Anda di halaman 1dari 31

TUGAS

TEKNOLOGI BATUBARA
Batubara sebagai Sumber Tenaga PLTU

Disusun oleh:
1. Kyky Felly Nadya Vega (03031181419003)
2. Sri Handayani (03031181419017)
3. Sesti Roima (03031281419089)
4. M. Zulfahri Rifky (03031181419097)
5. Pandu Trijaka (03031281419099)

Dosen Pengampu:
Selpiana, ST.,MT.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kemampuan
dan kesanggupan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi Batubara ini. Shalawat
dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dan menuntun
umat manusia dalam pencaharian pengetahuan yang lebih luas dan mendalam.
Makalah dengan judul Batubara sebagai Sumber Tenaga PLTU ini berisikan tentang
konsep dasar serta proses pengolahan batubara dari awal hingga dapat digunakan sebagai
bahan bakar industri pembangkit listrik. Selain itu makalah ini juga membahas teknologi yang
cocok digunakan dalam PLTU. Seta dampak negatif yang ditimbulkan dari proses pengolahan
batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, namun dari keretakan itulah timbul inisiatif
dan motivasi dalam mencapai kesempurnaan. Kami yakin bahwa makalah ini masih
memerlukan sejumlah perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan demi perbaikan di masa depan. Terima kasih.

Indralaya, 2 Maret 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
Page 2 of 31
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4

1.3 Tujuan....................................................................................................................................4

1.4 Manfaat.................................................................................................................................5

BAB II BATUBARA SEBAGAI SUMBER TENAGA PLTU

2.1 Konsep Dasar........................................................................................................................7

2.2 PLTU di Indonesia..............................................................................................................10

2.3 Komponen Utama PLTU.....................................................................................................11

2.4 Prinsip Kerja PLTU Batubara.............................................................................................18

2.5 Efisiensi...............................................................................................................................21

2.6 Teknologi Gasifikasi Batubara............................................................................................22

2.7 Sistem yang terdapat pada PLTU........................................................................................23

2.8 Efek Lingkungan.................................................................................................................25

2.9 Daftar PLTU Terbesar Dunia..............................................................................................28

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................30

3.2 Saran....................................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................31

Page 3 of 31
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batubara menjadi salah satu sumber energi terbaik yang bisa didapatkan dengan
sumber yang lebih mudah. Selain itu ketersediaan batubara bersifat panjang dan bertahan
dalam waktu lama sehingga mendukung berbagai macam proyek industri dan juga ekonomi.
Beberapa manfaat batubara yang perlu kita ketahui adalah sumber tenaga pembangkit listrik,
industri produksi baja, bahan bakar carir, industri produksi semen, industri pabrik kertas dan
lain sebagainya.
Perkembangan Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan. Di Indonesia
perkembangan listrik dewasa ini sangat berkembang secara pesat, akan tetapi banyak di
beberapa daerah di Indoesia yang masih tidak dapat merasakan perkembangannya, karena
ada beberapa aspek yang tidak mendukung, sehingga Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak
dapat memasok ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Untuk di daerah pulau jawa
Perusahan Listrik Negara (PLN) masih sering untuk memadamkan Listrik secara bergilir
dikarenakan pasokan Listrik yang mengalami penurunan daya listrik.
Untuk mengatasi hal tersebut, di Indonesia berpotensi untuk membuat beberapa
pembangkit baru untuk mengatasi hal tersebut, misalnya dengan mendirikan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU), penmbangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS), Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Pada kesempatan ini penulis akan
membahas Batubara sebagai Sumber Tenaga (PLTU)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini antara lain:
a. Bagaimana konsep dasar batubara sebagai sumber pembangkit listrik?
b. Bagaimanakah prinsip kerja pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar
batubara?
c. Teknologi apa yang digunakan dalam pengolahan batubara menjadi bahan bakar?
d. Bagaimana efek negatif yang ditimbulkan dari pembangkit listrik tenaga batubara?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
a. Mengetahui pemanfaatan batubara yang memiliki andil penting dalam industri PLTU.
b. Mengetahui proses kerja pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batubara.
c. Memahami efek negatif yang ditimbulkan dari batubara sebagai sumber tenaga PLTU.
1.4 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

Page 4 of 31
a. Sebagai bahan pembelajaran guna untuk menambah pengetahuan bagi para
mahasiswa.
b. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai manfaat batubara sebagai sumber
energi listrik.

Page 5 of 31
BAB II
BATUBARA SEBAGAI SUMBER TENAGA PLTU

Pembangkit listrik tenaga batubara merupakan pembangkit listrik yang paling banyak
digunakan di Indonesia. 43,7% dari keseluruhan daya Indonesia berasal dari batubara.
Indonesia sendiri merupakan pengekspor batu bara nomor 2 paling banyak di dunia setelah
Australia. Di tahun 2013, kita dikejutkan dengan fluktuasi harga batubara dunia yang
menyebabkan banyak perusahaan tambang mengalami kesulitan dan divestasi ke unit usaha
lain. Harga batubara berkalori rendah bisa berfluktuasi antara US$ 19 per ton hingga US$ 150
per ton. Batubara sendiri merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Di
akhir tahun 2005 sendiri, menurut laporan dari British Petroleum, dunia memiliki cadangan
batubara yang sudah terbukti untuk 155 tahun ke depan.

Batubara sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Antrasit, Bituminus, Sub-
Bituminus, Lignit dan Gambut. Antrasit merupakan jenis batubara yang paling berkualitas,
karena kandungan karbonnya sangat tinggi, yaitu di angka 86-98% dengan kadar air yang
minimal. Bituminus merupakan jenis yang lebih rendah dari Antrasit dengan kandungan
karbon 68-86%. Sub-Bituminus mengandung energi yang lebih sedikit dibanding dengan
Bituminus, dengan kadar air antara 15-30%. Sub-Bituminus banyak digunakan di pembangkit
listrik dikarenakan hanya mengandung sulfur kurang dari 1%, sehingga mengurangi emisi
Sulfur. Lignit merupakan batu bara dengan kadar air yang lebih tinggi dibanding Sub-
Bituminus, yaitu di angka 35-75% dari beratnya. Batubara ini jarang digunakan di
pembangkit listrik. Kebanyakan, hanya digunakan di pembangkit listrik di dekat tambang
dikarenakan emisi nya yang cukup pekat. Pembangkit listrik tenaga batubara adalah
peyumbang utama gas rumah kaca dan berkontribusi besar terhadap pemanasan global.
Batubara menghasilkan gas rumah kaca sedikitnya tiga kali lebih banyak dari gas alam. Yang
terakhir, Gambut memiliki nilai kalori paling rendah di banding jenis batubara yang lain dan
mengandung kadar air di atas 75%.

Pembangkit listrik tenaga bahan bakar batubara merupakan pembangkit listrik yang
membakar batubara untuk memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga batubara didesain
untuk produksi skala besar yang berlangsung terus menerus. Dalam banyak negara,
pembangkit listrik jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang digunakan.
Pembangkit listrik tenaga batubara selalu memiliki mesin rotasi yang mengubah panas dari
Page 6 of 31
pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu mengoperasikan generator listrik. Penggerak
utamanya adalah uap, gas bertekanan tinggi, atau mesin siklus dari mesin pembakaran dalam.

Hasil sampingan dari mesin pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam desain
mesin dan operasinya. Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus energi,
ketika tidak dibuang sebagai pemanas ruangan, akan dibuang ke atmosfer. Gas sisa hasil
pembakaran yang dibuang ke atmosfer, mengandung karbon dioksida dan uap air, juga
substansi lain seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan abu ringan. Abu padat
dari pembakaran batubara juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran
batubara dapat didaur ulang sebagai bahan bangunan.

2.1 Konsep Dasar

Pada pembangkit listrik batubara, energi kimia yang tersimpan di dalamnya dan
oksigen dari udara dikonversikan menjadi energi termal, energi mekanis, lalu energi listrik
untuk penggunaan berkelanjutan dan distribusi secara luas.

Konversi Energi Kimia menjadi Panas

Pembakaran sempurna dari batubara menggunakan oksigen untuk menginisiasi pembakaran.

Batubara + Oksigen Panas + Karbon Dioksida + Air

Sisa pembakaran seperti nitrogen dan sulfur dioksida, datang dari bahan bakar yang tidak
murni karena terdapat campuran yang tidak diharapkan (pengotor) dari bahan bakar tersebut.
Page 7 of 31
Konversi panas menjadi energi mekanis

Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap siklus tertutup hanya bisa
mengkonversi sebagian panas yang diproduksi menjadi kerja. Sisa panas harus dipindahkan
ke reservoir yang lebih dingin, menjadi panas yang terbuang. Sebagian panas yang terbuang
adalah sama atau lebih besar dari rasio temperatur mutlak reservoir dingin dan reservoir
panas. Meningkatkan temperatur reservoir panas dapat meningkatkan efisiensi mesin. panas
yang terbuang tidak dapat dimanfaatkan menjadi energi mekanis. Namun dapat dimanfaatkan
untuk menghangatkan bangunan, memproduksi air panas, atau memanaskan material dalam
skala industri.

Konversi Energi Mekanik menjadi Energi Listrik

1. Energi kimia
Energi kimia adalah suatu energi yang tersimpan di dalam persenyawaan kimia yang
berbentuk ikatan antara atom yang satu dengan atom yang lainnya. Energi kimia adalah suatu
energi yang dihasilkan dalam suatu proses kimia. Besarnya energi yang dihasilkan tergantung
dari jenis dan jumlah pereaksi dalam suatu reaksi kimia. Alat-alat yang dapat menghasilkan
energi dari reaksi kimia misalnya aki dan beterai.
2. Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling banyak digunakan.
Energi ini dipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik melalui kawat logam konduktor
yang disebut arus listrik. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain seperti
energi gerak, energi cahaya, energi panas, atau energi bunyi.

3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang disebabkan karena adanya suatu usaha yang
berhubungan dengan gerakan yang terjadi pada benda Energi mekanik terdiri dari energi
potensial dan energi kinetik. Secara matematis dapat dituliuskan :
Em = Ep + Ek
dimana Em = Energi Mekanik
a. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya
(kedudukan) terhadap suatu acuan. Sebagai contoh sebuah batu yang kita angkat pada
ketinggian tertentu memiliki energi potensial, jika batu kita lepas maka batu akan
Page 8 of 31
melakukan kerja yaitu bergerak ke bawah atau jatuh. Jika massa batu lebih besar maka
energi yang dimiliki juga lebih besar, batu yang memiliki energi potensial ini karena
gaya gravitasi bumi, energi ini disebut energi potensial bumi. Energi potensial bumi
tergantung pada massa benda, gravitasi bumi dan ketinggian benda. Sehingga dapat
dirumuskan:
Ep = m.g.h
dimana :
Ep = Energi potensial
m = massa benda
g = gaya gravitasi
h = tinggi benda

b. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Makin
besar kecepatan benda bergerak makin besar energi kinetiknya dan semakin besar
massa benda yang bergerak makin besar pula energi kinetik yang dimilikinya.
Secara matematis dapat dirumuskan:
Ek = 1/2 ( m.v2 )
Dimana :
Ek = Energi kinetik
m= massa benda
v = kecepatan benda

Macam macam perubahan bentuk energi:


a. Energy kimia menjadi energy listrik, contohnya:
1. Pada batu baterai yan gsedang digunakan
2. Aki yang sedang digunakan
b. Energy gerak atau kinetic menjadi energy listrik, contohnya:
1. Pada waktu dinamo sepeda digunakan
2. Pada waktugenerator digunakan
c. Energy listrik menjadi energy kalor atau panas, contohnya:
1. Kompor listrik yang digunakan
2. Solder listrik
3. Heater
4. Dispenser
d. Energy nuklir menjad energy listrik, contohnya: pada PLTN
e. Energy matahari menjadi energy listrik, contohnya pada system solar cell
f. Energy panas atau kalor menjadi energy listrik, contohnya pada:
1. Energy panas bumi menjadi listrik (PLTG)
2. Energy uap menjadi listrik (PLTU)

2.2 PLTU di Indonesia


PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan
kapasitas 25 MW, suhu 500 derajat C, tekanan 65 Kg/cm 2, boiler masih menggunakan pipa
biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama
Page 9 of 31
adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan
hidrogen, namun kapasitasnya masih 25 MW. Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW,
maka boilernya harus dilengkapi super hiter, ekonomizer dan tungku tekanan. Kemudian
turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih
menggunakan hidrogen. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan
mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540 derajat C dan bahan bakarnya masih
menggunakan minyak bumi.

Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak
menggunakan minyak bumi lagi melainkan batubara. Batubara yang dipakai secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas
rendah. Bila batubara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan
unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batubara yang
dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur,
Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan
pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.

PLTU batubara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada
tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan
kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton
1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan
dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batubara pada tahun 1994
kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16 persen dari total daya terpasang). Pada tahun
2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37 persen ), tahun 2008/09 mencapai
24.570 MW (48 persen ) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian
batu bara pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebsar 17,3 Twh
dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batubara
diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 Twh.

Banyaknya pemakaian batubara tentunya akan menentukan besarnya biaya


pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya (Kcal/Kg),
artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1 persen pertahun. Sedang nilai panas
ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus
dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batubara lebih

Page 10 of 31
tinggi sampai 20 persen dari pada PLTU minyak bumi. Bila batubara yang digunakan rendah
kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx dengan
demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembankit ini adalah bahan
bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah besar
serta tersebar di seluruh Indonesia.

2.3 Komponen Utama PLTU


PLTU merupakan mesin pembangkit termal yang terdiri dari komponen utama dan
komponen bantu (sistem penunjang) serta sistem-sistem lainnya. Komponen utama terdiri dari
empat komponen, yaitu:
1. Boiler (ketel uap)
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air menjadi
uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan memanaskan air yang berada
didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan
udara dari luar.
Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang
tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran,
dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa
berisi air disebut dengan water tube boiler (boiler pipa air).

Dalam pengoperasiannya, boiler ditunjang oleh beberapa peralatan bantu


seperti economizer, ruang bakar, dinding pipa, burner, steam drum, superheater dan
cerobong.
a. Economizer

Page 11 of 31
Economizer atau pemanas awal berfungsi untuk memanaskan air pengisi ketel
sebelum masuk ke boiler. Pemanasan awal ini perlu yaitu untuk meningkatkan
efisiensi ketel dan juga agar tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar di dalam
boiler yang dapat mengakibatkan keretakan dinding boiler.

b. Ruang bakar (furnace)


Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang dindingnya terdiri dari pipa-pipa
air. Pada sisi bagian depan terdapat sembilan burner yang letaknya terdiri atas 3
tingkat tersusun secara mendatar.

c. Dinding pipa (wall tube)


Merupakan dinding di dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat
penguapan air. Dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang berderet secara
vertikal.

d. Burner
Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi menjadi bagian-
bagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran dengan udara. Bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) dipergunakan untuk pembakaran awal. Sedangkan bahan
bakar utamanya adalah residu.
Penyalaan burner tergantung pada beban beban dari unit. Burner Management
System (BMS) adalah penyaluran konfigurasi penyalaan burner pada saat start up atau
shut down dan load change. Jumlah burner yang menyala atau mati tergantung pada
beban generator yang sebanding dengan kapasitas bahan bakar untuk memproduksi
uap pada boiler. Konfigurasinya diatur supaya pemanasan dalam ruang bakar merata
dan efisien. Penyalaan boiler yang tidak seimbang dengan beban generator dapat
mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur uap.

e. Steam drum
Steam drum adalah alat pada boiler yang berfungsi untuk menampung feed
water dalam pembuatan uap yang temperaturnya cukup tinggi dan berupa campuran
air dan uap. Di dalam steam drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuaran feed
water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator sehingga uap air pada campuran

Page 12 of 31
akan jatuh dan masuk ke saluaran primary dan secondary superheater. Uap yang telah
dipisahkan oleh separator masuk ke cevron dryers. Disini uap mengalami pemisahan
yang terakhir sehingga didapat uap jenuh. Air yang jatuh dialirkan ke bagian bawah
dari drum secara gravitasi dan mengalir ke dalam tempat penampungan kemudian
keluar melalui down corner dan uap jenuh akan keluar dari dry box.
2. Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga poros turbin
berputar. Akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar turbin turun
hingga hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor, sedangkan
tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator. Saat ini hampir semua
mesin turbin uap adalah dari jenis turbine condensing atau uap keluar turbin (exhaust
steam) dialirkan ke kondensor.
3. Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses perubahan
nya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa
(tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam
pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin
digunakan air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada
pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara
luar, maka temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan
temperatur.
4. Transformator Tenaga
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurka tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya. Dalam sistem PLTU unit III terdapat tiga macam transformator, yaitu :

a. MAT (Main Auxiliary Transformer)

Page 13 of 31
MAT adalah trafo utama untuk pemakaian sendiri yang dipasang paralel dengan
trafo generator, berfungsi untuk menurunkan tegangan pembangkitan 18 KV menjadi 4.16
KV. Pada saat sistem keadaan normal seluruh kebutuhan tenaga listrik untuk peralatan
listrik maupun penerangan disuplai oleh trafo ini.

b. RAT (Reserve Auxiliary Transformer)


PLTU Unit III mempunyai 2 set trafo cadangan yang diparalelkan. Bila generator
mengalami gangguan atau over houl sehingga trafo utama tidak berfungsi maka daya listrik
untuk start-up pembangkit unit III disuplai dari bus 150 KV melalui trafo cadangan ini.
Jadi trafo ini menurunkan tegangan dari 150 KV menjadi 4160 V.

c. Trafo generator (Generator Transformer)


Trafo generator berfungsi menaikkan tegangan pembangkitan 18 KV memjadi 150
KV yang di pasok pada bus A dan B 150 KV yang berhubungan langsung dengan saluran
transmisi, pada system interkoneksi se Jawa.

Bagian-bagian Transformator
a. Peralatan Utama
1. Inti Besi
Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
2. Kumparan Transformator
Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan.
Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat
seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.
3. Minyak Transformator
Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam
minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut
berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

Page 14 of 31
4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antar konduktor tersebut dengan tangki trafo.
5. Tangki-Konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada
(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
b. Peralatan Bantu
1. Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat atau
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator.
Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan
suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara
luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak-udara
atau gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (Radiator).
2. Tap Changer (Perubah Tap)
Tap Changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan
jaringan atau primer yang berubah-ubah. Tap changer yamg hanya beroperasi untuk
memindahkan tap transformator dalam keadaan tidak berbedan disebut Off Load Tap
Changer dan hanya dapat dioperasikan manual. Transformator Generator, MAT, RAT
mempunyai pengubah tap tanpa beban.
3. Alat Pernapasan (Silica gel)
Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar,
maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak
keluar dari tangki, senaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator. Akibat pernapasan transformator tersebut maka permukaan minyak

Page 15 of 31
akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan
menurunkan nilao tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal
tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan,
berupa tabung kaca berisi kristal zat hygroskopisn sehingga dapat dilihat warnanya.
4. Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya
indikator pada transformator sebagai berikut :
- Indikator suhu minyak
- Indikator permukaan minyak
- Indikator sistem pendingin
- Indikator kedudukan tap
- Dan sebagainya
c. Peralatan Proteksi
1. Rele Bucholz
Alat rele bucholz atau rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas.
2. Pengaman Tekanan Lebih
(Explosive Membrane atau Pressure-Relief Vent) Alat ini berupa membran
yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai
pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam
tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari
kekuatan tangki transformator.
3. Rela Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay)
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele burcholz, yakni pengaman terhadap
gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan
tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT.
4. Rela Differensial
Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam transformator
antar lain, Flash Over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan
tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
5. Rele Arus Lebih

Page 16 of 31
Berfungsi mengamankan transformatro dari arus yang melebihi dari arus yang
telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi
oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.
6. Rele Tangki Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.
7. Rele Hubung Tanah
Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu phasa
ke tanah.
8. Relay Termis
Berfungsi untuk mencegah atau mengamankan transformator dari kerusakan
isolasi kumparan, akibata adanya panas lebih yang ditimbylkan akibat arus lebih.
Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.

d. Peralatan Tambahan Untuk Pengaman Transformator


Pemadam kebakaran (transformator-transformator besar) Sistem pemadam
kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan. Fungsi
yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo. Penyebab trafo terbakar adalah karena
gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga pada trafo akan mengalir arus
maksimumnya. Jika proses tersebut berlangsung cukup lama karena rele tidak operasi dan
tidak operasinya rele juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan PMT, rele rusak,
dan sumber DC yang tidak ada serta kerusakan wiring.

2.4 Prinsip Kerja PLTU Batubara


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara adalah sebuah instalasi pembangkit
tenaga listrik menggunakan mesin turbin yang diputar oleh uap yang dihasilkan melalui
pembakaran batubara. PLTU batubara adalah sumber utama dari listrik dunia saat ini. Sekitar
60% listrik dunia bergantung pada batubara karena biaya PLTU batubara.
Seperti kita ketahui bahwa PLTU batu bara merupakan jenis pembangkit terbesar yang
dikembangkan oleh pemerintah Indonesia (PLN) untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik
dan untuk mengurangi ketergantungan BBM pada PLTD (Diesel). Ini tercermin pada program
percepatan listrik nasional tahap pertama dan kedua, walaupun porsinya dikurangi di tahap
kedua. Prinsip kerja PLTU batubara secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah.

Page 17 of 31
Keterangan gambar:
1. Cooling tower
2. Cooling water pump
3. Transimission line 3 phase
4. Transformer 3-phase
5. Generator Listrik 3-phase
6. Low pressure turbine
7. Boiler feed pump
8. Condenser
9. Intermediate pressure turbine
10. Steam governor valve
11. High pressure turbine
12. Deaerator
13. Feed heater
14. Conveyor batubara
15. Penampung batubara
16. Pemecah batubara
17. Tabung Boiler
18. Penampung abu batubara
19. Pemanas
20. Forced draught fan
21. Preheater
22. combustion air intake

Page 18 of 31
23. Economizer
24. Air preheater
25. Precipitator
26. Induced air fan
27. Cerobong

Prinsip kerja PLTU batubara secara singkat adalah sebagai berikut :


1. Batubara dari luar dialirkan ke penampung batubara dengan conveyor (14) kemudian
dihancurkan dengan the pulverized fuel mill (16) sehingga menjadi tepung batubara.
2. Kemudian batubara halus tersebut dicampur dengan udara panas (24) oleh forced draught
fan (20) sehingga menjadi campuran udara panas dan bahan bakar (batu bara).
3. Dengan tekanan yang tinggi, campuran udara panas dan batu bara disemprotkan kedalam
Boiler sehingga akan terbakar dengan cepat seperti semburan api.
4. Kemudian air dialirkan keatas melalui pipa yang ada dinding Boiler, air tersebut akan
dimasak dan menjadi uap, dan uap tersebut dialirkan ke tabung boiler (17) untuk
memisahkan uap dari air yang terbawa.
5. Selanjutnya uap dialirkan ke superheater(19) untuk melipatgandakan suhu dan tekanan
uap hingga mencapai suhu 570C dan tekanan sekitar 200 bar yang meyebabkan pipa ikut
berpijar merah.
6. Uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi inilah yang menjadi sumber tenaga turbin
tekanan tinggi (11) yang merupakan turbin tingkat pertama dari 3 tingkatan.
7. Untuk mengatur turbin agar mencapai set point, kita dapat menyeting steam governor
valve (10) secara manual maupun otomatis.
8. Suhu dan tekanan uap yang keluar dari Turbin tekanan tinggi (11) akan sangat berkurang
drastis, untuk itu uap ini dialirkan kembali ke boiler re-heater (21) untuk meningkatkan
suhu dan tekanannya kembali.
9. Uap yang sudah dipanaskan kembali tersebut digunakan sebagai penggerak turbin tingkat
kedua atau disebut turbin tekanan sedang (9), dan keluarannya langsung digunakan untuk
menggerakkan turbin tingkat 3 atau turbin tekanan rendah (6).
10. Uap keluaran dari turbin tingkat 3 mempunyai suhu sedikit diatas titik didih, sehingga
perlu di alirkan ke condensor (8) agar menjadi air untuk dimasak ulang.
11. Air tersebut kemudian dialirkan melalui deaerator (12) oleh feed pump (7) untuk dimasak
ulang. awalnya dipanaskan di feed heater (13) yang panasnya bersumber dari high
pressure set, kemudian ke economiser (23) sebelum di kembalikan ke tabung boiler(17).
Page 19 of 31
12. Sedangkan Air pendingin dari condensor akan di semprotkan kedalam cooling tower (1) ,
dan inilah yang meyebabkan timbulnya asap air pada cooling tower. kemudian air yang
sudah agak dingin dipompa balik ke condensor sebagai air pendingin ulang.
13. Ketiga turbin di gabung dengan shaft yang sama dengan generator 3 phase (5), Generator
ini kemudian membangkitkan listrik tegangan menengah ( 20-25 kV).
14. Dengan menggunakan transformer 3 phase (4) , tegangan dinaikkan menjadi tegangan
tinggi berkisar 250-500 kV yang kemudian dialirkan ke sistem transmisi 3 phase.
15. Sedangkan gas buang dari boiler di isap oleh kipas pengisap(26) agar melewati
electrostatic precipitator (25) untuk mengurangi polusi dan kemudian gas yg sudah
disaring akan dibuang melalui cerobong (27)

PLTU Batubara terbesar se-Asia Tenggara berkapasitas 2 x 1000 megawatt rencananya


dibangun di Batang, Jawa Tengah dengan menggunakan teknologi terbaru dan pertama kali
diterapkan Indonesia, yakni teknologi USC (Ultra Super Critical) dengan menggunakan
peralatan penangkap sulfur (FGD) filter debu.

2.5 Efisiensi
Energi yang terdapat dalam bahan bakar pada boiler dalam PLTU bisa dihitung dengan
rumus:
Em = Ek + Eb
Em : Energi yang terdapat dalam bahan bakar pada boiler
Ek : Energi efektif pada poros turbin
Eb : energi yang terbuang melalui kondensor
Efisiensi bisa dihitung dengan rumus :
n = Ek / Em = (Em - Ek)/Em
Bila pada PLTU batubara tekanan kondensornya turun, maka daya gunanya
meningkat. Biasanya tekanan kondensor berhubungan langsung atau berbanding lurus dengan
besarnya suhu air pendingin yang berasal dari uap pada kondensor. Jadi bila suhu itu rendah,
maka tahanannya juga rendah dan pada suhu terendah akan dihasilkan atau terjadi tekanan
jenuh. Karena air pendingin itu biasanya terdiri dari air yang berasal dari uap turbin dan air
berasal dari laut dan sungai. Akibatnya suhu terendah besarnya sesuai dengan air yang
digunakan sehingga tekanan jenuh sulit diperoleh. Peningkatan daya guna bisa dilakukan
dengan pemanasan ulang dan pembakaran batu bara yang kurang bermutu.
1. Pemanasan Ulang
Page 20 of 31
Hal ini bisa dilakukan dengan membagi turbin menjadi dua bagian yaitu bagian
tekanan tinggi (TT) dan bagian tekanan rendah (TR) yang berada pada satu poros.
Dengan demikian pembangkit ini mempunyai susunan sebagai berikut : Boiler - TT - TR
- Generator.

Cara kerjanya :
Uap dari boiler dimasukan atau dialirkan ke bagian TT, setelah uap itu dipakai
dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang. Kemudian uap dari boiler itu
dialirkan lagi ke turbin TR untuk dipakai sebagai penggerak generator. Dengan demikian
jumlah energi yang bisa dimanfaatkan menjadi besar akibatnya daya guna atau efiseinsi
menjadi besar pula. Dari sini bisa disimpulkan bila turbin dibagi menjadi tiga bagian
yaitu TT, TM, dan TR maka energi yang diperoleh juga besar, hal ini biasanya digunakan
pada mesin dengan ukuran besar.
Meningkatnya suhu (hingga mencapai 560 C) dan tekanan (hingga mancapai
250 kg/cm2) uap tentunya menyebabkan pertumbuhan PLTU menjadi lebih pesat. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya efisiensi dan keandalan. Dengan meningkatnya daya
berarti desain boiler juga harus diperbaiki yaitu dilengkapi dengan peralatan
pengendalian NOx, peralatan untuk mengeluarkan sulfur dari gas buang dan peralatan
untuk mencegah berbagai partikel keluar dari cerobong. Peningkatan efisiensi pada PLTU
bisa juga dilakukan dengan cara menambah panjang sudu. Hal ini karena dengan sudu-
sudu yang panjang berarti rugi-ruginya akan berkurang.

2. Pembakaran Lapisan Mengambang Bertekanan

Proses pembakarannya menggunakan udara bertekanan atau dikompres berarti


perpindahan panasnya meningkat akibatnya suhu uap dan gas buang juga meningkat. Gas
buang yang panas ini setelah dibersihkan bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin
gas yang digandeng dengan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Jadi energi listrik
pada proses pembakaran ini dihasilkan oleh uap dan gas buang, hal inilah yang
menyebabkan efisiensi pada pembakaran seperti ini meningkat. Selain dari itu turbin gas
juga menghasilkan gas buang yang cukup panas yang bisa digunakan untuk memanaskan
air yang keluar dari kondensor turbin uap yang selanjutnya dimasukkan ke boiler sedang
gas yang sudah dingin di buang ke udara melalui cerobong. Dengan menggunakan

Page 21 of 31
pembakaran lapisan mengambang bertekanan, maka batubara yang bermutu rendah bisa
dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.

2.6 Teknologi Gasifikasi Batubara


Teknologi gasifikasi diklaim sebagai teknologi batubara yang bersih dan efisien.
Diperkirakan di awal abad ke-21, PLTU-batubara dengan teknologi gasifikasi akan
mengeluarkan 99 % lebih sedikit sulfur dioksida (SO2) dan abu terbang, serta 90 % kurang
nitrogen oksida (NOx) dari PLTU-batubara masa kini. PLTU-batubara gasifikasi juga
diperkirakan dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) dengan 35 40 %, menurunkan
buangan padat dengan 40 50 % dan menghasilkan penghematan biaya daya 10 20 %.
Karena memiliki cadangan batubara yang cukup besar, terutama yang berupa lignit, teknologi
gasifikasi di masa mendatang menjadi sangat penting bagi Indonesia .
Teknologi pencairan batubara masih banyak terganggu oleh biaya yang tinggi. Negara
yang paling maju dalam bidang ini adalah Afrika Selatan yang memiliki beberapa pabrik
batubara cair yakni Sasol One di Sasolburg, yang berproduksi sejak pertengahan 1950an,
Sasol Two di kota Secunde yang berproduksi sejak tahun 1980, dan Sasol Three,
berproduksi sejak tahun 1982. Tetapi, pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat
dari energi yang dihasilkan. Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik
bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton CO2 per tahun. CO2 merupakan salah
satu penyebab utama global warming atau efek rumah kaca.
Pakar energi Kadek Fendy Sutrisna menilai proses gasifikasi atau batubara cair belum
bisa mengurangi emisi gas karbondioksida dan belum bisa meningkatkan efisiensi bahan
bakar. Walaupun PLTU dengan teknologi batubara bersih mampu mengurangi 90 % gas
buangan dan abu terbangnya pada saat beroperasi, namun polutan selama proses pembuatan
batubara cair atau gas yang dihasilkan masih cukup tinggi.

2.7 Sistem yang Terdapat pada PLTU

Page 22 of 31
Pada prinsipnya PLTU mempunyai sIstem ATAU siklus aliran, yaitu:
1. Sistem Air Pendingin
Air laut, sebelum masuk ke bak Water Intake (1), melalui bar screen dan terlebih
dahulu disemprot dengan larutan Chlorine dari Chloropac yang untuk melemahkan
binatang-binatang laut. Melalui travelling screen (berfungsi sebagai pembersih kotoran
yang mungkin terbawa masuk ke dalam bak penampungan), air dipompa oleh CWP (2)
yang berada di Water Intake melalui Pressure Tunnel (3) menuju Condenser (4)untuk
mendinginkan uap bekas melalui pipa-pipa masuk atau keluar Kondensor dan selanjutnya
dibuang lagi ke laut melalui outlet tunnel (5).
2. Sistem Air dan Uap
Air kondensat dari Condenser (4) dipompa oleh Condensate Pump (6)melalui
Low Pressure Heater I (7) dan Low Pressure Heater II (8) guna menaikkan temperatur air
kondensat yang menuju ke Deaerator (9) untuk proses pembuangan O2 yang terkandung
dalam air kondensat, dengan sistem penyemprotan uap yang diambil dari Extraction
Steam Turbin. Boiler Feed Pump (10) berfungsi memompa air dari Deaerator, melalui
High Pressure Heater I (11) dan High Pressure Heater II (12),untuk menaikkan
temperatur air Feed Pump menuju Steam Drum (13). Dari sini, air lalu didistribusikan ke
seluruh pipa Water Wall (14) untuk proses pemanasan dalam Boiler hingga mencapai
temperatur dan tekanan yang sesuai kebutuhanmelalui Super Heater (15) menuju Steam
Line (16) untuk memutar sudu-sudu Turbin (17). Sebagian uap bekas untuk pemanas Low
Pressure Heater dan Deaerator serta High Pressure Heater yang telah berekspansi

Page 23 of 31
tersebut, kemudian diembunkan menjadi air kondensat dalam Kondensor dan ditampung
dalam Condensate Tank.
3. Sistem Bahan Bakar
Bahan bakar berupa residu atau MFO dari Bunker Pertamina dipompakan ke
Tangki Persediaan PLTU - dengan pompa Main Fuel Oil Pump (18) melalui Heater Set
(19) yang berfungsi menaikkan temperaturnya untuk memudahkan proses pengabutan
bahan bakar di Burner (20) dalam ruang bakar Boiler (21) yang berjumlah 6 buah.
Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan uap yang dibutuhkan dalam sistem.
4. Sistem Udara Pembakaran
Dalam proses pembakaran, udara luar yang dihasilkan oleh kipas tekan paksa
Force Draught Fan (22) terlebih dahulu melalui Air Heater (23) dan Wind Box (24) yang
selanjutnya menuju ruang bakar. Dalam Air Heater sendiri sudah terjadi proses
pemanasan yang dihasilkan dari gas bekas hasil pembakaran Boiler. Akan terjadi proses
tukar temperatur dalam ruang Air Heater. Selanjutnya, udara bekas pembakaran langsung
dibuang ke atmosfer melalui cerobong atau Stack (25).
5. Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
Putaran turbin uap yang dikopling dengan poros Generator (26) akan
menghasilkan tenaga listrik yang sebagian dipakai untuk pemakaian sendiri melalui
Auxiliary Transformer (27), sedangkan selebihnya dinaikkan tegangannya sesuai
kebutuhan dengan Trafo Utama atau Main Transformer (28). Selanjutnya, tenaga listrik
tersebut dihubungkan oleh PMT atau Breaker (29) ke Switch Yard yang paralel dengan
transmisi.
6. Sistem Air Penambah
Di dalam sistem air dan uap tentu ada beberapa kebocoran sehingga diperlukan
penambahan untuk memenuhi kebutuhan. PLTU Perak Unit 3 dan 4 telah dilengkapi
dengan sistem pembuatan air penambah dengan:
a. Sistem Flash Evaporator (30) yang berfungsi mengubah air laut menjadi air sulingan
dalam Flash Evaporator. Media yang digunakan untuk air pemanas diambil dari uap
bekas turbin (Extraction). Air sulingan tersebut lalu dipompa lagi melalui Distillate
Pump menuju Raw Water Tank (32) ditambah dari PIT (PDAM) (31) serta masih
dilengkapi dengan saluran pembuangan otomatis sebagai pengaman. Jika terjadi
konduktifitas tinggi, maka air sulingan tersebut langsung terbuang secara otomatis.

Page 24 of 31
b. Sistem Demi-Plant (33) untuk memurnikan air penambah dan menampungnya dalam
Demi-Tank (34) yang kemudian bisa digunakan sesuai kebutuhan dalam unit melalui
Make-up pump.

2.8 Efek Lingkungan


Pembangkit Listrik dari bahan bakar batubara (PLTU) jika tidak dikelola dengan baik
dan benar dapat mendatangkan bencana bagi manusia dan lingkungan; terutama polusi oleh
asap dari hasil pembakaran batubara dalam tungku pembangkit listrik tenaga uap. Sebagai
contoh kasus di Amerika Serikat, data Earth Policy Institute di Washington DC menyebutkan
bahwa karena pencemaran udara oleh Pembangkit Listrik Tenaga Batubara, rata-rata pertahun
telah menyebabkan 23.600 kasus kematian, 554.000 kasus asma, 16.200 kasus bronkitis
kronis, dan 38.200 kasus serangan jantung.
Di Indonesia, meskipun berdasarkan Undang-Undang No. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup setiap Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (=PLTU)
diwajibkan untuk memakai scrubbers (flue-gas desulphurizer) untuk mengurangi kadar
polutan yang dikeluarkannya, namun pembangkit listrik tenaga batubara di negeri ini tetap
memegang peranan penting dalam hal pencemaran udara secara keseluruhan. Beberapa
polutan utama yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Batubara, sebagai berikut:
Pembangkit Listrik Tenaga Batubara menghasilkan gas SOx yang dikenal sebagai
sumber gangguan paru-paru dan berbagai penyakit pernafasan;
Pembangkit Listrik Tenaga Batubara menghasilkan gas NOx, yang bersama dengan
gas SOx adalah penyebab dari fenomena "hujan asam". Fenomena ini diperkirakan
dapat membawa dampak buruk bagi peternakan dan pertanian;

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara menghasilkan gas COx yang membentuk lapisan
yang menyelubungi permukaan bumi dan menimbulkan efek rumah kaca green-
house effect yang pada akhirnya menyebabkan pergeseran cuaca/pemanasan global;

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara menyebabkan pencemaran logam-logam berat


seperti Pb, Hg ,Ar, Ni, Se dan lain-lain, dengan kadar jauh di atas normal;

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara menghasilkan partikel-partikel debu yang juga


mengadung unsur-unsur radioaktif yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Partikel
radioaktif tersebut umumnya bercampur dengan berbagai unsur lainnya, termasuk
isotop radioaktif seperti uranium dan thorium. Unsur-unsur tersebut berasal dari hasil

Page 25 of 31
pembusukan produk, radium dan radon. Akibat pembakaran, beberapa partikel
radioaktif ringan, seperti gas radon menguap dan tinggal (menumpuk) di atmosfir,
namun sebagian besar masih berada di sekitar pembangkit listrik dalam bentuk
limbah-abu batubara. Karena itu, Oak Ridge National Laboratory di Amerika Serikat
memperkirakan bahwa jumlah paparan radiasi dari orang yang tinggal dekat
pembangkit listrik tenaga batu bara lebih tinggi beberapa kali daripada orang yang
tinggal dengan jarak yang sama dengan reaktor nuklir;

sebagai kondensator dari siklus uap air primer, pembangkit listrik tenaga batubara juga
memanfaatkan air dari sumber yang berdekatan dengan lokasinya. Oleh karena itu,
polusi air yang disebabkan oleh generator (lebih-kurang dua pertiga dari panas yang
dihasilkan oleh bahan bakar) terpaksa dilepas ke lingkungan melalui sikius pendingin,
sehingga air yang keluar dari siklus sekunder ini akan mengalami kenaikan suhu yang
dapat menggangu kesetimbangan ekosistim dari organisme yang hidup di sumber air
tersebut. Dampak negatif ini bahkan akan semakin bertambah dengan adanya bahan-
bahan kimia pemurni air yang dicampurkan sebelum air tersebut masuk ke siklus
pendingin.

Pembakaran batubara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, serta telah
dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia batubara sulit memindahkan
pengotor dari bahan bakar padat untuk pembakaran. Hujan asam disebabkan oleh emisi
nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara. Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di
atmosfer, menciptakan bahan asam (asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.

Karbon dioksida
Pembangkit listrik tenaga batubara bertanggung jawab penuh terhadap sebagian besar
dari emisi karbon dioksida di seluruh dunia, dan 41% dari seluruh emisi karbon dioksida yang
dihasilkan oleh manusia. Karbon dioksida diproduksi secara alami oleh alam melalui letusan
gunung berapi, pemecahan biologis, atau respirasi organisme hidup. Karbon dioksida diserap
oleh tanaman melalui fotosintesis atau perairan, misanya lautan. Peningkatan kadar karbon
dioksida di atmosfer memicu perubahan iklim termasuk pemanasan global.

Partikulat
Masalah lainnya dari pembakaran batubara adalah emisi partikulat yang menjadi
ancaman serius bagi kesehatan. Pembangkit listrik tenaga batubara memindahkan partikulat
Page 26 of 31
dari gas sisa hasil pembakaran dengan baghouse filter atau electrostatic precipitator. Materi
partikulat terdiri yang utama adalah abu ringan, namun ada juga sulfat dan nitrat. Abu ringan
mengandung bahan yang tidak dapat terbakar yang tersisa setelah pembakaran. Ukuran
partikulat bervariasi dari yang berukuran lebih besar dari 2,5 mikrometer hingga yang
berukuran lebih kecil dari 0.1 mikrometer. Semakin kecil ukuran, semakin sulit dihilangkan.
Terdapat beberapa metode untuk menghilangkan emisi partikulat agar tidak mencemari
atmosfer:
Baghouse filter, yang mengumpulkan partikel abu
Electrostatic precipitator, yang menggunakan tegangan tinggi untuk menghasilkan
medan listrik untuk menangkap partikel abu

cyclone collector, menggunakan prinsip sentrifugasi untuk menangkap partikel

Alternatif bahan bakar fosil


Alternatif bahan bakar batubara meliputi energi nuklir, energi surya, dan energi terbarukan
lainnya.

2.9 Daftar PLTU Terbesar Dunia


Pembangkit Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara merupakan salah satu jenis
pembangkit yang terbanyak didunia. Kapasitas PLTU bervariasi di seluruh dunia. Berikut
daftar PLTU dengan kapasitas terbesar di dunia.
1. PLTU Taichung (Taiwan)
PLTU Taichung terletak di Longjing, Taichung, Taiwan. Kapasitas
pembangkitannya 5.500 MW yang merupakan pembangkit listrik tenaga uap terbesar di
dunia, yang juga merupakan pembangkit listrik (dari seluruh jenis pembangkit listrik)
dengan emisi karbondioxida terbesar di dunia, sekitar 40 juta ton per tahun.
PLTU ini terdiri atas 10 unit pembangkitan yang masing-masing berkapasitas 550
MW. Empat unit pertama dikomisioning pada tahun 1991 dan 1992. Pada tahun 1996 s.d
1997, empat unit baru ditambahkan. 2 unit selanjutnya dipasang pada tahun 2005 dan
2006. Ada rencana untuk menambah kapasitas berupa dua buah unit berkapasitas 800
MW pada tahun 2016.
Selain 10 turbin uap batubara, PLTU Taichung juga memiliki empat gas turbin
berkapasitas 280 MW dan 22 turbin uap yang berkapasitas 44 MW, sehingga total daya

