A. Rumah Adat
Rumah Gadang merupakan rumah adat Minangkabau, Sumatra Barat. Rumah ini mempunyai
ciri-ciri yang sangat khas dan indah, yaitu bentuk atap melengkung seperti tanduk kerbau dan
bagian tengah mirip badan kapal. Bentuk atap yang melengkung dan runcing ke atas itu
disebut gonjong. Karena atapnya membentuk tersebut maka rumah gadang juga disebut
rumah bagonjong
Hal menarik lainnya, pembangunan rumah ini aslinya tidak menggunakan paku untuk
merekatkan dan menyambungkan dua bahagian kayu. Bahan yang digunakan yaitu pasak.
Jadi saat terjadi gempa, rumah ini berayun mengikuti ritme guncangan sehingga tidak akan
roboh. Asal usul bentuk atap rumah gadang mirip tanduk kerbau sering dihubungkan dengan
cerita rakyat ‘Tambo Alam Minangkabau’. Kisah ini bercerita tentang kemenangan orang
Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa.
Bentuk-bentuk yang mirip tanduk kerbau tersebut sangat sering digunakan orang
Minangkabau, baik sebagai simbol atau pada perhiasan. Di antaranya pakaian adat, yaitu
tingkuluak tanduak (tengkuluk tanduk) untuk Bundo Kanduang. Asal-usul rumah gadang
juga seringkali dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang urang Minang. Konon
ceritanya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal meniru
bentuk perahu nenek moyang pada masa lampau. Perahu nenek moyang ini dikenal dengan
sebutan lancang.
Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Sumatra Barat. Namun tidak semua
kawasan di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah adat ini, hanya pada kawasan
yang sudah memiliki status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh didirikan. Begitu
juga pada kawasan yang disebut dengan rantau, rumah adat ini juga dahulunya tidak ada
yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.
B. Pakaian Adat Sumatera Barat
Tingkuluak Balapak
Ini adalah busana pelengkap bagi perempuan yang memakai baju adat pernikahan, Bundo
Kanduang.
Balapak juga sering disebut sebagai selendang, dan sering dikenakan oleh wanita kelahiran
Minang.
Makna dari selendang ini cukup filosofis, yakni wanita tersebut telah siap dan bersedia untuk
melanjutkan garis keturunannya dengan cara menikah.
Orang kuno mempercayainya bahwa ini dipakai oleh para wanita dewasa yang sudah cukup
usia untuk menikah.
Tingkuluak Balapak berbahan dasar kain songket atau kain basahan hitam.
Ini terbuat dari benang katun dengan warna dasar hitam dan hijau lumut. Motif kain
didominasi kotak-kotak kecil, serta bagian ujung dan pinggir selendang dihiasi benang emas.
C. Bahasa
Di Provinsi Sumatra Barat pada umumnya terdapat 3 bahasa yang dipertuturkan yang tersebar
di kabupaten dan kota di Sumatera Barat. 3 bahasa tersebut yakni, bahasa Minangkabau,
Batak, dan Mentawai. Masyarakat yang tinggal di wilayah Sumatera Barat menggunakan
bahasa Minangkabau dalam berkomunikasi satu sama lain pada kesehariannya.[21]
Mayoritas atau hampir secara keseluruhan bahasa yang digunakan dalam keseharian di
Sumatra Barat ialah bahasa Minangkabau yang memiliki lima dialek, seperti dialek Pasaman,
dialek Agam-Tanah Datar, dialek Lima Puluh Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung
Soal. Dialek Pasaman dituturkan di Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman. Dialek Agam-
Tanah Datar dituturkan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang
Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Dialek Lima Puluh Kota
dituturkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota
Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Dharmasraya. Dialek Koto Baru dituturkan di
Kabupaten Dhamasraya. Dialek Pancung Soal dituturkan di Pesisir Selatan.[22]
Tari Piring
Salah satu tarian yang berasal dari Sumatera Barat adalah tari Piring. Para penari akan
mengayunkan tangannya yang memegang piring dalam gerakan cepat dan teratur. Menurut
catatan sejarah, tarian ini berasal dari daerah Solok dan dulunya berfungsi sebagai ritual
dalam upacara kesuburan. Namun, ada juga yang menyebutnya sebagai ungkapan rasa syukur
terhadap para dewa ketika masa panen tiba. Tujuannya adalah untuk berterima kasih atas
hasil panen yang melimpah ruah.
Talempong
Talempong merupakan alat musik tradisional khas masyarakat Minangkabau. Alat musik ini
berbentuk gong kecil berpencu (bagian atasnya menonjol), yang terbuat dari campuran
logam, perunggu, kuningan, timah dan tembaga.
Bentuk talempong hampir sama dengan bonang pada alat musik tradisional gamelan Jawa.
Talempong sebagai alat musik Sumatera Barat termasuk ke dalam klasifikasi alat musik
pukul atau tabuh. Orang-orang Sumatera Barat memaikan instrumen talempong dengan dua
cara.
Cara pertama, talempong diletakkan pada rea (wadah atau tempat meletakkan talempong)
atau dikenal dengan sebutan talempong duduak atu rea.
Cara kedua talempong dimainkan sambil dijinjing dengan jari atau dikenal dengan sebutan
talempong pacik.
E. Upacara Adat
Suku Minang juga memiliki upacara adat yang menjadi warisan bangsa salah satu Upacara
adatMinangkabau :
1. Turun Mandi
Upacara Turun Mandi merupakan salah satu ritual adat yang diwariskan secara turun-
temurun oleh leluhur masyarakat Minangkabau. Turun Mandi merupakan upacara yang
dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas kelahiran seorang
bayi.
1. Batagak Panghulu
2. Batagak Kudo-kudo
Batagak Kudo-kudo merupakan salah satu tradisi yang masih bertahan di masyarakat
Minangkabau, terutama di daerah Pariaman, Sumatera Barat. Kegiatan ini merupakan tradisi
yang sudah cukup lama dilakukan di tanah Minang.
F. Makanan Khas Sumatra Barat
Rendang