Anda di halaman 1dari 17

Air untuk pendingin (Cooling Water) pada cooling tower, mesin, heat exchanger, condenser dll.

Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan kebutuhan umum dalam setiap
mesin penggerak, pengolahan air pendingin biasanya kurang diperhatikan oleh operator pabrik
karena persepsi yang salah dimana setiap air bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa
bahwa air pendingin disalurkan melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang
dan melingkar-lingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.

http://autoprojekt.blogspot.com/2011/10/pengertian-air-pendingin-dan.html

MENARA PENDINGIN (COOLING TOWER)


LAPORAN
MENARA PENDINGIN (COOLING TOWER)

I.         Tujuan Percobaan
· Memahami prinsip kerja menara pendingin
· Mampu menghitung perhitungan yang berkaitan dengan menara pendingin

II.      Alat dan Bahan


 ·Menara pendingin sistem sirkulasi udara terbuka
 · Air
III.   Dasar Teori
Kemudahan mendapatkan air pada daerah industry merupakan alasan utama
mengapa air dipakai sebagai media pendingin untuk produk-produk industry. Faktor
utama mengapan air banyak digunakan sebagai media pendingin adalah :
 Air mempunyai kapasitas panas tinggi
 Mudah dalam transformasi pemakaiannya
 Harga relative murah dan mudah didapat
 Pada batas-batas suhu penggunaan yang normal tidak terjadi pemuaian dan
penyusutan yang nyata
      Sesuai dengan karakteristiknya air mempunyai sifat-sifat tertentu antara lain :
 Adanya mikroorganisme yang hidup dalam air
 Mempunyai suhu tertentu
 Adanya zat terlarut dan tidak terlarut
Dalam mendapatkan kualitasair pendingin yang baik dan memenuhi syarat,
menara pendingin dilengkapi dengan Chemical Treatment Package, dimana proses
ini ditambahkan beberapa bahan kimia seperti : polyphospat untuk mencegah korosi,
asam sulfat sebagai pengontrol pH dan polycrene sebagai pengontrol pertumbuhan
mikroorganisme

      Sistem Kerja Menara Pendingin dibagi menjadi tiga, yaitu :


 1. Sistem Satu Kali Aliran
Sistem ini merupakan sistem yang sesuai untuk media pendingin dalam jumlah
persediaan yang cukup banyak atau tidak terabatas. Dalam sistem air pendingin
hanya satu kali melewati Alat Penukar Panas dan keluar dari sistem, kemudian air
dialirkan kembali ke tangki penampung, sungai atau laut. Air yang digunakan
biasanya air tawar atau air laut tergantung mudahnya mendapatkan air tersebut.
Contoh penggunaannya sebagai pendinginan condenser dan air proses. Masalah
yang timbul pada sistem satu kali aliran antara lain terjadi korosi, kerak (fouling),
scale dan mikroorganisme. 

Gambar 1. Sistem Satu Kali Aliran

2.  Sistem Sirkulasi Terbuka


Pada sistem ini air dialirkan dari menara pendingin (Cooling Tower Basin) menuju
peralatan perpindahan panas untuk mendinginkan produk-produk proses, dan keluar
dari HE air dilewatkan kembali ke menara pendingin pada unit penguapan, dimana
air yang teruapkan berfungsi sebagai pendingin untuk air yang tinggal. Akibat
penguapan terjadi perubahan kualitas air dan komposisi zat-zat kimia dalam air
make-up. Masalah yang tibul pada sistem sirkulasi terbuka antara lain korosi, keraj,
mikroorganisme dan pelapukan kayu.

3. Sistem Sirkulasi Tertutup


Pada sistem ini air pendingin disirkulasikan secara rantai tertutup, sehingga
penguapan dapat diabaikan dan komponen zat-zat kimia tidak berubah. Contoh
penggunaannya pada pendingin mesin diesel dan radiator mobil. Masalah yang
timbul pada sistem ini antara lain korosi dan fouling.

Pembagian Menara Pendingin


      Menara pendingin dirancang untuk mendinginkan air panas yang keluar dari
condenser, sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai menara
pendingin. Mekanisme media pendingin dicapai dengan jalan kontak langsung air
dan udara, dimana udara akan jenuh dengan air dan suhu air akan mendekati duhu
bola basah udara.

1. Menara Atmospheric
Menara ini tergantung pada angin dan harus di daerah yang relative terbuka untuk
menerima arus angin yang cukup dari semua arah. Menara ini tidak memerlukan
tenaga yang cukup besar untuk memompa air bagian atas yang cukup tinggi.
Menara ini membutuhkan tanah yang cukup luas.

2. Menara Natural Draft


Menara ini bekerja tergantung pada suhu ruang. Menara ini relative besar dan tidak
memerlukan kipas dan mempunyai ukuran yang sangat tinggi.

3. Menara Mechanical Draft


Pada menara ini disirkulasikan dengan menggunakan kipas yang diletakkan di
bagian bawah menara yang disebut forced draft. Ukuran menara iini lebih kecil jika
dibandingkan dengan menara atmospheric ataupun menara natural draft.

Karakter air dan penggunaannya.Secara kimiawi 


Molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Dalam
keadaan cair, molekul-molekul air saling bertautan membentuk polimer via ikatan hidrogen.
Karena ikatan inilah air mempunyai panas latent penguapan yang besar serta daya
pelarutan yang tinggi
                        Air proses atau biasa kita kenal sebagai process water memiliki fungsi yang
berbeda satu sama lainnya, oleh karena itu karakter serta spesifikasi air yang diperlukan
juga berbeda satu dengan yang lain, misalnya standar air untuk boiler tentu berbeda dengan
standar air untuk produksi hydrogen.

       Ada beberapa peralatan proses yang membutuhkan air secara terus-menerus dan
dengan sifat tertentu, seperti:
1.    Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi.
       Kebutuhan process water untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2, dimana diperlukan air
yang terlebih dahulu di oleh melalui ion exchange untuk meminimalisir timbulnya karat serta
sumbatan pada pipa api dan jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang
dihasilkan melalui ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk produksi
hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang diproduksi betul-betul
99,9 % murni.
    
2.    Air untuk pendingin (Cooling Water) pada cooling tower, mesin, heat exchanger,
condenser dll.
       Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan kebutuhan umum dalam
setiap mesin penggerak, pengolahan air pendingin biasanya kurang diperhatikan oleh
operator pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air bersuhu rendah bisa
digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan melalui pipa-pipa yang
diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan melingkar-lingkar sehingga rawan terhadap
karat dan sumbatan tentunya 
   
            3.    Air untuk kebutuhan domestik dan umum.
       Air yang akan digunakan sebagai air untuk keperluan domestik seperti memasak, toilet dan
cuci-cuci lain biasanya digunakan air dari sumber terdekat seperti Perusahaan air Minum
(PAM) lokal maupun dari sumber sumur dalam. Pengolahan biasanya dilakukan secara
terbatas seperti penjernihan dan aerasi terutama untuk mengurangi kadar besi yang
biasanya berasosiasi dengan air dari sumber sumur dalam (deep well).
                        Sumber air baku industri yang memerlukan pembahasan lebih lanjut adalah
kebutuhan air dan sifat yang diperlukan untuk keperluan proses dan sebagai pendingin pada
cooling tower di pabrik.Ion Exchange untuk Process dan Cooling.

IV.    Prosedur percobaan
1. Mendengarkan penjelasan menara air pendingin.
2. Mengobservasi bagian-bagian menara pendingin.
3. Memahami prinsip kerja dari menara air pendingin.
4. Menganalisis contoh perhitungan soal yang berkaitan dengan menara pendingin.

V.     Data Pengamatan
         1. Percobaaan 1
          Flowsheet Cooling Tower

Uraian Proses
             Cooling tower mempunyai prinsip dasar yaitu untuk mendinginkan air panas
dari suatu proses dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi
paksa melalui blower. Cooling tower pada laboratorium ini, air panas yang berasal
dari proses – proses di pilot plant masuk ke dalam cooling tower dimana air panas
tersebut akan melewati sekat – sekat pada cooling tower sehingga memperluas
kontak dengan udara yang sebelumnya. Udara telah ditarik dari bawah sekat
dengan blower agar terjadi kontak antara air panas dengan udara dan uap panas
dari air panas tersebut akan dihisap dengan blower sehingga menurunkan
temperaturnya dan menghasilkan air pendingin.
     Kemudian air pendingin tersebut akan ditampung dalam tangki dan diinputkan ke
kondensor/cooler yang terdapat lab pilot plant. Air pendingin akan diinputkan ke
distillation unit dimana didalamnya terdapat satu kondensor dan heat exchanger tipe
shell and tube. Pada stirred tank reactor terdapat dua buah kondensor yang
menggunakan air pendingin juga. Kemudian pada leaching ada satu kondensor dan
pada vaporizer terdapat 1 shell and tube dimana keduanya membutuhkan air
pendingin.
          Saat proses, terjadi pertukaran panas dimana air pendingin akan meningkat
suhunya dan kemudian air panas tersebut akan dikembalikan ke cooling tower untuk
direcycle dan menghasilkan air pendingin, begitu seterusnya.
              Dalam menjaga kapasitas air pendingin maka ditambahkan make up water
karena ditakutkan kapasitas air pendingin selama proses ada yang berkurang.

http://rafitarjenipolsri.blogspot.com/2018/02/menara-pendingin-cooling-tower.html

SEMUA TENTANG COOLING TOWER

A. Definisi Cooling Tower

Secara umum cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin evaporatif yang
digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya sampai bertemperatur mendekati
temperatur bola basah udara sekitar. Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk
membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada
pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik
makanan, pabrik semikonduktor, dan fasilitas-fasilitas industri lainnya.(www.wikipedia.org,
2002)

Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air
pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah digunakan dan mengalami kenaikkan
temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan. Pembuangan
sejumlah air hangat tersebut dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut
sehingga dapat merusak ekosistem lokal. Cooling tower dapat digunakan untuk membuang
panas ke atmosfir sebagai pengganti angin serta difusi udara yang menyebarkan panas ke area
yang lebih luas. Sistem operasi dari cooling tower ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Sistem operasi cooling tower

B. Klasifikasi Cooling Tower

Cooling tower dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal, antara lain:

1. Menurut metode perpindahan panas

a. Wet cooling tower (cooling tower basah)

Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang lebih rendah
dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti udara jenuh yang
melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap
uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air.

b. Dry cooler (pendingin kering)

Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan yang
memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi perpindahan
panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar daripada proses
penguapan.

c. Fluid cooler (pendingin fluida)

Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air hangat
dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air. Perpindahan panas yang
dihasilkan lebih mendekati ke cooling tower basah, dengan keuntungan seperti pada
pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka.

2. Menurut metode pembangkitan aliran udara

a. Natural draft (penggerak udara alami)

Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang tinggi. Udara
campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densiti dengan udara kering,
pendingin udara luar. Udara campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara
yang lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara campuran
tersebut menghasilkan arus udara melewati menara.

b. Mechanical draft (penggerak udara mekanik),


Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara
melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu
untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. hal ini membantu dalam
memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya. Menurut letak kipasnya jenis ini
terbagi menjadi dua, antara lain:

1. Induced draft

Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi
menara. Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan kecepatan udara keluaran
yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.

2. Forced draft

Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga menyebabkan
kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan kecepatan yang rendah pada bagian
keluaran. Kecepatan yang rendah pada bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi
resirkulasi udara. Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang
lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa
adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi.

3. Menurut arah aliran udara terhadap aliran air

a. Aliran crossflow

Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran air pada
bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian keluaran udara akibat gaya
tarik dari fan yang berputar. Gambar 2 menunjukkan desain tipe cooling tower dengan aliran
crossflow.

Gambar 2. Cooling tower tipe aliran crossflow

b. Aliran counterflow
Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi (fill material) sejajar dengan
aliran air dengan arah yang berlawanan. Gambar 3 menunjukkan desain tipe cooling tower
dengan aliran counterflow.

Gambar 3. Cooling tower tipe aliran counterflow

C. Komponen Cooling Tower

Komponen dasar sebuah cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air
dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louver, nosel dan fan.

• Rangka dan wadah

Menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar (wadah/casing), motor, fan,
dan komponen lainnya.

• Bahan Pengisi

Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau kayu) untuk
memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua
jenis bahan pengisi:

1. Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill

Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus
pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan
pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan
pengisi percikan dari kayu.

2. Bahan pengisi berbentuk film

Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat
semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara.
Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan
pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang
lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.

Gambar 4. Bahan pengisi berbentuk film

• Kolam air dingin

Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin
yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah
lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin.

• Drift eliminator

Alat ini berfungsi untuk menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya
tidak hilang ke atmosfir. Saat ini hampir kebanyakan spesifikasi pengguna akhir
mengasumsikan kehilangan karena kerugian ini sebesar 0,02%.
(www.energyefficiencyasia.org, 2004)

Gambar 5. Drift eliminator

• Saluran udara masuk

Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh
sisi menara (desain aliran crossflow) atau berada di bagian bawah menara (desain aliran
counterflow).
• Louver

Pada umumnya, menara dengan aliran crossflow memiliki saluran masuk louver. Kegunaan
louver adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam
menara. Material yang sering digunakan untuk louver adalah asbes. Beberapa desain untuk
menara aliran counterflow tidak memerlukan louver.

Gambar 6. Louver

• Nosel

Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam
pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari
seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar
atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara
dengan beberapa potongan lintang yang memutar.

Gambar 7. Nosel

• Fan

Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara.
Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik
fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung
pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat
dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara
otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling
yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon
perubahan kondisi beban. (www.spxcooling.com, 2006)

Gambar 8. Fan aksial

D. Analisa Performansi Cooling Tower

Performansi cooling tower dievaluasi untuk mengetahui tingkat approach dan range yang
terjadi terhadap nilai desain, mengidentifikasi area terjadinya pemborosan energi dan
memberikan saran perbaikan. Untuk mengukur performansi maka perlu diketahui beberapa
parameter operasional cooling

tower,antara lain:

• Suhu udara wet bulb (Twb)

• Suhu udara dry bulb (Tdb)

• Suhu air masuk menara pendingin (Tw,in)

• Suhu air keluar menara pendingin (Tw,out)

• Suhu udara keluar (Ta,out)

• Laju aliran massa air (L)

• Laju aliran massa udara (G)

Sedangkan performansi dari cooling tower yang ditinjau antara lain:

a) Range

Merupakan beda antara suhu air masuk dan keluar cooling tower. Range yang tinggi
menunjukkan bahwa cooling tower mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan
kinerjanya bagus. Secara matematis nilai range dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (1) sebagai berikut:
Range (°C) = Tw,in – Tw,out (1)

b) Approach

Merupakan beda antara suhu air dingin keluar cooling tower dan suhu wet bulb ambien.
Semakin rendah approach semakin baik kinerja cooling tower. Approach merupakan
indikator yang lebih baik untuk kinerja cooling tower. Persamaan (2) digunakan untuk
mengetahui nilai approach yang dapat dicapai oleh cooling tower.

Approach (°C) = Tw,out – Twb (2)

c) Efisiensi Termal ()

Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam persentase), yaitu perbedaan
antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet bulb ambien, atau dengan kata lain:

(3)

d) Kapasitas Pendinginan (Qw)

Merupakan jumlah panas yang dibuang dari air, sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air,
panas spesifik (cpw) dan perbedaan suhu.

Qw (kW) = (4)

e) Rugi Penguapan (E)

Merupakan jumlah air yang diuapkan agar terjadi pendinginan. Jumlah air yang menguap
dipengaruhi oleh panas laten air (hfg) itu sendiri:

E (kg/s) = (5)

E (m3/jam) = x vf x 3600 (6)

f) Rugi Blowdown (B)

Rugi blowdown adalah kerugian yang diakibatkan oleh pembuangan sejumlah air sirkulasi
untuk mencegah terjadinya konsentrasi larutan atau zat-zat lain pada air sirkulasi. Akibat
konsentrasi larutan tersebut, maka larutan akan menjadi gumpalan-guimpalan yang dapat
menyumbat saluran air sirkulasi, sehingga proses sirkulasi air terganggu. Besar nilai
blowdown yang dibutuhkan bergantung pada range pendinginan yang dihasilkan dan
komposisi zat-zat yang ada pada air make-up (suplai air pengganti). Tabel 1 menunjukkan
nilai persentase blowdown menurut nilai konsentrasi air dan range pendinginan yang terjadi.

Tabel 1. Persentase blowdown (Marley Corp.)

g) Drift Loss (D)

Yaitu kerugian massa air akibat terbawa aliran udara yang melintasi cooling tower. Jumlah
drift loss terjadi relatif dan dapat diperkecil dengan penggunaan drift eliminators pada
cooling tower. Berikut nilai persentase untuk drift loss yang dapat dipakai saat informasi nilai
persentase drift loss yang direkomendasikan dari pabrikan tidak diketahui.

D = 0.3 – 1.0 persen dari L untuk cooling tower penggerak udara alami (natural draft) tanpa
drift eliminators

D = 0.1 – 0.3 persen dari L untuk induced draft cooling tower tanpa drift eliminators

D = sekitar 0.005 persen dari L (atau kurang) jika cooling tower dilengkapi

dengan drift eliminators.

h) Laju Aliran Air Pengganti (Make-up)

Merupakan suplai air pengganti akibat kerugian air untuk terjadinya proses pendinginan. Laju
aliran air make-up minimum yang diperlukan merupakan

jumlah akumulasi total kerugian yang terjadi.

Make-up = B + D + E (7)

i) Perbandingan Cair/Gas (L/G)

Perbandingan L/G menara pendingin merupakan perbandingan antara laju aliran massa air
dan udara. Menara pendingin memiliki nilai desain tertentu, namun variasi karena musim
memerlukan pengaturan dan perubahan laju aliran air dan udara untuk mendapatkan
efektivitas terbaik menara pendingin. Aturan termodinamika menyatakan bahwa panas yang
dibuang dari air sama dengan panas yang diserap oleh udara sekitarnya. Oleh karena itu
persamaan berikut dapat digunakan:

L.cp,w(Tw,in – Tw,out) = G(ha,out – ha,in) (8)

(9)
Dimana:

ha,out = entalpi udara keluaran (kJ/kg)

ha,in = entalpi udara masukan (kJ/kg)

posted by IsmantoAlpha's at 18.38

Berdasarkan siklusnya terdapat dua jenis sistem air pendingin pada cooling tower
yaitu sistem siklus terbuka (once through) dan sistem siklus tertutup (recirculation –
cooling tower). Pada umumnya sistem air pendingin utama terdiri dari komponen :

 Intake (untuk siklus terbuka)


 Saringan (screen)
 Pompa (cooling water pump – CWP)
 Katup dan Pemipaan (piping)
 Menara pendingin (cooling tower)

Untuk sistem air pendingin siklus terbuka tidak dilengkapi dengan menara pendingin
(cooling tower), sebaliknya pada sistem siklus tertutup (resirkulsi) tidak dibutuhkan
intake yang dipasangi saringan-saringan, cukup dengan satu saringan sederhana.

Gb 1. Sistem air pendingin terbuka dan tertutup

Sistem Air Pendingin Terbuka


Dalam sistem siklus terbuka, air dipasok secara kontinyu dari sumber tak terbatas
seperti sungai, danau atau laut yang dipompakan ke kondensor untuk akhirnya
dibuang kembali keasalnya. Dengan menggunakan pompa, air dari sumber dipompa
dan dialirkan ke kondensor dan heat exchanger kemudian dibuang ke saluran
pembuangan.

Letak saluran masuk dan saluran pembuangan harus dibuat terpisah sejauh
mungkin. Pemisahan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resirkulasi air dari sisi
pembuangan mengalir ke sisi masuk. Resirkulasi akan menyebabkan penurunan
efisiensi kondensor karena temperatur air menjadi tinggi.

Keuntungan sistem siklus terbuka dibanding siklus tertutup antara lain adalah :

 Biaya modal dan biaya operasinya lebih rendah.


 Peralatan yang digunakan lebih sedikit
 Kinerja kondensor lebih baik karena temperatur air pendingin masuk lebih
rendah

Sedangkan kerugiannya adalah :

 Kualitas air tidak dapat dikontrol


 Memerlukan ijin dari instansi lingkungan, karena menimbulkan pencemaran
lingkungan
 Sumber air harus tersedia dalam jumlah yang besar dan kontinyu.

Sistem siklus terbuka digunakan pada unit pembangkit yang sumber airnya tak
terbatas, seperti air laut atau danau. Temperatur air ke sisi pembuangan harus
dijaga pada batas yang memenuhi syarat, karena air yang panas cenderung
menimbulkan bau dan dapat mematikan ikan. Gambar 2 menunjukkan diagram
siklus terbuka untuk lokasi unit pembangkit ditepi laut.

Gb 2. Sistem Air Pendingin Utama Siklus Terbuka

 
Pada sistem ini dibuat pembatas level minimum berupa gundukan atau bak pada sisi
air keluar kondensor. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh efek syphonic walaupun
level air bervariasi. Efek syphonic memberikan keuntungan, karena dengan bantuan
efek syphonic tenaga pemompaan menjadi lebih ringan. Sisi masuk pompa harus
dipasang dibawah permukaan air terendah pada saat pasang rendah untuk
mencegah terjadinya kehilangan sisi isap dan menjamin bekerjanya sistem
syphonic.

Sistem Air Pendingin Tertutup

Secara prinsip, sistem air pendingin utama siklus tertutup menggunakan media yang
sama secara berulang dalam sirkulasi tertutup seperti terlihat pada gambar 3 Sistem
ini membutuhkan biaya investasi yang lebih besar dibanding sistem siklus terbuka.
Hal ini karena menggunakan menara pendingin yang mahal.

Biaya operasinya juga lebih besar karena sistemnya tidak dapat dibuat syphonic
effect sehingga memerlukan tenaga pemompaan yang lebih besar. Bahkan apbial
menggunakan sistem draft (tarikan) paksa memerlukan beberapa fan yang
beroperasi terus menerus.

Namun sistem siklus tertutup merupakan solusi terhadap tersedianya jumlah air
yang terbatas, karena air sebagai pendingin dipakai berulang-ulang dan kehilangan
air pendingin relatif sedikit.

Gb 3. Aplikasi Sistem Air Pendingin Utama Siklus Tertutup

Sirkulasi dari bak penampung menara pendingin (cooling tower) dipompakan ke


kondensor oleh pompa air pendingin utama (CWP) untuk mengkondensasikan uap
bekas dengan cara menyerap panas laten dari uap bekas tersebut. Akibat proses
dikondensor, temperatur air pendingin keluar kondensor akan mengalami kenaikkan.
Karena air akan disirkulasikan kembali ke kondensor, maka air pendingin ini harus
didinginkan terlebih dahulu.
Prosesnya dilaksanakan pada Menara pendingin (Cooling Tower). Didalam menara
pendingin, air pendingin didinginkan oleh udara sehingga temperaturnya kembali
turun dan siap disirkulasikan kembali kedalam kondensor. Gambar. 4 merupakan
contoh aplikasi sistem air pendingin utama siklus tertutup.

Dalam contoh aplikasi sistem air pendingin utama siklus tertutup, fungsi sebagian
besar komponennya seperti kondensor, Auxiliary Cooling water heat Exchanger,
Traveling Screen sama seperti dalam sistem air pendingin utama siklus terbuka.
Perbedaannya hanya terletak pada menara pendingin (Cooling Tower) yang tidak
terdapat pada sistem air pendingin siklus terbuka. Sedangkan gambar dibawah
menunjukkan proses pembuangan panas yang mengakibatkan terbawanya butir air
(drift) ke udara sekitar menara pendingin.

Gambar 4 memperlihatkan aliran pembuangan udara/gas panas (drift) dari menara


pendingin ke atmosfir, dimana sebagian tetes air ikut terbawa. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya jumlah air pendingin didalam siklus tertutup.

Gb. 4  pembuangan panas di menara pendingin siklus tertutup

https://rakhman.net/power-plants-id/jenis-sistem-air-pendingin/

Anda mungkin juga menyukai