TEKNOLOGI BATUBARA
Batubara sebagai Sumber Tenaga PLTU
Disusun oleh:
1. Kyky Felly Nadya Vega (03031181419003)
2. Sri Handayani (03031181419017)
3. Sesti Roima (03031281419089)
4. M. Zulfahri Rifky (03031181419097)
5. Pandu Trijaka (03031281419099)
Dosen Pengampu:
Selpiana, ST.,MT.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kemampuan
dan kesanggupan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Batubara ini. Shalawat
dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dan menuntun
umat manusia dalam pencaharian pengetahuan yang lebih luas dan mendalam.
Makalah dengan judul Batubara sebagai Sumber Tenaga PLTU ini berisikan tentang
konsep dasar serta proses pengolahan batubara dari awal hingga dapat digunakan sebagai
bahan bakar industri pembangkit listrik. Selain itu makalah ini juga membahas teknologi yang
cocok digunakan dalam PLTU. Seta dampak negatif yang ditimbulkan dari proses pengolahan
batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, namun dari keretakan itulah timbul inisiatif
dan motivasi dalam mencapai kesempurnaan. Kami yakin bahwa makalah ini masih
memerlukan sejumlah perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi perbaikan di masa depan. Terima kasih.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Page 2 of 31
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.................................................................................................................................5
2.5 Efisiensi...............................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................30
3.2 Saran....................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................31
Page 3 of 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batubara menjadi salah satu sumber energi terbaik yang bisa didapatkan dengan
sumber yang lebih mudah. Selain itu ketersediaan batubara bersifat panjang dan bertahan
dalam waktu lama sehingga mendukung berbagai macam proyek industri dan juga ekonomi.
Beberapa manfaat batubara yang perlu kita ketahui adalah sumber tenaga pembangkit listrik,
industri produksi baja, bahan bakar carir, industri produksi semen, industri pabrik kertas dan
lain sebagainya.
Perkembangan Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan. Di Indonesia
perkembangan listrik dewasa ini sangat berkembang secara pesat, akan tetapi banyak di
beberapa daerah di Indoesia yang masih tidak dapat merasakan perkembangannya, karena
ada beberapa aspek yang tidak mendukung, sehingga Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak
dapat memasok ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Untuk di daerah pulau jawa
Perusahan Listrik Negara (PLN) masih sering untuk memadamkan Listrik secara bergilir
dikarenakan pasokan Listrik yang mengalami penurunan daya listrik.
Untuk mengatasi hal tersebut, di Indonesia berpotensi untuk membuat beberapa
pembangkit baru untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan mendirikan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), penmbangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS), Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Pada kesempatan ini penulis akan
membahas Batubara sebagai Sumber Tenaga (PLTU)
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
a. Mengetahui pemanfaatan batubara yang memiliki andil penting dalam industri PLTU.
b. Mengetahui proses kerja pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batubara.
c. Memahami efek negatif yang ditimbulkan dari batubara sebagai sumber tenaga PLTU.
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
Page 4 of 31
a. Sebagai bahan pembelajaran guna untuk menambah pengetahuan bagi para
mahasiswa.
b. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai manfaat batubara sebagai sumber
energi listrik.
Page 5 of 31
BAB II
BATUBARA SEBAGAI SUMBER TENAGA PLTU
Pembangkit listrik tenaga batubara merupakan pembangkit listrik yang paling banyak
digunakan di Indonesia. 43,7% dari keseluruhan daya Indonesia berasal dari batubara.
Indonesia sendiri merupakan pengekspor batu bara nomor 2 paling banyak di dunia setelah
Australia. Di tahun 2013, kita dikejutkan dengan fluktuasi harga batubara dunia yang
menyebabkan banyak perusahaan tambang mengalami kesulitan dan divestasi ke unit usaha
lain. Harga batubara berkalori rendah bisa berfluktuasi antara US$ 19 per ton hingga US$ 150
per ton. Batubara sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Di
akhir tahun 2005 sendiri, menurut laporan dari British Petroleum, dunia memiliki cadangan
batubara yang sudah terbukti untuk 155 tahun ke depan.
