Anda di halaman 1dari 18

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

4.1. Unit Pendukung Proses


Utilitas di pabrik isopropil benzena yang dirancang meliputi unit
pengadaan air, unit pengadaan steam, unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan
listrik dan unit pengadaan bahan bakar.
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan
air pendingin, air umpan boiler, dan air konsumsi umum dan sanitasi.
2. Unit pengadaan steam
Unit ini bertugas menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas pada
reboiler dan heater.
3. Unit pengadaan udara tekan
Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan
instrumentasi pneumatic.
4. Unit pengadaan listrik
Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk
peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan elektronik, listrik AC,
maupun penerangan. Listrik disuplai dari generator berbahan bakar fuel gas
dan dari generator berbahan bakar IDO sebagai cadangan bila ada masalah di
generator utama.
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan generator.
4.1.1 Unit Pengadaan Air
Air umpan boiler, air konsumsi umum dan sanitasi yang digunakan adalah
air yang diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) yang tidak jauh dari
lokasi pabrik. Untuk air pendingin digunakan air laut.

commit to user

69
library.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

4.1.1.1 Air Pendingin


Air pendingin yang digunakan adalah air laut yang diperoleh dari laut
yang tidak jauh dari lokasi pabrik. Alasan digunakannya air laut sebagai media
pendingin adalah karena faktor- faktor sebagai berikut :
a. Air laut dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah.
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi.
d. Tidak terdekomposisi.
e. Tidak dibutuhkan cooling tower, karena air laut langsung dibuang lagi ke
laut.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air laut sebagai pendingin
adalah partikel-partikel besar/ makroba (makhluk hidup laut dan konstituen lain)
dan partikel-partikel kecil/ mikroba laut (ganggang dan mikroorganisme laut)
yang dapat menyebabkan fouling pada alat heat exchanger.
Untuk menghindari fouling yang terjadi pada alat-alat penukar panas maka
perlu diadakan pengolahan air laut. Pengolahan dilakukan secara fisis dan kimia.
Pengolahan secara fisis adalah dengan screening dan secara kimia adalah dengan
penambahan chlorine. Tahapannya adalah sebagai berikut :
Air laut dihisap dari kolam yang langsung berada di pinggir laut dengan
menggunakan pompa, dalam pengoprasian digunakan dua buah pompa, satu
service dan satunya standby. Sebelum masuk pompa, air dilewatkan pada
traveling screen untuk menyaring partikel dengan ukuran besar. Pencucian
dilakukan secara kontinyu. Setelah dipompa kemudian dialirkan ke strainer yang
mempunyai saringan stainless steel 0,4 mm dan mengalami pencucian balik
secara periodik. Air laut kemudian dialirkan ke pabrik. Di dalam kolam
diinjeksikan Sodium hipoklorit untuk menjaga kandungan klorin minimum 1 ppm.
Dalam perancangan ini diinjeksikan klorin sebanyak 1 ppm. Sodium hipoklorit
dibuat di dalam Chloropac dengan bahan baku air laut dengan cara elektrolisa.
Klorin diinjeksikan secara kontinyu dalam kolam dan secara berkala di pipa
pengaliran.
commit to user
library.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Air
1 2 3 4 5 Ke Pabrik
Laut

Injeksi secara Injeksi secara


kontinyu 6 intermitten
Keterangan :
1. Saringan Awal
2. Kolam Penampungan
3. Traveling Screen
4. Pompa
5. Strainer, untuk diameter >0.4 mm
6. Chloropac

Gambar 4.1. Skema Pengolahan Air Laut


Air pendingin ini digunakan sebagai media pendingin pada cooler,
condenser, dan condenser parsial. Kebutuhan air pendingin dapat dilihat pada
tabel 4.1
Tabel 4.1. Kebutuhan air pendingin
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan ( kg/jam )
1. E-01 Cooler I 91.513,10
2. E-05 Cooler II 25.870,81
3. E-06 Condenser 1 124.019,44
4. E-09 Condenser Parsial 90.695,65
5. E-10 Condenser 2 98.626,08
6. E-11 Cooler III 60.143,35
7. E-13 Cooler IV 4.574,63
Total 495.443,06

