Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

TUGAS KHUSUS

4.1. Judul
Mengukur Kebutuhan Air pada Peralatan Cooling dan Mechanical Sealing
Di Unit Cooking.

4.2. Latar Belakang


Pemasakan chip merupakan proses utama dalam pembuatan bubur kertas di
PT Tanjung Enim Pulp and Paper. Pada unit cooking, chip yang telah memenuhi
standar ukuran akan dimasak menggunakan cairan pemasak yang berupa white
liquor. Komposisi utama white liquor adalah sodium hidroksida, sodium
sulfida, dan air.
Pemasakan dilakukan di dalam digester yang mana terjadi proses ekstraksi
lignin yang terkandung dalam chip. Tujuan dilakukannya penghilangan lignin
agar chip kehilangan zat penopang karena lignin merupakan komponen dari
dinding sel tumbuhan. Dengan demikian chip dapat menjadi bubur kertas yang
hanya mengandung serat.
Dalam proses pemasakan yang ada di unit cooking, kebutuhan air
merupakan salah satu komponen yang sering dievaluasi. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya peralatan yang membutuhkan pasokan air untuk
memenuhi kebutuhan proses. Dengan demikian pengajian kebutuhan air
penting dilakukan terlebih kebutuhan air beragam berdasarkan jumlah produksi
pulp yang sering kali berbeda setiap harinya.

4.3. Rumusan Masalah


a. Peralatan apa saja yang membutuhkan air di unit cooking?
b. Berapa kebutuhan air di unit cooking?

4.4. Tujuan
a. Mengetahui alat yang membutuhkan air di unit cooking
b. Mengetahui kebutuhan air di unit cooking

57
58

4.5. Metode Pengambilan Data


Data diambil dari Distributed Control System (DCS) PT. Tanjung Enim
Pulp and Paper pada tanggal 12 Juni 2017 dengan produksi pulp 863 adt/day.
Sementara data flowrate aktual didapat dengan menghitung laju alir air di dalam
peralatan menggunakan peralatan penghitung laju alir Eesiflo.

4.6. Tinjauan Pustaka


Pada unit pemasakan (cooking), proses pemasakan bertujuan untuk
merubah chip menjadi serat-serat individu (selulosa dan hemiselulosa), dan
memisahkan kandungan yang tidak diinginkan seperti lignin dan ekstraktif. Proses
pemasakan pulp di PT. TEL menggunakan continuous digester, pada proses
pemasakan pastinya dibutuhkan air pendingin untuk menurunkan suhu alat yang
digunakan untuk memperpanjang umur alat pabrik.

4.6.1. Pemasakan didalam Digester


Di dalam digester, chip yang sudah di proses pada zona persiapan pengisian
chip (Chip Feeding Preparation) akan memasuki beberapa zona pemasakan, mulai
dari impregnation zone, cooking zone (upper cooking dan lower cooking), main
extraction, dan washing zone. Digester merupakan tempat terjadinya proses
pemasakan yang mempunyai daerah pemasakan (cooking zone) 4 tingkat dimana
pipa sirkulasi bagian atas mengalirkan chip dan cairan dari pengeluaran HP-feeder
ke top separator di bagian atas digester dan mengembalikan cairan yang diekstrak
melalui saringan top separator ke pemasukkan pompa sirkulasi atas.
Variasi level chip digester akan mempengaruhi waktu impregnasi, chip
column compaction dan aliran cairan ke bawah perlu untuk menjaga kestabilan
level. Chip level digester dikendalikan dengan menjaga keseimbangan antara laju
chip yang masuk digester dan laju chip yang dikeluarkan dari digester.
Pengendalian level chip sangat penting untuk menjaga waktu tinggal (retention
time) yang konstan di daerah pemasakan (cooking zone).
Chip berada di daerah impregnasi di mana terjadi penetrasi oleh cairan
pemasak (cooking liquor) selama lebih kurang 30 menit sesuai kapasitas pada
waktu lebih kurang 30 menit sesuai kapasitas pada temperatur lebih kurang 117C
59

diawali impregnasi dan 129C pada akhir impregnasi.


Pada akhir impregnasi, solid tersebut turun dan mengalir melalui pusat
tabung melewati chip column menuju saringan uppercooking yang ditempatkan di
sekeliling bagian dalam shell digester. Cairan mengalir lewat saringan dan
diekstrak ke flash tank 1.Pada daerah pemasakan berlawanan arah, setelah saringan
upper cooking, chip masuk ke daerah pemasakkan lower. Chip bergerak turun
sementara cairan pemasak bergerak ke atas untuk keluar pada saringan upper
cooking. Pada daerah pemasakkan satu arah terdapat dua baris saringan pada
sirkulasi lower.
Cairan mengalir melalui saringan ke internal header pada masing-masing
baris saringan. White liquor dan cold blow ditambahkan ke bagian pemasukkan
pompa lower cooking dan masuk ke sirkulasi cairan cooking. Cairan tersebut
dipanaskan di heater sampai kurang lebih 155C. Kemudian cairan panas
dikembalikan ke tengah digester di atas saringan sirkulasi lower melalui pipa
sentral. Penambahan white liquor pada sirkulasi lower cooking dan pemasakan
menjaga chip dengan konsentrasi kimia yang merata dalam digester. Temperatur
pemasakkan diperbolehkan rendah dan menjaga seluruh pemasakkan dengan hati-
hati. Pulp dimasak mencapai kappa number rendah sementara kekuatan pulp
dipertahankan. Panambahan filtrat cold blow menurunkan konsentrasi solid dalam
filtrat selama pemasakkan chip. Lower cooking zone berfungsi untuk:
a) Menaikkan temperatur cairan pemasak,
b) Menjaga konsentrasi alkali digester dengan penambahan white liquor
yang baru,
c) Menjaga kestabilan aliran cairan ke digester, aliran cukup untuk
menunjang aliran tak searah ke daerah ekstraksi upper dan aliran searah
di daerah pemasakan,
d) Mendistribusikan filtrat cold blow yang ditambahkan pada bagian
pemasukan pompa lower cooking.

4.7. Perhitungan dan Pembahasan

4.7.1. Perhitungan
60

Peralatan yang membutuhkan air di unit cooking adalah digester, cold blow
cooler, black liquor cooler, primary condenser, chip bin relief, dan mechanical
sealing. Berikut adalah perhitungan kebutuhan air secara teoritis dan pengukuran
aktual dengan produksi pulp 863 adt/day (produksi 12 Juni 2017).

1. Rumusan
a. Perhitungan Kalor (Coulson, 2005)
=
Keterangan:
Q = jumlah kalor (J)
m = massa fluida (kg/h)
Cp = kapasitas panas (kJ/kg.oC)

b. Perhitungan Cp air (Felder, R. M., 1986)


Cp = a + bT + cT2+ dT3

Keterangan:
Cp = kapasitas panas (kJ/kg.oC)
T = temperatur (oC)
a,b,c, dan d = konstanta
2. Pengukuran Air Secara Teoritis
a. Digester

Sumber air : Mill water

Cooking product = 863 adt/d


= 776,7 bdt/day
Cooking yield = 49,5%
Shrinkage =5%
Chip needed

Chip needed = +Shrinkage
0,495

Chip needed = 0,495
+ 5% Chip needed
776,7 /
0.95 chip needed = 0,495
61

Chip needed = 1650,797 bdt/day

White Liquor Charge = 18,8% x Chip needed


= 310,34 bdt/day

White Liquor Flowrate =
310,34 /
= 101 /

= 3072673,26 L/day
Water Flowrate = White liquor Flowrate Caustic rate
= 3072673,26 L/d water flowrate (0,101 kg/L)
= 2762334,26 L/day
Massa Air =Vx
= 2762334,26 L/day x 1 kg/L
= 2762334,26 kg/day

b. Cold Blow Cooler

Pendingin : Air (sumber : mill water)


Pemanas : Cold Blow Filtrate (CBF)

Tair input : 30oC

Tair output : 85oC

TCBF input : 97 oC

TCBF output : 90 oC

Cp30oC air

Cp30oC air = a + bT + cT2+ dT3


= [33,46 + 0,688.10-2 (30) + 0,7604.10-6(30)2 + (-
3,593.10-9) (30)3] J/mol oC
= [33,46 + 0,2064 + 0,00068436 + (-0,000097011)]
J/mol oC
103 1 103 1
= 33,667
1 18 1 1
62

= 1,87 kJ/Kg K

CpCBF : 3,29 kJ/kg K

Massa CBF : 9720000 kg/day

Massa air :

Qterima = Qlepas

mair Cpair T = mcbf Cpcbf T

mair 1,87 kJ/Kg oC (85-30) oC = 9720000 kg/day 3,29 kJ/kg oC


(90-97) oC

mair = 2176486,145 kg/day

c. Black Liquor Cooler

Pendingin : Air (sumber : mill water)


Pemanas : Black Liquor (BL)

Tair input : 30oC

Tair output : 75oC

TBL input : 95oC

TBL output : 85oC

Cp30oC air : 1,87 kJ/Kg K

Cpbl : 3,29 kJ/kg K

Massa BL : 8952000 kg/day

Massa air :

Qterima = Qlepas

mair Cpair T = mcbf Cpbl T

mair 1,87 kJ/Kg oC (75-30) oC = 8952000 kg/d 3,29 kJ/kg oC


(85-95) oC

mair = 3499950 kg/day


63

d. Primary Condenser

Pendingin : Air (sumber : mill water)


Pemanas : Steam

Tair input : 30oC

Tair output : 75oC

TBL input : 125oC

TBL output : 85oC

Cp30oC air : 1,87 kJ/Kg K

Cp125oC : 1,918 kJ/kg K

Lvaporize air : 2258 kJ/kg

Massa steam : 8020 kg/day

Massa air :

Qterima = Qlepas

mair Cpair T = (msteam Cpsteam T) + (msteam


Lvaporize)

mair 1,87 kJ/Kg oC (75-30) oC = {8020 kg/d 1,918 kJ/kg oC (85-


125) oC} + {8020 kg/d 2258
kJ/kg}

mair = 223426,8116 kg/day

1. Perhitungan Aktual

Berikut data hasil pengukuran yang diperoleh menggunakan flowmeter


Eesiflo.

a. Cold blow cooler


Thickness Distance Diameter Flowrate (m3/h)
1,92 mm 290 mm 150 cm 252,53
256,43
64

255,42
260,47
259,15
259,92
260,91
261,58
Mean 258,30125

b. Black liquor cooler

Thickness Distance Diameter Flowrate (m3/h)


215 mm 291 mm 400 mm 384,15
385,01
386,35
388,5
388,77
389,76
389
388,99
389,37
389,66
388,2
389,65
390,01
391,46
391,6
392,4
390,3
391,57
Mean 389,28
65

c. Primary condenser
Thickness Distance Diameter Flowrate (m3/h)
2,44 mm 128 mm 100 mm 38,13
38,46
38,37
38,42
38,5
38,47
38,49
38,49
38,58
38,61
38,53
38,56
38,56
38,62
38,61
38,64
38,69
38,7
38,62
38,57
38,55
Mean 38,534
66

d. Chip bin relief

Thickness Distance Diameter Flowrate (m3/h)


5,94 mm 395,2 mm 250 mm 162
160,89
160,24
160,31
160,15
160,31
160,42
160,4
160,02
159,7
159,55
159,2
159,02
158,72
158,56
158,67
158,63
158,29
158,38
158,26
Mean 159,586
67

e. Mechanical sealing

Thickness Distance Diameter Flowrate (m3/h)


1,49 mm 150 mm 13,52 mm 99,23
101,63
101,68
101,59
101,05
99,03
99,65
95,5
95,51
93,22
91,13
90,98
90,97
90,89
90,97
90,64
90,75
90,73
Mean 95,2255

Perhitungan massa air aktual:

mCooling water =Vx

= V (cold blow cooler + black liquor cooler + primary condenser +


cip bin relief) x 1000 kg/m3

= (258,30125 + 389,2855 + 38,534 + 159,586) m3/h x 1000 kg/m3


68

= 845706,75 kg/h

= 20296962 kg/d

mSealing water =Vx

= 95,2255 x 1000 kg/h

= 95225,5 kg/h

= 2285412 kg/d

Total kebutuhan air di unit cooking = mcooking water + mcooling water + msealing water

= 2762334,26 kg/day + 20296962 kg/d +


2285412 kg/d

= 25344708 kg/d

4.7.2. Pembahasan
Air yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan di unit cooking bersumber dari
mill water pump yang sebelumnya telah melalui serangkaian proses pemurnian di
unit utilitas. Air tersebut kemudian dialirkan demi memenuhi kebutuhan sebagai air
pendingin (cooling water) dan sebagai sealing water. Cooling water ditujukan ke
beberapa media pendingin diantaranya digester, cold blow cooler, black liquor
cooler, primary condenser, dan chip bin relief. Sedangkan sealing water digunakan
sebagai mechanical sealing pada sejumlah pompa.
Perhitungan kebutuhan air dilakukan dengan menghitung debit air
menggunakan flowmeter portable (Eesiflo). Digunakannya flowmeter portable
dikarenakan tidak terdapatnya pengukur laju alir pada setiap peralatan yang ingin
dipantau. Flowmeter yang prinsip kerjanya menggunakan gelombang ultrasonik ini
memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu. Kelebihannya tentu saja karena
portabilitasnya yang sangat baik yang bermuara pada penghematan biaya infestasi
jika dibandingkan dengan memasang flowmeter disetiap alat. Meskipun demikian
tidak sedikit kekurangan dari flowmeter Eesiflo diantaranya pemasangan alat yang
sulit dan susahnya mendapatkan keakuratan data.
69

Pada pertihungan kebutuhan air kali ini, tidak diilakukan kajian mendalam
terhadap efisiensi ataupun perbandingan kebutuhan air secara teoritis. Perhitungan
kebutuhan air secara teoritis disuatu peralatan pendingin (media penukar panas)
melibatkan perhitungan laju alir media yang ingin didinginkan beserta temperatur
masuk dan keluar masing-masing media. Dikarenakan tidak terdapatnya pengukur
temperatur yang telah terpasang dialat maka perhitungan tidak sempat dilakukan
dikarenakan keterbatasan waktu yang ada.
Ketidakberadaan termometer disetiap alat berlanjut pada tidak
dilakukannya monitoring temperatur media yang ingin didinginkan. Media yang di
dinginkan tidak memiliki temperatur keluar yang harus diperoleh secara pas, hanya
dalam rentang temperatur saja. Hal ini dapat dimaklumi karena media yang ingin
didinginkan bukan merupakan material yang akan diproses kesuatu unit yang
seperti reaktor yang membutuhkan temperatur khusus. Material tersebut hanya
keluaran digester yang akan dimanfaatkan panasnya.
Kebutuhan air di unit cooking menyesuaikan jumlah produksi pulp
perharinya. Produksi pulp ditentukan dengan kemampuan suatu peralatan untuk
memproduksi pulp. Target produksi pulp perharinya sebesar 1400 adt/d. Adapun
kebutuhan air tertanggal 12 Juni 2017 dengan produksi pulp 863 adt/d sebesar
25344708 kg/d.

Anda mungkin juga menyukai