Batubara sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Antrasit, Bituminus, Sub-
Bituminus, Lignit dan Gambut. Antrasit merupakan jenis batubara yang paling berkualitas,
karena kandungan karbonnya sangat tinggi, yaitu di angka 86-98% dengan kadar air yang
minimal. Bituminus merupakan jenis yang lebih rendah dari Antrasit dengan kandungan
karbon 68-86%. Sub-Bituminus mengandung energi yang lebih sedikit dibanding dengan
Bituminus, dengan kadar air antara 15-30%. Sub-Bituminus banyak digunakan di pembangkit
listrik dikarenakan hanya mengandung sulfur kurang dari 1%, sehingga mengurangi emisi
Sulfur. Lignit merupakan batu bara dengan kadar air yang lebih tinggi dibanding Sub-
Bituminus, yaitu di angka 35-75% dari beratnya. Batubara ini jarang digunakan di
pembangkit listrik. Kebanyakan, hanya digunakan di pembangkit listrik di dekat tambang
dikarenakan emisi nya yang cukup pekat. Pembangkit listrik tenaga batubara adalah
peyumbang utama gas rumah kaca dan berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
Batubara menghasilkan gas rumah kaca sedikitnya tiga kali lebih banyak dari gas alam. Yang
terakhir, Gambut memiliki nilai kalori paling rendah di banding jenis batubara yang lain dan
mengandung kadar air di atas 75%.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar batubara merupakan pembangkit listrik yang
membakar batubara untuk memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga batubara didesain
untuk produksi skala besar yang berlangsung terus menerus. Dalam banyak negara,
pembangkit listrik jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang digunakan.
Pembangkit listrik tenaga batubara selalu memiliki mesin rotasi yang mengubah panas dari
Page 6 of 31
pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu mengoperasikan generator listrik. Penggerak
utamanya adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin siklus dari mesin pembakaran dalam.
Hasil sampingan dari mesin pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam desain
mesin dan operasinya. Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus energi,
ketika tidak dibuang sebagai pemanas ruangan, akan dibuang ke atmosfer. Gas sisa hasil
pembakaran yang dibuang ke atmosfer, mengandung karbon dioksida dan uap air, juga
substansi lain seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan abu ringan. Abu padat
dari pembakaran batubara juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran
batubara dapat didaur ulang sebagai bahan bangunan.
Pada pembangkit listrik batubara, energi kimia yang tersimpan di dalamnya dan
oksigen dari udara dikonversikan menjadi energi termal, energi mekanis, lalu energi listrik
untuk penggunaan berkelanjutan dan distribusi secara luas.
Sisa pembakaran seperti nitrogen dan sulfur dioksida, datang dari bahan bakar yang tidak
murni karena terdapat campuran yang tidak diharapkan (pengotor) dari bahan bakar tersebut.
Page 7 of 31
Konversi panas menjadi energi mekanis
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap siklus tertutup hanya bisa
mengkonversi sebagian panas yang diproduksi menjadi kerja. Sisa panas harus dipindahkan
ke reservoir yang lebih dingin, menjadi panas yang terbuang. Sebagian panas yang terbuang
adalah sama atau lebih besar dari rasio temperatur mutlak reservoir dingin dan reservoir
panas. Meningkatkan temperatur reservoir panas dapat meningkatkan efisiensi mesin. panas
yang terbuang tidak dapat dimanfaatkan menjadi energi mekanis. Namun dapat dimanfaatkan
untuk menghangatkan bangunan, memproduksi air panas, atau memanaskan material dalam
skala industri.
1. Energi kimia
Energi kimia adalah suatu energi yang tersimpan di dalam persenyawaan kimia yang
berbentuk ikatan antara atom yang satu dengan atom yang lainnya. Energi kimia adalah suatu
energi yang dihasilkan dalam suatu proses kimia. Besarnya energi yang dihasilkan tergantung
dari jenis dan jumlah pereaksi dalam suatu reaksi kimia. Alat-alat yang dapat menghasilkan
energi dari reaksi kimia misalnya aki dan beterai.
2. Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak digunakan.
Energi ini dipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik melalui kawat logam konduktor
yang disebut arus listrik. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain seperti
energi gerak, energi cahaya, energi panas, atau energi bunyi.
3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang disebabkan karena adanya suatu usaha yang
berhubungan dengan gerakan yang terjadi pada benda Energi mekanik terdiri dari energi
potensial dan energi kinetik. Secara matematis dapat dituliuskan :
Em = Ep + Ek
dimana Em = Energi Mekanik
a. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya
(kedudukan) terhadap suatu acuan. Sebagai contoh sebuah batu yang kita angkat pada
ketinggian tertentu memiliki energi potensial, jika batu kita lepas maka batu akan
Page 8 of 31
melakukan kerja yaitu bergerak ke bawah atau jatuh. Jika massa batu lebih besar maka
energi yang dimiliki juga lebih besar, batu yang memiliki energi potensial ini karena
gaya gravitasi bumi, energi ini disebut energi potensial bumi. Energi potensial bumi
tergantung pada massa benda, gravitasi bumi dan ketinggian benda. Sehingga dapat
dirumuskan:
Ep = m.g.h
dimana :
Ep = Energi potensial
m = massa benda
g = gaya gravitasi
h = tinggi benda
b. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Makin
besar kecepatan benda bergerak makin besar energi kinetiknya dan semakin besar
massa benda yang bergerak makin besar pula energi kinetik yang dimilikinya.
Secara matematis dapat dirumuskan:
Ek = 1/2 ( m.v2 )
Dimana :
Ek = Energi kinetik
m= massa benda
v = kecepatan benda
Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak
menggunakan minyak bumi lagi melainkan batubara. Batubara yang dipakai secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas
rendah. Bila batubara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan
unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batubara yang
dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur,
Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan
pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.
PLTU batubara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada
tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan
kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton
1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan
dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batubara pada tahun 1994
kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16 persen dari total daya terpasang). Pada tahun
2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37 persen ), tahun 2008/09 mencapai
24.570 MW (48 persen ) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian
batu bara pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebsar 17,3 Twh
dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batubara
diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 Twh.
Page 10 of 31
tinggi sampai 20 persen dari pada PLTU minyak bumi. Bila batubara yang digunakan rendah
kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx dengan
demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembankit ini adalah bahan
bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah besar
serta tersebar di seluruh Indonesia.
Page 11 of 31
Economizer atau pemanas awal berfungsi untuk memanaskan air pengisi ketel
sebelum masuk ke boiler. Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan
efisiensi ketel dan juga agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di dalam
boiler yang dapat mengakibatkan keretakan dinding boiler.
d. Burner
Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi menjadi bagian-
bagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran dengan udara. Bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) dipergunakan untuk pembakaran awal. Sedangkan bahan
bakar utamanya adalah residu.
Penyalaan burner tergantung pada beban beban dari unit. Burner Management
System (BMS) adalah penyaluran konfigurasi penyalaan burner pada saat start up atau
shut down dan load change. Jumlah burner yang menyala atau mati tergantung pada
beban generator yang sebanding dengan kapasitas bahan bakar untuk memproduksi
uap pada boiler. Konfigurasinya diatur supaya pemanasan dalam ruang bakar merata
dan efisien. Penyalaan boiler yang tidak seimbang dengan beban generator dapat
mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur uap.
e. Steam drum
Steam drum adalah alat pada boiler yang berfungsi untuk menampung feed
water dalam pembuatan uap yang temperaturnya cukup tinggi dan berupa campuran
air dan uap. Di dalam steam drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuaran feed
water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator sehingga uap air pada campuran
Page 12 of 31
akan jatuh dan masuk ke saluaran primary dan secondary superheater. Uap yang telah
dipisahkan oleh separator masuk ke cevron dryers. Disini uap mengalami pemisahan
yang terakhir sehingga didapat uap jenuh. Air yang jatuh dialirkan ke bagian bawah
dari drum secara gravitasi dan mengalir ke dalam tempat penampungan kemudian
keluar melalui down corner dan uap jenuh akan keluar dari dry box.
2. Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga poros turbin
berputar. Akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar turbin turun
hingga hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor, sedangkan
tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator. Saat ini hampir semua
mesin turbin uap adalah dari jenis turbine condensing atau uap keluar turbin (exhaust
steam) dialirkan ke kondensor.
3. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses perubahan
nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa
(tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin
digunakan air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada
pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara
luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan
temperatur.
4. Transformator Tenaga
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurka tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Dalam sistem PLTU unit III terdapat tiga macam transformator, yaitu :
Page 13 of 31
MAT adalah trafo utama untuk pemakaian sendiri yang dipasang paralel dengan
trafo generator, berfungsi untuk menurunkan tegangan pembangkitan 18 KV menjadi 4.16
KV. Pada saat sistem keadaan normal seluruh kebutuhan tenaga listrik untuk peralatan
listrik maupun penerangan disuplai oleh trafo ini.
Bagian-bagian Transformator
a. Peralatan Utama
1. Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan.
Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat
seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam
minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Page 14 of 31
4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antar konduktor tersebut dengan tangki trafo.
5. Tangki-Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
b. Peralatan Bantu
1. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat atau
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan
suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara
luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara
atau gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (Radiator).
2. Tap Changer (Perubah Tap)
Tap Changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan
jaringan atau primer yang berubah-ubah. Tap changer yamg hanya beroperasi untuk
memindahkan tap transformator dalam keadaan tidak berbedan disebut Off Load Tap
Changer dan hanya dapat dioperasikan manual. Transformator Generator, MAT, RAT
mempunyai pengubah tap tanpa beban.
3. Alat Pernapasan (Silica gel)
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar,
maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak
keluar dari tangki, senaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator. Akibat pernapasan transformator tersebut maka permukaan minyak
Page 15 of 31
akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan
menurunkan nilao tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan,
berupa tabung kaca berisi kristal zat hygroskopisn sehingga dapat dilihat warnanya.
4. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indikator pada transformator sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin
- Indikator kedudukan tap
- Dan sebagainya
c. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
Alat rele bucholz atau rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas.
2. Pengaman Tekanan Lebih
(Explosive Membrane atau Pressure-Relief Vent) Alat ini berupa membran
yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai
pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam
tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari
kekuatan tangki transformator.
3. Rela Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele burcholz, yakni pengaman terhadap
gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.
4. Rela Differensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam transformator
antar lain, Flash Over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan
tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
5. Rele Arus Lebih
Page 16 of 31
Berfungsi mengamankan transformatro dari arus yang melebihi dari arus yang
telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi
oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
6. Rele Tangki Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
7. Rele Hubung Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu phasa
ke tanah.
8. Relay Termis
Berfungsi untuk mencegah atau mengamankan transformator dari kerusakan
isolasi kumparan, akibata adanya panas lebih yang ditimbylkan akibat arus lebih.
Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
Page 17 of 31
Keterangan gambar:
1. Cooling tower
2. Cooling water pump
3. Transimission line 3 phase
4. Transformer 3-phase
5. Generator Listrik 3-phase
6. Low pressure turbine
7. Boiler feed pump
8. Condenser
9. Intermediate pressure turbine
10. Steam governor valve
11. High pressure turbine
12. Deaerator
13. Feed heater
14. Conveyor batubara
15. Penampung batubara
16. Pemecah batubara
17. Tabung Boiler
18. Penampung abu batubara
19. Pemanas
20. Forced draught fan
21. Preheater
22. combustion air intake
Page 18 of 31
23. Economizer
24. Air preheater
25. Precipitator
26. Induced air fan
27. Cerobong
2.5 Efisiensi
Energi yang terdapat dalam bahan bakar pada boiler dalam PLTU bisa dihitung dengan
rumus:
Em = Ek + Eb
Em : Energi yang terdapat dalam bahan bakar pada boiler
Ek : Energi efektif pada poros turbin
Eb : energi yang terbuang melalui kondensor
Efisiensi bisa dihitung dengan rumus :
n = Ek / Em = (Em - Ek)/Em
Bila pada PLTU batubara tekanan kondensornya turun, maka daya gunanya
meningkat. Biasanya tekanan kondensor berhubungan langsung atau berbanding lurus dengan
besarnya suhu air pendingin yang berasal dari uap pada kondensor. Jadi bila suhu itu rendah,
maka tahanannya juga rendah dan pada suhu terendah akan dihasilkan atau terjadi tekanan
jenuh. Karena air pendingin itu biasanya terdiri dari air yang berasal dari uap turbin dan air
berasal dari laut dan sungai. Akibatnya suhu terendah besarnya sesuai dengan air yang
digunakan sehingga tekanan jenuh sulit diperoleh. Peningkatan daya guna bisa dilakukan
dengan pemanasan ulang dan pembakaran batu bara yang kurang bermutu.
1. Pemanasan Ulang
Page 20 of 31
Hal ini bisa dilakukan dengan membagi turbin menjadi dua bagian yaitu bagian
tekanan tinggi (TT) dan bagian tekanan rendah (TR) yang berada pada satu poros.