Page 27 of 31
pembangkitannya adalah 5824 MW. Pembangki ini digunakan untuk memasok base load.
Adapun listriknya dijual kepada Taipower dalam kontrak selama 25 tahun
2. PLTU Belchatow (Polandia)
PLTU Belchatow berkapasitas 5.420 MW yang terletak Belchatow di Lodz
Voivodeship, Polandia. PLTU ini merupakan PLTU terbesar di Eropa yang mampu
memproduksi 27-28 TWh listrik pertahunatau sekitar 20% dari total pembangkitan
Polandia. PLTU dimiliki dan dioperasikan oleh PGE GIEK Oddzia Elektrownia
Bechatw yang merupakan anak perusahaan Polska Grupa Energetyczna.

3. PLTU Tuoketuo (China)


PLTU Tuoketuo berkapasitas 5400 MW terletak di daerah Inner Mongolia, China.
PLTU ini dikomisioning pada bulan November 1995 dan dimiliki oleh Tuoketuo Power
Company.

4. PLTU Guodian Beilun (China)


PLTU Guodian berkapasitas 5000 MW terletak di District Beilun, Ningbo,
Zhwjiang, China. PLTU ini memiliki 5 unit 600 MW dan 2 unit 1000 MW.

5. PLTU Waigaoqiao (China)


PLTU Waigaoqiao berkapasitas 5000 MW terletak di Pudong, Shanghai China.
PLTU ini mampu memproduksi hingga 11.4 TWh energi perbulan. PLTU PLTU
Waigaoqiao dimiliki oleh China Power Investment.

6. PLTU Jiaxing (China)


PLTU Jiaxing berkapasitas 5000 MW terletak di Zhejiang, China.

7. PLTU Guohoa Taishian (China)


PLTU Taishian terletak di Taishan, Jiangmen, Guangdong, China. Kapasitasnya adalah
5.000 MW.

8. PLTU Yingkou (China)


PLTU Yingkou merupakan pembangki besar di China dengan kapasitas 4.840 MW.
Bahan bakarnya adalah batubara.

9. PLTU Mundra (India)


PLTU Mundra berkapasitas 4.620 MW, merupakan PLTU terbesar di India terletak di
Mundra,Gujarat, India. Batubara yang digunakan di PLTU ini berasal dari Indonesia.
Page 28 of 31
10. PLTU Shengtou (China)
PLTU Shengtou berkapasitas 4.600 MW

Page 29 of 31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Batubara mempunyai banyak manfaat khususnya dalam bidang industri. Dalam
industri PLTU, batubara digunakan sebagai bahan bakar. PLTU batubara merupakan jenis
pembangkit terbesar yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia (PLN) untuk mengatasi
kekurangan pasokan listrik dan untuk mengurangi ketergantungan BBM pada PLTD (Diesel).
Ini tercermin pada program percepatan listrik nasional tahap pertama dan kedua, walaupun
porsinya dikurangi di tahap kedua.
Batubara menjadi salah satu bahan bakar utama pada pembangkit listrik di beberapa
negara seperti China, India, Australia, Jepang, Jerman dan beberapa negara lain. Batubara
menjadi bahan bakar yang dikonversikan ke dalam bentuk uap panas dan menjadi sumber
tenaga pembangkit listrik. Batubara akan dihancurkan dengan mesin penggiling dan berubah
menjadi bubuk halus kemudian akan dibakar dalam sebuah mesin dengan sistem ketel uap.
Uap akan ditampung dalam sebuah tempat khusus dan disalurkan ke turbin yang berisi
kumparan magnet. Selanjutnya kumparan magnet yang bergerak cepat akan menghasilkan
listrik. Bahkan proses ini akan diulang sebanyak dua kali sehingga sangat hemat.
Pembangkit Listrik dari bahan bakar batubara (PLTU) jika tidak dikelola dengan baik
dan benar dapat mendatangkan bencana bagi manusia dan lingkungan. Terutama peningkatan
kadar karbon dioksida di atmosfer yang memicu perubahan iklim termasuk pemanasan global
serta masalah lainnya dari pembakaran batubara adalah emisi partikulat yang menjadi
ancaman serius bagi kesehatan

3.2 Saran
Tidak ada gading yang tidak retak. Namun dari keretakan itulah nampak keasliannya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah Teknologi Batubara ini, masih
terdapat kekurangan sebab pada hakikatnya manusia adalah tempat salah dan dosa (dalam Al
Hadits Al Insanu Minal Khotto). Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan
sebagai tolak ukur motivasi dalam pembuatan makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari.

Page 30 of 31
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2014. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Online:


http://ahmadelc.blogspot.com/2014/01/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu.html (Diakses
pada 28 Februari 2016).
Almanda, Deni. 2016. Meningkatkan Efisiensi PLTU Batubara. Online:
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1093850482&9 (Diakses pada 28
Februari 2016).
Anonim. 2015. Proses Produksi Pembangkit Listrik Tenaga Batubara. Online:
https://www.youtube.com/watch?v=ZtVBbLuZ7Hc&feature=youtube_gdata_player
(Diakses pada 27 Februari 2016).
Husaini, Samsuir. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Batubara. Online:
https://www.greennusa.blogspot.com/2012/05/pembangkit-listrik-tenaga-batubara.html?
m=1 (Diakses pada 27 Februari 2016).
Nurdiansah, Ferdi. 2015. Analisis Teknik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Online:
http://nurdiansahferdi.blogspot.co.id/2015/01/analisis-teknis-pembangkit-listrik.html
(Diakses pada 28 Februari 2016).
Saputra, Fajar Rizki. 2015. Proses Kerja pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Bahan Bakar Batubara. Online: https://www.ptm-
production.blogspot.com/2015/06/proses-kerja-pada-sistem-pembangkit.html?m=1
(Diakses pada 27 Februari 2016).
Sutrisna, Kadek Fendy. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara. Online:
https://www.indone5ia.wordpress.com/2012/06/02/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu-
batubara-4-2/ (Diakses pada 27 Februari 2016).

Page 31 of 31

Anda mungkin juga menyukai