Anda di halaman 1dari 14

SUKU BATAK TOBA

1.Pakaian Adat Batak Toba

Pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Toba terbuat dari kain ulos atau kain tenun tradisional, mulai
dari bagian atas sampai bawah.

Pakaian adat pria bagian atas disebut ampe-ampe dan bagian bawah disebut singkot. Sementara untuk
perempuan, bagian atas berupa hoba-hoba dan bagian bawah adalah haen.

Mengenakan busana ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa penutup kepala pada laki-laki yang
disebut bulang-bulang dan pengikat kepala atau tali-tali pada perempuan, serta memakai selendang ulos

Bagi orang-orang Batak Toba, ulos memiliki arti khusus. Jenisnya pun ada banyak, sesuai deng

an maknanya masing-masing.

2. Bahasa Batak Toba


Bahasa Batak Toba memiliki kekhasan baik dari segi bentuk maupun makna kata. Dalam bahasa Batak
Toba, intonasi sangat mempengaruhi makna.

Misalnya, kata marbottar itu berarti putih, sedangkan kata marbot'tar berarti ada darah. Contoh lain,
kata margota itu berarti bergetah, sedangkan margota' berarti berdarah.

Dialek Bahasa Batak Toba juga beragam. Masing-masing wilayah punya dialek sendiri, seperti:

Dialek Silindung meliputi wilayah Tarutung, Sipoholon, Pahae Jae, Sipahutar, Pangaribuan, dan
Garoga.Dialek Humbang meliputi wilayah Siborong-borong, Dolok Sanggul, Lintong Nihuta, Muara,
Parmonangan, dan Onan Ganjang.

Dialek Toba meliputi wilayah Balige, Lagu Boti, Porsea, Lumban Julu, Parsoburan, dan Silaen.

Dialek Samosir meliputi wilayah Palipi, Pangururan, Onan Runggu, Simanindo, dan Harean.

Dialek Sibolga meliputi wilayah Silindung

3. Makanan Adat Batak Toba

Arsik Ikan Mas

Perkenalkan makanan khas Batak yang berasal dari Medan, Sumatera Utara satu ini. Makanan ini
identik menggunakan ikan mas sebagai olahan utamanya. Ikan mas diolah dengan cara direbus bersama
bumbu kuning yang berasal dari aneka rempah yang hangat dan kuat. Makanan ini menjadi simbol
budaya kuliner di Batak.

4. Rumah adat Batak Toba


Rumah Bolon

Insan Edukasi, Indonesia memiliki banyak sekali rumah tradisional yang unik dan berbeda untuk setiap
daerah. Edisi ini, kita akan mengetahui lebih jelas salah satu rumah tradisional masyarakat Batak Toba,
Sumatera Utara.

Rumah tradisional Batak Toba disebut Rumah Bolon, bentuknya persegi panjang dan dapat dihuni oleh 5
sampai 6 keluarga. Untuk masuk ke rumah kita harus menaiki tangga yang terletak di tengah rumah,
dengan berbagai anak tangga ganjil. Jika orang ingin masuk ke rumah Batak Toba, harus menundukkan
kepala agar tidak terbentur pada balok melintang. Ini berarti pengunjung harus menghormati pemilik
rumah.

Dasar rumah acap kali dibangun setinggi 1.75 meter di atas tanah, dan bagian bawah digunakan untuk
kandang babi, ayam, dan sebagainya. Pintu rumah memiliki dua jenis daun pintu, yaitu daun pintu
horisontal dan vertikal. Namun sekarang, daun pintu horisontal tidak digunakan lagi. Ruangan di rumah
tradisional adalah sebuah ruang terbuka tanpa kamar-kamar, walaupun di situ didiami beberapa
keluarga, tetapi itu tidak berarti tidak ada pembagian area, karena ini disesuaikan dengan pembagian
kediaman dari rumah tersebut yang diatur oleh adat mereka yang kuat.

Ruangan yang berada tepat di sudut belakang disebut "jabu bong", dihuni oleh anggota keluarga
tertinggi di rumah tersebut atau "porjabu bong", dengan seorang istri dan anak-anak yang tidak sedikit.
Ruangan ini sebelumnya dianggap paling sakral. Di dalam sudut kiri atas untuk berurusan dengan Jabu
Bong dikenal sebagai "jabu soding", diperuntukkan bagi wanita yang sudah menikah namun belum
memiliki rumah sendiri. Di bagian depan sudut kiri dikenal sebagai "jabu suhat", diperuntukkan bagi
anak laki-laki tertua yang berkeluarga. Dan di bagian luarnya adalah "slap plate" yang disediakan bagi
tamu-tamu. Ketika satu keluarga besar membutuhkan tempat di antara dua ruangan atau jabu yang
melekat, maka ruangan itu bertambah 2 lagi dan dinamai "jabu tonga ni-ronga jabu hue".

Setiap rumah tangga memiliki dapur sendiri, yang terletak di belakang rumah, dalam jenis bangunan
tambahan. Di antara dua deretan ruangan yang ada di seluruh rumah merupakan daerah netral, yang
dikenal sebagai danau dan berfungsi sebagai tempat bermusyawarah. Bangunan yang berbeda seperti
halnya sebuah rumah adalah rumah sopo, yang berasal dari gudang untuk menyimpan, kemudian
didiami. Variasi untuk rumah ini adalah sopo berlantai dua, hanya memiliki satu baris pilar dan ruang
terbuka bawah tanpa dinding yang berfungsi untuk bermusyawarah, selain orang asing, dan tempat
untuk bermain musik. Di depan rumah, terdapat ciri tradisional dengan rentang geografis dan motif
spiral serta ornamen dalam jenis wanita menyusui yang juga dikenal sebagai "adep-adep". Ornamen ini
melambangkan kesuburan dan kesatuan kehidupan.

Rumah yang pada dasarnya paling banyak dekorasi/hiasan disebut Gorga. Hiasan lain yang dikenal
adalah motif pakis nipahu, dan rotan berduri yang juga dikenal sebagai mardusi terdapat pada dinding
sebelah atas pintu masuk. Di sudut-sudut rumah, terdapat hiasan gajah yang dikemas secara padat,
wajah bermotif binatang buas, memiliki maksud untuk melawan bencana. Demikian pula, pola binatang
ornamen kadal, kepala singa, yang berarti untuk menafikan resiko sihir-sihir dari luar. Dekorasi ini adalah
jenis ukiran yang diwarnai, namun ada juga yang bentuknya ilustrasi saja.

Rumah tradisional Batak Toba didasarkan pada pengoperasiannya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
sebagai rumah yang digunakan untuk penampungan rumah tangga disebut "ruma", dan sebagai rumah
yang digunakan sebagai tempat penyimpanan (lumbung) yang dikenal sebagai Sopo. Pasokan yang
disimpan ini termasuk kayu bangunan dengan pilar-pilar besar dan kokoh. Dinding terbuat dari papan,
lantai juga dari papan, sedangkan atap terbuat dari serat. Jenis rumah tradisional Batak Toba secara
tipikal adalah jenis atap melengkung dan tepian atap di depan

5. Alat

musik tradisional Batak Toba

Gondang
Dimainkan dengan cara di pukul, Gondang (Gordang) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu satu
buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan mau pun
ritem variable. Alat musik Gordang ini dibuat dari kayu dan dimainkan dengan cara dipukul.

Gondang adalah alat musik tradisional dari daerah Sumatera Utara, tepatnya di daerah Batak Toba.

6. Lagu Batak Toba

Pulau Samosir

Lagu Pulau Samosir ini salah satu lagu


batak yang cukup populer di daerah
Sumatera Utara. Lagu ini bercerita tentang kehidupan masyarakat di wilayah pulau Samosir. Selain
menceritakan tentang kehidupan masyarakat di pulau Samosir lagu ini juga bercerita tentang keindahan
pulau Samosir tidak hanya keindahan alamnya saja namun juga keindahan adat budayanya.

Berikut adalah lirik sepenggal lirik lagu pu samosir :

pulo samosir do haroroan hu samosir do ido asal hu sai tong ingoton hu saleleng ngolukku hupujiho ido
asal hu sai tong ingoton hu saleleng ngolukku hupujiho di si do pusok hi pardekkean hu haumakki gok
disi hassang nang eme nang bawang rarat do pinahan di doloki gok disi hassang nang eme nang bawang
rarat do pinahan di doloki lao pe au marhuta sada tung so pola leleng nga mulak au diparjalangan dang
sonang au sai tu pulo samosir masihol au

SUKU MADURA

1. Pakaian adat
Baju Pesa'an Madura

Sesuai dengan namanya, pakaian adat Jawa Timur ini berasal dari Madura. Pesa'an Madura merupakan
pakaian khas yang digunakan untuk pria. Pakaian ini terdiri dari kaus bergaris merah dan putih, baju luar
berlengan panjang berwarna hitam, serta celana longgar hitam.

2. Bahasa madura

Bahasa Madura merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Madura. Bahasa ini tersebar di Kabupaten
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Selain itu, bahasa Madura juga tersebar di Kabupaten
Malang, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, Jember, Banyuwangi, dan Pulau Bawean (Kabupaten Gresik).

3. makanan adat suku Madura

Nasi Serpang adalah makanan khas Madura yang terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan berbagai
macam lauk, seperti tumis kerang pedas, pepes ikan tongkol, soun kecap, krecek tahu, telur asin,
dendeng sapi madura, keripik paru, sambal terasi, dan kerupuk bumbu rujak.
4. Rumah adat suku Madura

Tanean Lanjhang adalah rumah adat Madura yang


memiliki arti halaman panjang. Merupakan
hunian tradisional masyarakat Madura, yaitu berupa kumpulan rumah yang tediri beberapa keluarga
yang masih berada dalam satu ikatan keluarga.

5. Alat musik tradisional suku


Madura
Madura memiliki alat musik tiup tradisional yang berperan penting dalam kebudayaannya, bernama
saronen. Bentuknya mirip terompet atau seruling. Bedanya, seronen memiliki ornamen mirip kumis
pada bagian peniupnya, sehingga orang yang meniupnya tampak seperti berkumis.

6. Lagu suku Madura

Lirik lagu Lir Saalir

Lir saalir lir saalir alir alirkung

Lir saalir lir saalir alir alirkung Sera nekah ka' se andhi' tarnya'

Leng celleng lebbha' buwana

Sera dhika ka' se andhi' ana'

E dheng pandheng seddha' robana

Mano' poter le' nongko' e perreng

Mon somorra bhabhana nangka

Ma' neserra le' dha' oreng laen

Mon ghi' bhada omorra dhika


Lir saalir lir saalir alir alirkung

Lir saalir lir saalir alir alirkung

Temon ngodha e campor bhilla

Aeng taman bhaddhai pelteng

Lamon dhika ka' neser ka bhula

Jha'mesemman dha' oreng laen

Sattanannga le' mon esassa'a

Eserbhidha noro' lorong

Dhu emanna le' se ta pesa'a

Ampon abhid se along polong

Lir saalir lir saalir alir alirkung

Lir saalir lir saalir alir alirkung

SUKU DAYAK
Suku Dayak ( /ˈdaɪ.ək/ ( simak); ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah suku bangsa atau kelompok etnik
yang mendiami pedalaman pulau Kalimantan.

1. Pakaian tradisional suku Dayak

Suku Dayak Kenyah Kalimantan Timur memiliki busana tradisional yang disebut sapei sapaq untuk kaum
laki-laki dan ta'a untuk kaum perempuan, pakaian ta a terdiri dari semacam ikat kepala yang disebut da
a yang dibuat dari pandan, umumnya yang menggunakan da a ini adalah para orang tua, baju atasannya
disebut dengan nama .

2. Bahasa Dayak

Bahasa Dayak adalah bahasa penduduk asli pulau Kalimantan yaitu suku Dayak. Dayak adalah sebuah
nama dan sekaligus sebagai ciri identitas etnis bagi suku bangsa Proto Melayu (Melayu tua) yang diklaim
sebagai penduduk pribumi pulau Kalimantan termasuk Kalimantan Utara.

3. Makanan adat suku dayak


Juhu Singkah, merupakan makanan khas Suku Dayak yang terbuat dari rotan muda. rempah-rempah dan
santan. Rasa Juhu Singkah, gurih, asam dan sedikit pahit. Sensasi rasa tersebut bercampur dengan manis
dan segar dari daging ikan.

4. Rumah adat suku Dayak

Salah satu rumah adat yang berada di Kalimantan Tengah adalah rumah adat Betang. Rumah adat ini
dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai dengan pemukiman utama bagi
masyarakat suku Dayak. Rumah Adat Betang memiliki bentuk seperti rumah panggung serta dibuat
secara memanjang.

5. Alat musik suku Dayak


Sape yang merupakan alat musik tradisional Kalimantan Timur sering digunakan untuk mengiringi acara-
acara hajatan masyarakat Suku Dayak. Sape terbuat dari kayu Adau yag banyak terdapat di Kalimantan.

6. Lagu suku Dayak

Cik-Cik Periok atau Cik Cik Periuk adalah lagu daerah yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya di
Kabupaten Sambas. Pencipta lagu ini tidak diketahui pasti, namun konon lagu tradisional ini sudah ada
sejak 150 tahun yang lalu. Disebutkan bahwa lagu ini diciptakan oleh Masyarakat Dayak pada jaman
penjajahan Belanda.

Anda mungkin juga menyukai