Dengan demikian pembangkit ini mempunyai susunan sebagai berikut : Boiler - TT - TR
- Generator.
Cara kerjanya :
Uap dari boiler dimasukan atau dialirkan ke bagian TT, setelah uap itu dipakai
dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang. Kemudian uap dari boiler itu
dialirkan lagi ke turbin TR untuk dipakai sebagai penggerak generator. Dengan demikian
jumlah energi yang bisa dimanfaatkan menjadi besar akibatnya daya guna atau efiseinsi
menjadi besar pula. Dari sini bisa disimpulkan bila turbin dibagi menjadi tiga bagian
yaitu TT, TM, dan TR maka energi yang diperoleh juga besar, hal ini biasanya digunakan
pada mesin dengan ukuran besar.
Meningkatnya suhu (hingga mencapai 560 C) dan tekanan (hingga mancapai
250 kg/cm2) uap tentunya menyebabkan pertumbuhan PLTU menjadi lebih pesat. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya efisiensi dan keandalan. Dengan meningkatnya daya
berarti desain boiler juga harus diperbaiki yaitu dilengkapi dengan peralatan
pengendalian NOx, peralatan untuk mengeluarkan sulfur dari gas buang dan peralatan
untuk mencegah berbagai partikel keluar dari cerobong. Peningkatan efisiensi pada PLTU
bisa juga dilakukan dengan cara menambah panjang sudu. Hal ini karena dengan sudu-
sudu yang panjang berarti rugi-ruginya akan berkurang.
Page 21 of 31
pembakaran lapisan mengambang bertekanan, maka batubara yang bermutu rendah bisa
dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.
Page 22 of 31
Pada prinsipnya PLTU mempunyai sIstem ATAU siklus aliran, yaitu:
1. Sistem Air Pendingin
Air laut, sebelum masuk ke bak Water Intake (1), melalui bar screen dan terlebih
dahulu disemprot dengan larutan Chlorine dari Chloropac yang untuk melemahkan
binatang-binatang laut. Melalui travelling screen (berfungsi sebagai pembersih kotoran
yang mungkin terbawa masuk ke dalam bak penampungan), air dipompa oleh CWP (2)
yang berada di Water Intake melalui Pressure Tunnel (3) menuju Condenser (4)untuk
mendinginkan uap bekas melalui pipa-pipa masuk atau keluar Kondensor dan selanjutnya
dibuang lagi ke laut melalui outlet tunnel (5).
2. Sistem Air dan Uap
Air kondensat dari Condenser (4) dipompa oleh Condensate Pump (6)melalui
Low Pressure Heater I (7) dan Low Pressure Heater II (8) guna menaikkan temperatur air
kondensat yang menuju ke Deaerator (9) untuk proses pembuangan O2 yang terkandung
dalam air kondensat, dengan sistem penyemprotan uap yang diambil dari Extraction
Steam Turbin. Boiler Feed Pump (10) berfungsi memompa air dari Deaerator, melalui
High Pressure Heater I (11) dan High Pressure Heater II (12),untuk menaikkan
temperatur air Feed Pump menuju Steam Drum (13). Dari sini, air lalu didistribusikan ke
seluruh pipa Water Wall (14) untuk proses pemanasan dalam Boiler hingga mencapai
temperatur dan tekanan yang sesuai kebutuhanmelalui Super Heater (15) menuju Steam
Line (16) untuk memutar sudu-sudu Turbin (17). Sebagian uap bekas untuk pemanas Low
Pressure Heater dan Deaerator serta High Pressure Heater yang telah berekspansi
Page 23 of 31
tersebut, kemudian diembunkan menjadi air kondensat dalam Kondensor dan ditampung
dalam Condensate Tank.
3. Sistem Bahan Bakar
Bahan bakar berupa residu atau MFO dari Bunker Pertamina dipompakan ke
Tangki Persediaan PLTU - dengan pompa Main Fuel Oil Pump (18) melalui Heater Set
(19) yang berfungsi menaikkan temperaturnya untuk memudahkan proses pengabutan
bahan bakar di Burner (20) dalam ruang bakar Boiler (21) yang berjumlah 6 buah.
Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan uap yang dibutuhkan dalam sistem.
