Anda di halaman 1dari 13

KEBERAGAMAN SUKU DI INDONESIA

1. Suku Asmat
Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua Selatan. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran
kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua, yaitu mereka yang tinggal di pesisir
pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda
satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual.
a. Rumah Adat
Rumah tradisional suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25 meter. Sampai
sekarang masih dijumpai rumah tradisional ini jika kita berkunjung ke Asmat
pedalaman. Bahkan masih ada juga di antara mereka yang membangun rumah di atas
pohon.

b. Makanan Khas
• Ulat Sagu
Suku Asmat terbiasa memakan sate ulat sagu yang diolah dengan cara dibakar. Ulat
sagu sendiri didapat dari batang pohon sagu yang menjadi tempat hidupnya. Batang
pohon sagu yang banyak dihuni oleh ulat sagu adalah batang yang sudah
membusuk. Hal ini karena ulat sagu menghisap habis nutrisi pohon sagu untuk
bertahan hidup.
• Papeda
Papeda merupakan makanan yang berbahan dasar tepung sagu memiliki rasa yang
tawar. Biasanya masyarakat Papua menambahkan sambal sebagai tambahan agar
tidak terasa tawar. Selain sambal kita juga bisa menambahkan campuran ikan bakar
atau kuah bening. Gata–gata adalah alat yang terbuat dari bambu biasa digunakan
untuk mengonsumsi Papeda diatas piring.

c. Pakaian Adat
Secara umum, pakaian laki-laki dan perempuan Suku Asmat tidak terlalu berbeda.
Pada bagian kepala, dikenakan penutup yang terbuat dari rajutan daun sagu dan pada
sisi bagian atasnya dipenuhi bulu burung kasuari. Bagian bawah dan bagian dada
(untuk perempuan) berupa rumbai-rumbai yang dibuat menggunakan daun sagu.

d. Tarian Daerah
Tari Tibe merupakan tarian khas Suku Asmat yang juga dikenal sebagai tari perang.
Tarian ini dulunya dilakukan untuk menambah semangat prajurit ketika ada perintah
untuk berperang. Seiring perkembangannya, tari Tibe mulai digunakan untuk
menyambut tamu sebagai bentuk penghargaan.
e. Lagu Daerah
Beberapa lagu daerah khas Suku Asmat Papua adalah:
• Yamko Rambe Yamko
• Apuse
• Sajojo
• Rasine Ma Rasine
• Diru Diru Nina
f. Alat Musik
Tifa merupakan alat musik yang mirip dengan gendang yang merupakan alat musik
khas daerah Maluku dan Papua. Alat musik ini terbuat dari kayu yang dilubangi
tengahnya dengan penutup biasanya menggunakan kulit rusa.

g. Tradisi/Adat Istiadat
Seperti masyarakat pada umumnya, dalam menjalankan proses kehidupannya,
masyarakat suku Asmat pun melalui berbagai proses, yaitu:
• Kehamilan, selama proses ini berlangsung, bakal generasi penerus dijaga dengan
baik agar dapat lahir secara selamat dengan bantuan ibu kandung atau ibu mertua.
• Kelahiran, tidak lama setelah jabang bayi lahir, dilaksanakan upacara selamatan
secara sederhana dengan acara pemotongan tali pusar yang menggunakan sembilu,
alat yang terbuat dari bambu yang dilanjarkan. Selanjutnya, diberi ASI sampai
berusia 2 tahun atau 3 tahun.
• Pernikahan, proses ini berlaku bagi pria maupun wanita yang telah berusia 17
tahun, dilakukan oleh pihak orang tua lelaki setelah kedua belah pihak mencapai
kesepakatan dan melalui uji keberanian untuk membeli wanita dengan
maskawinnya berupa piring antik yang berdasarkan pada nilai uang kesepakatan
kapal perahu Johnson, apabila ada kekurangan dalam penafsiran harga perahu
Johnson, maka pihak pria wajib melunasinya dan selama masa pelunasan pihak
pria dilarang melakukan tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal
dalam satu atap.
• Kematian, apabila kepala suku atau kepala adat yang meninggal, maka jasadnya
disimpan dalam bentuk mumi dan dipajang di depan joglo suku ini, sedangkan
masyarakat umum jasadnya dikuburkan. Proses ini dijalankan dengan iringan
nyanyian berbahasa Asmat dan pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga
yang ditinggalkan.

