Anda di halaman 1dari 21

BUDAYA DAN CIRI KHAS PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

OLEH
I NYOMAN TRISNA SUMARDIANA PUTRA

1. RUMAH ADAT KHAS DARI PROPINSI NTB


a. Rumah Adat NTB Dalam Loka

Desain rumah adat ini merupakan desain asli dari rumah para raja Sumbawa di masa lalu. Di Sumbawa
sendiri pengaruh agama Islam sangat kuat sehingga kebudayaannya pun cukup dipengaruhi oleh hal-hal
berbau syariat Islam, termasuk rumah adat. Istilah Dalam Loka memiliki arti istana dunia. Hal ini selaras
dengan fungsi dari rumah adat NTB yang memang digunakan sebagai kediaman raja dan pusat
pemerintahan raja Sumbawa di Masa lalu. Tidak heran jika rumah Dalam Loka memiliki ukuran yang besar
dan ditopang oleh 99 tiang. Jumlah 99 tiang ini sendiri diambil dari jumlah asmaul husna dalam ajaran Islam.
Tiang-tiang ini menopang rumah dengan sangat kuat dan terbagi dua yang disebut bala rea (graha besar).
Graha besar ini memilii beberapa ruangan, antara lain:
 Lunyuk Agung (ada di depan) yang berfungsi untuk tempat pertemuan, musyawarah, atau resepsi.
 Lunyuk Mas (di sebelah Lunyuk Agung), berfungsi sebagai tempat permaisuri, istri menteri, atau staf
saat dilangsungkan upacara adat.
 Ruang dalam (ada di Barat dan Utara). Ruang ini disekat dengan menggunakan kelambu. DI bagian
Barat berfungsi sebagai tempat sholat, dan di bagian Utara berfungsi sebagai tempat tidur permaisuri
dan dayang.
 Ruang dalam (ada di Timur), terdiri atas 4 kamar untuk tempat putra dan putri raja yang sudah menikah.
 Ruang Sidang, (di belakang bala rea) digunakan sebagai tempat sidang dan tempat tidur dayang.
 Kamar mandi (ada di luar ruangan induk).
 Bala Bulo, untuk temat main anak raja.
 Di luar istana, terdapat kebun istana, gapura, rumah jam, dan lonceng istana.
2
b. Rumah Adat NTB Istana Sumbawa

Istana Sumbawa dikembangkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III. Rumah
adat ini bertempat di Kota Sumbawa Besar. Rumah ini berfungsi sebagai tempat tinggal raja serta tempat
menyimpan benda-benda berharga atau artefak di Kabupaten Sumbawa.

c. Rumah Adat NTB Bale

Bale merupakan rumah adat NTB dari suku Sasak. Rumah adat ini ada di dusun Sade, desa Rembitan,
Pujut, Lombok Tengah. Hingga kini desa Sade masih memegang teguh tradisi serta kelestarian rumah
adat Bale sehingga rumag adat NTB yang satu ini masih terjaga hingga sekarang.
Dalam mendirikan sebuah rumah adat, suku Sasak memiliki aturan-aturan, yakni pemilihan waktu dalam
mendirikan rumah. Jika mereka tidak mengikuti aturan tersebut, diyakini akan mendapatkan nasib buruk
saat menempati rumah tersebut.
3
d. Rumah Adat NTB Bale Lumbung

Rumah adat NTB yang satu ini juga berasal dari suku Sasak. Bentuk rumah adat ini sangat unik yaitu
berbentuk panggung dengan bagian ujung atap runcing dan melebar. Jarak atap rumah ini sekitar 1,5
hingga 2 meter dari tanah. Sementara itu, diameternya sekitar 1,5 hingga 3 meter.
Sama dengan bentuk rumah adat panggung lainnya, bentuk rumah panggung pada rumah adat NTB juga
memiliki tujuan. Bentuk panggung pada rumah adat NTB memiliki tujuan agar tidak mudah rusak seperti
terkena banjir, dan terhindar dari serangan hama misalnya serangan tikus.
Bubungan dan atap rumah ini terbuat dari jerami atau alang-alang. Sementara itu, dinding rumah terbuat
dari ayaman bambu. Bagian lantai terbuat dari papan yang disangga dengan empat buah tiang dengan
pondasi dari batu dan tanah.

e. Rumah Adat NTB Bale Jajar

Bale Jajar merupakan tempat hunian suku sasak tergolong ekonominya menengah ke atas. Bentuknya
mirip dengan Bale Tani, perbedaannya hanya terletak dibagian ruangan dalem Bale saja yang lebih
banyak.
Bale Jajar memiliki satu serambi dan dua dalem bale (sesangkok) dan ditandai dengan adanya sambi
yaitu tempat untuk penyimpanan bahan baku makanan dan keperluan rumah tanggga. Pada bagian
belakang Bale jajar terdapat sekenam dan pada bagian depannya terdapat sekepat.
4
f. Rumah Adat NTB Berugaq

Berugaq atau yang disebut juga sebagai balai bengong, bentuknya seperti saung, yaitu berupa panggung
tanpa dinding, beratap alang-alang dan ditopang oleh empat tiang bambu dan membentuk segi empat
(sekepat). Lantainya terbuat dari papan kayu atau bilah bambu yang dianyam menggunakan tali pintal
(Peppit) dan tingginya sekitar 40–50 cm dari tanah dan terletak di bagian depan Bale Jajar.
Sekepat ini biasa juga digunakan untuk menerima tamu karena tradisi sasak sendiri tidak menerima
sembarang orang ke dalam rumah. Bila pemilik rumah memiliki anak perempuan (perawan), sekepat
dapat digunakan untuk menerima pemuda yang datang meminang (melamar). Selain itu juga dapat
digunakan untuk berkumpul dan beristirahat setelah kerja di sawah.

Jika Berugaq Sekepat berada di depan rumah, Berugaq Sekenam berada di belakang rumah. Rumah ini memiliki
enam tiang penyangga. Berugaq Sekenam digunakan sebagai tempat belajar tentang nilai-nilai kebudayaan, tata
krama, serta sebagai tempat berkumpul keluarga.
5
2. PAKAIAN ADAT KHAS DARI PROPINSI NTB
a. Pakaian Adat Suku Sasak

Pakaian khas suku sasak ini sering disebut dengan pakaian adat Lambung dan Pegon.
Pakaian adat Lambung untuk wanita
Pakaian ini dikenakan khusus untuk wanita dalam menyambut tamu dan upacara adat mendakin atau
nyongkol. Atasan yang digunakan yaitu baju berwarna hitam dengan krah berbentuk huruf V dan tidak
memiliki lengan. Untuk aksesorisnya menggukan manik – manik yang terletak dibagian tepi jahitan.
Bahan yang digunakan pada pakaian adat ini adalah kain pelung yang mana dipadu padankan dengan
selendang bercorak ragi genep di bahu kanan ataupun kiri. Sedangkan bahan yang digunakan untuk
membuat selendang ini ialah kain songket khas suku sasak.
Pada bawahannya menggunakan kain panjang yang cara pemakaiannya dengan membalutkan dibagian
pinggang. Motif yang digunakan menggukan bordir kotak – kotak atau segitiga dibagian tepi. Untuk
membalutkan kain menggunakan bantuan berupa sabuk atau sering disebut dengan sabuk anteng yang
berupa kain dan ujungnya dijuntaikan di pinggang kiri.
Aksesoris untuk melengkapi keindahan pakaian NTB ini adalah sepasang gelang tangan dan gelang kaki
dari bahan perak. Kemudian anting – anting berbentuk bulat yang terbuat dari daun lontar. Selanjutnya
bunga mawar atau cempaka yang mana diselipkan dibagian sanggul bermodel punjung pliset.
Pakaian adat Pegon untuk pria
Berbeda dengn pakaian adat lambung yang mana dikenakan oleh wanita, untuk pakaian adat pegon
khusus digunakan untuk pria. Pakaian ini sering dibicarakan bahwa muncul karena adaptasi dari
kebudayaan eropa dan jawa kemudian terbawa ke Nusa Tenggara Barat. Kenapa bisa begitu? karena
bentuk atasan yang berupa jas hitam kemudian dilengkapi dengan bawahan berupa cute. Cute dibuat
dengan bahan kain pelung yang memiliki motif nangka.
Aksesoris untuk melengkapi pakaian ini yaitu berupa ikat kepala yang bernama capuq, memiliki bentuk
mirip dengan udeng khas Bali. Selanjutnya ikat pinggang bernama leang yang berupa kain songket
bersulamkan benang emas dan yang paling utam yaitu keris yang diselipkan dibagian samping atau
belakang ikat pinggang. Khusus untuk para pemangku adat ditambahkan selendang umbak berwarna
putih, merah, dan hitam yang memiliki panjang hingga 4 meter.
6
b. Pakaian Adat Suku Bima