4. Sistem Udara Pembakaran
Dalam proses pembakaran, udara luar yang dihasilkan oleh kipas tekan paksa
Force Draught Fan (22) terlebih dahulu melalui Air Heater (23) dan Wind Box (24) yang
selanjutnya menuju ruang bakar. Dalam Air Heater sendiri sudah terjadi proses
pemanasan yang dihasilkan dari gas bekas hasil pembakaran Boiler. Akan terjadi proses
tukar temperatur dalam ruang Air Heater. Selanjutnya, udara bekas pembakaran langsung
dibuang ke atmosfer melalui cerobong atau Stack (25).
5. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
Putaran turbin uap yang dikopling dengan poros Generator (26) akan
menghasilkan tenaga listrik yang sebagian dipakai untuk pemakaian sendiri melalui
Auxiliary Transformer (27), sedangkan selebihnya dinaikkan tegangannya sesuai
kebutuhan dengan Trafo Utama atau Main Transformer (28). Selanjutnya, tenaga listrik
tersebut dihubungkan oleh PMT atau Breaker (29) ke Switch Yard yang paralel dengan
transmisi.
6. Sistem Air Penambah
Di dalam sistem air dan uap tentu ada beberapa kebocoran sehingga diperlukan
penambahan untuk memenuhi kebutuhan. PLTU Perak Unit 3 dan 4 telah dilengkapi
dengan sistem pembuatan air penambah dengan:
a. Sistem Flash Evaporator (30) yang berfungsi mengubah air laut menjadi air sulingan
dalam Flash Evaporator. Media yang digunakan untuk air pemanas diambil dari uap
bekas turbin (Extraction). Air sulingan tersebut lalu dipompa lagi melalui Distillate
Pump menuju Raw Water Tank (32) ditambah dari PIT (PDAM) (31) serta masih
dilengkapi dengan saluran pembuangan otomatis sebagai pengaman. Jika terjadi
konduktifitas tinggi, maka air sulingan tersebut langsung terbuang secara otomatis.
Page 24 of 31
b. Sistem Demi-Plant (33) untuk memurnikan air penambah dan menampungnya dalam
Demi-Tank (34) yang kemudian bisa digunakan sesuai kebutuhan dalam unit melalui
Make-up pump.
Pembangkit Listrik Tenaga Batubara menghasilkan gas COx yang membentuk lapisan
yang menyelubungi permukaan bumi dan menimbulkan efek rumah kaca green-
house effect yang pada akhirnya menyebabkan pergeseran cuaca/pemanasan global;
Page 25 of 31
pembusukan produk, radium dan radon. Akibat pembakaran, beberapa partikel
radioaktif ringan, seperti gas radon menguap dan tinggal (menumpuk) di atmosfir,
namun sebagian besar masih berada di sekitar pembangkit listrik dalam bentuk
limbah-abu batubara. Karena itu, Oak Ridge National Laboratory di Amerika Serikat
memperkirakan bahwa jumlah paparan radiasi dari orang yang tinggal dekat
pembangkit listrik tenaga batu bara lebih tinggi beberapa kali daripada orang yang
tinggal dengan jarak yang sama dengan reaktor nuklir;
sebagai kondensator dari siklus uap air primer, pembangkit listrik tenaga batubara juga
memanfaatkan air dari sumber yang berdekatan dengan lokasinya. Oleh karena itu,
polusi air yang disebabkan oleh generator (lebih-kurang dua pertiga dari panas yang
dihasilkan oleh bahan bakar) terpaksa dilepas ke lingkungan melalui sikius pendingin,
sehingga air yang keluar dari siklus sekunder ini akan mengalami kenaikan suhu yang
dapat menggangu kesetimbangan ekosistim dari organisme yang hidup di sumber air
tersebut. Dampak negatif ini bahkan akan semakin bertambah dengan adanya bahan-
bahan kimia pemurni air yang dicampurkan sebelum air tersebut masuk ke siklus
pendingin.
Pembakaran batubara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, serta telah
dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia batubara sulit memindahkan
pengotor dari bahan bakar padat untuk pembakaran. Hujan asam disebabkan oleh emisi
nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara. Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di
atmosfer, menciptakan bahan asam (asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.
Karbon dioksida
Pembangkit listrik tenaga batubara bertanggung jawab penuh terhadap sebagian besar
dari emisi karbon dioksida di seluruh dunia, dan 41% dari seluruh emisi karbon dioksida yang
dihasilkan oleh manusia. Karbon dioksida diproduksi secara alami oleh alam melalui letusan
gunung berapi, pemecahan biologis, atau respirasi organisme hidup. Karbon dioksida diserap
oleh tanaman melalui fotosintesis atau perairan, misanya lautan. Peningkatan kadar karbon
dioksida di atmosfer memicu perubahan iklim termasuk pemanasan global.
Partikulat
Masalah lainnya dari pembakaran batubara adalah emisi partikulat yang menjadi
ancaman serius bagi kesehatan. Pembangkit listrik tenaga batubara memindahkan partikulat
Page 26 of 31
dari gas sisa hasil pembakaran dengan baghouse filter atau electrostatic precipitator. Materi
partikulat terdiri yang utama adalah abu ringan, namun ada juga sulfat dan nitrat. Abu ringan
mengandung bahan yang tidak dapat terbakar yang tersisa setelah pembakaran. Ukuran
partikulat bervariasi dari yang berukuran lebih besar dari 2,5 mikrometer hingga yang
berukuran lebih kecil dari 0.1 mikrometer. Semakin kecil ukuran, semakin sulit dihilangkan.
Terdapat beberapa metode untuk menghilangkan emisi partikulat agar tidak mencemari
atmosfer:
Baghouse filter, yang mengumpulkan partikel abu
Electrostatic precipitator, yang menggunakan tegangan tinggi untuk menghasilkan
medan listrik untuk menangkap partikel abu
Page 27 of 31
pembangkitannya adalah 5824 MW. Pembangki ini digunakan untuk memasok base load.
Adapun listriknya dijual kepada Taipower dalam kontrak selama 25 tahun
2. PLTU Belchatow (Polandia)
PLTU Belchatow berkapasitas 5.420 MW yang terletak Belchatow di Lodz
Voivodeship, Polandia. PLTU ini merupakan PLTU terbesar di Eropa yang mampu
memproduksi 27-28 TWh listrik pertahunatau sekitar 20% dari total pembangkitan
Polandia. PLTU dimiliki dan dioperasikan oleh PGE GIEK Oddzia Elektrownia
Bechatw yang merupakan anak perusahaan Polska Grupa Energetyczna.
Page 29 of 31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batubara mempunyai banyak manfaat khususnya dalam bidang industri. Dalam
industri PLTU, batubara digunakan sebagai bahan bakar. PLTU batubara merupakan jenis
pembangkit terbesar yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia (PLN) untuk mengatasi
kekurangan pasokan listrik dan untuk mengurangi ketergantungan BBM pada PLTD (Diesel).
Ini tercermin pada program percepatan listrik nasional tahap pertama dan kedua, walaupun
porsinya dikurangi di tahap kedua.
Batubara menjadi salah satu bahan bakar utama pada pembangkit listrik di beberapa
negara seperti China, India, Australia, Jepang, Jerman dan beberapa negara lain. Batubara
menjadi bahan bakar yang dikonversikan ke dalam bentuk uap panas dan menjadi sumber
tenaga pembangkit listrik. Batubara akan dihancurkan dengan mesin penggiling dan berubah
menjadi bubuk halus kemudian akan dibakar dalam sebuah mesin dengan sistem ketel uap.
Uap akan ditampung dalam sebuah tempat khusus dan disalurkan ke turbin yang berisi
kumparan magnet. Selanjutnya kumparan magnet yang bergerak cepat akan menghasilkan
listrik. Bahkan proses ini akan diulang sebanyak dua kali sehingga sangat hemat.
Pembangkit Listrik dari bahan bakar batubara (PLTU) jika tidak dikelola dengan baik
dan benar dapat mendatangkan bencana bagi manusia dan lingkungan. Terutama peningkatan
kadar karbon dioksida di atmosfer yang memicu perubahan iklim termasuk pemanasan global
serta masalah lainnya dari pembakaran batubara adalah emisi partikulat yang menjadi
ancaman serius bagi kesehatan
3.2 Saran
Tidak ada gading yang tidak retak. Namun dari keretakan itulah nampak keasliannya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah Teknologi Batubara ini, masih
terdapat kekurangan sebab pada hakikatnya manusia adalah tempat salah dan dosa (dalam Al
Hadits Al Insanu Minal Khotto). Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan
sebagai tolak ukur motivasi dalam pembuatan makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Page 30 of 31
DAFTAR PUSTAKA
Page 31 of 31