PARANG SALAWAKU
Baju cele adalah salah satu pakaian khas tradisional khas Ambon,
Maluku.adalah
Kalawai Pakaian ini berwarna
senjata putihMaluku
tradisional dan merah, serta bermotif
yang berbentuk seperti
tombak dengan 3 matagaris-garis
tombak yanggeometris.
diikat erat pada sebilah bambu
panjang
Untuk sebagai baju
perempuan, pegangannya. Senjata
cele terdiri dariini meskipun
kebaya putihmirip
dengandengan
kain
tombak, namun ukurannya lebih panjang jika dibandingkan
sarung untuk bawahan, hiasan kepala, konde, dan selop. dengan
tombak pada umumnya.
Sedangkan untuk laki-laki, baju cele terdiri dari kemeja putih
Asal-usul penamaan
berkerah senjata
melingkar kalawai
dengan celanayaitu
kainberasal dari putih.
hitam atau 2 suku kata
bahasa Maluku Tengah yaitu kala dan wai. Kala berarti tikam atau
Baju cele dipakai
hunusan. dalam acara adat,
Sedangkan wai memiliki seperti
arti pelantikan
air. Jika raja.
digabungkan,
kalawai secara harfiah berarti “menikam air”. Dari arti kata
tersebut, sudah jelas bahwa senjata tradisional Maluku ini memang
diperuntukkan untuk digunakan sebagai senjata tajam di dalam air.
Senjata tersebut biasanya digunakan oleh para nelayan ketika
berburu hasil laut, seperti ikan, gurita, cumi-cumi, teripang,
dan sebagainya.
Pakaian adat MALUKU
Kebaya putih
Cole ini dibuat dari kain berwarna putih dengan kancing dibagian
depan dan hiasan belakang berupa bordir. Selain itu ditambahkan
pula penggunaan kaos kaki putih dan cenela yang dihiasi dengan
motif kembang berwarna emas sebagai alas kaki serta sanggul
berbentuk bulan dibagian kepala yang diperkuat dengan tusuk konde
yang disebut karkupeng.
Pakaian adat MALUKU
Kebaya dansa
Jenis kain yang biasa digunakan untuk membuat kebaya dansa yaitu
berupa kain polos atau berjenis kembang kecil.
Pakaian ini umumnya dikenakan oleh kaum pria pada acara pesta
rakyat, sedang wanita memakai pakaian rok.
rumah adat MALUKU
baileo
Rumah sasadu yang merupakan milik dari masyarakat Suku Sahu yang sudah
lama tinggal di Halmahera. Konsep dari rumah sasadu sama dengan rumah
baileo yakni berkonsep terbuka alias tidak ada dinding serta jendela
di dalamnya, tapi dari segi bentuk, keduanya sangat berbeda.
Rumah baileo masuk dalam jenis rumah panggung, sementara rumah sasadu
tidak. Rumah sasadu memiliki bentuk ciri khas atap yang lebih tinggi
dan lebih besar dibandingkan bagian bawahnya. Rumah sasadu berbentuk
mirip limas persegi dengan bentuk bawah yang melingkar dan ada tempat
duduk kayu yang melingkar di sekeliling dalam rumah tersebut.
Bahan dasar pembuatan rumah sasadu adalah batang pohon sagu yang
dijadikan sebagai pilar dan tiang-tiang bangunan. Sementara untuk
bagian atap rumah adat Maluku ini menggunakan daun sagu yang
dikeringkan dan dianyam.
Nama ‘sasadu’ diambil dari kata ‘sasa-sela-lamo’ yang artinya besar
dan kata ‘tatadus-tadus’ yang artinya berlindung. Jadi sebenarnya
penggunaan rumah ini dimaksudkan sebagai tempat untuk berlindung
masyarakat.
Rumah sasadu memang diperuntukkan untuk pelaksanaan ritual untuk
keselamatan, syukuran, dan lain sebagainya.
Selain itu, jika sedang tidak ada acara ritual, rumah adat Maluku ini
digunakan sebagai tempat pertemuan saat sedang mengadakan musyawarah
dengan masyarakat sekitar.
rumah adat MALUKU
hibualamo
Rumah adat Maluku yang terakhir adalah rumah hibualamo. Meski terlihat
lebih modern, rumah adat Maluku ini sebenarnya merupakan jenis rumah
tertua di Maluku yang dipercaya sudah ada sejak ratusan tahun yang
lalu.
Penamaan rumah hibualamo diambil dari kata ‘hibua’ yang artinya rumah
dan ‘lamo’ yang artinya besar. Jadi artinya rumah yang besar. Berbeda
dengan dua rumah adat Maluku sebelumnya, rumah hibualamo memiliki
dinding seperti rumah modern pada umumnya.
Seperti yang dijelaskan di atas, rumah hibualamo memiliki bentuk yang
lebih modern karena memiliki dinding yang dibuat dari bata dan semen.
Tapi jika kita melihat pada bagian atap rumah adat Maluku ini,
bentuknya sangat tradisional sekali karena mirip dengan rumah adat
Maluku lainnya yakni menyerupai perahu.
Untuk warna yang digunakan pada rumah hibualamo haruslah lima warna,
yakni warna merah, hitam, emas, kuning, dan putih saja.
Rumah adat Maluku ini sebagian besar difungsikan sebagai rumah tinggal
yang akan ditinggali oleh keluarga besar.
Tapi selain dijadikan sebagai tempat tinggal, rumah hibualamo juga
sering digunakan sebagai tempat berkumpul untuk musyawarah dalam
menyelesaikan permasalahan dengan aturan adat.
Makan khas MALUKU
Ikan kuah palabanda
Makanan khas Maluku ikan kuah pala banda adalah kreasi menu makanan
yang wajib dicoba. Sesuai namanya, kudapan ini berasal dari Kepulauan
Banda, Maluku Tengah.
Di daerah ini sangat terkenal sebagai penghasil komoditi rempah-rempah
berupa pala, yang sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda.
Makanan khas Maluku ini menggunakan bahan dasar ikan kerapu atau ikan
kakap. Berbagai bumbu digunakan, seperti merica, pala, dan jenis
rempah lainnya.
Rasanya asam berkolaborasi dengan rasa pedas. Dulunya, makanan ini
adalah hidangan istimewa untuk para pejabat Belanda. Makanan khas
Maluku yang lezat ini bisa disantap bersama nasi, ulang-ulang, dan
sambal bakasang.
Makanan khas MALUKU
Nasi lapola
Makanan khas Maluku dengan bahan dasar nasi ini biasa diolah dengan
campuran kacang tolo. Cara pembuatan nasi lapola pun terbilang cukup
mudah karena hanya perlu direbus dengan campuran kelapa parut dan
sedikit garam setelah sebelumnya beras telah dimasak sampai setengah
mati.
Makan khas MALUKU
Sambal colo-colo
Sambal ini merupakan salah satu kuliner yang paling dicari oleh
wisatawan saat mengunjungi Ambon, Maluku. Terbuat dari tomat muda,
cabai rawit, garam, jeruk nipis dan bawang merah yang diulek jadi
satu.
Makanan khas Maluku ini kemudian dicampurkan dengan daun kemangi dan
rarontang serta kecap. Mantap banget nih, dinikmati bareng ikan bakar
sambil menikmati suasana Maluku.
Minuman khas MALUKU
Wedang jahe/ air guraka
Minuman khas Maluku yang pertama adalah Air Guraka. Guraka merupakan
sebutan orang Ternate untuk jahe. Jadi bisa diartikan Air Guraka ini
adalah air jahe.
Air Guraka ini banyak sekali di jumpai di kawasan Maluku, khusunya
Maluku Utara. Minuman ini dibuat dari guraka atau jahe, gula merah dan
daun pandan. Jika diperhatikan sekilas, minuman ini memang mirip
dengan bandrek khas Jawa Barat atau saraba khas Sulawesi Selatan. Sama
halnya dengan bandrek dan saraba, minuman khas Maluku yang satu ini
juga bisa berfungsi untuk menghangatkan tubuh juga cocok dinikmati
saat cuaca sedang dingin atau musim hujan.
Minuman khas MALUKU
Kopi sibu-sibu