Pakaian adat suku bima ini sering disebut dengan sebutan Rimpu. Ini membuktikan bahwa pengaruh
kebudayaan Islam di masyarakat suk bima sangat kuat dikala itu. Pakaian ini berbentuk menyerupai
mukena yang mana bagian atas menutupi kepala hingga perut dan baigan lainnya menutupi perut hingga
kaki. Rimpu terdiri dari 2 jenis sesuai kegunaannya, yaitu rimpu cili yang digunakan oleh kaum wanita
yang belum menjalani pernikahan. Kemudian untuk rimpu colo digunakan oleh kaum wanita yang telah
menjalani pernikahan. Perbedaan dari kedua ini ialah rimpu cili menutupi seluruh bagian tubuh kecuali
bagian mata sedangkan untuk rimpu colo menutupi seluruh tubuh kecuali bagian wajah.
Sekian dulu guys artikel ini, jika kamu merasa ini sangat membantu anda jangan lupa untuk di share ke
teman – teman lainnya yaa. Salam hangat.
c. Pakaian adat Khas Sumbawa

Baju adat tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan tiap daerah yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan
Sumbawa, wilayah yang terletak di Indonesia bagian tengah. Sumbawa yang didiami oleh dua suku
besar, Samawa di Sumbawa Barat dan Mbojo di wilayah Bima, memiliki baju adat yang unik.
Sumbawa Barat yang dahulu pernah didatangi oleh masyarakat Makassar memiliki baju yang sangat
mirip dengan baju bodo khas Makassar. Berbagai hiasan dan sarung tenun juga memiliki kemiripan,
bedanya sarung tenun yang dipakai masyarakat Sumbawa memakai sarun tenun kre’sesek khas
Sumbawa.
7
3. SENJATA TRADISIONAL KHAS NTB
a. Tulup

Nenek Moyang suku sasak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengenal tulup sebagai alat untuk berburu
binatang di hutan. Pemburu tradisional Sasak beranggapan bahwa, selain sebagai senjata berburu, tulup
juga dianggap sebagai benda sakral. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa berburu adalah mata
pencaharian mereka sedangkan tulup adalah alat mereka mencari rezeki, untuk itu tulup perlu dihargai
dan dihormati. Pensakralan terhadap tulup mereka ekspresikan dalam bentuk memberi doa atau jampi-
jampi pada tulup mereka. Selain untuk penghormatan dan permohonan kepada Yang Kuasa, doa dan
jampi-jampi ditujukan agar tulup dapat menghasilkan banyak binatang buruan. Maka dari itu tidak heran
jika oleh beberapa pemburu, tulup beserta ancar (peluru tulup) dan terontong (tempat menyimpan ancar)
selalu digantung di atas tembok rumah-rumah mereka (Lalu Wiramaja et al., 1993).
Tulup orang Sasak mempunyai tiga komponen penting yaitu, gagang tulup, ancar (peluru tulup), dan
terontong (tempat menyimpan ancar). Agar binatang cepat mati, biasanya pada ancar (peluru tulup)
dioleskan racun yang berasal dari getah pohon tatar. Getah ini sangat manjur untuk membunuh binatang.
Binatang seperti kera akan mati dalam waktu lebih kurang 15-30 menit. Sementara babi membutuhkan
waktu lebih kurang 2 hari (Wiramaja et al., 1993). Saat berburu, ketiga komponen tersebut harus dibawa
karena ketiganya saling melengkapi. Adapun bahan pembuat tulup antara lain :
 Kayu meranti untuk membuat gagang tulup
 Pelepah pohon enau (pinang atau aren) untuk membuat batang dan mata ancar (peluru tulup)
 Getah pohon tatar untuk membuat racun
 Bambu untuk membuat terontong

b. Keris
8
Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat juga mengenal berbagai macam keris sebagai senjata
tradisional. Namun, adanya dua lintasan yang dilalui budaya keris ke NTB, yaitu lintasan utara dari Bugis
masuk ke NTB bagian timur, sedangkan lintasan Barat dari Bali ke Lombok.
Perbedaan keduanya antara lain dari segi bentuk. Keris Lombok secara umum berukuran besar dan
panjang, yakni antara 58 cm sampai 71 cm. Sedangkan keris Sumbawa berukuran besar dan pendek,
yakni antara 34 cm hingga 51 cm. Sementara itu keris Jawa berukuran sedang, antara 49 cm sampai 51
cm.
Istilah / nama Keris di lombok juga dikenal sebagai Sampari, yaitu istilah lokal etnis Mbojo (Bima dan
dompu) untuk Keris yang ber-teritorial di wilayah pulau Sumbawa bagian timur. Tampilan tetap
mengadopsi dari muasal induk, khas jajaran keris Sulawesi. Variasi kayu, seperti biasanya
memasangkan dua jenis pilihan, pada angkup (yang menyerupai badan kapal phinisi) dan hulu
menggunakan kayu kemuning, dengan tekstur yang lebih padat. Lalu pada gandar yang bercorak coklat
gelap sejauh ini belum bisa saya berhasil identifikasi. Tekstur kayu tidak sepadat kemuning, namun
melihat tektur terdapat formasi belang seperti merujuk pada jenis kayu yang oleh komunitas Sulawesi
dijuluki kayu Bawang.

c. Kelewang

Senjata tradisional Nusa Tenggara Barat selanjutnya yaitu Klewang yang merupakan pedang khas
tentara khusus kerajaan Lombok. Kisaran tahun penciptaan berkisar rentang 1700 – 1800 Masehi.
Sebagaimana diungkap dalam buku “Keris Lombok” karangan Bapak Ir. LALU DJELENGA. Masyarakat
umum di Lombok lebih sering menyebut Klewang. Julukan yang hampir sama bagi semua jenis pedang.
Pasukan tentara kerap menyandang di bagian tubuh-punggung belakang. Bentuk bilah besi terhunus
dengan lengkungan khas. Ujung mata pedang meruncing pada sisi bilah bagian yang tajam. Pamor pada
pangkal bilah sangat kontras dengan tera motif yang kian tampil cantik. Terutama pada bagian tengah
bilah hingga ujung. Rentang panjang bilah capai 50 cm.
Warangka terbuat dari kayu hitam. Tidak lazim seperti umumnya bahan warangka keris khas Lombok,
bersanding kayu Berora Pelet. Sedikit memberi kesan tegas dan garang. Namun masih bernuansa
estetis dengan tambahan asesoris, segmen bungkus lempeng perak dan kuningan. Ukiran motif
minimalis hanya terdapat pada bagian hulu warangka.
9
d. Golok

Pisau besar / golok ini merupakan salah satu senjata tradisional suku Sasak yang berasal dari Lombok,
Nusa Tenggara Barat. Gagang golok terbuat dari tanduk ukir berbentuk seekor singa utuh dengan
kecermatan ukiran yang mengagumkan. Semacam mendak perak melingkar dintara gagang golok dan
bilahnya. Sarung golok terbuat dari kayu berukir motif tradisional setempat. Sekilas tempak terlihat
kemiripan pola ukiran dengan ukiran tradisional Bali. Bilah golok ditempa dari baja putih tanpa pamor
yang cukup tebal. Golok tradisional Lombok buatan lama yang dibuat khusus untuk kalangan tertentu
(bukan suvernir)

4. ALAT MUSIK KHAS NTB


a. Drurridana

Duridrana adalah alat musik yang menyerupai garputala. Sama seperti garputala, Druridana berbentuk
seperti garpu yang hanya memiliki dua gigi seperti huruf “y”. Jika dihentakkan akan menghasilkan
resonansi pada frekuensi tertentu. Alat musik ini terbuat dari bambu.
10
b. Gendang Beliq

Gendang Beleq adalah alat musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok. Gendang Beleq
berasal dari Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Asal kata Gendang berasal dari
bunyi gendang itu sendiri, yaitu bunyi deng atau dung. Beleq berasal dari bahasa Sasak yang berarti
besar. Gendang Beleq berarti gendang besar. Sejarah - Dahulu di Lombok, Gendang Beleq dijadikan
penyemangat prajurit yang pergi berperang dan yang pulang dari peperangan.
Kini Gendang Beleq digunakan sebagai musik pengiring dalam upacara-upacara adat seperti Merariq
(pernikahan), sunatan (khitanan), Ngurisang (potong rambut bayi atau aqiqah) dan begawe beleq
(upacara besar). Cara Main - Gendang Beleq dimainkan secara berkelompok membentuk orkestra.
Orkestra Gendang Beleq terdiri dari dua Gendang Beleq yang disebut mama (laki-laki) dan gendang nina
(perempuan) yang berfungsi sebagai pembawa dinamika. Juga terdiri atas sebuah Gendang Kodeq
(gendang kecil), perembak belek dan perembak kodeq sebagai alat ritmis, gong dan dua buah reog,
yakni reog nina dan reog mama sebagai pembawa melodi. Pemain Gendang Beleq memainkan Gendang
Beleq sambil menari. Pemain Gendang beleq terdiri dari 13 sampai 17 orang. Jumlah tersebut
menunjukan jumlah rakaat dalam shalat (ibadah umat Islam).

c. Genggong

Genggong adalah alat musik unik yang dimainkan dengan cara ditiup hampir mirip dengan harmonika.
Hanya saja alat musik genggong ini terbuat dari bambu dan bentuknya sedikit lebih unik dibanding
dengan harmonika. Suara yang dihasilkan juga unik dan merdu.
Untuk membunyikannya, genggong dipegang dengan tangan kiri dan menempelkannya ke bibir. Tangan
kanan memetik "lidah"nya dengan jalan menarik tali benang yang diikatkan pada ujungnya. perubahan
nada dalam melodi genggong dilakukan dengan mengolah posisi atau merubah rongga
mulut yang berfungsi sebagai resonator.
11
d. Gula Gending

Gula Gending adalah alat musik yang terbuat dari seng dan tekstil. Instrumen ini digunakan untuk
menjajakan gula kapas (harum manis) yang terbuat dari gula pasir. Oleh karena itu, alat tersebut
kemudian dinamakan gula gending. Tempat penyimpanan gula dalam bahasa Sasak disebut Tongkaq
juga berfungsi sebagai instrumen musik. Dimainkan dengan cara menggendong tongkaq, kotak dipukul
dengan jari tangan kanan dan kiri sesuai gending/lagu yang dimainkan.
Gula gending dimainkan berkeliling ke pelosok kampung sambil menjajakan gula kapas. Gending yang
dimainkan berfungsi sebagai daya tarik anak-anak untuk membeli. Jenis gending yang dimainkan antara
lain buah Odaq, Tempong Gunung dan sebagainya.

e. Muri

Muri ini juga hampir sama dengan klarinet hanya saja muri terbuat dari daun. Cara memainkannya
adalah dengan cara ditiup, suara yang dihasilkan sangat merdu dan unik.

f. Palompong / Garompong
12
Alat musik ini terbuat dari kayu dan logam. Palompong termasuk dalam jenis alat musik silofan. Cara
memainkannya, pemain duduk dengan dua kaki dalam posisi lurus ke depan, sementara palompong
diletakkan di atas paha kemudian bilah dipukul dengan dua pemukul. Rongga di antara paha dan bilah-
bilah palompong berfungsi sebagai resonator.
Dahulu alat ini dimainkan secara tunggal dan biasanya dimainkan oleh laki-laki pada saat menunggu
sawah atau ladang untuk mengusir sepi. Saat ini palompang juga dimainkan oleh wanita dan menjadi
bagian dari orkestra Gong Genang yang berfungsi sebagai alat musik ritmik untuk mengiringi tari-tarian
pada saat irama cepat. Palompang merupakan alat musik khas Kabupaten Sumbawa, namun ada juga
alat musik sejenis ini di daerah Lombok dengan sebutan "cungklik".

g. Sarone

Sarone adalah sebuah alat musik tiup dari Kabupaten Bima Dompu yang termasuk golongan aerofon
yang berlidah dan dimainkan dengan cara ditiup / ufi.
Sarone dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Lolo dan anak lolo
terdiri atas bulu.. Pada lolo terdapat 6 (enam) bongkang ( lubang) di atas, dan satu lubang di bawah.
Cara melubangi dilakukan dengan menggunakan kawat besar yang dibakar. Jarak antara lubang yang
satu dengan yang lainnya diukur dengan mengambil ukuran keliling lolo. Sedang lubang yang ada di
bawah, jaraknya ½ (setengah )dari jarak antara dua lubang diatas.

h. Satong Srek

Alat musik ini terbuat dari bambu dan seng. Satong srek dibuat dari bambu yang salah satu bagiannya
diberi penampang berupa lempengan seng yang dibuat tajam dan kasar permukaannya. Jika permukaan
seng digesek atau dipukul akan mengeluarkan bunyi.
13
Satong srek dimainkan sebagai alat musik tambahan dalam suatu bentuk orkestra kesenian tradisional
dan dapat pula dimainkan secara solo / individual. Alat musik ini biasanya untuk mengiringi tarian nguri,
syier male, badede, bulan kasandung, ngumang rame. Satong srek dapat juga dipadukan dengan alat-
alat musik modern.

i. Silu

Silu adalah salah satu jenis alat musik dari daerah Bima Dompu. Silu termasuk jenis alat musik aerofon
tipe hobo, karena silu memiliki lidah lebih dari satu. Lidah pada silu disebut pipi silu terdiri atas 4 lidah. Di
daerah Bima, silu termasuk golongan alat musik ufi yaitu alat musik tiup.
Bahan untuk membuat silu adalah kayu sawo, perak dan daun lontar. Pada silu tidak terdapat ornamen –
ornamen, warnanya adalah warna asli. Bahanya, kecuali wata silu dibuat mengkilat dengan cat. Unsur
musikal (suara) rupanya lebih dipentingkan daripada unsur visual estetik.

5. MAKANAN KHAS NTB


a. Ayam Taliwang

Kuliner khas Lombok satu ini tentunya sudah begitu terkenal hingga menjadi ciri khas kuliner paling
ikonik dari Pulau Lombok. Rasanya kurang lengkap bila melancong ke Lombok tanpa menyantap Ayam
Taliwang. Rasa ayamnya yang mantap, dilengkapi dengan bumbu cocol gurih membuat hidangan ini
menjadi makanan khas favorit di Lombok.
14
b. Sate Bulayak

Makanan Khas Nusa Tenggara Barat selanjutnya adalah Sate Bulayak. Nama bulayak dari sate ini
berasal dari ketupatnya, yakni ketupat bulayak berbentuk bulat panjang dan dibungkus daun aren.
Bumbu yang membaluri Sate Bulayak terbuat dari adonan khusus campuran kemiri dan Santan Kelapa.
c. Sate Pusut

Selain Sate Bulayak, sate yang terkenal sebagai makanan khas Lombok adalah Sate Pusut. Bentuk sate
ini sangat mirip dengan Sate Lilit ala Bali, lengkap dengan Tusuk Sate besar. Bedanya, jika Sate Lilit
terbuat dari bahan dasar ikan, maka kuliner khas Lombok ini dibuat dari daging sapi dengan serpihan
kelapa, memberikannya rasa gurih yang tiada tara.
d. Sate Rembiga
15
Nama Sate Rembige diambil dari dari nama daerah tempat sate ini berasal: Rembige, Kota Mataram.
Makanan tradisional khas Nusa Tenggara Barat ini terkenal dengan sensasi rasa bumbunya yang tajam,
mengeluarkan aroma yang sangat menggoda ketika dibakar. Biasanya, Sate Rembige disajikan
bersamaan dengan lontong atau nasi.
e. Plecing Kangkung

Plecing kangkung termasuk kedalammakanan khas NTB yang popular dan menjadi makanan favorit di
siang hari, biasanya makanan khas NTB yang satu ini melemngkapi penyajian makanan khas NTB
lainnya seperti ayam taliwang.
Plancing kangkung adalah makanan yang penyajiannya beda dengan masakan khas NTB lainnya,
biasanya makanan disajikan saat masih hangat, tapi lainhalnya dengan plancing kangkung yang
disajikan saat kangkung sudah dingin dengan sambal tomat yang segar dan manis.
Sambal tomatnya sendiri dibuat dengan racikan khusus, dalam placing kangkung terdapat bahan
makanan lainnya juga seperti, kacang panjang, tauge, kacang goreng, dan urab. Batang kangkungnya
juga berbeda dengan kangkung pada umumnya karena memiliki batang kangkung yang lebih besar.
f. Kelaq Kelor

Selain Plecing Kangkung, Sayuran Segar yang juga populer di antara Makanan Khas Nusa Tenggara
Barat lainnya adalah Kelaq Kelor. Kuliner khas Lombok ini dimasak dari daun kelor dan sayur-sayuran
hijau lain yang dimasak dengan kuah bening. Selain menyegarkan, khasiat yang terkandung pada
sayuran ini juga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh.
16
g. Beberuq Terong

Buat pecinta olahan sayur terong, Beberuq Terong bisa jadi makanan khas NTB favoritmu yang baru!
Andalah masakan terong dari Lombok ini dibuat dari bahan dasar lalapan terong dengan kacang
panjang, dibaluri sambal tomat pedas yang lezat.
h. Bebalung

Nama “Bebalung” berasal dari kata dalam bahasa sasak, yang berarti “tenaga”. Memang kuliner khas
Lombok Nusa Tenggara Barat yang merupakan olahan daging sapi lembut ini dijamin untuk menjadi
sumber stamina. Sambal Bebalung sendiri biasanya terdiri dari jahe, kunyit, dan lengkuas –
menghadirkan aroma dan rasa yang menggugah lidah.
i. Cerorot

Kue Cerorot adalah salah satu jajanan tradisional khas yang populer di NTB. Cerorot merupakan kue
khas adat Sasak yang terbuat dari tepung beras, Santan Kelapa, dan gula merah. Kue Cerorot dibalut
dengan janur atau daun kelapa muda yang dililit membuat bentuk menyerupai terompet.
17
j. Naga Sari

Jajanan manis khas Lombok satu ini terbuat dari Tepung Beras. Nagasari biasanya menjadi camilan
favorit untuk acara-acara besar, seperti lebaran dan pernikahan. Tekstur kuliner khas Lombok Nusa
Tenggara Barat ini lembut sehingga membuatnya cocok untuk semua kalangan.

k. Jaje Tunjak Lapis Poteng

Kuliner khas NTB yang satu ini menjadi kuliner yang sering di santap dan dinikmati oleh masyarakat
NTB, jeje tunjak lapis poeteng memiliki daya tarik dan rasa yang khas tersendiri. Biasanya kuliner khas
NTB ini dimakan untuk cemilan saja.
Kuliner jaje tunjak lapis poeteng terbuat dari ketan yang bercampur dengan parutan kelapa lalu dikukus
dan ditambahkan sedikit garam. Poeng sendiri adalah tape ketan yang pada proses pembuatannya
digabungkan dengan perasan daun seger.

Anda mungkin juga menyukai