi
Pengukuran Ppotensial
Abs KBK (He) mg/100 gr
0,302 1,0319 639
Sumber : Data Primer, 2021
𝑚𝑔
Kadar Ppotensial
100 𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘
Ket: ppm grafik = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan
antara kadar deret standar dengan pembacaannya
setelah dikoreksi blanko.
fp = Faktor pengenceran
0,2725 = 0,0220x
x = 12,3863
𝑚𝑔
Kadar Ppotensial
100 𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘
10
= 12,3863 𝑥 10 𝑥 𝑥 1,0319
2
= 639 mg/100 gr
y = 0,1103x + 0,0354
1,0000
R² = 0,991
0,8000
0,6000
0,4000
0,2000
0,0000
0 5 10
konsentrasi (ppm)
Grafik 5.2 Standar Kpotensial Tabel 5.5 Hasil
Konsentrasi Absorbansi
0 0,0000
2 0,3060
4 0,4727
8 0,9077
mg/100
No Abs KBK
gr
1 0,3653 1,0319 186
Sumber : Data Primer, 2021
𝑚𝑔
Kadar Kpotensial 94
100 𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 10 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑥 𝑓𝑘
78
94
= faktor konversi bentuk K menjadi K2O
78
0,3299 = 0,1103x
x = 2,9909
𝑚𝑔
Kadar Kpotensial 94
100 𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 10 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑥 𝑓𝑘
78
𝑚𝑔
Kadar Kpotensial 10
100 𝑔 = 2,9909 𝑥 10 𝑥 𝑥 1,2 𝑥 1,0319
2
= 185 mg/100 gr
y = 0,034x + 0,023
0,700 R² = 0,992
0,600
0,500
0,400
0,300
0,200
0 10 20
0,100
konsentrasi (ppm)
0,000
Grafik 5.3 Standar Posfor
Tabel 5.7 Hasil Pengukuran Standar Posfor
Konsentrasi Absorbansi
0 0,000
2 0,122
12 0,421
16 0,578
Ket: ppm grafik = Kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan
antara kadar deret standar dengan
pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
fk = Faktor koreksi kadar air
0,046 = 0,034x
x = 1,3529
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1000
Kadar Posfor (ppm) = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑥 𝑥 𝑓𝑘
1000 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
20
Kadar Posfor (ppm) = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥
1000 1000
𝑥 1 𝑥 𝑓𝑘
Kadar Posfor (ppm) = 1,3529 𝑥 0,02 𝑥 1000 𝑥 1,0319
= 28 ppm
5. Penetapan Karbon Organik ( Carbon Organik )
Absorbansi
y = 0,001x - 0,0001
0,400
R² = 0,9995
0,300
0,200
0,100
0,000 200 400
-0,100 0 konsentrasi (ppm)
Ket: ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan
antara kadar deret standar dengan
pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
fk = Faktor koreksi kadar air
0,0701 = 0.001x
x = 70
10
Kadar Carbon organik (%) = 𝑝𝑝𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑥 𝑥 𝑓𝑘
500
10
Kadar Carbon organik (%) = 70 𝑥 𝑥 1.0319
500
= 1,44 %
= 0.1 %
7. Penetapan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
100
Kadar Ca 𝑚𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝐸 𝐶𝑎
0,0163 = 0.0023x
x = 7,0869
Kadar Ca 𝑚𝑔 100
= 𝑝𝑝𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥 𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝐸 𝐶𝑎
𝑚𝑔
Kadar Ca 100
100 𝑔 = 7,0869 𝑥 10 𝑥 1,0319 𝑥 50 1
2,5 𝑥 1000 𝑥 20
= 7,31 𝑚𝑔
100 𝑔
Konsentrasi Absorbansi
0 0,0000
0,5 0,1835
4 0,8751
5 1,9949
Sumber : Data Primer, 2021
𝑚𝑔 100
Kadar Mg = 𝑝𝑝𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 100 𝑥 𝐵𝐸 𝑀𝑔
0,0679 = 0,1974x
x = 0,3439
𝑚𝑔 100
Kadar Mg = 𝑝𝑝𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 100 𝑥 𝐵𝐸 𝑀𝑔
100
Kadar Mg 𝑚𝑔 = 0,3439 𝑥 50 𝑥 1,0319 𝑥
50 1
100 𝑔 2,5 𝑥 100 𝑥 12,15
= 29,20 𝑚𝑔
100 𝑔
c. Kadar Natrium (Na)
Absorbansi
2,0000 y = 0,155x + 0,0524
1,5000 R² = 0,9911
1,0000
0,5000
0,0000
0 10 20
konsentrasi (ppm)
Grafik 5.7 Standar Natrium (Na) Tabel 5.17
me/100
No Abs KBK
gr
1 0,2178 1,0319 0,96
Sumber : Data Primer, 2021
100
Kadar Na 𝑚𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝐸 𝑁𝑎
0,1654 = 0,155x
x = 0,0671
100
Kadar Na 𝑚𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝐸 𝑁𝑎
100
Kadar Na 𝑚𝑔 = 0,0671 𝑥 10 𝑥 1,0319 𝑥
50 1
100 𝑔 2,5 𝑥 1000 𝑥 23
𝑚𝑔
= 0,96
100 𝑔
1,5000
1,0000 y = 0,1216x + 0,0445
R² = 0,9901
0,5000
0,0000
0 5 10
konsentrasi (ppm)
Konsentrasi Absorbansi
0 0,0000
2 0,3246
4 0,5648
8 0,9915
Sumber : Data Primer, 2021
100
Kadar K 𝑚𝑔 = 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥
𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝐸 𝐾
x = 7,8692
Kadar K 𝑚𝑔 100
= 𝑝𝑝𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑥 𝑓𝑝 𝑥 𝑓𝑘 𝑥 𝑚𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 1
100 𝑔 𝑔 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝐸 𝐾
Kadar K 𝑚𝑔 100
100 𝑔 = 7,8692 𝑥 1,0319 𝑥 50 1
2,5 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000 𝑥 39
= 0,42 × 468
= 196 ppm