Jumlah air laut yang dibutuhkan sebagai media pendingin untuk kondensor,
maupun heat exchanger adalah sebesar = 495.443,06 kg/jam

commit to user
library.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

4.1.1.2 Air Umpan Boiler


Untuk kebutuhan umpan boiler sumber air diperoleh dari PT Krakatau
Tirta Industri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan
boiler adalah sebagai berikut :
a. Kandungan yang dapat menyebabkan korosi
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung
larutan - larutan asam dan gas - gas yang terlarut.
b. Kandungan yang dapat menyebabkan kerak (scale forming)
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi,
yang biasanya berupa garam - garam karbonat dan silikat.
c. Kandungan yang dapat menyebabkan pembusaan (foaming)
Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada
boiler dan alat penukar panas karena adanya zat - zat organik, anorganik,
dan zat - zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi
pada alkalinitas tinggi.
Kebutuhan air untuk steam dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Kebutuhan Air untuk Steam
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan ( kg/jam )
1 E-03 Vaporizer 1.434,68
2 E-07 Reboiler 1 2.130,75
3. E-12 Reboiler 2 3.559,08
Total 7.124,52

Jumlah air yang digunakan adalah sebesar 7.124,52 kg/jam. Jumlah air ini
hanya diperlukan pada awal start up pabrik untuk kebutuhan selanjutnya hanya
menggunakan air make up saja. Jumlah air untuk keperluan make up air umpan
boiler sebesar 1.567,39 kg/jam.
Pengolahan air umpan boiler
Air yang tersedia belum memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan
sebagai umpan boiler sehingga harus menjalani proses pengolahan terlebih
commit to user
library.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

dahulu. Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan tertentu agar tidak
menimbulkan masalah-masalah seperti :
 Pembentukan kerak pada boiler
 Terjadinya korosi pada boiler
 Pembentukan busa di atas permukaan dalam drum boiler
Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagai air umpan boiler meliputi:
1. Kation Exchanger
Kation exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion positif yang
terlarut dalam air lunak. Alat ini berupa silinder tegak yang berisi tumpukan
butir-butir resin penukar ion. Resin yang digunakan adalah jenis C-300
dengan notasi RH2. Adapun reaksi yang terjadi dalam kation exchanger
adalah:
2NaCl + RH2 RNa2 + 2 HCl (4.1)
CaCO3 + RH2 Ca + H2CO3 (4.2)
BaCl2 + RH2 RBa + 2 HCl (4.3)
Apabila resin sudah jenuh maka pencucian resin dilakukan dengan
menggunakan larutan H2SO4 2%. Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi
adalah:
RNa2 + H2SO4 RH2 + Na2SO4 (4.4)
RCa + H2SO4 RH2 + CaSO4 (4.5)
RBa + H2SO4 RH2 + BaSO4 (4.6)
2. Anion Exchanger
Alat ini hampir sama dengan kation exchanger namun memiliki fungsi
yang berbeda yaitu mengikat ion-ion negatif yang ada dalam air lunak. Dan
resin yang digunakan adalah jenis C - 500P dengan notasi R(OH)2. Reaksi
yang terjadi di dalam anion exchanger adalah:
R(OH)2 + 2 HCl RCl2 + 2 H2O (4.7)
R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2 H2O (4.8)
R(OH)2 + H2CO3 RCO3 + 2 H2O (4.9)
Pencucian resin yang sudah jenuh menggunakan larutan NaOH 4%. Reaksi
commit to user
yang terjadi saat regenerasi adalah:
library.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

RCl2 + 2 NaOH R(OH)2 + 2 NaCl (4.10)


RSO4 + 2 NaOH R(OH)2 + 2 Na2SO4 (4.11)
RCO3 + 2 NaOH R(OH)2 + 2 Na2CO3 (4.12)
3. Deaerator
Deaerator berfungsi untuk menghilangkan gas-gas terlarut, terutama
oksigen dan karbon dioksida dengan cara pemanasan menggunakan steam.
Oksigen terlarut dapat merusak alat. Gas–gas ini kemudian dibuang ke
atmosfer. Hidrazin (N2H4) ditambahkan ke dalam deaerator sebagai bahan
yang dapat mencegah korosi, yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa gas terlarut
terutama oksigen. Adapun reaksi yang terjadi adalah :
N2H4(aq) + O2(g) N2(g) + 2 H2O(l) (4.13)
4. Tangki Umpan Boiler
Unit ini berfungsi menampung air umpan boiler dengan waktu tinggal 24
jam (Powell,1954).

Air Konsumsi & Sanitasi

Air dari Bak Penampung


PT KTI

Kation
Exchanger

Anion
Exchanger

Gambar 4.2. Skema Pengolahan Air Umpan Boiler


Tangki Umpan
Boiler Deaerator
Boiler
4.1.1.3 Air Konsumsi dan Sanitasi
Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi juga berasal dari PT
Krakatau Tirta Industri. Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum,
laboratorium, kantor, dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi
beberapa syarat yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.
Syarat fisik : commit to user
library.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

a. Suhu di bawah suhu udara luar


b. Warna jernih
c. Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau
Syarat kimia :
a. Tidak mengandung zat organik
b. Tidak beracun
Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri – bakteri, terutama bakteri yang pathogen.
Jumlah air yang diperlukan untuk sanitasi dan konsumsi adalah sebagai berikut :
Table 4.3. Kebutuhan Air Sanitasi
Jumlah Kebutuhan air Total
Keterangan
karyawan per karyawan kebutuhan air
Air untuk perkantoran 169 50 kg/hari 6.500 kg/hari
Air untuk laboratorium 12 200 kg/hari 2.400 kg/hari
Air untuk kantin 110 20 kg/hari 2.200 kg/hari
Air hidran & taman - 10% dari 1.110 kg/hari
kebutuhan air
Air poliklinik 4 200 kg/hari 800 kg/hari

Jumlah air PT KTI untuk air konsumsi dan sanitasi


Jumlah air PT KTI untuk air konsumsi dan sanitasi = 542,08 kg/jam
= 0,544 m3/jam
Tabel 4.4. Jumlah Kebutuhan Air
Jumlah kebutuhan
Komponen
kg/jam m3/jam
Air make up umpan boiler 1.567,39 1,58
Air konsumsi dan sanitasi 542,08 0,54
Total 2.109,48 2,12
Untuk keamanan dipakai 20% lebih, maka :
Total kebutuhan = 2.531,37 kg/jam
commit to user
= 2,54 m3/jam
library.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

4.1.1.3. Pendingin Reaktor


Pendingin yang digunakan untuk mendinginkan reaktor adalah Dynalene
SF, Dynalene SF merupakan senyawa aromatik campuran yang dapat diperoleh
dari Dynalene. Inc yang berlokasi di Amerika Serikat. Dynalene SF digunakan
sebagai pendingin reaktor karena memiliki kapasitas panas yang tinggi sehingga
mampu menurunkan kenaikan suhu yang terjadi di reaktor dengan jumlah yang
tidak terlalu banyak. Dynalene SF keluaran reaktor dapat dimanfaatkan sebagai
media panas untuk memanaskan benzena sebelum masuk vaporizer. Dynalene SF
dapat digunakan kembali setelah diturunkan suhunya.
4.1.2 Unit Pengadaan Steam
Steam yang diproduksi pada pabrik isopropil benzena ini digunakan
sebagai media pemanas pada reboiler. Steam yang dihasilkan dari boiler ini
mempunyai suhu 252°C dan tekanan 40,60 atm. Jumlah steam yang dibutuhkan
sebesar 7.124,52 kg/jam. Bahan bakar yang digunakan pada boiler ini adalah gas
keluaran kondensor parsial (E-06).
Spesifikasi boiler yang dibutuhkan :
Kode : B-01
Fungsi : Memenuhi kebutuhan steam
Jenis : Water tube boiler
Jumlah : 1 buah
Tekanan steam : 40,60 atm
Suhu steam : 252 °C
Bahan bakar : Gas keluaran kondenser parsial (E-09)
Efisiensi : 80 %
Kebutuhan bahan bakar : 272,46 kg/jam

4.1.3 Unit Pengadaan Udara Tekan


Kebutuhan udara tekan untuk prarancangan pabrik isopropil benzena ini
diperkirakan sebesar 70 m3/jam dengan tekanan 4 atm. Alat untuk menyediakan
udara tekan berupa kompresor yang dilengkapi dengan dryer yang berisi silica gel

commit
untuk menyerap kandungan air sampai to user 84 ppm.
maksimal
library.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

Spesifikasi kompresor yang dibutuhkan :


Kode : CU-01
Fungsi : Memenuhi kebutuhan udara tekan
Jenis : Single Stage Reciprocating Compressor
Jumlah : 1 buah
Kapasitas : 70 m3/jam
Tekanan suction : 1 atm
Tekanan discharge : 4 kg/cm2
Suhu udara : 30oC
Efisiensi : 80%
Daya kompresor : 7,5 HP
4.1.4 Unit Pengadaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik di pabrik isopropylbenzene ini dipenuhi oleh
generator pabrik yang menggunakan bahan bakar gas dari keluaran kondenser
parsial dan generator cadangan. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik
dapat berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan. Generator yang digunakan
adalah generator arus bolak-balik dengan pertimbangan :
a. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
b. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan
Kebutuhan listrik di pabrik ini antara lain terdiri dari :
1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas
2. Listrik untuk penerangan
3. Listrik untuk AC
4. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi
5. Listrik untuk alat-alat elektronik
Besarnya kebutuhan listrik masing–masing keperluan di atas dapat
diperkirakan sebagai berikut :
4.1.4.1. Listrik Untuk Keperluan Proses dan Utilitas
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan air
dapat dilihat pada tabel 4.5.
commit to user
library.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5. Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas


Nama Alat Jumlah HP Total HP
P-01 1 7,5 7,5
P-02 1 30 30
P-03 1 30 30
P-04 1 3 3
P-05 1 5 5
P-06 1 1 1
P-07 1 2 2
P-08 1 2 2
P-09 1 0,5 0,5
P-10 1 0,13 0,13
P-11 1 0,5 0,5
C-01 1 120 120
C-02 1 500 500
PU-01 1 7,5 7,5
PU-02 1 2 2
PU-03 1 5 5
PU-04 1 125 125
PU-05 1 3 3
PU-06 1 0,75 0,75
PU-07 1 0,25 0,25
PWT-01 1 25 25
PWT-02 1 0,125 0,125
PWT-03 1 0,125 0,125
PWT-04 1 0,167 0,167
PWT-05 1 0,167 0,167
PWT-06 1 0,25 0,25
PWT-07 1 20 20
KU-01 1 commit
7,5 to user 7,5
library.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Dari Tabel 4.5. dapat diketahui jumlah listrik yang dikonsumsi untuk
keperluan proses dan utilitas sebesar 898,46 HP. Diperkirakan kebutuhan listrik
untuk alat yang tidak terdiskripsikan sebesar ± 20% dari total kebutuhan. Maka
total kebutuhan listrik adalah 1078,16 HP atau sebesar 792,88 kW.

4.1.4.2. Listrik Untuk Penerangan


Untuk menentukan besarnya tenaga listrik digunakan persamaan :
a.F
L
U .D (4.15)
dengan :
L : Lumen per outlet.
a : Luas area, ft2.
F : foot candle yang diperlukan
U : Koefisien utilitas
D : Efisiensi lampu
Tabel 4.6. Jumlah Lumen Berdasarkan Luas Bangunan
Bangunan Luas, m2 Luas, ft2 F U D Lumen
Pos keamanan 1 40 430,56 10 0,42 0,75 31,75
Pos keamanan 1 40 430,56 10 0,42 0,75 31,75
Parkir 1 500 5381,96 10 0,49 0,75 27,21
Parkir 2 500 5381,96 10 0,49 0,75 27,21
Taman 1000 10763,91 5 0,55 0,75 12,12
Kantor Keamanan 100 1076,39 20 0,55 0,75 48,48
Bongkar Muat 500 5381,96 5 0,55 0,75 12,12
Masjid 300 3229,17 20 0,55 0,75 48,48
Kantin 200 2152,78 20 0,51 0,75 52,29
Perpustakaan &
Diklat 200 2152,78 35 0,6 0,75 77,78
Kantor 1200 12916,69 35 0,6 0,75 77,78
Poliklinik 300 3229,17 20 0,56 0,75 47,62
Ruang kontrol 250 commit to user 40
2690,98 0,56 0,75 95,24
library.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

Laboratorium 300 3229,17 40 0,56 0,75 95,24


Proses 3500 37673,69 30 0,59 0,75 67,80
Utilitas 2000 21527,82 10 0,59 0,75 22,60
Ruang generator 320 3444,45 10 0,51 0,75 26,14
Bengkel 360 3875,01 40 0,51 0,75 104,58
Garasi 360 3875,01 10 0,51 0,75 26,14
Gudang 500 5381,96 10 0,51 0,75 26,14
Pemadam 300 3229,17 10 0,51 0,75 26,14
Jembatan Timbang 180 1937,50 10 0,51 0,75 26,14
Jalan 3000 32291,73 10 0,51 0,75 26,14
Area perluasan 4000 43055,64 5 0,57 0,75 11,70
Total 19.950 214.740,01 7.987.747,46

Jumlah lumen :
 untuk penerangan dalam ruangan = 6.509.472,80 lumen
 untuk penerangan bagian luar ruangan = 1.478.274,67 lumen
Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan lampu
fluorescent 40 W dimana satu buah lampu instant starting daylight 40 W
mempunyai 1.920 lumen/buah.
Jadi jumlah lampu dalam ruangan = 6.509.472,80 / 1.920
= 3391 buah
Untuk penerangan bagian luar ruangan digunakan lampu mercury 100 W, dimana
lumen output tiap lampu adalah 3.000 lumen.
Jadi jumlah lampu luar ruangan = 1.478.274,67 / 3.000
= 493 buah
Total daya penerangan = ( 40 W x 3.391 + 100 W x 493 )
= 184.940 W
= 184,94 kW
4.1.4.3. Listrik Untuk AC
Diperkirakan tenaga listrik yang diperlukan sebesar 15.000 W atau 15 kW.
commit to user
library.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

4.1.4.4. Listrik Untuk Laboratorium dan Instrumentasi


Diperkirakan tenaga listrik yang diperlukan sebesar 15.000 W atau 15 kW.
Tabel 4.7. Total Kebutuhan Listrik Pabrik
No. Kebutuhan Listrik Tenaga listrik, kW
1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas 792,88
2. Listrik untuk keperluan penerangan 184,94
3. Listrik untuk AC 15
4. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi 15
Total 1007,82

Generator yang digunakan sebagai cadangan sumber listrik mempunyai


efisiensi 80%, sehingga generator yang disiapkan harus mempunyai output
sebesar 1259,77 kW maka dipilih menggunakan generator dengan daya 1350 kW,
sehingga masih tersedia cadangan daya sebesar 90,23 kW.
Spesifikasi generator yang diperlukan :
Jenis : AC generator
Jumlah : 1 buah
Kapasitas / Tegangan : 1350 kW ; 360/400 Volt
Efisiensi : 80%
Bahan bakar : Gas keluaran kondenser parsial (E-09)
4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar mempunyai tugas untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang digunakan
untuk boiler dan generator utama adalah fuel gas keluaran kondensor parsial
sedangkan untuk generator cadangan adalah IDO.
Bahan bakar fuel gas yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai
berikut :
Heating Value : 18.525,02 Btu/lb
Densitas : 2,04 lb/ft3
Efisiensi bahan bakar : 80%
commit to user
library.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Bahan bakar IDO yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:


Heating Value (h) : 19.140 Btu/lb
Efisiensi bahan bakar : 80%
Densitas : 44,10 lb/ft3
 Kebutuhan bahan bakar untuk boiler
Kapasitas boiler = 7.124,52 kg/jam
Kebutuhan bahan bakar = 272,46 kg/jam
 Kebutuhan bahan bakar untuk generator utama
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡
Bahan bakar =
𝑒𝑓𝑓.ℎ
(4-16)
Kapasitas generator = 1350 kW
= 4.606.408 Btu/jam
Kebutuhan bahan bakar = 136,41 kg/jam

 Kebutuhan bahan bakar untuk generator cadangan


Kapasitas alat
Bahan bakar =
eff .  . h (4.16)
Kapasitas generator = 1350 kW
= 4.606.408 Btu/jam
Kebutuhan bahan bakar = 155,06 L/jam = 136,46 kg/jam

4.2. Laboratorium
Laboratorium memiliki peranan sangat besar di dalam suatu pabrik untuk
memperoleh data–data yang diperlukan. Data–data tersebut digunakan untuk
evaluasi unit-unit yang ada, menentukan tingkat efisiensi, dan untuk pengendalian
mutu.
Pengendalian mutu atau pengawasan mutu di dalam suatu pabrik pada
hakikatnya dilakukan dengan tujuan mengendalikan mutu produk yang dihasilkan
agar sesuai dengan standar yang ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan mulai
bahan baku, saat proses berlangsung, dan juga pada hasil atau produk.
Pengendalian rutin dilakukan untuk menjaga agar kualitas dari bahan baku
commit to user
dan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Dengan
library.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

pemeriksaan secara rutin juga dapat diketahui apakah proses berjalan normal atau
menyimpang. Jika diketahui analisa produk tidak sesuai dengan yang diharapkan
maka dengan mudah dapat diketahui atau diatasi.
Laboratorium berada di bawah bidang teknik dan produksi yang
mempunyai tugas pokok antara lain :
a. Sebagai pengontrol kualitas bahan baku dan pengontrol kualitas
produk
b. Sebagai pengontrol terhadap proses produksi
c. Sebagai pengontrol terhadap mutu air pendingin, air umpan boiler, dan
lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi
Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dalam kelompok kerja
shift dan non-shift.
1. Kelompok shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa–analisa
rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya, kelompok ini
menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift selama 24 jam dengan
dibagi menjadi 3 shift. Masing–masing shift bekerja selama 8 jam.
2. Kelompok non-shift
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu
analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang
diperlukan di laboratorium. Dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan
kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di laboratorium utama
dengan tugas antara lain :
a. Menyediakan reagent kimia untuk analisa laboratorium
b. Melakukan analisa bahan pembuangan penyebab polusi
c. Melakukan penelitian atau percobaan untuk membantu kelancaran
produksi
Dalam menjalankan tugasnya, bagian laboratorium dibagi menjadi :
1. Laboratorium fisik
2. Laboratorium analitik
3. commit
Laboratorium penelitian dan to user
pengembangan
library.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

4.2.1 Laboratorium Fisik dan Analitik


Bagian ini bertugas mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap
sifat – sifat bahan baku dan produk.
1. Analisa bahan baku
Pengukuran komposisi menggunakan Gas Chromatography
2. Analisa produk
Analisa kemurnian menggunakan Gas Chromatography

4.2.2 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan


Bagian ini bertujuan untuk mengadakan penelitian, misalnya :
1. Diversifikasi produk
2. Perlindungan terhadap lingkungan
Disamping mengadakan penelitian rutin, laboratorium ini juga
mengadakan penelitian yang sifatnya tidak rutin, misalnya penelitian terhadap
produk di unit tertentu yang tidak biasanya dilakukan penelitian guna
mendapatkan alternatif lain terhadap penggunaan bahan baku.

4.2.3 Analisa Air


Air yang dianalisis antara lain:
1. Air Pendingin
2. Air konsumsi umum dan sanitasi
3. Air umpan boiler
4. Air Limbah
Parameter yang diuji antara lain warna, pH, kandungan klorin, tingkat
kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, sulfat, silika, dan
konduktivitas air.
Alat-alat yang digunakan dalam laboratorium analisa air ini antara lain:
1. pH meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman/kebasaan air.
2. Spektrofotometer, digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu senyawa
terlarut dalam air.
3. Spectroscopy, digunakan untuk mengetahui kadar silika, sulfat, hidrazin,
commit to user
turbiditas, kadar fosfat, dan kadar sulfat.
library.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

4. Peralatan titrasi, untuk mengetahui jumlah kandungan klorida, kesadahan dan


alkalinitas.
5. Conductivity meter, untuk mengetahui konduktivitas suatu zat yang terlarut
dalam air.

4.3. Unit Pengolahan Limbah


Limbah yang dihasilkan dari pabrik isopropilbenzena dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas
Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya.
1. Pengolahan limbah cair
a. Limbah air domestik
Air buangan sanitasi dan konsumsi di kawasan pabrik dikumpulkan
dan diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan lumpur aktif, aerasi
dan desinfektan calsium hypoclorite.
b. Air Berminyak dari Mesin Proses
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat lain.
Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Minyak
dibagian atas dialirkan ke penampungan minyak dan pengolahannya
dengan pembakaran di dalam tungku pembakar, sedangkan air di bagian
bawah dialirkan ke penampungan akhir, kemudian dibuang.
c. Air Sisa Proses dan Utilitas
Limbah air sisa regenerasi dari unit penukar ion dan unit
demineralisasi dinetralkan dalam kolam penetralan. Penetralan dilakukan
dengan menggunakan larutan H2SO4 jika pH buangannya lebih dari 7,0 dan
dengan menggunakan larutan NaOH jika pH buangannya kurang dari 7,0.
Limbah cair sisa proses yang berupa campuran toluena dan benzena
diserahkan kepada pihak ketiga yang berwenang menangani limbah
tersebut. commit to user
library.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

2. Pengolahan bahan buangan padatan


Limbah padat yang dihasilkan berasal dari limbah domestik dan IPAL.
Limbah domestik berupa sampah-sampah dari keperluan sehari-hari seperti
kertas dan plastik, sampah tersebut ditampung di dalam bak penampungan dan
selanjutnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah kemudian
ditimbun di dalam tanah yang dindingnya dilapisi dengan clay (tanah liat) agar
bila limbah yang dipendam termasuk berbahaya tidak menyebar ke lingkungan
sekitarnya. Sedangkan untuk limbah padatan yang tergolong limbah B3 (Bahan
Beracun dan Berbahaya), diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu pihak yang
memiliki ijin dan kewenangan dalam mengolah limbah tersebut.
3. Pengolahan bahan buangan gas
Limbah gas berasal dari gas hasil pembakaran bahan bakar boiler
berupa CO2 dan H2O. Gas tersebut langsung dibuang ke udara bebas.

4.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pedoman keselamatan kerja dibuat untuk memberikan informasi yang
lengkap tentang tata tertib dalam bekerja yang baik dan benar, agar kesehatan dan
keselamatan pekerja selama melakukan tugasnya terjamin sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik yang bekerja sama dengan departemen
tenaga kerja.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pabrik cukup berbahaya, oleh karena
itu diperlukan disiplin kerja yang baik. Kesalahan akan dapat mengakibatkan
kecelakaan bagi manusia dan peralatan pabrik, untuk itu setiap karyawan pabrik
diberikan alat pelindung diri. Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk
menghilangkan bahaya di tempat kerja, tetapi hanya merupakan usaha untuk
mencegah dan mengurangi kontak antara bahaya dan tenaga kerja sesuai dengan
standar yang diizinkan.
Keamanan kerja berkaitan erat dengan aktifitas suatu industri, sehingga
perlu dipikirkan suatu sistem keamanan yang memadai, karena menyangkut
keselamatan manusia, bahan baku, produk dan peralatan pabrik.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai