Anda di halaman 1dari 5

ISSN(Cetak) : 2620-6048

ISSN(Online) : 2686-6641

Perhitungan Perolehan Crude Palm Oil (CPO) Pada Proses Pemurnian


Di Stasiun Klarifikasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN II Pagar
Merbau

Maulidna1, Tri Mawarni2

1,2
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan
1
maulidna@ptki.ac.id

ABSTRAK

Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) adalah minyak nabati edible yang didapat dari
mesocrap buah pohon kelapa sawit. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena
kandungan β-karoten yang tinggi. Kelapa sawit harus mengalami beberapa tahap pengolahan
untuk menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO). Minyak hasil pengepresan daging buah kelapa
sawit dialirkan ke stasiun klarifikasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan untuk mengurangi
kadar air, kemudian dimasukkan ke dalam pengering vacum sehingga kadar airnya berkurang.
Kotoran-kotoran yang terdapat dalam minyak dipisahkan dengan sistem pengendapan (settling)
dan pemusingan. Hasil minyak sawit mentah (CPO) disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan
sebelum didistribusikan ke industri pengolahan minyak sawit. Neraca massa merupakan
penerapan hukum kekentalan massa terhadap suatu proses yang menyebutkan bahwa jumlah total
massa adalah kekal, tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan. Dari proses pemurnian ini
maka diketahui laju alir minyak kasar yang masuk ke stasiun klarifikasi adalah sebesar
8334,2836 Kg/jam dengan persentase minyak 40,37%. Maka Crude Palm Oil (CPO) yang
diperoleh pada stasiun klarifikasi yang terdapat pada storage tank adalah sebesar 6961,1935
Kg/Jam dengan persentase minyak 95,61%. Dari hasil perolehan Crude Palm Oil (CPO) pada
proses pemurnian didapat persen rendemen sebesar 23,25% dan persen kehilangan minyak yang
terjadi pada stasiun klarifikasi sebesar 0,1379% untuk setiap jamnya.
Kata kunci : Crude Oil Tank (CPO) Stasiun Klarifikasi, neraca massa, persen rendemen, persen
kehilangan minyak

PENDAHULUAN
Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) adalah minyak nabati edible yang didapat dari
mesocrap buah pohon kelapa sawit. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan β-
karoten yang tinggi. Kelapa sawit harus mengalami beberapa tahap pengolahan untuk menghasilkan
minyak kelapa sawit (CPO). Minyak hasil pengepresan daging buah kelapa sawit dialirkan ke stasiun
klarifikasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan untuk mengurangi kadar air, kemudian dimasukkan
kedalam pengering vacum sehingga kadar airnya berkurang. Kotoran-kotoran yang terdapat dalam
minyak dipisaahkan dengan sistem pengendapan (settling) dan pemusingan. Hasil minyak sawit mentah
(CPO) disimpan dalam tangki-tangki penyimpanan sebelum didistribusikan ke industri pengolahan
minyak sawit. (Ferlyana, 2014)
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang terkandung di
dalamnya. Kadar sterol dalam minyak sawit relatif rendah dibandingkan minyak nabati lainnya. Dalam
CPO, kadar sterol berkisar 360-620 ppm dengan kadar kolesterol sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001%
dalam CPO. Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh karna itu, syarat
mutu harus menjadian perhatian utama dalam perdagangannya. Istilah mutu minyak sawit dapat
dibedakan menjadi dua arti. Pertama, benar-benar murni, mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan
dengan menilai sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur angka penyabunan, bilangan yodium, bilangan
peroksida. Untuk bilangan yodium maksimal 51%, bilangan peroksida maksimal 5,0%.

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 85
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sampel minyak CPO pada alat crude oil tank, vertical continuous tank, oil tank dan vacum dryer,
N-heksan 98%
Metoda digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Metoda kerja yang dilakukan
selama praktek kerja lapangan, terkait dengan proses pemurnian minyak kelapa sawit pada stasiun
klarifikasi di alat crude oil tank, vertical continuous tank, oil tank dan vacum dryer. Untuk memperoleh
data-data yang diperlukan pada proses pengolahan tandan buah segar adalah sebagai berikut:
a. Prosedur Pengambilan Data Kondisi Operasi pada Stasiun Klarifikasi
Minyak kasar yang berasal dari stasiun kempa mengandung sekitar 30% minyak, dan 70% kotoran.
Kemudian minyak masuk ke stasiun klarifikasi untuk menjadi crude palm oil (CPO). Hal ini bertujuan
untuk menghilangkan kadar air didalamnya sampai dengan 0,2%, agar kualitas crude palm oil (CPO) itu
baik. Dengan cara tersebut maka minyak harus dilakukan proses pemurnian. Dimana pada stasiun ini
temperatur setiap alat harus dijaga.
b. Analisa kadar air pada minyak sawit di stasiun klarifikasi
Cawan porselin ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel ditimbang di neraca analitik sebanyak 20-
25 gram untuk cairan dan 10-15 gram untuk padatan. Cawan porselin yang berisi sampel dikeringkan di
dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105-110oC. Setelah dikeringkan, sampel kemudian di dinginkan
dalam desikator selama ± 30 menit kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar airnya.
c. Analisa Kadar Minyak Pada Minyak Sawit Di Stasiun Klarifikasi
Kertas saring thimble kosong ditimbang dan dicatat beratnya kemudian sampel kering dimasukkan
ke dalam kertas saring thimble dan dimasukkan ke dalam soklet ekstraksi. Gelas labu ekstraksi kosong
ditimbang beratnya. N-Heksana sebanyak ± 200 ml dimasukkan ke dalam labu Destilasi. Ekstraksi
dilakukan selama ± 2 jam, sampai sampel di kertas saring thimble benar-benar jernih. Setelah ekstraksi
kemudian minyak dipanaskan dalam oven pada suhu 60-80 oC selama 1 jam agar kandungan N- Heksana
menguap. Kemudian kertas saring thimble dimasukkan ke dalam desikator selama ± 30 menit. Kertas
saring thimble yang berisi padatan ditimbang dengan neraca analitik untuk mengetahui kadar Non Oil
Solid (NOS) dan minyak.
d. Analisa Kadar Ffa Pada Minyak Sawit Di Stasiun Klarifikasi
Erlemeyer ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel ditimbang di neraca analitik sebanyak 2 gram.
Erlemeyer yang berisi sampel ditambahkan N-Heksan 15 ml dan Alkohol 10 ml kemudian indikator PP
ditambahkan sebanyak 2-3 tetes. Kemudian sampel dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai titik
akhir titrasi terjadi. Kemudian catat volume titrasi yang terpakai. Rumus menghitung Kadar FFA.
pengendalian mutu dengan kadar asam lemak bebas 2,5-3,5%, kadar air 0,10-0,15%, dan kadar kotoran
0,015-0,020%. Sedangkan pemerintah sendiri melalui BSN telah menetapkan pengendalian mutu CPO
yang dimuat dalam SNI -01 -2901 -2006 yaitu dengan kadar asam lemak bebas <5,00%, kadar air
<0,50%, dan kadar kotoran <0,50%.
Kelapa sawit yang diolah termasuk dalam varietas dura dan tenera berasal dari perkebunan PT.
Perkebunan Nusantara II. Hasil samping berupa serat, cangkang, dan serat tandan kosong digunakan
untuk bahan bakar boiler. PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau memiliki kapasitas olah 30
ton TBS/jam.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu proses pengolahan dibutuhkan kesetimbangan
massa antar laju komponen yang masuk dan laju komponen yang keluar dari setiap prosesnya, serta besar
kecilnya kehilangan minyak didalam proses pengolahan dipabrik akan menentukan tinggi rendahnya
rendemen minyak yang dihasilkan.

86 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pabrik kelapa sawit, proses pemurnian dilakukan di stasiun klarifikasi pemurnian minyak).
Suatu proses pemurnian minyak menjadi CPO ialah bertujuan untuk menghilangkan kadar air didalamnya
sampai dengan 0,2%, agar kualitas dari CPO itu baik. Proses pemisahan minyak dari air dan kotoran
merupakan pekerjaan yang menentukan kualitas dari hasil pengolahaan dan pemisahan minyak dilakukan
secara berulang-ulang karena setiap mesin atau peralatan mempunyai kemampuan yang terbatas. Proses
ini bertujuan untuk memperoleh minyak sebanyak-banyaaknya dan menghasilkan CPO dengan kadar
asam lemak bebas, kadar air, dan kotoran yang sesuai dengan standart. (Rahmat Pohan, 2009).
Neraca massa merupakan penerapan hukum kekekalan massa terhadap suatu proses yang
menyebutkan bahwa jumlah total massa adalah kekal, tidak dapat dimusnahkan ataupun diciptakan.
Kesetimbangan massa untuk sebuah proses dapat dibuat dengan menentukan sistem serta batas dari
sistem tersebut. (Siti, 2013).
Perhitungan Neraca Massa pada Crude Oil Tank (COT)
Screen Oil yang masukakan ke Crude Oil Tank (COT) sebesar Kg/Jam dari kapasitas olahan 30000
Kg/Jam maka persentase laju Crude Palm Oil (CPO) yang masuk ke stasiun klarifikasi sebesar 27,78%
dari hasil olahan setiap jamnya. Massa minyak yang keluar dari COT adalah sebesar 7886,9633 Kg/jam
dengan persentase minyak dengan persentase minyak 42,63% (3362,2125 Kg/Jam) dari hasil olahan
setiap jamnya. Dari hasil perhitungan neraca massa didapatkan massa endapan adalah 447,3203 Kg/Jam.
Perhitungan Neraca Massa pada Vertical Continous Tank (VCT)
Umpan VCT adalah sebesar 7886,9633 Kg/Jam dimana akan dipisahkan antara minyak (overflow
VCT) dan Sludge (underflow VCT) dimana massa minyak (overflow VCT) adalah sebesar 7015,038
Kg/Jam. Dan massa sludge (underflow VCT) sebesar 9443,962 Kg/jam dengan persentase minyak 8,98%
(848,0677 Kg/Jam) yang akan dikutip kembali dengan menggunakan sludge separator dari hasil
perhitungan neraca massa di peroleh massa light phase (Reclamend tank) sebesar 8572,0367 Kg/Jam
dengan persentase minyak sebesar 48,49% (4156,5806 Kg/Jam).
Perhitungan Neraca Massa pada Oil Tank
Minyak yang masuk ke oil tank sebesar 7015,038 Kg/Jam dengan persentase minyak sebesar
95,115% (6672,3534 Kg/Jam) dan clear oil yang dihasilkan sebesar 6977,038 Kg/Jam dengan persentase
minyak sebesar 95,60% (7179,1188 Kg/Jam). Endapan yang dihasilkan sebesar 38 Kg/Jam dengan
persentase minyak yang terikut sebesar 6,0660% (2,30508 Kg/Jam).

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 87
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :.
1. Dari hasil perhitungan neraca massa yang dilakukan maka dapat diperoleh Crude Palm Oil (CPO)
sebesar 6961,1935 Kg/jam dengan persentase minyak 95,61% (6655,5971 Kg/Jam).
2. Dari hasil perhitungan neraca massa yang dilakukan maka dapat diperoleh Crude Palm Oil (CPO )
sebesar 6961,1935 Kg/Jam rendemen minyak yang diperoleh sebesar 23,25% dari olahan.
3. Dengan bahan baku yang akan diolah sebesar 30000 Kg/Jam dan Crude Palm Oil (CPO) yang akan
dialirkan ke statiun klarifikasi sebesar 8334,2836 Kg/Jam dengan persentase minyak 40,37%
(3364,50289 Kg/Jam) dan kehilangan minyak sebesar 0,1379%.

DAFTAR PUSTAKA
Ayoola A.A, Anawe P.A.L, & Amaraibi R.J. 2016. Comparison of The Properties of Palm Oil and Palm
Kernel Oil biodiesel in Relation to The Degree of Unsaturation of Their Oil Feedstocks. Nigeria :
Covenant University.
Damanik, Cikita Dewi. 2018. Penentuan Kadar Kotoran pada Minyak Produksi Crude Palm Oil (CPO) di
Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Estiati, Teti, dkk. 2010. Ekstraksi dan Fraksinasi Fosfolipid dari Limbah Pengolahan Minyak Sawit.
Malang: Universitas Brawijaya
Fauzi, Y, dkk. 2014. Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Febri Y. 2015. Efisiensi Produksi CPO (Crude Palm Oil) Di PT. Agrao Masang Perkasa Plantation Unit
Palm Oil Mill Kabupaten Agam. Payakumbuh : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Gustone, F. D. and padley, F. B., Eds. (1997) Lipid Tecnologies and Applications. Marcel Dekker Inc.,
New York, 834.
Godin, V. J. and Spensley, P. C. (1971). Oils and Oil Seeds Tropical Products Institute., London,.
Hadi, M.M. 2014. Teknik Berkebun Kelapa sawit. Edisi Petama. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Adicita
Karya Nusa.
Himmelbau, David M.1996. Basic Principles and Calculation in Chemical Enginneering. New Jersey.:
Prantice Hall Inc.
Jenifer, Ferlyana . 2014. Pengaruh Tingkat Pemberian Aasam Sulfat (H2SO4) Terhadap Mutu CPO
(Crude Palm Oil) Yang Dihasilkan Melalui Proses Pemurnian Degumming.: Universitas Andalas.
Ketaren, S.1986. Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Menendez, T. 1998. The Result of Oil palm Thinning Experiment in West New Britain. Kaula Lumpur :
Journal of Applied Ecology.
Naibaho, M. P. 2016. Teknologi Pengolahan kelapa sawit. Medan : Pusat Penelitian Kelapa sawit.
Naibaho,W. 2012. Upaya Peningkatan Mutu CPO Melalui Analisis Kebutuhan Uap di Area Stasiun
Klarifikasi PKS 20 Ton/jam. Langkat : PT. PN IV Kwala sawit.
Nazarudin, dkk.1992. Pengembangan Minyak Biji Karet di Indonesia. Surabaya. Indonesian Press.
Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakkan ke XII. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pantariz, T.P.V. 1994. Standart For Fats and Oils. Westport : AVI Publishing Company.
Pohan, Rahmat. 2019. Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Kasar, Medan : Politeknik Negeri Medan.
Putra, Ardian. 2012 Perhitungan Neraca Massa Dengan Menggunakan Dua Iodine Value di Fraksinasi
Pada Proses Pengolahan RBDPO di PT. Smart, Tbk, Belawan. Tidak Terbitkan, Medan :
Politeknik Teknologi kimia Industri.
Ramadhani, Siti. 2013. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pemurnian CPO pada Jalur Overflow
CST (Continious Settling Tank) di Stasiun Klarifikasi PT. Multimas asahan, Kuala Tanjung.
Tidak Terbitkan, Medan : Politeknik Teknologi kimia Industri.
Sibuea, P. 2014. Minyak Kelapa Sawit. Jakarta : Penerbit Erlangga.

88 Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life
ISSN(Cetak) : 2620-6048
ISSN(Online) : 2686-6641

Suandi, A. 2016. Analisa Pengolahan Kelapa Sawit Dengan Kapasitas 30 ton/jam di PT. BIO Nusantara
Teknologi. Bengkulu : Universtas Bengkulu.
Suheri, E. 2012. Penentuan Kadar Kotoran pada CPO (Crude Palm Oil) Dengan Metode Gravimetri di
PTPN VI Unit Usaha Adolina. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Regional Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life 89

Anda mungkin juga menyukai