Anda di halaman 1dari 12

Rumah dan Pakaian Adat Serta Kebudayaan Kalimantan Barat

Kebudayaan Kalimantan Barat – Sebagai negara yang terdiri dari puluhan bahkan ratusan
suku bangsa dan terbagi dalam wilayah negara yang cukup banyak, tak heran jika Indonesia memiliki
kebudayaan yang begitu beragam. Seperti di daerah Kalimantan Barat. Provinsi yang memiliki
wilayah pemerintahan berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia ini merupakan salah satu
wilayah dengan kekayaan budaya terbesar di Indonesia.
Mulai dari rumah adat, pakaian adat hingga berbagai hal yang mengambarkan Kalimantan
Barat bisa Anda jumpai dengan mudahnya saat berkunjung ke tempat ini. Apa sajakah macam-macam
kebudayaan Kalimantan Barat yang membuktikan betapa kayanya Indonesia? Berikut ini
perpustakaan akan bagikan artikel tentang kebudayaan Kalimantan Barat.

Macam macam Budaya Kalimantan Barat:


1. Rumah Adat Kalimantan Barat.
2. Pakaian adat Kalimantan Barat.
3. Tarian Tradisional Kalimantan Barat.
4. Senjata Tradisional Kalimantan Barat.
5. Suku Kalimantan Barat.
6. Bahasa daerah Kalimantan Barat.
7. Lagu daerah Kalimantan Barat.
8. Alat Musik Tradisional Kalimantan Barat.
9. Tradisi Kalimantan Barat.
10. Kerajinan tangan Kalimantan Barat.
11. Makanan khas Kalimantan Barat.
1. Rumah Adat:

Rumah Panjang

Salah satu kebudayaan Kalimantan Barat yang akan langsung terlihat ketika Anda berkunjung
ke wilayah ini adalah rumah adatnya. Dimana bentuk dari rumah adat Kalimantan Barat ini disebut
dengan Istana Kesultanan Pontianak yang berbentuk rumah panggung. Berbeda dengan rumah
panggung lain yang umumnya pada bagian kolong rumah akan dimanfaatkan sebagai kandang hewan
ternak, pada rumah adat Kalimantan Barat ini bagian kolong tidak akan dipergunakan sebab jenis
tanahnya adalah rawa.
Pada bagian dalam dalam istana, akan terdapat singgasana sebagai tempat Sultan mengadakan
pertemuan dan upacara. Sedangkan pada bagian kiri kanan terdapat kamar-kamar. Untuk material
istana sendiri terbuat dari kayu besi keseluruhannya, dan atapnya terbuat dari sirap kayu besi juga.
Baca juga: Kebudayaan Sumatera Barat Lengkap

2. Pakaian adat:
King Baba untuk Pria.
King Bibinge untuk Perempuan.

Selain dari tempat tinggalnya, Anda juga bisa melihat kebudayaan Kalimantan Barat dari
pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya. Ya meskipun untuk saat ini pakaian adat sudah tidak
banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan hanya dipergunakan dalam acara-acara tertentu saja.
Untuk pria, pakaian adat yang dikenakan berupa tut kepaa dengan hiasan bulu burung enggang,
rompi, celana panjang setinggi lutut, serta kain yang berfungsi untuk ikat pinggang. Dan sebagai
aksesoris menggunakan kalung manik.
Kemudian untuk wanita mengenakan kain yang menutupi bagian dada, juga kain yang
berfungsi untuk setagen dan kain tenun. Untuk aksesoris yang dikenakan yaitu bulu enggang, kalung
manik dan gelang yang dikenakan di lengan atas. Pakaian adat ini tak lain berasal dari Dayak.

3. Tarian Tradisional:
a. Tari Monang yang merupakan tari penolak penyakit
b. Tari Zapin Tembung yang merupakan tari pergaulan masyarakat setempat.
c. Tari Menoreh Getah yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat pedesaan Kalimantan.
d. Tari Tandak Sambas yang merupakan tari pergaulan rakyat Kalimantan Barat.
e. Tari Mandau yang merupakan wujud semangat juang suku Dayak untuk membela hukum dan
martabatnya.
Sebagai wujud kesenian daerah, tari menjadi sebuah pertunjukan apik yang juga sarat akan
makna. Dan layaknya daerah lain, Kalimantan Barat juga memiliki jenis tarian tradisional lebih dari
satu yang masing-masing memiliki makna dan tujuan tersendiri, seperti beberapa contoh tarian yang
sudah disebutkan di atas.

f. Senjata Tradisional:
a. Senjata Tradisional Kalimantan Barat – Sipet / Sumpit.

Sipet atau sumpitan ini terbuat dari batang kayu yang keras berdiameter 2-3 cm
dengan panjang kira-kira 1.5 m – 2.5 m dan bagian tengahnya dilubangi dengan diameter
lubang sekitar ¼ – ¾ cm yang berfungsi sebagai laras untuk meluncurkan dan
menembakan anak sumpit atau disebut ‘damek’.
‘Damek’ sendiri terbuat dari bambu yang ujungnya diberi racun atau bisa dari getah
pohon ipuh atau pohon Iren yang mereka sebut ‘Ipu’. Konon bisa / racun tersebut sangat
mematikan dan belum ada penawarnya.
Menurut cerita tetek tatum (cerita turun-temurun), ipuh atau racun dari anak sumpit
ini dapat melumpuhkan seekor beruang dan harimau dalam waktu kurang lebih 10 menit
dengan tingkat akurasi tembak mencapai jarak 200 meter ketika berburu oleh suku Dayak
pedalaman.

b. Senjata Tradisional Kalimantan Barat – Lonjo / Tombak


Tombak merupakan senjata tradisional yang biasa dipakai untuk berburu dan juga
berperang oleh tentara-tentara nusantara karena pada waktu itu kurangnya bahan besi
untuk membuat pedang. Bagian tombak yang terdiri dari tongkat sebagai pegangannya
dan kelapa tombak atau mata yang tajam yang diperkeras dan dibuat runcing dengan
bahan lain.
c. Senjata Tradisional Kalimantan Barat – Perisai / Telawang

Perisai atau telawang terbuat dari bahan kayu, kulit binatang atau tempurung kura-
kura. Memiliki ukuran panjang 1-2 meter dan lebar 30-50 cm. Untuk dibagian luar atau
bagian depan dibuat sebuah ukiran atau lukisan yang memiliki makna tertentu. Dan
bagian dalam atau belakang terdapat sebuah tempat pegangan.
Perisai yang memiliki fungsi sebagai penahan dari segala kerusakan dan serangan
dari lawan seperti pedan dan anak panah ini biasanya didampingkan oleh senjata lain
semisal pedang, gada ataupun tombak.
d. Senjata Tradisional Kalimantan Barat – Mandau

Mandau mempunyai nama asli yaitu “Mandau Ambang Birang Bitang Pono Ajun
Kajau” selalu dirawat oleh pemiliknya dengan baik karena dianggap kramat. Batu-batuan
yang sering dipakai sebagai bahan dasarnya yaitu ; Batu Mujat, Batu Sanaman Mantikei,
dan Batu Montalat.
Mandau merupakan senjata tradisional asli Kalimantan dan juga merupakan senjata
turun-temurun yang dianggap sebagai senjata keramat dan mempunyai nilai religius.
Bentuknya yang panjang dan terdapat sebuah ukiran dari emas, perak, dan tembaga, juga
dihiasi dengan bulu burung bahkan rambut manusia.
e. Senjata Tradisional Kalimantan Barat Dohong / Duhung

Dohong merupakan senjata tradisional yang mirip keris akan tetapi memiliki ukuran
lebih besar dan tajam sebelah menyebelah. Atas atau hulunya terbuat dari tanduk dan
sarungnya terbuat dari kayu.
Dohong sebagai senjata yang digunakan oleh masyarakat Kalimanta untuk berburu
dan bercocok tanam ini hanya boleh digunakan oleh Raja-raja atau kepala suku tersebut.
Dohong atau duhung ini konon merupakan senjata tertua suku Dayak.

g. Suku:
a. Menyuke.
b. Kayung.
c. Sebaruk.
d. Seberuang.
e. Sekadau.
f. Sum.
g. Sungkung.
h. Suruk.
i. Taba.
j. Taman.
k. Telaga.
Yang menjadi penyebab mengapa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, termasuk
kebudayaan Kalimantan Barat adalah banyaknya suku bangsa yang menetap di wilayah Indonesia. Di
wilayah Kalimantan Barat sendiri beberapa suku yang masih menetap antara lain adalah suku Dayak
(Ngaju, Apa Kayan, Murut, Kalimantan, Ot Danun dan lain-lain). Suku Dayak pun membentuk suatu
marga yang memiliki identitas khas.

h. Bahasa daerah:
a. Indonesia.
b. Melayu Pontianak.
c. Senganan.
d. Dayak.
e. Tiochiu.
f. Khek/Hakka.
Karena begitu banyaknya suku dan jumlah warga, tentu sebuah negara atau wilayah
membutuhkan alat atau media pemersatu. Dan media pemersatu terbaik adalah bahasa. Umumnya,
dalam sebuah wilayah memiliki bahasa daerah sendiri yang bukan hanya menjadi pemersatu
masyarakat sekitar namun juga menjadi ciri dari daerah tersebut. Nah untuk kebudayaan Kalimantan
Barat dalam bentuk bahasa daerah, antara lain adalah bahasa Dayak, Ot Danun, Kayan dan lain-lain.
i. Lagu daerah:
a. Cik Cik Periook.
b. Aek Kapuas.
c. Masjid Jami.
d. Alon-Alon.
e. Kapal Belon.
f. Sungai Kapuas.
g. Antare Kapuas – Landak.

j. Alat Musik Tradisional:


a. Tawaq.

Tawaq mirip sejenis dengan Kempul, alat musik ini sering dimainkan untuk
mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak. Bahasa Uut Danum, Menyebutnya
dengann kata Kotavak. Nama tawaq ini mirip dengan “Tawaq-Tawaq” yang berasal dari
NTB.
Tawaq-Tawaq adalah sejenis Gong kecil, Alat musik Tawaq yang dari Kalimantan
Barat selain digunakan sebagai pengiring tari-tarian, biasanya dimainkan oleh masyarakat
sebagai pengisi acara adat atau bahkan ada juga beberapa orang yang menginginkan alat
musik ini berada pada acara pernikahan untuk menambah kesan “KalBar” melekat pada
acara tersebut
b. Sapek.

Sapek atau sape lebih dikenal pada telinga kita dengan sebutan “Gitar Dayak” atau
“Gitar Kalimantan” karena bentuknya dan caranya dalam dimainkan sama dengan alat
musik Gitar. Alat musik ini di claim sudah dimiliki oleh suku Dayak Kayaan dengan
bentuk badannya yang lebar dan tangkai bagian atas kecil untuk pegangan.
Panjang dari Sapek sekitar satu meter, bahkan untuk ukuran tangan orang dewasa-pun
terkadang sulit memegang alat musik tradisional ini Sapek dengan jenis 2 senar
mempunyau 4 tangga nada
Pembuatan Sape
Bahan utama untuk pembuatan alat musik Sape merupakan Kayu, jenis kayu yang
digunakan merupakan kayu Pelakik atau jenis kayu keras lainnya seperti contoh kayu
Nangka, intinya semakin keras kayunya semakin banyak urat kayunya dan semakin baik
pula suara yang nantinya dihasilkan.
Pada Bagian permukaan kayu diratakan lalu bagian lainnya diberi lubang namun
jangan sampai tembus ke sisi lainnya. Pastikan juga tingkat ketebalan tepi dan permukaan
harus sama agar getarannya merata dan suara yang dihasilkan tidak sumbang. Setelah itu
anda bisa menggunakannya dengan cara di petik pada senarnya.
c. Balikan/Kurating.

Balikan merupakan alat musik yang berasal dari Kalimantan Barat yang digunakan
dengan cara dipetik. Alat musik Balikan / Kutating ini memang mirip seperti dengan alat
musik suku Dayak yang bernama Sape / Sapek. Balikan dibuat oleh suku Dayak yang ada
di daerah Kapuas Hulu.
d. Kangkuang.

Kangkuang dibuat dari kayu yang di tengahnya dilubangi dan diukir dengan bentuk
sedemikian rupa. Meskipun informasi yang saya dapat, Kangkuang dubuat oleh suku
Dayak Banuaka yang terletak di Kapuas Hulu. Kangkuang juga bisa di kategorikan
sebagai musik perkusi.
Kangkuang yang mempunyai ukiran unik telah menjadi ciri khas dari alat musik pada
daerah hulu sungai Kapuas ini. Kangkuang juga belum lama dimainkan oleh Gubernur,
Cornelis pada pembukaan pekan Gawai Dayak ke-32 tahun ini (2017) di Jalan Sultan
Syahrir Pontianak.
Terkadang Kangkuang mempunyai bentuk ukiran yang sedikit membuat banyak
orang kaget saat melihat, jadi jangan terheran-heran jika anda melihat bentuk yang bisa
dibilang “seram” pada design alat musik tradisional Kangkuang.
e. Sollokanong.

beberapa suku Dayak lain menyebut alat musik ini dengan nama Klenang.
Sollokanong dibuat dari kuningan atau kayu dan dibentuk lebih kecil dari gong atau
terbuat dari kayu, penggunanya harus satu set.
Klenang digunakan oleh 2 orang dengan masing-masing orang tersebut memainkan
perannya (memainkan 2-3 buah) yang memiliki ukuran kecil biasanya pemain utama
memainkan semuanya, dan diiringi oleh tabuhan Gong dan Gendang. Biasanya untuk
mengawalinya Klenang diawali dengan lantunan pantun.
f. Terah Umat.

Terah Umat adalah alat musik tradisional Kalimantan Barat yang dibuat dari besi
(umat) maka dari itu dijuluki dengan Terah Umat. Alat musik ini dimainkan dengan cara
dipukul / diketuk seperti gamelan Jawa.
g. Haderah

Hadrah merupakan alat musik yang sangat melekat dengan kesan Melayu dan juga
dengan kesan keagamaannya, mengapa demikian? Hadrah berbentuk layaknya gendang
kecil atau lebih tepatnya menyerupai alat musik pada Qasidah-an yang biasanya
dimainkan pada momen agama tertentu.
Hadrah memiliki “kerincian” dibagian pinggir-pinggirnya yang berarti setiap pemain
memukul alat musik itu akan menghasikan suara tepakan ditambah dengan suara hasil
dari gerakan kerincingan. Bentuk dari kerincingan ini mirip seperti “simbal” yang berada
pada alat musik modern Drum.
Saat dipukul. hadrah akan menghasilkan bunyi yang sedikit nyaring jadi siapkan
telinga anda agar tidak terkejut. Hadrah akan lebih indah jika dimainkan secara beregu.
h. Kohotang.
Kohotong merupakan alat musik tradisional yang cukup sulit untuk dicari dan jika
anda mencoba mencari gambarnya-pun akan sedikit sulit karena memang alat musik ini
semakin langka di daerah ini. Kohotong adalah alat musik tiup yang dibuat dari tanaman
liar.
Tanaman liar yang digunakan pun tidak sembarangan, anda bisa mencari penganti
bahannya dengan menggunakan dahan pohon enau (pohon yang tinggi nya mencapai
25cm dan berdiameter 65cm) berhati-hatilah dengan pohon enau karena dahannya
diselubungi oleh ijuk.

k. Tradisi:
Robo-robo.
Satu tradisi yang begitu terkenal dari Kalimantan Barat adalah tradisi Robo-robo. Tradisi
yang diadakan setiap Rabu terakhir pada bulan Sapar (Hijriah) ini merupakan simbol keberkahan.
Menurut cerita yang beredar di masyarakat, tradisi ini merupakan napak tilas kedatangan Pangeran
Mas Surya Negara dari Kerajaan Mataram (Martapura) ke Kerajaan Menpawah di Pontianak. Rabo-
rabo sendiri dimaksudkan sebagai peringatan serangakaian kejadian penting bermula Haulan pada hari
Senin malam Selasa akhir Syafar guna untuk menenang wafatnya Opu Daeng Manambun.

l. Kerajinan tangan:
a. Perisai/Kelembit/Keliau
Merupakan alat penangkis dalam peperangan melawan musuh. Perisai terbuat dari
kayu yang ringan tapi tidak mudah pecah. Bagian depan perisai dihiasi dengan uki ran,
namun sekarang ini kebanyakan dihiasi dengan lukisan yang menggunakan warna hitam putih
atau merah putih. Motif yang digunakan untuk menghias perisai terdiri dari 3 motif dasar:
1). Motif Burung Enggang ( Kalung Tebengaang )
2). Motif Naga/Anjing ( Kalung Aso’ )
3). Motif Topeng ( Kalung Udo’ )
Selain sebagai alat pelindung diri dari serangan musuh, perisai juga berfungsi
sebagai:
- Alat pe nolong se waktu kebakaran / melindungi diri dari nyala api
- Perleng kapan men ari dalam tari perang
- Alat untuk melerai perkelahian
- Perlengkapan untuk upacara Belian
b. Ulap Doyo
Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh
wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy. Tanaman doyo yang
menyerupai pandan tumbuh dengan subur di Tanjung Isuy. Serat daunnya kuat dan dapat
dijadikan benang untuk ditenun. Tenunan doyo ini kemudian sering diolah menjadi pakaian,
kopiah, dompet, tas, hiasan dinding dan lain sebagainya.
c. Anjat
Alat berbentuk seperti tas yang terbuat dari anyaman rotan dan memiliki dua atau tiga
sangkutan. Anjat biasanya digunakan untuk menaruh barang-barang bawaan ketika bepergian.
d. Bening Aban
Alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak
Kenyah. Alat ini terbuat darikayu yang biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan
sulaman manik-manik serta uang logam.
e. Sumpitan
Alat yang biasa digunakan untuk berburu atau berperang yang dikenal oleh hampir
seluruh suku Dayak di Kalimantan. Alat ini terbuat dari kayu ulin atau sejenisnya yang
berbentuk tongkat panjang yang diberi lubang kecil untuk memasukkan anak sumpitan.
Sumpitan dilengkapi dengan sebuah mata tombak yang diikat erat pada ujungnya dan juga
dilengkapi dengan anak sumpitan beserta wadahnya (selup).
f. Seraong
Topi berbentuk lebar yang biasa digunakan untuk bekerja di ladang atau untuk
menahan sinar matahari dan hujan. Kini banyak diolah seraong-seraong ukuran kecil untuk
hiasan rumah tangga.
g. Mandau
Merupakan senjata tradisional khas suku Dayak yang menyerupai pedang. Mandau
terbuat dari besi dengan gagang terbuat dari kayu atau tulang. Sebelum pembuatan dimulai,
terlebih dahulu dilakukan upacara adat sesuai dengan tradisi dari masing-masing suku Dayak.
h. Manik
Kerajinan manik-manik khas suku Dayak biasanya dibuat menjadi pakaian, menghias
topi/seraong maupun bening aban. Kini banyak hasil kerajinan manik-manik yang diolah
menjadi tas, kalung, gelang, gantungan kunci dan aneka macam hiasan lainnya.

i. Makanan khas:
a. Asam Pedas Tempoyak

Makanan khas yang satu ini berasal dari daerah Ketapang Kalimantan Barat. yang
membedakan asam pedas khas Ketapang dengan yang lainnya adalah penambahan
tempoyak.
Tempoyak merupakan daging buah durian yang telah difermentasikan. Bahan dari
durian biasanya menjadi tambahan bumbu pada makanan yang nantinya akan
memberikan aroma dan rasa khas pada masakan.
Asam pedas khas Ketapang menggunakan ikan patin sebagai bahannya. Ikan patin
memiliki daging yang lembut serta rasa yang khas. Sangat cocok jika dikombinasikan
dengan tempoyak. Asam Pedas Tempoyak ini semakin nikmat jika ditemani dengan nasi
panas.
b. Bubur Pedas.

Bubur pedas merupakan makanan khas Kalimantan Barat yang berasal dari suku
Melayu di Sambas Kalimantan Barat. Pada awalnya, bubur ini merupakan sajian kerajaan
di keraton sambas. Karena sangat digemari, bubur pedas ini menjadi makanan khas
masyarakat sambas.
c. Kerupok basah.

Kerupuk Basah terbuat dari campuran tepung sagu dan ikan. Biasanya masyarakat
hulu menggunakan ikan belida (salah satu ikan khas di Kalimantan Barat) sebagai bahan
pembuatan makanan unik ini. Ikan ini memiliki tekstur daging yang lembut serta aroma
khas. Selain ikan belida, ikan tenggiri atau ikan tawar lainnya juga dapat digunakan.
d. Ale-ale.

Makanan Khas yang satu ini berasal dari daerah ketapang. Ale – ale merupakan
hewan air laut sejenis kerang-kerangan. Kerang ini banyak terdapat di daerah Ketapang,
Kalimantan Barat, sampai-sampai ale-ale dijadikan sebagai maskot kota. Perairan di
daerah ketapang masih terjaga, sehingga ale-ale dapat ditemukan dengan mudah dan
belum tercemar polusi.
e. Mie sagu.

Makanan berbahan baku sagu tidak hanya populer di daerah timur Indonesia. Di
Kalimantan Barat, Sagu dijadikan bahan untuk membuat mie. Makanan ini juga
merupakan makanan khas melayu di Pontianak. Mie sagu kerap menjadi makanan
selingan atau sarapan bagi masyarakat kaliamantan barat.
Mungkin mie ini juga terdapat di daerah lain, namun terdapat beberapa perbedaan
mie sagu khas Kalimantan barat dengan yang lain. Mie sagu Khas Kalimantan Barat
menggunakan kuah kaldu sebagai pelengkap. Sedangkan dari daerah lain biasanya
disajikan kering.
f. Mie Tiaw.

Kepopuleran Mie Tiaw membuat pada pembuat makanan ini berkreasi dan
menambahkan variasi masakannya. Salah satunya ialah Mie Tiaw Rebus. Bahan dasar
Mie ini sama saja dengan Mie Tiaw goreng. Namun perbedaannya, mie ini disajikan
menggunakan kuah dan sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin.

g. Mie kepiting

Sebenarnya Makanan Khas Kalimantan Barat ini hampir sama dengan mie ayam,
namun toping yang disajikan berupa daging, basko ikan, udang, daging kepiting,
kecambah, dan pangsit goreng. Mie ini akan memberikan sensasi berbeda bagi kalian
pecinta kepiting atau pun mie ayam. Mie kepiting ini merupakan makanan khas
masyarakat tionghoa Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai