Anda di halaman 1dari 2

Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai ciri khas dalam seni bangunan, yaitu 

segi empat
memanjang berbentuk panggung (pile dwelling) yang agak tertutup.

Penggunaan bahasa Wolio ini biasanya penduduk yang


menetap di Kabupaten Kota Bau-Bau, Kabupaten
Buton Selatan, dan Kabupaten Buton, Sulawesi
Tenggara. Khusus untuk di Kabupaten Buton bahasa
Wolio berdampingan dengan bahasa Cia-cia.
Perbedaan bahasa Wolio dengan bahasa daerah lainya
Bahasa Wolio
di Sulawesi Tenggara adalah dialek dari bahasa tersebut
lebih banyak. Apabila ditotal terdapat tujuh dialek yang
berasal dari bahasa Wolio, yaitu dialek Wolio Keraton,
dialek Liabuku, dialek Busoa, dialek Kaimbulawa,
dialek Waruruma, dialek Pasawajo, dan dialek
Sorawolio.

Banua Tada merupakan rumah tempat tinggal


Suku Wolio atau orang Buton di pulau Buton.
Kata banua dalam bahasa setempat berarti
Rumah Adat Banua Tada rumah sedangkan kata tada berarti siku,
sehingga banua tada dapat diartikan sebagai
"rumah siku"

Penamaan tersebut didasarkan pada struktur


rangka bangunan yang terdiri dari siku-siku.

Keunikan dari rumah ini terletak pada desain,


struktur dan fungsinya yang mengandung nilai
filosofis di dalamnya. Adapun keunikan lain
dari rumah banua tada adalah memiliki bentuk
rumah panggung, tetapi pada
pembangunannya tidak menggunakan
satupun paku.

Busana Adat Babu Nggawi Langgai untuk Pengantin Baju cele ini biasanya dipakai dalam upacara-upacara
Pria
adat di Maluku, seperti acara pelantikan raja, acara
cuci negeri, acara pesta negeri, acara panas pela dan
lain-lain.

Baju cele adalah kain kebaya yang dikombinasikan


dengan kain salele di pinggang. Motif baju cele bisa
berupa garis-garis geometris atau berkotak-kotak kecil.
Umumnya busana ini memiliki corak warna merah
yang dengan nilai kecerian, berani, dan cekatan.
Baju cele biasa dikombinasi dengan kain yang pelekat
yang disalele atau disarung dari luar dilapisi hingga
batas lutut, dengan lenso (sapu tangan yang diletakan
di pundak), dan biasa dipakai tanpa pengalas kaki atau
boleh juga pakai selop.

Sinonggi Sinonggi adalah makanan yang terbuat dari pati sari


sagu. Baca juga: 10 Daftar Makanan Khas Kalimantan
Barat, Ada Kue Kantong Semar Sinonggi terdapat di
sejumlah daerah dengan penyebutan berbeda. Di
Sulawesi Selatan, makanan khas ini dikenal sebagai
kapurung, sedangkan di Maluku dikenal sebagai
papeda. Sinonggi memiliki penyajian yang berbeda.
Dimana, tepung sagu yang telah dimasak tidak
dicampurkan dengan sayur, kuah ikan, sambal (dabu-
dabu), atau bumbu lainnya. Campuran lauk tersebut
disesuai dengan selera masing-masing yang penikmat
makanan ini.

Parang Taawu Parang Taawu adalah senjata tradisional


Sulawesi Tenggara yang berbentuk bilah panjang
bermata satu. Bilah parang taawu tipis dan melebar
dari pangkal ke ujungnya yang kemudian melancip
seperti bentuk segitiga siku-siku. Amirul Mu’minin
dalam skripsi berjudul Perancangan Game Petualangan
Haluoleo dengan Konten Lokal Sulawesi Tenggara
(2018) menyebutkan bahwa Parang taawu atau pade
taawu adalah senjata pusaka bertuah (memiliki roh di
dalamnya) dari Suku Mekongga yang hidup di daerah
Kolaka, Sulawesi Selatan. Baca juga: Senjata
Tradisional Kandik Bali Karena merupakan pusaka,
parang taawu tidak bisa digunakan oleh sembarang
orang. Parang taawu hanya bisa digunakan oleh para
Raja dan tamalaki (panglima perang dan kepala adat)
Suku Mekongga pada saat peperangan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai