Anda di halaman 1dari 25

BAB VI

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

Utilitas merupakan unit yang sangat berperan penting dalam menjaga


kelangsungan proses. Sistem utilitas menjadi pusat distribusi energi, air,
pemanas dan pengolahan limbah. Unit pendukung proses yang dibutuhkan
pada pra-rancangan pabrik ini meliputi:

1. Unit penyediaan dan pengolahan air, berfungsi sebagai air proses, air
pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi untuk air perkantoran dan air
untuk perumahan.
2. Unit penyediaan pemanas, digunakan untuk proses pemanasan di alat
penukar panas.
3. Unit penyediaan bahan bakar, berfungsi menyediakan bahan bakar
untuk boiler dan generator.
4. Unit penyediaan listrik, berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk
peralatan proses maupun penerangan. Listrik diperoleh dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) dan generator set sebagai cadangan apabila PLN
mengalami gangguan.
5. Unit pengolahan limbah, berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik
yang berupa padat, cair maupun gas.

6.1 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air

6.1.1 Unit Penyediaan Air

Unit penyediaan air sangat dibutuhkan dalam sebuah industri karena


sangat berpengaruh dalam kelancaran proses industri. Unit penyediaan dan
pengolahan air ini merupakan salah satu unit yang berfungsi untuk
menyediakan air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi untuk
air perkantoran. Proses pendinginan untuk air yang digunakan sebagai
pendingin dilakukan di cooling tower. Sumber air yang didapat pada
umumnya dari air permukaan, seperti air sumur, sungai dan air laut. Untuk
42
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 43

pabrik etanolamin ini, sumber air baku yang digunakan berasal dari Filter Air
Cilegon.

Kegunaan air yang dibutuhkan di lingkungan pabrik adalah:

1. Air untuk Proses

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan air yang digunakan


untuk proses adalah:

a. Kesadahan yang dapat menyebabkan kerak.

b. Besi yang dapat menimbulkan korosi

c. Minyak dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film yang


mengakibatkan terganggunya koefisien transfer panas serta
menimbulkan endapan.

2. Air Pendingin

Faktor-faktor yang yang harus diperhatikan dalam pemilihan air yang


digunakan sebagai media pendingin:

a. Air dapat diperoleh dalam skala yang besar.

b. Dapat menyerap panas per satuan volume yang tinggi.

c. Mudah dalam pengolahannya

d. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya


temperatur pendinginan.

3. Air Umpan Boiler

Faktor-faktor yang yang harus diperhatikan dalam pemilihan air yang


digunakan untuk umpan boiler:

a. Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi seperti air yang mengandung


larutan-larutan asam, gas-gas terlarut seperti O2, CO2, H2S yang masuk

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 44

dalam air.

b. Zat-zat yang dapat menyebabkan kerak seperti garam-garam karbonat


dan silikat yang menyebabkan kesadahan dan temperatur yang tinggi
sehingga menyebabkan korosi.

c. Zat-zat yang menyebabkan foaming. Foaming adalah terbentuknya busa


atau gelembung-gelembung di permukaan air dan keluar bersama
steam. Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa
menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik dan
anorganik dalam jumlah cukup besar.

4. Air Sanitasi

Air sanitasi digunkan untuk keperluan perkantoran dan rumah tangga


perusahaan, yaitu air minum, laboratorium, dan lain-lain. Syarat-syarat air
sanitasi yang digunakan:

a. Syarat fisik:

- Suhu normal

- Warna jernih

- Tidak berasa dan tidak berbau

b. Syarat kimia:

- Tidak mengandung zat organik dan anorganik

- Tidak mengandung racun

c. Syarat biologi:

Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, seperti


Salmonella, Pseudomonas, Esherichia coli dan lain-lain.

6.1.2 Unit Pengolahan Air

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 45

Kebutuhan air diperoleh dari PT Sauh Bahtera. Namun masih memerlukan


pengolahan untuk menghindari kualitas air yang buruk untuk produksi.
Pengolahan air dapat dilakukan secara fisik dan kimia.

Tahapan-tahapan pengolahan air sebagai berikut:

a. Demineralized Water

Air demineralisasi adalah air yang tidak mengandung mineral-mineral


terlarut seperti Ca2+, Mg2+, Na+, dan logam-logam lainnya. Air dari Filter Air
Cirebon di alirkan menuju carbon filter untuk dihilangkan bau beserta kandungan
organiknya yang selanjutnya dialirkan menuju kolom kation dan anion. Pada
kolom kation terjadi proses pertukaran kation seperti Ca2+, Na+, dan Mg2+ dengan
ion H+. Sedangkan pada kolom anion terjadi pertukaran ion Cl-, SO42-, HCO3-
dengan OH-. Setelah melalui proses ion exchange , air dialirkan menuju Mixed
Bed Polizer untuk menghilangkan mineral-mineral yang masih lolos pada kolom
sebelumnya. Air yang telah di proses pada unit demineralisasi dialirkan untuk
kebutuhan air pada proses pembuatan asan formiat.

b. Bak Penyaring

Tujuannya adalah untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih lolos.


Bak penyaring terdiri dari antrasit, pasir dan kerikil sebagai media penyaring.

c. Bak Penampung Sementara

Air yang sudah disaring selanjutnya dialirkan ke tangki penampung


sementara yang siap untuk didistribusikan sebagai air perumahan/perkantoran, air
umpan boiler, air pendingin dan air proses.

d. Bak Air Pendingin

Air pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari air yang
telah digunakan dalam pabrik kemudian didinginkan dalam cooling tower.
Kehilangan air karena penguapan, terbawa udara maupun dilakukannya blow

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 46

down di cooling tower diganti dengan air yang disediakan di bak penampung
sementara. Air pendingin harus mempunyai sifat yang tidak korosif, tidak
menimbulkan kerak, dan tidak mengandung mikroorganisme yang bisa
menimbulkan lumut. Maka dari itu perlu diinjeksikan bahan-bahan kima kedalam
air pendingin sebagai berikut:

a. Fosfat berfungsi untuk mencegah timbulnya kerak.


b. Klorin berfungsi untuk membunuh mikroorganisme.

6.1.3 Unit Penyediaan Air Pendingin

Unit penyediaan air pendingin bertujuan mendapatkan air pendingin untuk


kebutuhan alat-alat yang membutuhkan air pendingin. Berikut peralatan yang
menggunakan air pendingin tersebut dapat dilihat pada tabel 6.1 sebagai berikut:

Tabel 6.1 Kebutuhan air pendingin


No. Nama Alat Satuan Kebutuhan Air Pendingin
1 R-101 kg/jam 3150,304
2 E-102 kg/jam 247,678
3 E-103 kg/jam 9595,773
4 E-105 kg/jam 740,369
5 E-107 kg/jam 2180,749
Total kg/jam 15914,873

total kebutuhan air (kg/jam)


Kebutuhan air pendingin =
densitas air (kg/m3)
15.914,873 kg/jam
Kebutuhan air pendingin =
1.000 kg/m3`
= 15,915 m3/jam

Kebutuhan air make up = 0,2 % * 15,915 m3/jam

= 3,183 m3/jam

Kebutuhan air pendingin total = 15,915 m3/jam + 3.183 m3/jam

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 47

= 19,098 m3/jam

= 458,351 m3/hari

Dapat dilihat pada Tabel 6.1 bahwa kebutuhan air pendingin sekitar
15.914,873 kg/jam, sedangkan kebutuhan air pendingin totalnya sebesar
458.351,00 m3/hari.

6.1.4 Unit Penyediaan Pemanas

Dalam suatu industri unit penyediaan kukus merupakan sistem yang paling
penting dari suatu utilitas karena kukus berfungsi sebagai pemanas pada alat
penukar panas. Berikut peralatan yang menggunakan kukus dapat dilihat pada
tabel 6.2 sebagai berikut:

Tabel 6.2 Kebutuhan Pemanas


No. Nama Alat Satuan Kebutuhan Pemanas
2 E-101 kg/jam 1709,870
3 E-104 kg/jam 13532,587
4 E-106 kg/jam 1401,849
5 E-108 kg/jam 239,062
Total kg/jam 16883,368

total kebutuhan pemanas (kg/jam)


Kebutuhan kukus =
densitas Terminol (kg/m3)
16.883,368 kg/jam
Kebutuhan kukus =
838,01 kg/m3`
= 20,147 m3/jam

Faktor Keselamatan (20%) = 20 % * 20,147 m3/jam

= 4,029 m3/jam

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 48

Kebutuhan kukus total = 20,147 m3/jam + 4,029 m3/jam

= 24,176 m3/jam

= 580,234 m3/hari

Dapat dilihat pada Tabel 6.2 bahwa kebutuhan pemanas sekitar 16.883,368
kg/jam, sedangkan kebutuhan pemanas totalnya sebesar 580.234,00 m3/hari.

6.1.5 Unit Penyediaan Air untuk Konsumsi Umum dan Sanitasi

Sumber air yang digunakan untuk konsumsi umum dan sanitasi berasal dari
air sumur. Air ini untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor,
perumahan dan pertamanan.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan pada air untuk konsumsi umum dan
sanitasi:

a. Syarat fisik:

1. Warna air jernih

2. Tidak mempunyai bau dan rasa

3. Temperatur di bawah udara luar

b. Syarat kimia:

1. Tidak mengandung zat organik

2. Tidak berbahaya dan beracun

c. Syarat biologi:

Tidak mengandung bakteri-bakteri seperti bakteri patogen.

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 49

Kebutuhan air untuk konsumsi umum, diantaranya sebagai berikut :

a. Kebutuhan Air Minum

Diasumsikan air minum yang disediakan untuk 103 orang karyawan


masing- masing membutuhkan 1,5 liter air per hari. Maka kebutuhan air minum
sebanyak 155 L/hari.

b. Kebutuhan Air Wudhu

Berdasarkan jam kerja, diperkirakan karyawan mengerjakan jadwal shalat 2


kali setiap hari di pabrik. Apabila satu kali shalat membutuhkan 4 liter air, maka
kebutuhan air wudhu untuk 103 orang sebanyak 824 L/hari.

c. Kebutuhan Laboratorium

Diperkirakan sebuah laboratorium menghabiskan air 400 liter/hari untuk


keperluan analisis dan cuci.

d. Kebutuhan MCK

Kebutuhan MCK untuk masing-masing karyawan diperkirakan sebesar 15


liter/hari. Maka, kebutuhan MCK untuk 103 orang sebanyak 1.545 L/hari.

Kebutuhan air keseluruhan untuk konsumsi umum dan sanitasi dapat dilihat
pada Tabel 6.3 berikut.

Tabel 6.3 Kebutuhan air untuk konsumsi umum dan sanitasi


No. Kebutuhan Air Kapasitas (L/hari)
1 Kebutuhan air minum 155
2 Kebutuhan air untuk mushola 824
3 Kebutuhan untuk laboratorium 400
4 Kebutuhan MCK 1.545
Total 2.924

2.924 L/hari
Kebutuhan air domestik =
1.000 L/m3`

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 50

= 2,924 m3/hari

Faktor Keamanan (20%) = 20 % * 5,281 m3/hari

= 0,585 m3/hari

Kebutuhan air domestik total = 2,924 m3/hari + 0,585 m3/hari

= 3,509 m3/jam

6.2 Unit Penyediaan Listrik

Kebutuhan tenaga listrik di pabrik Etilen Oksida ini dipenuhi oleh PT.
Cirebon Electric Power (CEP) dan generator pabrik. Hal ini bertujuan agar
pasokan tenaga listrik dapat berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan
pasokan dari CEP. Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik
karena:

a. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar


b. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan

Kebutuhan listrik di pabrik ini antara lain terdiri dari:

a. Listrik untuk keperluan penerangan


b. Listrik untuk keperluan perkantoran dan control room
c. Listrik untuk keperluan proses produksi
d. Listrik untuk keperluan lainnya

6.2.1 Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Penerangan

a. Penerangan untuk Jalan (Penerangan Jalan Umum/PJU)

Penerangan untuk jalan digunakan lampu penerangan jalan (PJU).


Berdasarkan SNI 7391:2008 dengan rumah lampu tipe A dan jenis lampu 35W
SOX dengan ketinggian tiang 6 m dan lebar jalan 6 m dan tingkat pencahayaan
3,5 LUX jarak antar tiang lampu yang diperlukan (e) adalah 38 m. Oleh karena itu
jumlah titik lampu yang diperlukan adalah:

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 51

Panjang jalan (m)


Jumlah titik lampu PJU = +1
Jarak antar tiang lampu (m)
605 m
= +1
38
= 16,921 ≈ 17 buah

b. Penerangan untuk Area Pos Keamanan

Penerangan untuk area pos keamanan digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 150 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 8 m,
lebar (L) 6 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP) 1,2,
maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:
FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 150 * 6 * 8
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 5,653 ≈ 6 buah

c. Penerangan untuk Area Parkir

Penerangan untuk area parkir mobil dan motor digunakan lampu penerangan
jalan (PJU). Berdasarkan SNI 7391:2008 dengan rumah lampu tipe A dan jenis
lampu 90W SOX dengan ketinggian tiang 8 m dan lebar area parkir 6 m dan
tingkat pencahayaan 11 LUX jarak antar tiang lampu yang diperlukan (e) adalah
35 m. Oleh karena itu jumlah titik lampu yang diperlukan adalah:

Panjang area parkir (m)


Jumlah titik lampu PJU = +1
Jarak antar tiang lampu (m)
224 m
= +1
35
= 7,4 ≈ 8 buah

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 52

d. Penerangan untuk Area Mesjid

Penerangan untuk area mesjid digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 250 LUX. Oleh karena itu untuk area mesjid dengan panjang
(P) 22 m, lebar (L) 15 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor
perencanaan (FP) 1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 250 * 22 * 15
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 64,778 ≈ 65 buah

e. Penerangan untuk Area Perkantoran

Penerangan untuk area perkantoran digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 350 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 40 m,
lebar (L) 20 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP)
1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 350 * 40 * 20
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 219,852 ≈ 220 buah

f. Penerangan untuk Area Workshop

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 53

Penerangan untuk area workshop digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 250 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 20 m,
lebar (L) 10 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP)
1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 250 * 20 * 10
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 39,259 ≈ 40 buah

g. Penerangan untuk Area Laboratorium

Penerangan untuk area laboratorium digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 500 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 20 m,
lebar (L) 10 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP)
1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 500 * 20 * 10
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 78,519 ≈ 79 buah

h. Penerangan untuk Area Klinik

Penerangan untuk area klinik digunakan jenis lampu PL jenis PowerBalance


RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V dengan initial

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 54

luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan coefficient of
utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang diperlukan
adalah 200 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 20 m, lebar (L) 6
m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP) 1,2, maka
banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 200 * 20 * 10
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 18,844 ≈ 19 buah

i. Penerangan untuk Area Kantin

Penerangan untuk area kantin digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 200 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 20 m,
lebar (L) 12 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP)
1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 200 * 20 * 12
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 37,689 ≈ 38 buah

j. Penerangan untuk Area Control Room

Penerangan untuk area control room digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 55

diperlukan adalah 350 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 20 m,
lebar (L) 10 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP)
1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 350 * 20 * 10
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 54,963 ≈ 55 buah

k. Penerangan untuk Area Training Centre

Penerangan untuk area training centre digunakan jenis lampu PL jenis


PowerBalance RC600B LED30S/865 PSD ACW W60L60GM 24W 220-240V
dengan initial luminous flux (Φ) 3100 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan
coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang
diperlukan adalah 200 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 30 m,
lebar (L) 20 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP)
1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 200 * 30 * 20
=
3100 * 0,85 * 0,58 * 1
= 94,222 ≈ 95 buah

l. Penerangan untuk Area Utilitas dan Pengelolaan Limbah

Penerangan untuk area utilitas dan pengolahan limbah digunakan jenis


lampu PL jenis Essential Smartbright LED BVP161 LED90/CW 100W 220-240V
WB GREY GM dengan initial luminous flux (Φ) 9000 lumen, loss light factor
(LLF) 0,85 dan coefficient of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat
pencahayaan (E) yang diperlukan adalah 100 LUX. Oleh karena itu untuk area
dengan panjang (P) 30 m, lebar (L) 24 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 56

faktor perencanaan (FP) 1,2, maka banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan
adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 100 * 30 * 24
=
9000 * 0,85 * 0,58 * 1
= 19,473 ≈ 20 buah

m. Penerangan untuk Area Proses

Penerangan untuk area Proses digunakan jenis lampu PL jenis Essential


Smartbright LED BVP161 LED90/CW 100W 220-240V WB GREY GM dengan
initial luminous flux (Φ) 9000 lumen, loss light factor (LLF) 0,85 dan coefficient
of utilization (CU) 0,58. Untuk area ini tingkat pencahayaan (E) yang diperlukan
adalah 100 LUX. Oleh karena itu untuk area dengan panjang (P) 100 m, lebar (L)
30 m, jumlah lampu tiap titik (n) 1 buah dan faktor perencanaan (FP) 1,2, maka
banyaknya titik lampu (N) yang diperlukan adalah:

FP * E * P * L
Jumlah titik lampu =
Φ * LLF * CU * n
1,2 * 100 * 100 * 30
=
9000 * 0,85 * 0,58 * 1
= 81,136 ≈ 82 buah

Kebutuhan listrik keseluruhan untuk penerangan dapat dilihat pada tabel 6.4

Tabel 6.4 Kebutuhan listrik untuk keperluan penerangan


Jumlah Daya
No. Area Total Daya
lampu lampu
1 Jalan 17 35 W 595 W
2 Pos Keamanan (2) 6 24 W 288 W
3 Parkir 8 90 W 720 W
4 Mesjid 65 24 W 1.560 W
5 Perkantoran 220 24 W 5.280 W
6 Workshop 40 24 W 960 W

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 57

7 Laboratorium 79 24 W 1.896 W
8 Klinik 19 24 W 456 W
9 Kantin 38 24 W 912 W
10 Control Room 55 24 W 1.320 W
11 Training Centre 95 24 W 2.280 W
12 Utilitas dan Pengelolaan Limbah 20 100 W 2.000 W
13 Proses 82 100 W 8.200 W
Total 18.275 W
Kebutuhan listrik yang diperlukan untuk seluruh penerangan pabrik
etanolamin adalah sebesar 18,275 kW

6.2.2 Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Perkantoran dan Ruang Kontrol

Kebutuhan listrik untuk keperluan perkantoran dan ruang kontrol adalah


sebagai berikut:

a. Kebutuhan listrik untuk komputer

Perincian penempatan komputer/laptop dapat dilihat pada tabel 6.5.

Tabel 6.5 Penempatan dan jumlah kebutuhan komputer


No. Ruangan Jumlah Komputer
1 Pos Keamanan 2 unit
2 Kantor 60 unit
3 Laboratorium 4 unit
4 Klinik 2 unit
5 Workshop 4 unit
6 Control Room 15 unit
Total 87 unit
Kebutuhan komputer yang digunakan adalah sebanyak 87 unit. Daya yang
dibutuhkan untuk satu unit komputer/laptop adalah 600 watt.

b. Kebutuhan listrik untuk pendingin ruangan (AC)

Ruangan yang membutuhkan AC dapat dilihat pada tabel 6.6

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 58

Tabel 6.6 Kebutuhan AC


No. Ruangan Jumlah
1 Klinik 2
2 Kantor 20
3 Laboratorium 4
4 Control Room 4
5 Kantin 2
Total 32
Kebutuhan AC yang digunakan adalah sebanyak 32 buah. Daya yang
dibutuhkan untuk satu AC adalah 600 watt.

c. Kebutuhan listrik untuk dispenser

Perincian penempatan dispenser dapat dilihat pada tabel 6.7.

Tabel 6.7 Penempatan dan jumlah kebutuhan dispenser


No. Ruangan Jumlah
1 Klinik 1
2 Kantor 10
3 Laboratorium 2
4 Control Room 2
5 Kantin 4
6 Pos Keamanan 2
Total 21
Kebutuhan dispenser yang digunakan adalah sebanyak 21 buah. Daya yang
dibutuhkan untuk satu dispenser adalah 200 watt.

d. Kebutuhan listrik untuk kamera pengawas (CCTV)

Perincian penempatan kamera pengawas dapat dilihat pada tabel 6.8.

Tabel 6.8 Penempatan dan jumlah kebutuhan kamera pengawas (CCTV)


No. Ruangan Jumlah
1 Pos Keamanan 2
2 Area Proses 8

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 59

3 Kantor 6
4 Ruang Kontrol 2
5 Area Parkir 4
6 Jalan 10
Total 32
Kebutuhan kamera pengawas yang digunakan adalah sebanyak 32 buah.
Daya yang dibutuhkan untuk satu kamera pengawas adalah 100 watt.

e. Kebutuhan listrik untuk mesin photocopy.

Kebutuhan mesin photocopy yang digunakan adalah sebanyak 3 buah. Daya


yang dibutuhkan untuk satu mesin photocopy adalah 600 watt.

f. Kebutuhan listrik untuk mesin cetak (printer)

Kebutuhan mesin cetak (printer) yang digunakan adalah sebanyak 15 buah.


Daya yang dibutuhkan untuk satu mesin cetak (printer) adalah 40 watt.

Kebutuhan listrik keseluruhan untuk keperluan perkantoran dan ruang


kontrol dapat dilihat pada tabel 6.9

Tabel 6.9 Kebutuhan listrik untuk keperluan perkantoran dan ruang kontrol
No. Area Jumlah Daya Total Daya
1 Komputer 87 600 W 52.200 W
2 AC 32 600 W 19.200 W
3 Dispenser 21 200 W 4.200 W
4 CCTV 32 100 W 3.200 W
5 Mesin Fotokopi 3 600 W 1.800 W
6 Mesin Printer 15 40 W 600 W
Total 81.200 W
Kebutuhan listrik yang diperlukan untuk seluruh perkantoran dan ruang
kontrol adalah sebesar 81,200 kW

6.2.3 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses Produksi

Kebutuhan listrik untuk proses produksi dapat dilihat pada tabel 6.10.

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 60

Tabel 6.10 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses Produksi


No. Nama Alat Daya
1 P-101 90 W
2 P-102 90 W
3 P-103 90 W
4 Motor Pengaduk 574 W
Total 844 W
Kebutuhan listrik yang diperlukan untuk keperluan proses produksi pabrik
asam format adalah sebesar 0,844 kW

6.2.4 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Lainnya

Kebutuhan listrik untuk keperluan lainnya dapat dilihat pada tabel 6.11.

Tabel 6.11 Jumlah Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Lainnya


No. Kebutuhan Daya
1 Laboratorium 15 kW
2 Instrumentasi 15 kW
3 Workshop 20 kW
4 Kantin 5 kW
5 Mesjid 5 kW
Total 60 kW
Kebutuhan listrik untuk keperluan lainnya adalah sebesar 60 kW

Kebutuhan total listrik yang diperlukan di pabrik asam format dapat dilihat
pada tabel 6.12.

Tabel 6.12 Total Kebutuhan Listrik


No. Kebutuhan Daya
1 Penerangan 18,275 kW
2 Perkantoran dan Control Room 81,2 kW
3 Proses Produksi 0,844 kW
4 Lainnya 60 kW
Total 182,639 kW

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 61

Kebutuhan Listrik = 182,639 kW


Faktor Keamanan (20%) = 20 % * 182,639 kW
= 36,527 kW
Kebutuhan Listrik Total = 182,639 kW + 36,527 kW
= 219,166 kW
6.3 Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan bakar bakar ini digunakan untuk mendapatkan steam panas yang
akan digunakan pada boiler dan heat exchanger. Pemilihan bahan bakar berupa
LNG dan solar. LNG dan solar merupakan bahan bakar yang mudah diperoleh dan
mudah dalam penyimpanannya. Bahan bakar LNG digunakan untuk boiler
sedangkan solar untuk pembangkit tenaga listrik (generator).

a. Kebutuhan Bahan Bakar LNG


Laju Alir Kebutuhan Pemanas (mpemanas) = 15796,151 kg/jam

H1 = 1037,93 kJ/kg

H2 = 2802,22 kJ/kg

Ƞ = 95%

HHV = 36887,4 kJ/m3


15796,151*(2802,22 - 1037,93)
95% =
mLNG * 36887,4
mLNG = 795,279 m3/jam

Jadi kebutuhan LNG untuk pabrik etanolamin berkisar 795,279 m3/jam

b. Kebutuhan Bahan Bakar Solar


Daya Listrik yang dibutuhkan = 276,353 kW

Kebutuhan listrik total 276,353


Daya Generator = = = 346,895 kW
0,8 0,8
Dengan daya itu maka dipilih generator dengan daya 350 kW sebanyak 1 buah.

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 62

Nilai bahan bakar solar = 46.194,7830 kJ/kg (19.860 Btu/lbm) (Perry, 1999)

Densitas bahan bakar solar = 0,89 kg/l (Perry, 1999)

Daya output generator = 350 kW = 1194228 btu/jam

Jumlah Bahan Bakar Solar = 1194228 btu/jam / 19860 btu/lbm

= 60,132 lbm/jam

= 27,271 kg/jam

Kebeutuhan Solar = 27,271 kg/jam / 0,89 kg/l

= 30,642 l/jam

Jadi kebutuhan bahan bakar LNG sebesar 795,272 m3/jam dan solar sebesar
30,642 l/jam.

6.5 Unit Pengolahan Limbah

Limbah suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan, baik ke


badan air maupun ke atmosfer. Limbah tersebut akan diolah dalam unit
pengolahan limbah yang telah disediakan sampai batas konsentrasi yang sesuai
dengan peraturan sebelum limbah tersebut dibuang ke lingkungan. Beberapa
peraturan yang dijadikan sebagai acuan perolehan pengolahan limbah, yaitu
peraturan pemerintah No. 58 tahun 1999 tentang perubahan atas peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 1994 tentang Pengolahan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan standar Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomer Kep. 13/Menlh/3/1995 mengenai Baku Mutu Emisi
Gas. Penanganan limbah dalam produksi vinil asetat ini meliputi penanganan
limbah padat, cair, gas dan polusi suara.

6.5.1 Unit Pengolahan Limbah Padat


Limbah padat pada produksi etanolamin berasal dari beberapa aspek,
diantaranya:

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 63

produksi: drum-drum yang sudah tak terpakai, botol-botol limbah


laboratorium
rumah tangga: buangan dari kantin, pemukiman di kawasan pabrik.
Penanganannya dilakukan dengan cara menyediakan beberapa tong
sampah dengan 3 tipe (sampah organik dan anorganik), menggalakkan
program cinta kebersihan, dan membentuk dinas kebersihan terutama
untuk mendaur ulang dan mengolah limbah padat yang ada.

6.5.2 Unit Pengolahan Limbah Cair


Secara kimiawi, air yang berkualitas baik adalah yang memiliki pH
netral, tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan ion-ion logam
serta bahan organik. Sedangkan bersih secara biologis artinya tidak
mengandung mikroorganisme seperti bakteri baik yang patogen/menyebabkan
penyakit atau yang apatogen.
Limbah cair terutama berasal dari limbah produksi dalam jumlah yang
cukup besar. Limbah cair ini merupakan sisa dari amonia yang tidak ikut bereaksi.
Tujuan dari penanganan limbah cair adalah untuk menurunkan kadar BOD,
partikel tercampur, kandungan zat logam beracun, dan bahan yang sulit diurai
agar aman ketika dilepas ke lingkungan masyarakat. Proses pengolahan limbah
cair amonia dapat dilihat pada gambar 6.2 dibawah ini.

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 64

Gambar 6.2 Skema Pengolahan Limbah Industri

Pengolahan limbah amonia cair ini memanfaatkan aktivitas bakteri untuk


mendegradasi konsentrasi amonia tersebut agar dapat diterima lingkungan.
Bakteri yang berperan untuk mendegradasi adalah genus Nitrosomonas,
Nitrosolobus, Nitrosospira, Nitrospina, Nitrospira, Nitrococcus, dan
Nitrosococcus. Proses ini berlangsung dengan tiga tahap proses pengendapan.
Hasil dari pengolahan ini harus mencapai standar baku mutu untuk limbah cair
amonia. Standar baku mutu dari limbah cair amonia disajikan pada tabel 6.14.

Tabel 6.14 Standar Baku Mutu dari Limbah Cair Amonia


Beban
Kadar
Pencemaran
Parameter Maksimum
Maksimum
(mg/L)
(kg/ton)

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 65

BOD 100 1,5


COD 250 3,75
TSS 100 1,5
Amonia 50 0,75
pH 6,0 – 9,0
Sumber: KEP 51-/MENLH/10/1995
6.5.3 Unit Pengolahan Limbah Gas
Limbah gas dari suatu pabrik adalah gas-gas hasil produksi atau gas sisa
reaktan yang tidak digunakan dan menimbulkan efek yang mengganggu
keseimbangan gas di lingkungannya. Suatu lingkungan udara dikatakan tercemar
jika komposisi udara bersih berubah karena adanya material asing di udara.
Pencemaran udara sangat berbahaya bagi manusia, karena dampaknya paling
cepat terasa diantara pencemaran limbah lainnya. Oleh karena itu, penanganannya
harus sangat diperhatikan. Nilai ambang batas polutan di udara dapat dilihat pada
tabel 6.15.
Tabel 6.15 Nilai Ambang Batas Polutan di Udara
No. Polutan Keterangan
Max = 260
1 Debu
gr/m3
2 Belerang dioksida (SiO2) Max = 0,14 ppm
3 Karbon Monoksida (CO) Max = 35 ppm
Oksida Nitrogen Hidrokarbon
4 Max = 0,24 ppm
(NCHO)

Gas buang yang sudah tidak dapat dimanfaatkan dari produksi Etanolamin
dialirkan melalui pipa yang kemudian akan dibakar di tempat akhir pembakaran
gas yang dilengkapi dengan pemantik otomatis. Gambar peralatan pengolahan
limbah gas ditunjukan pada gambar 6.3.

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun
Bab VI Utilitas dan Pengolahan Limbah | 66

Gambar 6.3 Peralatan Pengolahan Limbah Gas

6.5.4 Unit Pengolahan Polusi Suara

Penggunaan berbagai alat berat untuk menunjang proses produksi


banyak menghasilkan polusi suara, diantaranya berupa kebisingan. Adapun
batas kebisingan yang diijinkan didengar telinga manusia adalah < 85 dB.
Umumnya, unit yang banyak memberikan polusi suara adalah
kompresor dengan daya tinggi (> 85 dB). Pada perancangan pabrik vinil asetat
ini, tidak digunakan kompresor maupun alat berat dengan daya tinggi, oleh
karena itu, kebisingan yang terjadi masih berada pada batas aman pendengaran.
Namun, pencegahan dan tindakan keselamatan kerja dapat dilakukan untuk
mengurangi polusi suara, dengan cara:
Memakai sumbat telinga (ear plug), terutama bagi karyawan yang
bekerja di area kebisingan tinggi.
Memisahkan unit dengan kebisingan tinggi pada ruangan tertentu yang
dilengkapi dengan peredam, seperti: busa, karpet, dan lain-lain.

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Etanolamin Melalui Aqueous Process


Dengan Kapasitas 5000 Ton/Tahun

Anda mungkin juga menyukai