2. Suku Minangkabau
Minangkabau atau disingkat Minang merupakan kelompok etnik pribumi Nusantara yang
menghuni Dataran Tinggi Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Secara geografis,
persebaran etnik Minangkabau meliputi seluruh daratan Sumatra Barat, separuh daratan
Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatra Utara, barat daya
Aceh dan Negeri Sembilan di Malaysia.
a. Rumah Adat
Rumah Gadang adalah rumah tradisional dari suku minangkabau. Menurut bentuknya,
rumah adat ini disebut rumah gonjong atau rumah bagonjong (rumah bergonjong),
karena bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Jika menurut ukurannya,
tergantung pada jumlah lanjarnya (ruas dari depan ke belakang).
Sedangkan ruangan yang berjajar dari kiri ke kanan disebut ruang. rumah yang
berlanjar dua dinamakan lipek pandan (lipat pandan). Umumnya lipek pandan
memakai dua gonjong. Rumah yang berlanjar tiga disebut balah bubuang (belah
bubung). Atapnya bergonjong empat. Sedangkan yang berlanjar empat disebut gajah
maharam (gajah terbenam). Biasanya gajah maharam memakai gonjong enam atau
lebih.
b. Makanan Khas
Rendang atau randang dalam bahasa Minangkabau adalah masakan Minangkabau
yang berbahan dasar daging yang berasal dari Sumatra Barat, Indonesia. Masakan
merupakan olahan daging (biasanya sapi atau kerbau) atau telur yang dimasak dalam
suhu rendah dalam waktu lama dengan menggunakan aneka rempah-rempah dan
santan. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam)
hingga yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat dan dedak.
Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang
yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut
kalio, berwarna cokelat terang keemasan.

c. Pakaian Adat
Secara umum, pakaian adat Sumatera Barat disebut bundo kanduang untuk wanita dan
penghulu untuk pria. Pakaian adat ini umumnya dikenakan oleh wanita yang telah
menikah. Nama lain dari pakaian adat ini adalah limpapeh rumah nan gadang karena
keunikan penutup kepalanyanya yang menyerupai tanduk kerbau atau atap rumah adat
Minangkabau, Rumah Gadang
d. Tarian Daerah
Tari piring (bahasa Minang: tari piriang) adalah tarian tradisional Minangkabau yang
menampilkan atraksi menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring di tangan
mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa satu pun piring terlepas dari
tangan.

e. Lagu Daerah
Di bawah ini ada beberapa lagu daerah khas Sumatera Barat:
• Bareh Solok
• Kampuang Nan Jauah di Mato
• Mak Inang
• Ayam den Lapeh
• Tak Ton Tong
f. Alat Musik
• Talempong
Salah satu alat musik tradisional minangkabau adalah talempong. Alat musik pukul
ini terbuat dari kuningan, berbentuk bulat dengan bagian bawah berlubang dan
pada bagian atasnya ada sedikit tonjolan. Talempong sering digunakan sebagai alat
musik untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional minangkabau seperti tarian
atau musik.
• Saluang
Saluang termasuk alat musik tiup. Alat musik tradisional minangkabau ini terbuang
dari ‘talang’ yang merupakan sejenis bambu tapi lebih tipis. Alat musik tradsiional
minangkabau yang satu ini memiliki panjang 40-60 sentimeter dengan 4 buah
lubang dengan diameter masing-masing lubang 3-4 sentimeter. Untuk memainkan
Saluang tidaklah mudah, dibutuhkan teknik khusus yang dinamakan dengan
‘manyisiahan angok’ (menyisakan nafas). Dengan teknik ini pemain saluang bisa
meniup saluang dari awal sampai akhir lagu tanpa nafas yang terputus.

• Rabab
Rabab adalah alat musik tradisional minangkabau yang mirip dengan biola.
Dikatakan mirip karena dari segi bentuk memang hampir sama dan cara
memainkannya pun sama yaitu dengan digesek. Rabab selain menjadi alat musik
juga menjadi kesenian tersendiri. Kesenian rabab biasanya berbentuk cerita atau
dendang dengan diiringi alat musik rabab tadi. Dua aliran rabab yang cukup
terkenal adalah Rabab Pasisia dan Rabab Pariaman.

g. Tradisi/Adat Istiadat
• Tabuik
Upacara Tabuik merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat
Minangkabau (Sumatera Barat) dalam rangka memperingati wafatnya Hassan dan
Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW.
• Batagak Panghulu
Batagak panghulu merupakan upacara adat Minang dalam rangka pengangkatan
dan peresmian seseorang menjadi penghulu.

• Batagak Rumah
Batagak Rumah merupakan upacara adat suku Minangkabau yang dilakukan ketika
akan mendirikan rumah Gadang.

3. Suku Toraja
Suku Toraja adalah sebuah suku bangsa yang menetap di pegunungan bagian utara
Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar
500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara,
dan Kabupaten Mamasa.
a. Rumah Adat
Rumah Adat Suku Toraja adalah Tongkonan yang terbuat dari kayu yang tahan sampai
100 tahun. Proses pembuatanya juga secara tradisional, tidak memakai paku. Atapnya
terbuat dari bambu. Dalam bahasa Toraja, kata tongkonan berarti duduk atau
menduduki. Rumah ini mempunyai bentuk yang sangat khas, terdiri dari tumpukan
kayu yang dihiasi ukiran khas Toraja beraneka warna, mulai dari hitam, kuning, dan
merah.

b. Makanan Khas
• Pa’piong
Pa’piong adalah makanan khas Toraja yang dimasak dengan bambu yang
kemudian dibakar dan dihidangkan dengan sayur. Sayur yang biasa menemani
Pa’piong adalah daun mayana, sayur bulunangko, atau burak yaitu pohon pisang
yang masih muda. Bumbu pa’piong ini adalah serai, daun bawang, merica, lombok
katokkon alias cabe asli Toraja, dan berbagai rempah khas kuliner Toraja lainnya.

• Kapurung
Kapurung merupakan makanan khas Toraja lainnya yang berbahan dasar sagu,
sayuran, dan ikan. Seperti sagu dalam Palopo, sagu di Kapurung juga dibentuk
bulat-bulat agar lebih mudah untuk disantap. Sayuran yang diikutsertakan dalam
hidangan ini meliputi kangkung, jantung pisang, bayam, dan labu merah, ataupun
kacang panjang.
Sementara, ikan yang dihidangkan meliputi ikan bandeng, cakalang, dan teri
goreng. Kuah Kapurung ini berwarna kuning karena bumbu utama dari ikan
bandeng atau cakalangnya adalah kunyit.

c. Pakaian Adat
• Seppa Tallu
Seppa tallu merupakan pakaian adat yang khusus dibuat untuk laki-laki suku
Toraja. Pakaian ini terdiri atas satu set baju dan celana pendek selutut. Baju ini
memiliki motif polos atau bermotif sesuai dengan kain tenun Toraja yang
digunakan. Memiliki penampakkan yang lebih mencolok dengan warna cerah
seperti merah, kuning dan putih.
• Baju Pokko
Pakaian adat Toraja untuk perempuan disebut dengan Baju Pokko. Baju ini
digunakan masyarakat Toraja yang disesuaikan dengan kasta dan usia. Baju adat
bagi anak perempuan biasanya memiliki ciri yang lebih sederhana dan warna yang
terang. Sementara, anak perempuan remaja dan perempuan dewasa mengenakan
pakaian berwarna merah, kuning dan putih yang dilengkapi dengan berbagai
aksesoris.
d. Tarian Daerah
Tari Pa'gellu, tarian ini merupakan tari sukacita yang biasa dipentaskan pada upacara
adat di Toraja, Sulawesi Selatan yang sifatnya riang gembira. Pa’gellu atau ma’gellu
dalam bahasa setempat berarti menari-nari dengan riang gembira sambil tangan dan
badan bergoyang dengan gemulai, meliuk-liuk lenggak-lenggok.

e. Lagu Daerah
• Beberapa lagu daerah khas Toraja diantaranya adalah:
• Merendeng Marampa
• To Mepare
• Tondokku Tondok Toraya
• To Manglaa
• Kakaruen Omi Sae
f. Alat Musik
• Pa’karombi.
Bentuknya kecil dengan benang halus diletakkan di bibir dan tali disentak-sentak
• Pa’pompang
Terdiri dari suling bambu dan bambu besar. Alat musik ini sering dibawakan anak
kecil pada upacara adat maupun perayaan hari nasional

• Pa’pelle/Pabarrung
Terbuat dari batang padi dan disambung sehingga mirip terompet dengan daun
enau yang besar. Biasanya dimainkan anak-anak di sawah saat menggembalakan
ternak di sawah.

g. Tradisi/Adat Istiadat
• Upacara Rambu Tuka’ Toraja
Rambu Tuka’. Secara harfiah, kata rambu tuka’ berasal dari bahasa Toraja yang
berarti “asap yang naik ke atas”. Artinya, asap persembahan yang naik ke langit
sebelum matahari mencapai zenit. Bisa dibilang, Rambu Tuka’ adalah semacam
acara syukuran khas Tana Toraja.
• Upacara Pemakaman Toraja Rambu Solo’
Berkebalikan dengan Rambu Tuka’, dalam bahasa Toraja, kata rambu solo’ berarti
“asap yang turun ke bawah”. Artinya, ritus-ritus yang dilaksanakan
dipersembahkan untuk orang mati. Atau bisa juga dibilang, Rambu Solo’ adalah
upacara kematian adat Toraja.

• Ma’tinggoro Tedong
Masih berkaitan dengan upacara kematian Rambu Solo’, Ma’tinggoro Tedong
adalah tradisi menyembelih kerbau dengan sekali tebas menggunakan parang.
Penyembelihan ini dilakukan pada rangkaian upacara Rambu Solo’ seperti
pembahasan pada poin sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai